Joesoef Ronodipoero: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Bot: Perubahan kosmetika
Bintang Palagan (bicara | kontrib)
 
(18 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kegunaanlain|Muhammad Yusuf}}
{{refimprove}}
{{Infobox Person
|name = Joesoef Ronodipoero
|image = Yusuf Ronodipuro Mimbar Penerangan June 1969.jpg
|alt =
|caption = YusufJoesoef RonodipuroRonodipoero
|birth_name =
|birth_date = {{Birth date|1919|9|30}}
Baris 25 ⟶ 26:
 
== Latar belakang ==
Yusuf Ronodipuro lahir di [[Salatiga]], [[Jawa Tengah]] pada tanggal [[30 September]] [[1919]]. Pasangannya bernama Siti FatimaFatma Rassat (anak dari [[Sjofjan Rassat]]), dan mempunyai tiga anak: Dharmawan, Irawan, dan Fatmi. Dia meninggal dunia di [[RSPAD Gatot Subroto]] tanggal [[27 Januari]] 2008 karena penyakit komplikasi [[stroke]] dan [[kanker paru-paru]] yang disebabkan kebiasaannya sebagai pe[[rokok]] berat. Dia dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], [[Jakarta]] tanggal [[28 Januari]].
 
== Masa pendudukan Jepang ==
Pada tahun 1942, [[Hindia Belanda]] dikalahkan oleh Tentara ''Dai Nippon'' ([[Tentara Kekaisaran Jepang]]) dan Tentara [[KNIL]] menyerah. Sejak itu Hindia Belanda bubar dan administrasi [[Kerajaan Belanda]] keluar dari Nusantara. Yusuf Ronodipuro sendiri sejak tahun 1943 bekerja sebagai [[wartawan]] radio militer [[Jepang]] di Jakarta, yang disebut ''[[Hoso Kyoku]]''. Radio ini dipimpin oleh personil Tentara Jepang, yaitu Letkol [[Tomo Bachi]], sedangkan wakilnya adalah orang Indonesia bernama [[Utoyo Ramlan]]. Pemimpin redaksinya adalah [[Bahtar Loebis]], kakak dari [[sastrawan]] dan wartawan [[Mochtar Loebis]]. Mochtar Loebis kala itu juga sering dipercaya untuk membawakan siaran mancanegara di Radio ''Hoso Kyoku''.
 
Datangnya hari kemerdekaan Indonesia sama sekali tidak terduga. Jepang dijatuhi [[bom atom]] oleh [[Amerika Serikat]], yaitu di [[Hiroshima]] pada tanggal [[6 Agustus]] [[1945]], kemudian di [[Nagasaki]] tanggal [[9 Agustus]] 1945. Jepang kemudian menyerah tanpa syarat pada [[Tentara Sekutu]], tetapi berita ini belum sampai ke khalayak umum Indonesia, karena saat itu jumlah pendengar radio Indonesia sangat jarang.
Baris 37 ⟶ 38:
 
== Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ==
Jumat pagi pukul 10.00 tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi Kemerdekaan]] dibacakan oleh [[Soekarno]] di [[Jalan Pegangsaan Timur 56]]. Ronodipuro sendiri saat itu tidak mendengar kabar tersebut, karena para staf ''Hoso Kyoku'' sejak hari Rabu sebelumnya sudah tidak diizinkan untuk masuk atau keluar stasiun radio tersebut, semuanya ada di dalam. Mendadak seorang bernama Syahrudin mencari Ronodipuro dan memberikan selembar surat pendek dari [[Adam Malik]] yang berisi naskah proklamasi.
 
Ronodipuro tidak mengerti bagaimana Syahrudin bisa masuk gedung stasiun radio yang sekarang ada di Jalan Medan Merdeka Barat 4-5 ini, karena kala itu dijaga ketat oleh Kempetai. Saat akan menyiarkan berita tersebut, Ronodipuro juga bingung karena semua ruang studio siaran dijaga oleh Kempetai, tetapi dia mengingat bahwa studio siaran manca negara sudah tidak digunakan. Namun, ruangan ini tidak tersambung dengan pemancar. Ronodipuro kemudian menanyakan kepada bagian teknis, dan mendapat gagasan untuk mengubah pengaturan kabel stasiun radio, sehingga kabel pemancar siaran dalam negeri tersambung dengan pemancar manca negara, sehingga saat siaran, di studio akan terlihat dan terdengar layaknya siaran biasa.
 
