Nugroho Notosusanto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k tidy up |
Lihat Pedoman pembatasan gelar (QuickEdit) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(47 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <!-- Baris ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) -->
|name = {{PAGENAME}}
|image = Nugroho
|imagesize =
|caption =
|office1 = Menteri Pendidikan
|order1 =
|term_start1 =
|term_end1 =
|president1 = [[Soeharto]]
|predecessor1 = [[Daoed Joesoef]]
|successor1 = [[Fuad Hassan (politikus)|Fuad Hassan]]
|office3 =
|order3 = Ke-8
|term_start3 =
|term_end3 =
|predecessor3 = [[Mahar Mardjono]]
|successor3 = [[W. A. F. J. Tumbelaka]]<br/><small>(Sebagai Pejabat Rektor)</small>
|birth_date = {{birth date|1930|7|15|df=y}}
|birth_place =
|death_date = {{death date and age|1985|6|3|1930|7|15|df=y}}
|death_place =
|party =
|spouse = Irma Sawitri Ramelan
|children = 3
|residence =
|alma_mater = [[Universitas Indonesia
|occupation = [[Tentara]] <br/> [[Akademisi]]
|signature = Nugroho Notosusanto's Signature.svg
|religion = [[Islam]]▼
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| serviceyears = {{plainlist|
*1945–1949 (dinas)
*1964–1985 (sipil)
}}
| rank = [[Berkas:19-TNI_Army-BG.svg|25px]] [[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] (Tit.)
}}
{{Infobox scientist
== Masa kecil ==▼
| known_for = [[Sejarawan]] [[Orde Baru]]
Ayah Nugroho bernama R.P. Notosusanto yang mempunyai kedudukan terhormat, yaitu seorang ahli hukum Islam, Fakultas Hukum, [[Universitas Gadjah Mada]], dan seorang pendiri UGM. Kakak Nugroho pensiunan [[Patih]] Rembang dan kakak tertua ayah Nugroho adalah pensiunan [[Bupati]] Rembang. Pangkat patih, apalagi bupati sangat sulit dicapai rakyat pribumi pada waktu itu di daerah pesisiran Rembang. Nugroho adalah anak pertama dari tiga bersaudara.▼
| work_institutions = [[Universitas Indonesia]]
| thesis_title = The Peta army during the Japanese occupation of Indonesia
| thesis_url = https://www.worldcat.org/title/peta-army-during-the-japanese-occupation-of-indonesia/oclc/5764057
| thesis_year = 1979
}}
'''Nugroho Notosusanto''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Rembang|Rembang]], [[Jawa Tengah]]|15|7|1930|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|3|6|1985}}) adalah seorang [[penulis]] [[cerpen]] Indonesia yang menjadi [[sejarawan]] militer yang menjabat sebagai guru besar sejarah di [[Universitas Indonesia]]. Lahir dari keluarga bangsawan di [[Jawa Tengah]], ia menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi sejak usia muda. Selama [[Revolusi Nasional Indonesia]] dari 1945 hingga 1949, ia terlibat dinas aktif sebagai anggota [[Tentara Pelajar]], bekerja di pengintaian. Meski ingin tetap di militer, di bawah pengaruh ayahnya ia melanjutkan pendidikan, akhirnya mendaftar di [[Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia|Fakultas Sastra Universitas Indonesia]]. Selama tahun 1950-an ia menulis secara ekstensif dan aktif di berbagai kelompok politik dan akademis, akhirnya lulus dengan gelar sarjana sejarah pada tahun 1958.
Setelah usaha yang gagal untuk belajar di [[Universitas London]], pada awal 1960-an Notosusanto – yang saat itu menjadi dosen – dihubungi oleh Jenderal [[Abdul Haris Nasution]] dan ditugaskan untuk menulis sejarah revolusi dan [[Peristiwa Madiun]]. Pada 1964 ia menjadi Kepala Divisi Sejarah [[TNI Angkatan Darat]], dengan pangkat kehormatan. Terus mengajar, ia banyak menulis tentang revolusi dan peristiwa militer lainnya, termasuk buku pertama [[Gerakan 30 September]] 1965. Antara tahun 1983 hingga wafatnya Notosusanto merangkap sebagai [[Rektor Universitas Indonesia]] dan [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]].
