Aloysius Riyanto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RushingBot (bicara | kontrib) k →top: hapus templat bendera per pedoman gaya ikon, removed: {{negara|Indonesia}} |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(16 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
| honorific_prefix =
Baris 9 ⟶ 8:
| landscape = <!-- yes, if wide image, otherwise leave blank -->
| alt =
| caption = Aloysius Riyanto berpose untuk Majalah Favorita Vol.5 tahun 1967
| native_name =
| native_name_lang =
Baris 15 ⟶ 14:
| alias =
| birth_date = {{birth date|1943|11|23}}
| birth_place = [[
| death_date = {{death date and age|1994|6|17|1943|11|23}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| occupation = [[Penyanyi]], [[Komposer]], [[Penulis lagu]]
| children=
| parents=R.G.J. [[Daldjono]], Ny. Daljono
| alma_mater=
Baris 42 ⟶ 41:
}}
'''Aloysius Riyanto''' ({{lahirmati|[[Surakarta]]|23|11|1943|[[Jakarta]]|17|6|1994}}) adalah seorang komposer dan penyanyi [[Indonesia]]. Dalam industri musik populer, ia lebih dikenal sebagai '''A. Riyanto'''. Ia banyak menciptakan lagu populer bagi grupnya [[Favourite Group]] maupun penyanyi-penyanyi lain, seperti [[Tetty Kadi]], [[Ernie Djohan]], [[Grace Simon]], [[Maharani Kahar]], [[Rafika Duri]], dan [[Dian Mayasari]].▼
▲'''Aloysius Riyanto''' ({{lahirmati|[[Surakarta]]|23|11|1943|[[Jakarta]]|17|6|1994}}) adalah seorang komposer dan penyanyi [[Indonesia]]. Dalam industri musik populer, ia lebih dikenal sebagai '''A. Riyanto'''. Ia banyak menciptakan lagu populer bagi grupnya [[Favourite Group]] maupun penyanyi-penyanyi lain, seperti [[Tetty Kadi]],[[Ernie Djohan]], [[Grace Simon]], [[Rafika Duri]], dan [[Dian Mayasari]].
== Biografi ==
Baris 55 ⟶ 53:
== Karier ==
=== Debut sebagai komposer ===
Pada tahun 1962, pada saat Orde Baru mulai merekah, A. Riyanto memulai debut sebagai seorang komposer, lagu ciptaannya bertajuk "''Angin Malam''" berhasil mengemuka lewat suara [[Broery Marantika|Broery Pesolima]],
Pada tahun 1966, lagu ciptaannya bertajuk "''Teringat Selalu''" berhasil mengemuka lewat suara Tetty Kadi, sepupunya. Karyanya ''Teringat Selalu'' yang dinyanyikan Tetty Kadi itu bahkan menjadi sangat populer di tanah air pada saat itu. Tahun 1967-1968, ada keinginan dari para komposer Indonesia untuk mengalahkan pasaran musik Pop Barat. Yang pertama kali berhasil adalah A. Riyanto dengan rekaman Tety Kadi, melebih penjualan piringan hitamnya [[The Beatles|Beatles]] di Sarinah sekitar tahun 1967.<ref>{{Cite web |url=https://katakelana.wordpress.com/category/lintasan-musik/ |title=Salinan arsip |access-date=2015-10-01 |archive-date=2016-03-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160305042948/https://katakelana.wordpress.com/category/lintasan-musik/ |dead-url=yes }}</ref>
Baris 63 ⟶ 61:
=== Band 4 Nada ===
