Badan Kepegawaian Negara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Pranala luar: Pengetikan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(38 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox lembaga nonkementerian
|nama =Badan Kepegawaian Negara
|singkatan = BKN
|gambar = [[Berkas:
|didirikan = 30 Mei 1948
|dasar =
|bidang_tugas =
|slogan = Profesional Bermartabat
|pegawai =
|anggaran =
|koordinasi = [[Daftar Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia|Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara
|kepala = [[Daftar Kepala Badan Kepegawaian Negara|Kepala]]
|nama_kepala = [[Haryomo Dwi Putranto]] (Plt.)
|wakil_kepala = Wakil Kepala BKN
|nama_wakil_kepala=
|sekretaris_utama = Hj. Imas Sukmariah, S.Sos.,
|deputi1 = Deputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian
|nama_deputi1 = Haryomo Dwi Putranto, S.Sos., M.Si. (Plt.)
|deputi2 = Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian
|nama_deputi2 = Drs. Aris Windiyanto, M.Si.
|deputi3 = Deputi Bidang Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian
|nama_deputi3 = Dr. Otok Kuswandaru, S.
|deputi4 = Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian
|nama_deputi4 = Suharmen, S.
|deputi5 =
|nama_deputi5 =
Baris 43:
}}
'''Badan Kepegawaian Negara'''
Pada saat penjajahan, sebagian Pegawai Negeri berada di bawah pemerintah Republik Indonesia dan sebagian lagi berada di bawah pemerintah Hindia Belanda. Keadaan seperti itu menyebabkan pembinaannyapun dilakukan oleh dua lembaga, yaitu: Kantor Urusan Pegawai Negeri yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1948 tanggal [[30 Mei]] [[1948]], berkedudukan di ibu kota pemerintahan di [[Yogyakarta]] dan dipimpin oleh seorang Kepala yaitu Raden Pandji Soeroso. Pada tahun yang sama Pemerintah juga menetapkan pembentukan perwakilan KUP untuk wilayah Indonesia bagian timur yang berkedudukan di Makasar.<ref name="Sejarah BKN">{{cite web |url=http://www.bkn.go.id/profil/sejarah-bkn |title=Sejarah BKN |last= |first= |date= |website=Badan Kepegawaian Negara|publisher=Tim Humas BKN |access-date=15 Maret 2019 |quote=}}</ref>
Baris 54:
Kebijakan pemerintah yang dipandang cukup penting pada masa itu adalah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1948 tentang Peraturan Gaji Pegawai yang dikenal dengaqn nama PGP-48. Dalam peraturan pemerintah ini, gaji permulaan golongan terendah adalah Rp. 45,- sebulan. Gaji pokok seorang pegawai dengan isteri dan seorang anak tidak akan kurang dari Rp. 65,- sebulan. Asas-asas peraturan penghargaan pengalaman bekerja mulai berlaku pada PGP-48 ini. Ijazah sekolah tidak mempunyai arti penting tetapi hanya sebagai ukuran derajat atau kepandaian. Untuk menentukan kedudukan pegawai selanjutnya salah satu syarat adalah kecakapannya. Sistem penggajian yang dianut dalam PGP-48 adalah sistem horizontal dan masa kerja yang berhubungan dengan gaji lama dihitung serta untuk kenaikan gaji berikutnya dalam pangkat baru.<ref name="Sejarah BKN"/>
Peraturan Gaji pegawai kemudian diatur kembali dengan PGPN-1955 yang berlaku mulai tahun 1955. Dalam PGPN-1955 dikenal sembilan golongan dan 31 ruang gaji. Selain gaji pokok, untuk kesejahteraan pegawai juga diberikan tunjangan-tunjangan yaitu tunjangan keluarga, tunjangan anak, tunjangan kemahalan setempat, kemahalan umum, kemahalan daerah, tunjangan
Sejak pembubaran RIS dan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal [[15 Agustus]] [[1950]], pemerintah memandang perlu untuk memusatkan urusan kepegawaian yang sebelumnya diselenggarakan oleh KUP di Yogyakarta dan DUUP di Jakarta. Untuk maksud tersebut ditetapkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tanggal [[15 Desember]] [[1950]]. Dengan Peraturan Pemerintah tersebut, KUP di [[Yogyakarta]] dan DUUP di [[Jakarta]] digabungkan menjadi satu.