== Riwayat Hidup ==
▲=== Masa kecil ===
▲Ayah Nugroho bernama [[Notosoesanto|R.P. Notosusanto]] yang
Ketika Nugroho sedang giat-giatnya dalam gerakan mahasiswa, ia berkenalan dengan Irma Savitri Ramelan (Lilik). Perkenalan itu kemudian diteruskan ke jenjang perkawinan pada tangal [[12 Desember]] [[1960]], di [[Hotel Indonesia]]. Istri Nugroho adalah keponakan ibu mantan [[Presiden RI]] Prof. Dr. [[B.J. Habibie]]. Dari perkawinan itu mereka dikaruniai tiga orang anak, yang pertama bernama Indrya Smita sudah tamat FIS UI, yang kedua Inggita Suksma, dan yang ketiga Narottama.
=== Pendidikan ===
Pendidikan yang pernah diperoleh Nugroho adalah ''Europeese Lagere School'' (ELS) tamat 1944, kemudian menyelesaikan SMP di [[Kabupaten Pati|Pati]] Tahun 1951, lalu tamat SMA di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]. Setamat SMA ia masuk Fakultas Sastra, Jurusan Sejarah, [[Universitas Indonesia]], dan tamat tahun 1960. Tahun 1962 ia memperdalam pengetahuan di bidang Sejarah dan Filsafat di [[University of London]]. Ketika tamat SMA, sebagai seorang prajurit muda ia dihadapkan pada dua pilihan, yaitu meneruskan karier militer dengan mengikuti pendidikan perwira ataukah menuruti apa yang diamanatkan ayahnya untuk menempuh karier akademis. Ayahnya dengan tekun dan sabar mengamati jejaknya. Ternyata, setelah 28 tahun, keinginan ayahnya terkabul meskipun sang ayah tidak sempat menyaksikan putranya dikukuhkan sebagai [[guru besar]] FSUI karena ayahnya telah wafat pada tanggal 30 April 1979. Dengan usaha yang sebaik-baiknya, amanat ayahnya kini telah diwujudkan meskipun kecenderungan pada karier militernya tidak pula tersisih. Pada tahun 1977 ia memperoleh gelar [[doktor]] dalam ilmu sastra bidang sejarah dengan tesis "The Peta Army During the Japanese Occupation in Indonesia", yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Tentara Peta pada Zaman Pendudukan Jepang di Indonesia. diterbitkan oleh penerbit Gramedia pada tahun 1979. Nugroho mendapat pendidikan di kota-kota besar seperti [[Kota Malang|Malang]], Jakarta, dan Yogyakarta.
=== Pengalaman kemiliteran ===▼
Pengalaman Nugroho Notosusanto di bidang kemiliteran, pernah menjadi angota [[Tentara Pelajar]] (TP) Brigade 17 dan TKR Yogyakarta. Sejak Nugroho menjadi anggota redaksi "Harian KAMI", ia semakin menjauh dari dunia sastra, akhirnya ia tinggalkan sama sekali. Ia kemudian beralih ke dunia sejarah dan tulisannya mengenai sejarah semakin banyak.
Pada tahun 1981 namanya kembali disebut-sebut berkenaan dengan bukunya ''Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara''. Buku ini menimbulkan polemik di berbagai media massa. Bahkan banyak pula yang mengecam buku itu sebagai pamflet politik.
▲== Pengalaman kemiliteran ==
▲Pengalaman Nugroho Notosusanto di bidang kemiliteran, pernah menjadi angota [[Tentara Pelajar]] (TP) Brigade 17 dan TKR Yogyakarta. Sejak Nugroho menjadi anggota redaksi harian Kami, ia semakin menjauh dari dunia sastra, akhirnya ia tinggalkan sama sekali. Ia kemudian beralih ke dunia sejarah dan tulisannya mengenai sejarah semakin banyak. Pada tahun 1967, Nugroho mendapatkan [[pangkat tituler]] berdasarkan SK Panglima AD No. Kep. 1994/12/67 berhubungan dengan tugas dan jabatannya pada AD. Pangkat terakhirnya adalah Brigadir Jenderal, pangkat tertinggi yang mungkin diraih dalam karier sipil di kemiliteran saat itu. Sejak tahun 1964, ia menjabat Kepala Pusat Sejarah [[ABRI]]. Ia juga menjadi anggota Badan Pertimbangan Perintis Kemerdekaan serta aktif dalam herbagai pertemuan ilmiah di dalam dan di luar negeri. Pada tahun 1981 namanya kembali disebut-sebut berkenaan dengan bukunya ''Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara''. Buku ini menimbulkan polemik di berbagai media massa. Bahkan banyak pula yang mengecam buku itu sebagai pamflet politik.
