Aji Saka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 21978799 oleh Bot5958 (bicara): Klaim baru tidak bersumber (TW)
Tag: Pembatalan
Typo
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|kereta api milik [[PT Kereta Api Indonesia]] yang sudah takrencana beroperasi|kereta api Ajisaka}}{{untuk|pemain bola|Aji Saka (pemain sepak bola)}}
'''Aji Saka''' adalah [[legenda]] [[Suku Jawa|Jawa]] yang mengisahkan tentang kedatangan [[peradaban]] ke tanah [[Jawa]], dibawa oleh seorang raja bernama Aji Saka. Kisah ini juga menceritakan mengenai mitos asal usul [[Aksara Jawa]].<ref>{{cite web |url=http://www.joglosemar.co.id/hanacaraka/hanacaraka.html |title=Javanese Characters and Aji Saka |author= |date= |work= |publisher=Joglosemar |accessdate=29 March 2012 |archive-date=2013-07-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130728101440/http://joglosemar.co.id/hanacaraka/hanacaraka.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Asal mula aji saka ==
Disebutkan A
Disebutkan Aji Saka berasal dari Bumi Majeti. Bumi Majeti sendiri adalah negeri antah-berantah mitologis, akan tetapi ada yang menafsirkan bahwa Aji Saka berasal dari Jambudwipa ([[India]]) dari suku [[Saka|Shaka]] (Scythia), karena itulah ia bernama Aji Saka (Raja Shaka). Legenda ini melambangkan kedatangan [[Dharma]] (ajaran dan peradaban [[Hindu]]-[[Buddha]]) ke pulau Jawa. Akan tetapi penafsiran lain beranggapan bahwa kata Saka adalah berasal dari istilah dalam [[Bahasa Jawa]] ''saka'' atau ''soko'' yang berarti penting, pangkal, atau asal-mula, maka namanya bermakna "raja asal-mula" atau "raja pertama". Mitos ini mengisahkan mengenai kedatangan seorang pahlawan yang membawa peradaban, tata tertib dan keteraturan ke Jawa dengan mengalahkan raja raksasa jahat yang menguasai pulau ini. Legenda ini juga menyebutkan bahwa Aji Saka adalah pencipta tarikh [[Tahun Saka]], atau setidak-tidaknya raja pertama yang menerapkan sistem kalender Hindu di Jawa. Kerajaan [[Medang Kamulan]] mungkin merupakan kerajaan pendahulu atau dikaitkan dengan [[Kerajaan Medang]] dalam catatan sejarah. Hinga shakalah pemenang dari catatan sejarah.
 
== Ringkasan ==
Baris 79:
Meskipun Aji Saka dikatakan sebagai pembawa peradaban di Jawa, kisah Aji saka (78 masehi) mendapatkan beberapa sanggahan dan bantahan dari sumber-sumber sejarah lainnya. [[Ramayana]] karya Valmiki , yang dibuat sekitar 500 SM, mencatat Jawa sudah memiliki organisasi pemerintahan kerajaan jauh sebelum kisah itu:<blockquote>"Yawadwipa dihiasi tujuh kerajaan, pulau emas dan perak, kaya akan tambang emas, dan disitu terdapat Gunung Cicira (dingin) yang menyentuh langit dengan puncaknya."<ref>{{Cite book|title=Rekonstruksi Sedjarah Indonesia. Zaman Hindu, Yavadvipa, Srivijaya, Sailendra|last=Sastropajitno|first=Warsito|date=1958|publisher=PT Pertjetakan Republik Indonesia|isbn=|location=Yogyakarta|pages=|url-status=live}}</ref>{{Rp|page=6}}</blockquote>Menurut catatan China, kerajaan Jawa didirikan pada 65 SM, atau 143 tahun sebelum kisah Aji Saka dimulai.<ref name="sources">W.P Groeneveldt (1880). ''Notes on the Malay Archipelago and Malacca Compiled from Chinese Sources''. Batavia.</ref>{{Rp|page=55-56}}
 
Kisah Saka atau Aji Saka merupakan kisah Jawa Baru. Kisah ini belum ditemukan relevansinya dalam teks Jawa Kuno. Kisah ini menceritakan peristiwa di kerajaan Medang Kamulan di Jawa pada masa lalu. Pada saat itu, Raja Medang Kamulan Prabu Dewata Cengkar digantikan oleh Aji Saka. Kisah ini dianggap sebagai kiasan masuknya bangsa India ke Jawa. Merujuk pada informasi dinasti Liang, kerajaan Jawa terbelah menjadi dua: Kerajaan prapenerapan Hinduisme dan kerajaan setelah menerapkan tradisi Hindu yang dimulai tahun 78 masehi.<ref name=":2">{{Cite book|title=Majapahit Peradaban Maritim|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|year=2011|isbn=9786029346008|location=|pages=978-602-9346-00-8}}</ref>{{Rp|page=5 dan 7}}
 
== Lihat juga ==
Baris 93:
 
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Cerita rakyat dari Jawa Tengah]]