Setelah semuanya siap, pada pukul 19.00, Yusuf Ronodipuro yang kala itu berusia 26 tahun, membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia lewat siaran manca negara ke seluruh dunia. Setelah kira-kira 20 menit, dia juga membacakan naskah tersebut dalam [[Bahasa Inggris]], sehingga radio-radio internasional seperti [[BBC]] [[London]], Radio [[Amerika]], [[Singapura]] dan lainnya bisa mengerti maksud siaran tersebut dan meneruskannya, sehingga seluruh dunia mendengar kabar tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia ini. Aksi berani Ronodipuro ini kemudian diketahui oleh Tentara Kekaisaran Jepang, karena siaran tersebut akhirnya juga ditangkap oleh radio di negeri [[Jepang]]. Seluruh staf ''Hoso Kyoku'' yang terlibat dalam aksi ini dikenai hukuman disipliner berupa siksaan fisik oleh tentara Jepang.<ref>{{Cite web|last=Anwar|first=Ilham Choirul|title=Peran Joesoef Ronodipoero dalam Sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI|url=https://tirto.id/peran-joesoef-ronodipoero-dalam-sejarah-proklamasi-kemerdekaan-ri-giFB|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-08-25}}</ref>
 
Setelah peristiwa tersebut, Ronodipuro mendirikan [[Radio Suara Indonesia]] Merdeka ( ''The Voice of Free Indonesia '') dari barang-barang elektronik bekas. Tanggal [[25 Agustus]] Soekarno dimohon untuk menyampaikan pidatonya di radio tersebut. Ini adalah pidato pertama Soekarno sebagai [[Presiden Republik Indonesia]]. [[Mohammad Hatta]] sendiri menyampaikan pidato pertamanya tanggal [[29 Agustus]].<ref>[Winarto. 2005. "M. Yusuf Ronodipuro Bapak RRI. Dipala Jepang Nganti Dheglok Marga Nggiyarake Proklamasi" ing ''[[Damar Jati]]'' 2005:4 kaca 26-27, 36.]</ref>
 
Saat itu di radio milik Tentara Jepang di daerah-daerah selain Jakarta masih banyak yang melanjutkan siaran, karena tidak dijaga seketat Jakarta. Hal ini disebabkan karena Kempetai sudah tidak dominan lagi pasca [[Penyerahan Jepang]]. Ronodipuro meminta kepada [[Abdulrahman Saleh (pahlawan)|Abdulrahman Saleh]] supaya radio-radio di daerah tadi sebaiknya mengadakan adanya kelanjutan siaran, untuk menyebarkan semangat perjuangan. Gagasan ini diterima, dan tanggal [[10 September]] 1945, pimpinan-pimpinan radio daerah, dari [[Surakarta]], [[Yogyakarta]], [[Bandung]], [[Semarang]] dan lain-lain berkumpul untuk membicarakan hal ini. Semuanya menyetujui untuk meminta pemerintah Jepang untuk memberikan stasiun radio mereka kepada Republik Indonesia. Pihak Jepang menolak permintaan ini, karena menurut perjanjian Penyerahan Jepang, Indonesia harus diserahkan kembali kepada Tentara Sekutu.
Baris 55 ⟶ 56:
 
== Penghargaan dan nominasi ==
{| class="wikitable sortable"
|-
! Tahun
! Penghargaan
! Kategori
! Karya yang dinominasikan
! Hasil
|-
Baris 66:
| [[Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia 2012|Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia]]
| Pengabdian Seumur Hidup
| {{N/Aokay|Penerima}}
| {{won|Penerima}}
|-
|}
 
== RujukanLihat pula ==
* [[Agustinus Adisoetjipto]]
 
* [[Beno Soematenojo]]
* {{jv}} Winarto. 2005. "M. Yusuf Ronodipuro Bapak RRI. Dipala Jepang Nganti Dheglok Marga Nggiyarake Proklamasi" ing ''[[Damar Jati]]'' 2005:4 halaman 26-27, 36.
* [[Siswosoelastro Soediarto]]
* [[Yos Sudarso|Yosaphat Soedarso]]
 
== Rujukan ==
Baris 98:
{{s-end}}
 
{{Indo-bio-stub}}
 
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Argentina]]
[[Kategori:Tokoh Salatiga]]