Amir Sjarifoeddin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(118 revisi perantara oleh 61 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Angkola|Angkola]]|[[Harahap]]}}
{{Infobox PM
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|primeminister2={{unbulleted list|[[Sutan Sjahrir]]|Amir Sjarifoeddin}}
|
|predecessor2= {{unbulleted list|[[Soeprijadi]]|I. M. Suliyoadikusumo {{small|(ad-interim)}}}}
| successor2 = [[Mohammad Hatta]] ▼
|successor2 = {{unbulleted list|[[Mohammad Hatta]] {{small|(ad-interim)}}|[[Hamengkubuwono IX]]}}
|
|
|
|
|primeminister3=[[Sutan Sjahrir]]
| predecessor3= ''Tidak ada'',''Jabatan baru'' ▼
|
| birth_name = Amir Sjarifoeddin Harahap▼
| birth_date = {{birth date|1907|4|27}}▼
|
|
|death_place = [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]], [[Keresidenan Surakarta]], Indonesia
| party = [[Partai Sosialis Indonesia|PSI]]<br />[[Partai Komunis Indonesia|PKI]] ▼
|death_cause = [[Hukuman mati]]
| spouse = ▼
|otherparty = {{ubl|[[Partai Komunis Indonesia|PKI]] (1935–1948)|[[Gerakan Rakyat Indonesia|Gerindo]] (1937–1942)|[[Partai Sosialis (Indonesia)|PS]] (1945–1948)}}
|spouse = {{marriage|Djaenah Harahap|1935}}
|alma_mater = [[Universitas Indonesia|Rechts Hogeschool]] ([[Meester in de Rechten|Mr.]])
|occupation = {{hlist|Politikus|wartawan}}
|relatives={{unbulleted list|[[Sutan Gunung Tua Harahap|Ephraim Harahap gelar Sutan Gunung Tua]] (kakek)|[[Todung Sutan Gunung Mulia|Todung Harahap gelar Sutan Gunung Mulia]] (abang sepupu)|[[Arifin Harahap]] (abang sepupu)}}
|parents={{unbulleted list|Djamin Harahap gelar Baginda Soripada (ayah)|Basunu br. Siregar (ibu)}}}}
== Kehidupan awal ==
=== Pendidikan ===
Amir menikmati pendidikan di [[ELS]] atau sekolah dasar Belanda di Medan pada tahun 1914 hingga selesai Agustus 1921. Atas undangan saudara sepupunya, [[Todung Sutan Gunung Mulia|T.S.G. Mulia]] yang baru saja diangkat sebagai anggota ''[[Volksraad]]'' dan belajar di kota [[Leiden]] sejak
Namun pada September 1927, sesudah lulus ujian tingkat kedua, Amir kembali ke kampung halaman karena masalah keluarga, walaupun teman-teman dekatnya mendesak agar menyelesaikan pendidikannya di Leiden. Kemudian Amir masuk
Amir pernah divonis penjara karena dituduh bersalah dalam kasus delik pers pada tahun 1933. Ia nyaris dibuang ke [[Tempat Pengasingan Boven Digoel|Boven Digoel]] namun diselamatkan oleh Gunung Mulia dan salah satu gurunya.<ref name=":0" />
▲Namun pada September 1927, sesudah lulus ujian tingkat kedua, Amir kembali ke kampung halaman karena masalah keluarga, walaupun teman-teman dekatnya mendesak agar menyelesaikan pendidikannya di Leiden. Kemudian Amir masuk Sekolah Hukum di Batavia, menumpang di rumah Mulia (sepupunya) yang telah menjabat sebagai direktur sekolah pendidikan guru di [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]]. Kemudian Amir pindah ke asrama pelajar [[Indonesisch Clubgebouw]], Kramat 106, ia ditampung oleh senior satu sekolahnya, Mr. [[Muhammad Yamin]].
== Perjuangan ==
Menjelang invasi [[Jepang]] ke [[Hindia Belanda]], Amir berusaha—menyetujui dan menjalankan garis Komunis Internasional agar [[sayap kiri|kaum kiri]] menggalang aliansi dengan kekuatan [[kapitalis]] untuk menghancurkan [[Fasisme]]. Barangkali ini mempunyai hubungan dengan pekerjaan politik [[Musso]] dengan kedatangannya ke Hindia Belanda dalam tahun 1936.