=== Karier menulis ===
Nugroho dikenal sebagai penulis produktif. Di samping sebagai sastrawan dan pengarang, ia juga aktif menulis buku-buku ilmiah dan makalah dalam berbagai bidang ilmu, dan terjemahannya yang diterbitkan berjumlah dua puluh satu judul. Buku-buku itu sebagian besar merupakan lintasan sejarah dan kisah perjuangan militer. Wawasan yang mendalam tentang sejarah perjuangan ABRI menyebabkan ia mampu mengedit film yang berjudul ''[[Pengkhianatan G 30 S/PKI]]''.
Di bidang keredaksian dapat dicatat sejumlah pengalamannya, yaitu memimpin majalah ''Gelora'', menjadi pemimpin redaksi ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]'', anggota dewan redaksi ''Mahasiswa'' bersama [[Emil Salim]]
Nugroho juga aktif dalam berbagai pertemuan ilmiah baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam tahun 1959-1976 tercatat empat kali pertemuan ilmiah internasional yang dihadirinya.
=== Karier di bidang pendidikan ===
Di bidang pendidikan, Nugroho banyak memegang peranan penting. Ia pernah menjadi Pembantu [[Dekan]] Bidang Kemahasiswaan FSUI, menjadi Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, UI. Tahun 1971-1985 Nugroho menjadi wakil Ketua Harian Badan Pembina Pahiawan Pusat. Ketika Nugroho dilantik menjadi [[Rektor]] UI, ia disambut dengan kecemasan dan caci maki para mahasiswa UI. Mahasiswa menganggap Nugroho adalah seorang militer dan merupakan orang pemerintah yang disusupkan ke dalam kampus untuk mematikan kebebasan kehidupan mahasiswa.
Pada tanggal [[19 Maret]] [[1983]], Nugroho dilantik menjadi [[Daftar Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]] [[Republik Indonesia]] dalam [[Kabinet Pembangunan IV]]. Ia dikenal sebagai orang yang kaya ide, karena semasa menjadi menteri, ia mencetuskan banyak gagasan, seperti konsep wawasan almamater, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Pendidikan Humaniora. Di samping itu, banyak jasa-jasanya dalam dunia pendidikan karena ia yang mengubah kurikulum menghapus jurusan di SMA, sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru ([[Sipenmaru]]). Walaupun Nugroho hanya dua tahun menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, banyak hal yang telah digarapnya, yaitu [[Universitas Terbuka]] (UT) sebagai perguruan tinggi negeri yang paling bungsu di Indonesia. Program [[Wajib Belajar]], [[Orang Tua Asuh]], dan pendidikan kejuruan di sekolah menengah. Nugroho adalah satu-satunya menteri yang mengeluarkan Surat Keputusan mengenai tata laksana upacara resmi dan tata busana perguruan tinggi. Akan tetapi, sebelum SK ini terlaksana Nugroho telah dipanggil Tuhan Yang Maha Esa.
=== Penghargaan ===
Puncak pengakuan atas sumbangan Nugroho terhadap bangsa Indonesia adalah diberikannya [[Bintang Dharma]], [[Bintang Gerilya]], [[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Nararya]], [[Satyalancana Penegak]].
=== Karier sebagai sastrawan ===
Pengarang yang dimasukkan [[H.B. Jassin]] ke dalam golongan sastrawan Angkatan 66 termasuk juga sastrawan angkatan baru (periode 1950-an) menurut versi [[Ajip Rosidi]] di antaranya adalah Nugroho Notosusanto.
Baris 78 ⟶ 101:
Dalam [[seminar]] kesusastraan yang diselenggarakan oleh FSUI tahun 1963, Nugroho membawakan makalahnya yang berjudul ''Soal Periodesasi dalam Sastra Indonesia''. Ia mengemukakan bahwa sesudah tahun 1950 ada periode kesusastraan baru yang tidak bisa lagi dimasukkan ke dalam periodisasi sebelumnya. Menurut Nugroho, pengarang yang aktif mulai menulis pada periode 1950-an adalah mereka yang mempunyai tradisi Indonesia sebagai titik tolaknya, dan juga mempunyai pandangan yang luas ke seluruh dunia.
