| name = Oetomo Ramelan
| honorific-suffix =
| image = Utomoramelan-croppedFile: Oetomo Ramelan 1958.jpg
| imagesize =
| smallimage =
=== Masa Pendudukan Jepang ===
Pada tahun 1943, Oetomo bekerja sebagai pegawai di {{Nihongo|Pengadilan Kepolisian|軽罪法院|keizaihōin|[[Alih aksara Kunrei-shiki|Kunrei-shiki]]: (''Keizai Hooin'')}} di [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]].<ref>{{Cite journal|date=10 Juli 1943|title=Oeroesan Pegawai Negeri|url=https://books.google.co.id/books?id=ZksnAAAAMAAJ&pg=RA6-PA45&lpg=RA6-PA45&dq=r+oetomo+ramelan&source=bl&ots=x5iVJM718i&sig=ACfU3U10uUhLRo2Wtg2QkzzmDRTFcMW4dg&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiH_8P3n6aHAxWU4zgGHSbfCvYQ6AF6BAgKEAM#v=onepage&q=%22R.%20Oetomo%22&f=false|journal=Kan Po|issue=22-23}}</ref> Setahun berikutnya, ia mengikuti ujian masuk {{Nihongo|Sekolah Pegawai Kehakiman|司法監理養成所|shihōkanriyōseishō|[[Alih aksara Kunrei-shiki|Kunrei-shiki]]: ''sihookanri yooseizyo''}} yang berlokasi di [[Salemba]] (sekarang Kampus Pascasarjana dan Doktoral [[Universitas Pertahanan|Unhan]]) dan dinyatakan lulus pada tanggal 23 Maret 1944.<ref>{{Cite news|date=23 Maret 1944|title=Orang-orang jang loeloes oedjian Sek. Pegawai Kehakiman bagian I|url=https://khastara.perpusnas.go.id/uploads/opac/239538_Asia_Raya_2604_03_23_001.pdf|work=Asia Raya|access-date=14 Juli 2024}}</ref> Pada tahun 1945, Oetomo menjadi jaksa di Pengadilan Negeri Surakarta.<ref name=":3" /> Di sisi lain, ia juga melibatkan diri dalam gerakan bawah tanah melawan Jepang.<ref name=":1">{{Cite news|date=30 Desember 1959|title=Solo's rode burgemeester gelooft in communisme|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=%22Oetomo+Ramelan%22&coll=ddd&sortfield=date&identifier=MMKB19:002056076:mpeg21:a00146&resultsidentifier=MMKB19:002056076:mpeg21:a00146&rowid=6|work=Het Binnenhof|access-date=13 Juli 2024}}</ref>
=== Pasca kemerdekaan ===
Pada tahun 1947, Oetomo menjadi sekretaris untuk [[Wikana]], Gubernur Militer Surakarta pada waktu itu.<ref name=":3" />{{sfn|Poeze|2011|p=15}} Setahun berikutnyakemudian, ia menjadi pimpinan redaksi harian ''Ibu Kota''. Selain itu, ia juga terlibat dalam konflik antara [[Front Demokrasi Rakyat]] (FDR) dengan pemerintah pusat dengandan berpihak pada pihak FDR.<ref name=":1" /> Pada tahun 1950, Oetomo bekerja sebagai guru di SMA Negeri Surakarta (kini menjadi [[SMA Negeri 1 Surakarta|SMA Negeri1 Surakarta]]) hingga tahun 1957.<ref name=":0" /><ref name=":3" /><ref>{{Cite web|date=2022|title=Sejarah|url=https://www.sman1-slo.sch.id/sejarah|website=SMA Negeri 1 Surakarta|access-date=16 Juli 2024}}</ref>
Dia lalu bergabung dengan PKI dan menjadi calon anggota [[Dewan Konstituante]] pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|pemilihan umum tahun 1955]] di [[Jawa Tengah (daerah pemilihan)|Jawa Tengah]]. Oetomo berhasil terpilih sebagai anggota Konstituante dan mulai bertugas sejak tanggal 9 November 1956 hingga pembubarannya pada tanggal 5 Juli 1959.<ref name=":0" />{{sfn|Kementerian Penerangan|1956|p=511}} Ia juga duduk di [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta|DPRD Kota Surakarta]] mewakili partai tersebut.<ref name=":3" /><ref>{{Cite news|last=Isnanto|first=Bayu Ardi|date=27 September 2021|title=Utomo Ramelan, Walkot Solo dari Penggerak Lekra hingga Dirikan Lokalisasi|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5741780/utomo-ramelan-walkot-solo-dari-penggerak-lekra-hingga-dirikan-lokalisasi|work=Detikcom|access-date=14 Juli 2024}}</ref> Selain menjadi guru dan politikus, Oetomo juga seorang pelukis yang aktif di [[Lembaga Kebudayaan Rakyat|Lekra]] cabang Surakarta.<ref name=":3" /><ref name=":2">{{Cite journal|last=Wijaya|first=Andika Krisna|date=2011|title=Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) di Surakarta Tahun 1950 - 1965|url=https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/24447/Lembaga-Kebudayaan-Rakyat-LEKRA-di-Surakarta-Tahun-1950-1965|journal=Fakultas Sastra dan Seni Rupa}}</ref> Setelah Kongres Nasional Ke-I [[Lembaga Kebudayaan Rakyat|Lekra]] yang diselenggarakan pada tanggal 24-31 Januari 1958, Oetomo diangkat menjadi anggota pimpinan pusatnya.{{sfn|Yuliantri|Dahlan|2008|pp=525}}