Ia kemudian dihubungi oleh anggota-anggota kabinet Gubernur Jenderal, menggalang semua kekuatan anti-fasis untuk bekerja bersama dinas rahasia Belanda dalam menghadapi serbuan Jepang. Rencana itu tidak banyak mendapat sambutan. Rekan-rekannya sesama aktivis masih belum pulih kepercayaan terhadapnya akibat polemik pada awal tahun 1940-an, serta tidak paham akan strateginya melawan Jepang. Mereka ingin menempuh taktik lain yaitu, berkolaborasi dengan Jepang dengan harapan Jepang akan memberi kemerdekaan kepada Hindia Belanda setelah kolonialis Belanda dikalahkan. Dalam hal ini garis Amir yang terbukti benar.
Pada bulan Januari 1943 ia tertangkap oleh
Sebuah dokumen NEFIS (''Netherlands Expeditionary Forces Intelligence Service''), instansi rahasia yang dipimpin [[Van Mook]], tertanggal
Dalam [[Persetujuan Renville]]
== Jabatan ==
* Menteri pada [[Kabinet Presidensial]], [[Kabinet Sjahrir I]], [[Kabinet Sjahrir II]], [[Kabinet Sjahrir III]]
* Perdana Menteri:
== Peristiwa Madiun ==
Setelah diamankan, Amir dibawa ke [[Kabupaten Kudus|Kudus]] dan kemudian dipindah ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]. Akhirnya Amir dipenjara di Benteng Yogyakarta dan kemudian dipindahkan ke [[Kota Surakarta|Surakarta]]. Desember 1948, menjadi bulan terakhir bagi Amir karena ia harus meregang nyawanya di tangan para eksekutor. Eksekusi yang dilakukan kepada Amir dilakukan bersama dengan eksekusi tokoh PKI lainnya, seperti Maruto Darusman, Suripno, dan [[Sardjono]].
[[19 Desember]] [[1948]], sekitar tengah malam, di kompleks makam desa Ngalihan, kepala Amir Sjarifuddin ditembak dengan pistol oleh seorang letnan Polisi Militer, sebuah satuan khusus dalam Angkatan Bersenjata Indonesia. Sebelum itu beberapa orang penduduk desa setempat diperintahkan menggali sebuah lubang kubur besar. Dari rombongan sebelas orang yang diangkut dengan truk dari penjara di Solo, Amir orang pertama yang ditembak mati malam itu. Beberapa hari sebelumnya, ia dan beberapa orang lainnya, secara diam-diam telah dipindahkan ke rumah penjara ini dari tempat penahanan mereka di Benteng Yogyakarta▼
▲
[[Berkas:Makam Amir Sjarifoeddin Harahap di TPU Ngaliyan, Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.jpg|jmpl|Makam Amir Sjarifoeddin Harahap di TPU Ngaliyan, Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar]]
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [
* {{id}} [https://web.archive.org/web/20010617215537/http://members.fortunecity.com/edicahy/sejarah-indonesia/sjarifuddin.htm Amir Sjarifuddin Antara Negara dan Revolusi]
{{kotak mulai}}
{{s-off}}
{{s-new}}
{{
{{s-aft|after= [[Mohammad Natsir]]}}
|-▼
{{s-ttl|title=[[Menteri Pertahanan Indonesia]]|years=1945–1948}}▼
{{s-aft|after= [[Hamengkubuwono IX]]}}
|-
{{s-bef|before=[[Sutan Sjahrir]]}}
{{s-ttl|title=[[Perdana Menteri Indonesia]]|years=1947–1948}}
{{s-aft|after= [[Mohammad Hatta]]
▲|-
▲{{s-bef|before=[[Imam Muhammad Suliyoadikusumo]]}}
▲{{s-ttl|title=[[Menteri Pertahanan Indonesia]]|years=1945–1948}}
|-
▲{{kotak suksesi | jabatan = [[Daftar Menteri Penerangan Indonesia|Menteri Penerangan Indonesia]] | pendahulu = tidak ada | pengganti = [[Mohammad Natsir]] | tahun = 1945–1946 }}
{{kotak selesai}}
{{PM Indonesia}}
{{Menteri Penerangan Indonesia}}{{Menteri Pertahanan Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Sjarifuddin, Amir}}
[[Kategori:Marga Harahap|Amir]]▼
[[Kategori:Tokoh dari Medan]]
[[Kategori:Tokoh Kristen Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh sosialis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh komunis Indonesia]]
Baris 102 ⟶ 121:
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II]]
[[Kategori:Perdana Menteri Indonesia]]
▲[[Kategori:Tokoh yang dibunuh]]
▲[[Kategori:Marga Harahap|Amir]]
▲[[Kategori:Tokoh dari Medan]]
[[Kategori:Menteri Pertahanan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:
|