Hamim Tohari Djazuli: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
sunting isi Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(47 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
| honorific_prefix = Hadratu[[as-Syaikh]] [[Kyai]] [[Haji]]
| name = Hamim Djazuli
| honorific_suffix = [[Gus]] Miek
| image =
| image_size =
| caption =
| native_name = '''حميم طهارى'''
| native_name_lang = Ar
| birth_name = Hamim Thohari
| birth_date = 17 Agustus 1940
| birth_place = Ploso, Mojo, Kediri
| death_date = 5 Juni 1993 (53 tahun)
| death_place = [[Surabaya]], Jawa Timur
| death_cause =
| resting_place = Pemakaman Auliya' Tambak, Ngadi, Kediri
| residence = Ndalem Loring Pasar, Ploso, Modjo, Kediri
| other_names = [[Gus Miek]] {{br}}
| education = Ploso, Lirboyo, Gunungpring
| alma_mater =
| occupation = [[Kyai]], [[Ulama']], [[Mursyid]] Tunggal Jantiko Mantab
| years_active =
| employer =
| organization = Semaan Al Qur'an Dzikrul Ghofilin Jantiko Mantab
| agent =
| known_for =
| notable_works =
| style =
| influences =
| influenced =
| home_town =
| salary =
| net_worth =
| height =
| weight =
| television =
| title = Ulama (Wali al-Mursyid)
| term =
| predecessor =
| successor = (Semua putra-putri beliau)
| party =
| boards =
| spouse = Ny. Hj. Liliek Suyati
| children = KH. Tajuddin Herucokro{{br}}KH. [[Sabuth Panoto Projo]] {{br}}KH. [[Tijani Robert Saifunnawas]]
| parents = [[Kyai]] [[Haji]] [[Ahmad Djazuli Utsman]] (Ayah){{br}} Ny. Hj. Rodliyah
| relatives = KH. [[Ahmad Zainuddin Djazuli]] (Kakak){{br}}KH. [[Nurul Huda Djazuli]] (kakak){{br}}KH. [[Fuad Mun'im Djazuli]] (Adik) {{br}}KH. [[Munif Djazuli]] (Adik) {{br}}Nyai Hj. Lailatul Badriyah Djazuli (Adik)
| awards =
| website =
| footnotes =
| box_width =
}}
'''KH. Hamim
Ia adalah anak kandung dari K.H. [[Ahmad Djazuli Utsman]], pengasuh [[Pondok Pesantren Al Falah Ploso]], [[Ploso]], [[Mojo]], Kediri, Jawa Timur.<ref name="www.tokohtokoh.com">[http://www.tokohtokoh.com/kh-hamim-djazuli.html www.tokohtokoh.com: KH. Hamim Djazuli]. Diakses 6 April 2014.</ref> Ia terkenal sebagai seorang [[wali]] (kekasih Allah) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di luar [[Pesantren]] untuk berdakwah.<ref name="Dhawuh">{{cite book|author=Muhammad Nurul Ibad|title=Dhawuh Gus Miek|publisher=Pustaka Pesantren|year=2010|id=ISBN 979-8452-30-5}} Halaman vii.</ref><ref name="Suluk">{{cite book|author=Muhammad Nurul Ibad|title=Suluk Jalan Terabas Gus Miek|publisher=Pustaka Pesantren|year=2012|id=ISBN 979-8452-31-3}} Halaman vii.</ref> Gus Miek juga terkenal sebagai wali yang memiliki banyak [[karomah]] (kelebihan).
== Biografi ==
=== Keluarga ===
Ayah: [[Kyai]] [[Haji]] [[Ahmad Djazuli Usman]]
Ibu: Nyai Hajjah Rodliyah
Kakek: Penghulu [[Raden|R.]] Muhammad Usman
Kakak:
* [[Kyai]] [[Haji]] Ahmad Zainuddin Djazuli
*[[Kyai]] [[Haji]] Nurul Huda Djazuli<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2022-12-19|title=Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar|url=https://www.tebuireng.co/profil-ringkas-ning-jazil-istri-gus-kautsar/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-02-20|archive-date=2023-02-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20230226121023/https://www.tebuireng.co/profil-ringkas-ning-jazil-istri-gus-kautsar/|dead-url=no}}</ref>
Adik:
* [[Kyai]] [[Haji]] Fuad Mun'im Djazuli
* [[Kyai]] [[Haji]] Munif Djazuli
* Nyai Hajjah Lailatul Badriyah Djazuli
Isteri: Nyai Hajjah Lilik Suyati
Putra:
* [[Kyai]] [[Haji]] [[Tajuddin Heru Cokro]]
* [[Kyai]] [[Haji]] [[Sabuth Panoto Projo|Sabuth Panotoprojo]]
* [[Kyai]] [[Haji]] [[Tijani Robert Saifunnawas]]
*Kyai Haji Orbar Sadewo Achmad
*Nyai Hajjah Tahta Alvina Pagelaran
*Nyai Riyadin Dannis Fatussunnah
Cucu:
* [[Gus|Agus]] Shofa Chasba Bahreisy (Reisy)
* [[Gus|Agus]] Ferry Chusnul Ma'ab (Ferry)
* [[Gus|Agus]] Thuba Topo Broto Maneges (Thuba)
* [[Gus|Agus]] Laits Asmoroqondi (Laits)
=== Masa Kecil dan pendidikan awal ===
Gus Miek adalah putra ketiga dari enam bersaudara dari pasangan K.H Djazuli Utsman dan
