Awantipura dari Pajang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Daeng Hanif (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(26 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Arya Pangiri''' adalah adipati [[Demak]] yang berhasil menjadi
{{Infobox raja
| name = Arya Pangiri
| title = Sultan Awantipura
| image =
| caption =
| succession = Sultan [[Pajang]] ke - 2
| reign = 1583 - 1586
| coronation =
| predecessor = [[Sultan Hadiwijaya]]
| successor = [[Prabuwijaya|Pangeran Benawa]]
| suc-type =
| birth_date =
| birth_place = [[Demak]]
| death_date =
| death_place =
| date of burial =
| place of burial =
| consort =
| issue =
| full name = Arya Pangiri
| father = [[Sunan Prawoto]]
| mother =
| religion = [[Islam]]
| queen = Ratu Pembayun binti [[Sultan Hadiwijaya]]
| spouse 2 =
| spouse 1 =
| spouse 3 =
| royal house =
| dynasty =
| heir =
| royal anthem =
}}Arya Pangiri adalah putra dari [[Sunan Prawoto]]. Setelah kematian ayahnya, Ia di asuh oleh [[Ratu Kalinyamat]].
Kesuksesan karirnya dimulai sejak ia menikah dengan Ratna Pembayun, putri tertua dari [[Adiwijaya dari Pajang|Sultan Hadiwijaya]]. Ia pun dilantik menjadi Adipati [[Kesultanan Demak|Demak]].
Semenjak itulah, posisinya cukup berpengaruh di kalangan keluarga Kraton Pajang.
Setelah Sultan Hadiwijaya wafat, ia pun di dukung oleh Panembahan Kudus untuk memimpin [[kesultanan Pajang]], peristiwa itu menyebabkan ia menjadi Sultan Pajang ke-2.
== Asal-Usul ==
Arya Pangiri adalah putra [[Sunan Prawoto]] raja keempat [[Demak]], yang tewas dibunuh Rangkuti seorang prajurit Jipang (sekarang [[Kabupaten Blora|Blora]]) yang sangat setia kepada [[Arya Penangsang]] tahun
[[Arya Penangsang]] raja kelima [[Demak]] kemudian tewas oleh
Setelah dewasa, Arya Pangiri dinikahkan dengan
==
[[Kerajaan Aceh]] mencatat Arya Pangiri sebagai seorang bupati yang mudah curiga. Pada tahun 1564 [[Sultan Ali Riayat Syah]] raja [[Aceh]] mengirim utusan meminta bantuan [[Demak]] untuk bersama mengusir [[Portugis]] dari [[Malaka]].
Tapi Arya Pangiri justru membunuh utusan tersebut. Tahun 1567 [Aceh] tetap menyerang [[Malaka]] tanpa bantuan [[Jawa]]. Serangan itu gagal walaupun memakai meriam hadiah dari sultan [[Turki]].
== Menjadi Sultan Pajang Ke-2 ==
Sepeninggal [[Sultan Hadiwijaya]] akhir tahun 1582 terjadi permasalahan takhta di [[Pajang]]. Putra mahkota yang bernama [[Pangeran Benawa]] disingkirkan Arya Pangiri dengan dukungan [[Sunan Kudus]]. Alasan [[Sunan Kudus]] adalah usia [[Pangeran Benawa]] lebih muda daripada istri Pangiri, sehingga tidak pantas menjadi raja.
Baris 18 ⟶ 59:
Tokoh [[Sunan Kudus]] yang diberitakan ''[[Babad Tanah Jawi]]'' perlu dikoreksi, karena [[Sunan Kudus]] sendiri sudah meninggal tahun 1550. Mungkin tokoh yang mendukung Arya Pangiri tersebut adalah penggantinya, yaitu Panembahan Kudus, atau mungkin Pangeran Kudus.
== Masa Pemerintahan
Arya Pangiri menjadi raja [[Pajang]] sejak awal tahun 1583 bergelar '''Sultan
Arya Pangiri melanggar wasiat mertuanya ([[Hadiwijaya]]) supaya tidak membenci [[Sutawijaya]]. Ia bahkan membentuk pasukan yang terdiri atas orang-orang bayaran dari [[Bali]], [[Bugis]], dan [[Makassar]] untuk menyerbu [[Mataram]].
Baris 25 ⟶ 66:
Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap penduduk asli [[Pajang]]. Ia mendatangkan orang-orang [[Demak]] untuk menggeser kedudukan para pejabat [[Pajang]]. Bahkan, rakyat [[Pajang]] juga tersisih oleh kedatangan penduduk [[Demak]]. Akibatnya, banyak warga [[Pajang]] yang berubah menjadi perampok karena kehilangan mata pencaharian. Sebagian lagi pindah ke Jipang mengabdi pada [[Pangeran Benawa]].
== Kekalahan
Pada tahun 1586 [[Pangeran Benawa]] bersekutu dengan [[Sutawijaya]] di [[Mataram]]. Kedua saudara angkat itu berunding di desa Weru. Akhirnya diambilah keputusan untuk menyerbu [[Pajang]].
Gabungan pasukan [[Mataram]] dan Jipang berangkat untuk menurunkan Arya Pangiri dari takhtanya. Perang terjadi di kota [[Pajang]]. Pasukan Arya Pangiri yang terdiri atas 300 orang [[Pajang]], 2000 orang [[Demak]], dan 400 orang seberang dapat ditaklukkan. Arya Pangiri sendiri tertangkap dan diampuni nyawanya atas permohonan
[[Sutawijaya]] mengembalikan Arya Pangiri ke [[Demak]], serta mengangkat [[Pangeran Benawa]] sebagai raja baru di [[Pajang]].
==
* Andjar Any. 1979. ''Rahasia Ramalan Jayabaya, Ranggawarsita & Sabdopalon''. Semarang: Aneka Ilmu
* ''Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647''. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
Baris 42 ⟶ 79:
* Hayati dkk. 2000. ''Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI''. Jakarta: Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional
* M.C. Ricklefs. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Moedjianto. 1987. ''Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram''. Yogyakarta: Kanisius
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
{{kotak mulai}}
{{s-reg}}
{{kotak suksesi|jabatan=Sultan Pajang|tahun=1582—1586|pendahulu=[[Adiwijaya dari Pajang|Adiwijaya]]|pengganti=[[Prabuwijaya dari Pajang|Prabuwijaya]]}}
{{kotak selesai}}
[[Kategori:Kerajaan Pajang]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Sayyid]]
|