=== Wali Kota Surakarta ===
[[Daftar pemilihan umum legislatif daerah di Indonesia 1957–1958|Pemilihan legislatif daerah tahun 1957]] berhasil memenangkan PKI sebanyak 17 kursi dari total 30 kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta|DPRD Kota Surakarta]].<ref name=":1" /> Alhasil, PKI mencalonkan Oetomo sebagai wali kota untuk menggantikan [[Muhammad Saleh Werdisastro]], seorang simpatisan [[Muhammadiyah]]. Ia berhasil terpilih dalam sidang DPRD yang diadakan pada tanggal 23 Januari 1958.<ref name=":3" />{{sfn|Roosa|2020|p=127}}<ref name=":3" /> Pada masa kepemimpinannya, kekuatan PKI semakin berkembang di pedesaan dan kampung, baik yang berada di dalam maupun di sekitar Kota Surakarta.<ref name=":1" /> Pada tahun 1959, Lekra memutuskan untuk mengadakan kongres nasionalnya yang pertama pada tanggal 24-31 Januari di [[Kota Surakarta|Surakarta]]. Salah satu faktor utama terpilihnya Surakarta sebagai tempat penyelenggaraan kongres adalah dominasi PKI di kota tersebut, baik di tubuh eksekutif maupun parlemennya.{{sfn|Roosa|2020|p=127}}<ref name=":2" />
Meski demikian, baik partai maupun Oetomo sendiri tidak pernah melakukan tindakan atau mengeluarkan kebijakan yang radikal. Partai lebih sibuk mengadakan usaha-usaha sosial, seperti memperbaiki kondisi jalan dan nasib kaum miskin, serta mencari dukungan dari kalangan pegawai negeri.<ref name=":1" /> Penyitaan harta terhadap kaum kaya juga tidak pernah dilakukan. Para saudagar batik di [[Laweyan]] tetap menjadi kekuatan yang disegani di kota tersebut.{{sfn|Roosa|2020|p=127}} Bahkan, Oetomo sendiri menyatakan tidak keberatan jika Indonesia menerima pinjaman dari [[Amerika Serikat]], asal tidak dibarengi dengan bantuan militer.<ref name=":1" />
Pada tahun 1961, Oetomo membentuk sebuah kawasan lokalisasi untuk pekerja seks di Silir (kini Kelurahan [[Mojo, Pasar Kliwon, Surakarta|Mojo]]). Lokalisasi tersebut didirikan guna memudahkan kontrol pemerintah terhadap para pekerja seks dan memastikan proses rehabilitasi mereka dapat berjalan dengan baik. Mereka diberi suntikan [[penisilin]], kursus kerajinan dan budi pekerti, serta diwajibkan untuk menabung di bank. Selain itu, pada tahun 1962, Oetomo mendapat penghargaan karena berhasil mengentaskan buta huruf di Kota Solo.{{sfn|Roosa|2020|p=127}} Di tahun yang sama, ia ditunjuk menjadi ketua pengurus harian Front Nasional (FN) cabang Kotapraja Surakarta dan Komandan Hansip (Dan Hansip) Kotapraja Surakarta.<ref>{{Cite news|date=27 Maret 1962|title=Susunan FN Kotapradja Surakarta|url=https://khastara.perpusnas.go.id/uploads/opac/1389871_Kedaulatan_Rakjat_No_148_Tahun_17_1962_03_27_001.pdf|work=Kedaulatan Rakjat|access-date=5 Desember 2024}}</ref><ref>{{Cite news|date=1 Desember 1962|title=Koordinator & DAN HANSIP II se Surakarta dilantik|url=https://khastara.perpusnas.go.id/uploads/opac/1389871_Kedaulatan_Rakjat_No_56_Tahun_18_1962_12_01_002.pdf|work=Kedaulatan Rakjat|access-date=5 Desember 2024}}</ref> Pada akhir Maret 1962, Oetomo membentuk Komando Anti Lapar Kotapraja Surakarta guna mengatasi masalah kelaparan di kota tersebut.<ref>{{Cite news|date=29 Maret 1962|title=Komando Anti Lapar Surakarta Diresmikan|url=https://khastara.perpusnas.go.id/uploads/opac/1389786_Nasional_1962_03_29_ocr_001.pdf|work=Nasional|access-date=5 Desember 2024}}</ref>