Pendidikan awal ia tempuh dengan masuk di [[Sekolah Rakyat]] ([[SR]]), namun tidak sampai selesai karena sering membolos.<ref name="nu.or.id">[http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-id,39262-lang,id-c,tokoh-t,Gus+Miek++dari+Khataman+ke+Tempat+Perjudian-.phpx www.nu.or.id: Gus Miek, dari Khataman ke Tempat Perjudian] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150511071732/http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-id,39262-lang,id-c,tokoh-t,Gus+Miek++dari+Khataman+ke+Tempat+Perjudian-.phpx |date=2015-05-11 }}. Diakses 6 April 2014</ref> Dalam pendidikan belajar membaca al-Qur'an, Gus Miek dibimbing langsung oleh ibunya, kemudian ia diserahkan kepada [[Ustadz]]
Pada umur 9 tahun, Gus Miek telah mengenal ulama-ulama besar. Beberapa ulama tersebut yang sering dikunjungi Gus Miek adalah K.H. [[Mubasyir Mundzir]] (PP. Ma'unah Sari) , Kediri; K.H. [[Ali Mas'ud]] (Gus Ud) [[Pagerwojo]], [[Sidoarjo]]; dan K.H. [[Abdul Hamid Pasuruan|Hamid]], [[Pasuruan]].<ref name="www.tanbihun.com"/><ref name="nu.or.id"/> Ketika berkunjung ke rumah Gus Ud di Sidorajo, untuk pertama kalinya Gus Miek bertemu dengan K.H. [[Ahmad
=== Belajar di pesantren Lirboyo ===
Pada umur 13 tahun, Gus Miek melanjutkan pendidikannya di [[Pondok Pesantren
Kepulangan Gus Miek yang mendadak ke [[Pondok Pesantren Ploso]] membuat orang tuanya resah karena ia tidak mau untuk melanjutkan belajarnya di [[Pondok Pesantren Lirboyo|Pesantren Lirboyo]]. Namun Gus Miek mampu menunjukkan bahwa selama belajarnya di [[Pondok Pesantren Lirboyo|Pesantren Lirboyo]] ia melakukannya dengan sungguh-sungguh, ia membuktikan kepada orang tuannya dengan cara menggantikan semua jadwal pengajian yang biasa diampu oleh ayahnya di Pondok Pesntren Ploso.<ref name="Perjalanan"/> Gus Miek membuktikannya dengan mengajarkan berbagai kitab kepada para santri, yakni: kitab
Setelah menunjukkan kemampuannya kepada orang tuanya, beberapa bulan kemudian Gus Miek memutuskan untuk belajar lagi di Pesantren Lirboyo.<ref name="Perjalanan"/> Di pesantren tersebut ia cukup rajin dalam mengikuti pengajian. Namun ia mempuyai kebiasaan yang sulit dihilangkan sejak di Ploso, yaitu ketika santri lain sedang sibuk mengaji, ia hanya tidur dan meletakkan kitabnya di atas meja.<ref name="Perjalanan"/> Meskipun demikian, ketika gurunya mengajukan pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan, Gus Miek selalu mampu menjawabnya dengan memuaskan.<ref name="Perjalanan"/>▼
Di Pesantren Lirboyo, ada beberapa santri yang dekat dengan Gus Miek, di antaranya adalah [[Abdul Ro'uf]] dari [[Blitar]] yang mendapat tugas memasak, [[Abdul Zaini]] dari [[Gresik]], [[Abdullah]] dari [[Magelang]], [[Gus Idris]] dan [[Gus Fatkhurrohman]].<ref name="Perjalanan"/> Perkenalan dengan Abdullah tersebut yang akhirnya membuat Gus Miek meninggalkan Pesantren Lirboyo dan pergi ke Magelang.<ref name="Perjalanan"/> Pada umur 14 tahun, ia pergi dan melanjutkan belajarnya ke sebuah Pondok Pesantren asuhan K.H. [[Dalhar]] di [[Watucongol]], Magelang, [[Jawa Tengah]].<ref name="Perjalanan"/><ref name="nu.or.id"/>▼
▲Setelah menunjukkan kemampuannya kepada orang tuanya, beberapa bulan kemudian Gus Miek memutuskan untuk belajar lagi di [[Pondok Pesantren Lirboyo|Pesantren Lirboyo]].<ref name="Perjalanan"/> Di pesantren tersebut ia cukup rajin dalam mengikuti pengajian. Namun ia mempuyai kebiasaan yang sulit dihilangkan sejak di Ploso, yaitu ketika santri lain sedang sibuk mengaji, ia hanya tidur dan meletakkan kitabnya di atas meja.<ref name="Perjalanan"/> Meskipun demikian, ketika gurunya mengajukan pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan, Gus Miek selalu mampu menjawabnya dengan memuaskan.<ref name="Perjalanan"/>
▲Di Pesantren Lirboyo, ada beberapa santri yang dekat dengan Gus Miek, di antaranya adalah
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Kelahiran 1940]]▼
[[Kategori:Tanggal kematian 5 Juni]]▼
[[Kategori:Ulama Indonesia]]▼
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Kediri]]
|