Setelah merekam lagu-lagu ciptaannya dengan penyanyi Tety Kadi di '''Remaco''', tahun 1965, A. Riyanto mendirikan band '''4 Nada''' pada tahun 1969. Band 4 Nada (Empat Nada) ini telah dirintisnya sejak tahun 1966 sejak masih di band Zaenal Combo. Beranggotakan A. Riyanto pada keyboard, [['''Nana Sumarna''']] (Bass), [['''Eddy Syam''']] (Gitar) dan [['''M. Sani''']] (Drum). Selain dipimpin A.Riyanto, tampuk komando kedua dalam Empat Nada adalah '''Hasanuddin''', yang juga dikenal sebagai karyawan di Remaco yang dipimpin '''Eugene Timothy'''.<ref name="enkrenkdmt.blogspot.com"/>
Group ini spesialis menjadi band pengiring di perusahaan rekaman '''Remaco''' dalam merekam lagi-lagu artis penyanyi solo sejak 1969-1972. Empat Nada banyak mengiringi artis artis tenar seperti [[Broery Marantika]], Trio [[Bimbo]], Tetty Kadi, [[Muchsin Alatas]], [[Titiek Sandhora]], dan banyak lagi. Disamping itu Empat Nada juga sempat merilis beberapa album [[Instrumentalia]]. Saat itu A. Riyanto sudah masuk daftar komposer kreatif yang produktif. Hingga tahun 1972 A. Riyanto mengaku telah menulis 300 lagu.<ref>http://rockers90s.blogspot.co.id/2012/02/riyanto-komposer-lagu-top-pada-masanya.html</ref> Pada akhirnya ia merasa tidak sesuai lagi dengan konsep bermusik seperti ini. Sehingga ia memutuskan untuk membuat band baru yang bisa menghasilkan karya sendiri untuk dibawakan dan dilempar ke pasaran. [[Syafii Glimboh]] meneruskan kepimpinan A. Riyanto dalam Empat Nada. Beberapa pemusik yang sempat mendukung Empat Nada di antaranya adalah gitaris [[Jopie Item]].<ref name="enkrenkdmt.blogspot.com"/>
Baris 105 ⟶ 103:
=== Mempopulerkan anak kandung ===
A. Riyanto juga mempunyai putri yang juga terjun di dunia hiburan, [[Lisa A. Riyanto]], yang kerap tampil di iklan [[televisi]]. Sayangnya Lisa A. Riyanto, putri sang musisi tidak sempat menyanyikan karya sang ayah kala terjun ke dunia musik. Sebelumnya pada medio akhir tahun 1970-an ia pernah mempopulerkan anak sulungnya [[Ari A Riyanto]]
== Karier di bidang iklan ==
Pada tahun 1980-an, A. Riyanto pernah menciptakan dan menyusun lagu tema iklan mi instan bermerek [[Indomie]], mi instan terkenal dari [[Indofood Sukses Makmur|Indofood]], dengan judul '''[[Indomie
Pada pertengahan 1990-an, lagu ciptaannya ini kemudian digubah oleh pakar branding terkenal Indonesia, [[Subiakto Priosoedarsono]] dengan musik oleh [[Elfa Secioria]] dari 1990-an hingga 2000-an dan SoundVillage sejak 2010-an, menyesuaikan momennya baik saat bulan [[Ramadhan]], [[Idul Fitri]] maupun HUT Republik Indonesia. Tahun 2009, atau tepat setelah 15 tahun A. Riyanto meninggal, lagu ini juga kerap dijadikan lagu kampanye bagi calon presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan calon wakil presiden [[Boediono]] dengan mengubah judulnya menjadi '''SBY Presidenku''', bahkan ada juga perubahan cukup banyak pada lirik lagunya. Berkat lagu tersebut, dalam pembahasannya di Debat Capres - Cawapres 2009, presiden petahana [[Jusuf Kalla]] menegaskan soal kontroversi mengenai sindiran lagu tersebut kepada calon presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]]: "Impor jangan terlalu besar. Maaf ini Pak SBY, Indomie itu bisa menimbulkan inflasi sebab kalau makin banyak rakyat makan Indomie, makin banyak produksi dan makin banyak gunakan gandum. Gandum terlalu banyak, impor jadi tinggi", ujarnya. == Penghargaan dan jabatan ==
|