Baris 70:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, BAKN ditetapkan sebagai sebuah lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, mempunyai fungsi untuk menyempurnakan, memelihara dan mengembangkan administrasi negara di bidang kepegawaian sehingga tercapai kelancaran jalannya pemerintahan.<ref name="Sejarah BKN"/>
'''Tugas BKN'''
Baris 91:
* pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.
Susunan organisasi BKN, terdiri dari:<ref>{{cite web |url=http://www.bkn.go.id/profil/unit-kerja |title=Unit Kerja BKN |last= |first= |date= |website=Badan Kepegawaian Negara |publisher=Tim Humas BKN |access-date=15 Maret 2019 |quote= |archive-date=2019-03-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190313183455/http://www.bkn.go.id/profil/unit-kerja |dead-url=yes }}</ref>
* Kepala;
Baris 98:
* Sekretariat Utama;
* Deputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian;
** Direktorat Peraturan Perundang-Undangan;
** Direktorat Jabatan Aparatur Sipil Negara;
** Direktorat Kinerja Aparatur Sipil Negara
** Direktorat Kompensasi Aparatur Sipil Negara;
* Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian;
** Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan;
** Direktorat Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara;
** Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian;
* Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian;
** Direktorat Infrastruktur Teknologi Informasi;
** Direktorat Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara;
** Direktorat Pengelolaan Data dan Penyajian Informasi Kepegawaian;
** Direktorat Arsip Kepegawaian;
* Deputi Bidang Pengawasan dan Pengendalian;
** Direktorat Pengawasan dan Pengendalian I;
** Direktorat Pengawasan dan Pengendalian II;
** Direktorat Pengawasan dan Pengendalian III;
** Direktorat Pengawasan dan Pengendalian IV;
* Pusat Perencanaan Kebutuhan Aparatur Sipil Negara;
* Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Kepegawaian;
* Pusat Pengembangan Sistem
* Pusat Penilaian Kompetensi Aparatur Sipil Negara;
* Pusat Pengembangan Kepegawaian Aparatur Sipil Negara;
* Pusat Pengkajian
* Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum Kepegawaian; dan
* Inspektorat.
Baris 114 ⟶ 129:
* Biro Perencanaan dan Organisasi;
* Biro Keuangan;
*
* Biro Umum;
* Biro Hubungan Masyarakat, Hukum, dan Kerjasama.
{{main|Daftar Kepala Badan Kepegawaian Negara}}
* R.P. Soeroso (1948–1950)
Baris 132 ⟶ 147:
* Hardijanto (2002–2004)
* Prapto Hadi (2005–2007)