=== Karier sebagai
Sebagai seorang
Ketika diangkat sebagai menteri pendidikan pada [[1984]], Nugroho menggunakan kesempatan itu untuk menulis ulang kurikulum sejarah untuk lebih menekankan peranan historis militer. Pada tahun ini pula Nugroho ikut menulis skenario untuk film [[Pengkhianatan G30S/PKI]] yang memuat versi resmi Orde Baru tentang tragedi tersebut. Film ini kemudian dijadikan tontonan wajib untuk murid-murid sekolah di seluruh Indonesia, dan belakangan diputar sebagai acara rutin setiap tahun di [[TVRI (saluran televisi)|TVRI]] pada malam tanggal [[30 September]] hingga tahun [[1997]].
Peranan Nugroho dalam penulisan sejarah versi Orde Baru paling menonjol ketika ia mengajukan versinya sendiri mengenai pencetus [[Pancasila]]. Menurut Nugroho, Pancasila dicetuskan oleh [[Muhammad Yamin|Mr. Muhammad Yamin]], bukan oleh [[Soekarno]]. Soekarno hanyalah penerus. Akibatnya, tanggal [[1 Juni]] tidak lagi diperingati sebagai hari lahir Pancasila oleh pemerintah Orde Baru.
Salah satu kontroversi lainnya yang tidak pernah terealisasi adalah usulan untuk menggantikan [[Serangan Umum 1 Maret 1949|1 Maret]], bukannya [[Peristiwa 10 November|10 November]], sebagai Hari Pahlawan.
== Kematian ==
[[Berkas:Prof Dr H Nugroho Notosusanto-TMPNU Kalibata 1.jpg|jmpl|Makam Nugroho Notosusanto di Taman Makam Pahlawan Kalibata]]
Baru dua tahun menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada suatu hari di bulan [[Ramadhan]], Nugroho meninggal dunia hari Senin, 3 Juni 1985 pukul 12.30, di rumah kediamannya karena serangan pendarahan otak akibat tekanan darah tinggi. Ia adalah menteri keempat di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada masa Orde Baru yang meninggal dunia dalam masa tugasnya. Ia dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
== Penghargaan ==
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|colspan="3"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Nararya.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|}
{| class="wikitable" width="70%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
!Baris ke-1
| colspan="3"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (3 Juni 1985)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]]
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Nararya]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
|}
== Bibliografi ==
Baris 144 ⟶ 199:
== Pranala luar ==
{{Commonscat}}
* {{id}} [http://www.pusatbahasa.depdiknas.go.id/showpenuh.php?info=tokoh&actionTree=open&id=2&infocmd=show&infoid=48&row=5 Biografi dalam Bahasa Indonesia]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{en}} [http://insideindonesia.org/edit68/Nugroho1.htm Biografi singkat dan kontroversi penulisan sejarah Nugroho Notosusanto dalam Bahasa Inggris] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080830042205/http://www.insideindonesia.org/edit68/Nugroho1.htm |date=2008-08-30 }}
{{S-start}}
{{s-gov}}
{{Succession box |jabatan = [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] |tahun =
{{s-aca}}
{{s-bef|before=[[Mahar Mardjono]]}}
{{s-ttl|title=[[Rektor Universitas Indonesia]]|years=
{{s-aft|after=W. A. F. J. Tumbelaka}}
{{End}}{{Kabinet Pembangunan IV}}{{Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia}}
{{lifetime|1930|1985|Notosusanto, Nugroho}}
[[Kategori:Tokoh dari Rembang]]▼
[[Kategori:Menteri Indonesia]]▼
[[Kategori:Menteri Pendidikan Indonesia]]▼
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]▼
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]▼
[[Kategori:Esais Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
[[Kategori:Rektor Indonesia]]
[[Kategori:Rektor Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas London]]
▲[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
▲[[Kategori:Tokoh dari Rembang]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
▲[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
▲[[Kategori:Menteri Indonesia]]
▲[[Kategori:Menteri Pendidikan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
|