Gapura Bajang Ratu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Ahmed Fikrie (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(15 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 28:
"Bajang Ratu" dalam [[bahasa Jawa]] berarti "[[raja]] / [[bangsawan]] yang [[kecil]] / [[kerdil]] / [[cacat]]". Dari arti nama tersebut, gapura ini dikaitkan penduduk setempat dengan [[Raja]] [[Jayanegara]] ([[Majapahit#Raja-raja Majapahit|raja kedua Majapahit]]) dan tulisan dalam [[Serat]] [[Pararaton]], ditambah [[legenda]] masyarakat. Disebutkan bahwa ketika dinobatkan menjadi raja, [[usia]] Jayanegara masih sangat muda ("[[bujang]]" / "''bajang''") sehingga diduga gapura ini kemudian diberi sebutan "Ratu Bajang / Bajang Ratu" (berarti "Raja Cilik"). Jika berdasarkan [[legenda]] setempat, dipercaya bahwa ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di gapura ini dan mengakibatkan cacat pada tubuhnya, sehingga diberi nama "Bajang Ratu" ("Raja Cacat").
 
Sejarawan mengkaitkan gapura ini dengan [[Çrenggapura]] ([[Çri Ranggapura]]) atau [[Kapopongan]] di Antawulan (Trowulan), sebuah tempat suci yang disebutkan dalam [[Kakawin]] [[Negarakretagama]]: ''"Sira ta dhinarumeng Kapopongan, bhiseka ring crnggapura pratista ring antawulan"'', sebagai ''pedharmaan'' (tempat suci). Di situ disebutkan bahwa setelah meninggal pada tahun 1250 Saka (sekitar [[1328]] {{Masehi}}), tempat tersebut dipersembahkan untuk [[arwah]] Jayanegara yang wafat. Jayanegara di[[dharma]]kan di Kapopongan serta dikukuhkan di [[Antawulan]] ([[Trowulan]]). Reruntuhan bekas [[candi]] tempat Jayanegara didharmakan tidak ditemukan, yang tersisa tinggal gapura paduraksa ini dan pondasifondasi bekas pagar. Penyebutan "Bajang Ratu" muncul pertama kali dalam ''[[Oundheitkundig Verslag]]'' (OV) tahun [[1915]].
 
== Struktur bangunan ==
Menurut buku [[Drs]] I.G. Bagus L Arnawa, dilihat dari bentuknya gapura atau candi ini merupakan bangunan pintu gerbang tipe "''[[paduraksa]]''" (gapura beratap). Secara fisik keseluruhan candi ini terbuat dari [[batu bata merah]], kecuali lantai tangga serta ambang pintu bawah dan atas yang dibuat dari batu [[andesit]]. Berdiri di ketinggian 41,49 m dpl, dengan orientasi mengarah timur laut-tenggara. Denah candi berbetuk segiempat, berukuran ± 11,5 ([[panjang]]) x 10,5 [[meter]] ([[lebar]]), [[tinggi]] 16,5 meter, lorong pintu masuk lebar ± 1,4 meter. <ref name="arnawa">I.G. Bagus Arnawa. 1998. "Mengenal Peninggalan Majapahit di Daerah Trowulan". Penerbit Koperasi Pegawai Republik Indonesia Purbakala Trowulan.</ref>
 
Secara [[vertikal]] bangunan ini mempunyai 3 bagian: '''[[kaki]]''', '''[[tubuh]]''', dan '''[[atap]]'''. Mempunyai semacam sayap dan pagar tembok di kedua sisi. Kaki gapura sepanjang 2,48 meter. Struktur kaki tersebut terdiri dari bingkai bawah, badan kaki dan bingkai atas. Bingkai-bingkai ini hanya terdiri dari susunan sejumlah pelipit rata dan berbingkai bentuk genta. Pada sudut-sudut kaki terdapat hiasan sederhana, kecuali pada sudut kiri depan dihias relief menggambarkan cerita "''[[Kidung Sri Tanjung|Sri Tanjung]]''". Di bagian tubuh di atas ambang pintu ada relief hiasan "''[[kala]]''" dengan relief hiasan sulur suluran, dan bagian atapnya terdapat relief hiasan rumit, berupa [[kepala]] "''kala''" diapit [[singa]], relief [[matahari]], [[naga]] berkaki, [[kepala]] [[garuda]], dan relief bermata satu atau ''[[monocle cyclops]]''. Fungsi relief tersebut dalam kepercayaan budaya Majapahit adalah sebagai pelindung dan penolak mara bahaya. Pada sayap kanan ada relief cerita ''[[Ramayana]]'' dan pahatan binatang bertelinga panjang. <ref name="arnawa"/>
 
== Lokasi ==
[[Berkas:Candi Bajang Ratu Landscape.jpg|jmpl|358x358px|Candi Bajang Ratu]]
Lokasi Candi Bajang Ratu berletak relatif jauh (2 [[km]]) dari dari pusat [[kanal]] [[perairan Majapahit]] di sebelah [[timur]], saat ini berada di [[Dusun Kraton]], [[Temon, Trowulan, Mojokerto|Desa Temon]], berjarak cukup dekat (0,7 &nbsp;km) dengan [[Candi Tikus]]. Alasan pemilihan lokasi ini oleh [[arsitek]] kerajaan Majapahit, mungkin untuk memperoleh ketenangan dan kedekatan dengan alam namun masih terkontrol, yakni dengan bukti adanya kanal melintang di sebelah depan candi berjarak kurang lebih 200 meter yang langsung menuju bagian tengah sistem kanal Majapahit, menunjukkan hubungan erat dengan daerah pusat kota Majapahit.
 
Untuk mencapai lokasi Gapura Bajang Ratu, pengunjung harus mengendara sejauh 200 meter dari jalan raya [[Mojokerto]] - [[Jombang]], kemudian sampai di perempatan [[Dukuh Ngliguk]], berbelok ke arak timur sejauh 3 &nbsp;km, di Dukuh Kraton, Desa Temon, [[Kecamatan]] Trowulan, [[Kabupaten]] Mojokerto. Di sekitar lokasi Gapura Bajang Ratu di Trowulan (bekas ibukotaibu kota kerajaan Majapahit) tersimpan banyak peninggalan bersejarah lainnya daridbbbnari zaman keeemasan saat kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan yang disegani di muka bumi.
 
== Penelitian dan pelestarian ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Candi Bajang Ratu TMnr 10028291.jpg|rightka|thumbjmpl|220px|Gapura Bajang Ratu sebelum pemugaran]]
Pendirian Candi Bajangratu sendiri tidak diketahui dengan pasti, namuntetapi berdasarkan relief yang terdapat di bangunan tersebut, diperkirakan candi ini dibangun pada [[abad ke-13]] – [[abad ke-14|14]]. Candi ini selesai di[[pugar]] dan di[[resmi]]kan pada tahun [[1992]] oleh [[DirjenDirektorat Kebudayan]]Jenderal Kebudayaan [[Departemen pendidikan dan Kebudayaan]] Republik Indonesia.
 
== Kepercayaan lokal ==
Baris 59 ⟶ 60:
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{indonesia-stub}}
{{arkeologi-stub}}
{{bangunan-stub}}
{{hindu-stub}}
{{buddha-stub}}
 
[[Kategori:Kerajaan Majapahit]]
[[Kategori:Candi di Jawa Timur]]
[[Kategori:Tempat wisata di Jawa Timur]]
[[Kategori:Situs arkeologi di Indonesia]]