* Edy Topo Ashari (2007–2012)<ref>{{cite news |url=http://www.depkes.go.id/development/site/jkn/index.php?view=print&cid=450&id=penandatanganan-juklak-jabatan-fungsional-dokter-pendidik-klinis |title=Penandatanganan Juklak Jabatan Fungsional Dokter Pendidik Klinis |date=13 Desember 2019 |access-date=15 Maret 2019 |newspaper=Departemen Kesehatan Republik Indonesia |first= |last= |editor-first= |editor-last= }}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{cite news |url=https://www2.kemenag.go.id/foto/12816/foto/804 |title=Foto:Sekjen Depag Bahrul bersama Kepala BKN Eddy Topo Ashari didampingi Kepala Biro Kepegawaian Depag Ali Hadiyanto saat mengecek langsung penyelesaian SK Pengangkatan tenaga honorer guru |date=10 Maret 2009 |access-date=15 Maret 2019 |newspaper=Departemen Agama Republik Indonesia
* Eko Sutrisno (2012–2015)<ref>{{cite news |url=http://bkppd-balangankab.info/berita-126-orang-nomor-satu-bkn-dilantik.html |title=Orang Nomor Satu BKN Dilantik |date=21 Juni 2012 |access-date=15 Maret 2019 |newspaper=BKPPD Kab. Balangan |first= |last= |editor-first= |editor-last= |archive-date=2019-03-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190318202541/http://www.bkppd-balangankab.info/berita-126-orang-nomor-satu-bkn-dilantik.html |dead-url=yes }}</ref>
* [[Bima Haria Wibisana]] (
[[Berkas:Kantor Regional BKN IV Makassar1.jpg|jmpl|280px|
[[Berkas:Kantor Regional BKN IV Makassar2.jpg|jmpl|280px|
{| class="wikitable"
|+
!Nama
!UPT
!Wilayah kerja
|-
| rowspan="2" |Kanreg I Yogyakarta
|UPT Yogyakarta
|[[Daerah Istimewa Yogyakarta]]
|-
|UPT Semarang
|[[Jawa Tengah]]
|-
|Kanreg II Surabaya
|UPT Surabaya
|[[Jawa Timur]]
|-
| rowspan="2" |Kanreg III Bandung
|UPT Bandung
|[[Jawa Barat]]
|-
|UPT Serang
|[[Banten]]
|-
| rowspan="5" |Kanreg IV Makassar
|UPT Makassar
|[[Sulawesi Selatan]]
|-
|UPT Palu
|[[Sulawesi Tengah]]
|-
|UPT Kendari
|[[Sulawesi Tenggara]]
|-
|UPT Mamuju
|[[Sulawesi Barat]]
|-
|UPT Ambon
|[[Maluku]]
|-
| rowspan="3" |Kanreg V Jakarta
|UPT Jakarta
|[[DKI Jakarta]]
|-
|UPT Pontianak
|[[Kalimantan Barat]]
|-
|UPT Bandar Lampung
|[[Lampung]]
|-
|Kanreg VI Medan
|UPT Medan
|[[Sumatera Utara]]
|-
| rowspan="4" |Kanreg VII Palembang
|UPT Palembang
|[[Sumatera Selatan]]
|-
|UPT Jambi
|[[Jambi]]
|-
|UPT Pangkalpinang
|[[Bangka Belitung]]
|-
|UPT Bengkulu
|[[Bengkulu]]
|-
| rowspan="4" |Kanreg VIII Banjarmasin
|UPT Banjarmasin
|[[Kalimantan Selatan]]
|-
|UPT Samarinda
|[[Kalimantan Timur]]
|-
|UPT Palangkaraya
|[[Kalimantan Tengah]]
|-
|UPT Tanjung Selor
|[[Kalimantan Utara]]
|-
|Kanreg IX Jayapura
|UPT Jayapura
|[[Papua]]
|-
| rowspan="3" |Kanreg X Denpasar
|UPT Denpasar
|[[Bali]]
|-
|UPT Mataram
|[[Nusa Tenggara Barat]]
|-
|UPT Kupang
|[[Nusa Tenggara Timur]]
|-
| rowspan="3" |Kanreg XI Manado
|UPT Manado
|[[Sulawesi Utara]]
|-
|UPT Gorontalo
|[[Gorontalo]]
|-
|UPT Ternate
|[[Maluku Utara]]
|-
| rowspan="3" |Kanreg XII Pekanbaru
|UPT Pekanbaru
|[[Riau]]
|-
|UPT Tanjungpinang
|[[Kepulauan Riau]]
|-
|UPT Padang
|[[Sumatera Barat]]
|-
|Kanreg XIII Aceh
|UPT Banda Aceh
|[[Aceh]]
|-
|Kanreg XIV Manokwari
|UPT Manokwari
|[[Papua Barat]]
|}
== Referensi ==
Baris 275 ⟶ 288:
{{Pamong Praja|expanded}}
|