Pada tahun 1963, ia menginisiasi pendirian Universitas Kotapradja Surakarta (UKPS) yang bersifat swasta.{{efn|UKPS termasuk swasta sebab pada masa Oetomo Ramelan, [[Universitas Sebelas Maret|UNS]] masih dalam tahap persiapan.<ref>{{Cite news|date=13 Juni 1964|title=Usaha dirikan Universitas Negara Surakarta|url=https://opac.perpusnas.go.id/uploaded_files/dokumen_isi3/Terbitan%20Berkala/Kedaulatan_Rakjat_No_211_Tahun_19_1964_06_13_001.pdf|work=Kedaulatan Rakyat|access-date=15 Juli 2024}}</ref>}} Perguruan tinggi ini sangat dipengaruhi oleh PKI, di mana setengah dari anggota organisasi kemahasiswaan didominasi oleh para kader [[Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia]] (CGMI). Selain itu, UKPS juga menjadi pusat studi sosialisme di kota tersebut, dan karenanya dibubarkan pada masa [[Orde Baru]].{{sfn|Roosa|2020|p=127}}<ref>{{Cite web|date=2024|title=Sejarah UNS|url=https://uns.ac.id/id/tentang-uns/sejarah-uns|website=Universitas Sebelas Maret|access-date=14 Juli 2024}}</ref><ref>{{Cite journal|last=McVey|first=Ruth|date=Oktober 1990|title=Teaching Modernity: The PKI as an Educational Institution|url=https://ecommons.cornell.edu/server/api/core/bitstreams/c1185444-2ae1-4319-8fa3-8956a0106d76/content|journal=Indonesia|issue=50|pages=5-27|doi=10.2307/3351228}}</ref> Pada tanggal 20 Februari 1964, lima perkumpulan orkes berinisiatif untuk membentuk Himpunan Organisasi Musik Indonesia (HOMI) dengan tujuan meningkatkan mutu musik dan memastikan bahwa musik yang ada di Indonesia sesuai dengan haluan negara pada saat itu. Oetomo, selaku wali kota sekaligus seniman, bertindak sebagai pelindungnya.{{sfn|Yuliantri|Dahlan|2008|pp=424-425}}
== Pasca Gerakan 30 September ==
Saat peristiwa [[Gerakan 30 September]], PKI sebagai partai tidak memobilisasi penduduk Surakarta untuk berdemonstrasi di jalanan mendukung gerakan tersebut. Satu-satunya tindakan yang dilakukan oleh partai adalah mengeluarkan pernyataan dukungan melalui siaran radio yang dilakukan oleh Oetomo pada pukul enam sore.{{sfn|Roosa|2020|p=134}} Tidak banyak yang terjadi di Surakarta setelah itu, sebab Dewan Revolusi yang dipimpin oleh Mayor Iskandar memutuskan untuk membubarkan diri dan melepas para perwira yang disandera pada tanggal 3 Oktober setelah menyadari bahwa gerakan di Jakarta telah gagal dan mereka tidak lagi mendapat perintah dari [[Biro Khusus]].{{sfn|Roosa|2020|p=134}}
Baru pada tanggal 22 Oktober, ketika pasukan [[Komando Pasukan Khusus|RPKAD]] tiba di Surakarta, kondisi berubah drastis. Pihak tentara mengambil alih pemerintahan dan keesokan harinya, Oetomo ditangkap oleh tentara. Ia digantikan sementara oleh Letnan Kolonel [[Th. J. Soemantha]].{{sfn|Roosa|2020|p=138}} Ia lalu ditahan di Kesatrian RPKAD di Kandang Menjangan (termasukberada di wilayah [[Kabupaten Sukoharjo]]), sebelum dipindah ke LP Surakarta.<ref>{{Cite web|last=Institut Sejarah Sosial Indonesia|date=2007|title=Kandang Menjangan Kartasura Solo|url=http://sejarahsosial.org/kamp_solo/htm/04.htm|website=Sejarah Sosial|access-date=15 Juli 2024}}</ref> Oetomo kemudian menjalani sidang mulai tanggal 5 Juni 1967 dan dinyatakan bersalah oleh Mahmilub pada tanggal 22 Juni 1967. Mahmilub menjatuhkan vonis hukuman mati padanya.{{sfn|Fic|2005|p=335}}<ref>{{Cite web|date=29 Januari 2017|title=Tindakan Hukum Terhadap Tahanan G30S/PKI|url=https://g30s-pki.com/687-2/|website=G30S-PKI|access-date=15 Juli 2024}}</ref>{{sfn|Fic|2005|p=335}}
== Kehidupan pribadi ==
|