Kammaṭṭhāna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
Subjek dan temperamen meditasi: fix terjemahan utk foulness
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Faredoka (bicara | kontrib)
k -paṭhavī +pathavī (alternatif ejaan)
 
(9 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 7:
Arti paling mendasarnya adalah sebagai kata untuk merujuk pada meditasi, dengan meditasi menjadi pekerjaan utama para [[biksu]]. Di Burma, praktisi meditasi senior dikenal sebagai "''{{IAST|kammaṭṭhānācariya}}''" (guru meditasi). [[Tradisi Hutan Thai|Tradisi Hutan Thailand]] menamakan dirinya ''Tradisi Hutan Kammaṭṭhāna'' mengacu pada praktik meditasi mereka di hutan.
 
Dalam [[Sastra Pali|literatur Pali]], sebelum [[Komentar (Theravāda)|komentar]] Pali pasca-kanonikkanonis, istilah ''{{IAST|kammaṭṭhāna}}'' hanya muncul dalam beberapa diskursus (''sutta'') dan kemudian dalam konteks "pekerjaan" atau "perdagangan."{{Efn|name=fn1}}
 
[[Buddhaghosa]] menggunakan istilah ''{{IAST|kammaṭṭhāna}}'' untuk merujuk pada masing-masing dari empat puluh objek meditasi yang dirangkumnya. Objek-objek tersebut tercantum dalam bab ketiga kitab [[Visuddhimagga]], yang sebagian berasal dari [[Tripitaka Pali|Tripitaka Pāli]]. Dalam pengertian ini, ''{{IAST|kammaṭṭhāna}}'' dapat dipahami sebagai "pekerjaan" dalam arti "hal-hal yang menyibukkan batin", atau sebagai "tempat kerja" dalam arti "tempat-tempat untuk memfokuskan batin selama melakukan meditasi". Dalam seluruh terjemahannya terhadap Visuddhimagga, [[Ñāṇamoli]] menerjemahkan istilah ini secara sederhana sebagai "'''subjek meditasi'''".<ref>Buddhaghosa & Nanamoli (1999), hlm. 90–91 (II, 27–28, "Development in Brief"), 110ff. (dimulai dengan III, 104, "enumeration"). Hal ini juga dapat ditemukan pada bagian sebelumnya dalam teks ini, seperti pada hlm. 18 (I, 39, v. 2) dan hlm. 39 (I, 107).</ref>
Baris 18:
Kitab Visuddhimagga menekankan pentingnya meditasi ''{{IAST|kasiṇa}}''.<ref name="Thanissaro">Bhikkhu Thanissaro, [http://www.dhammatalks.net/Books/Bhikkhu_Thanissaro_Jhanas_Concentration_Wisdom.htm ''Concentration and Discernment''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190528103540/http://dhammatalks.net/Books/Bhikkhu_Thanissaro_Jhanas_Concentration_Wisdom.htm|date=2019-05-28}}</ref> Menurut seorang biksu-cendekiawan Amerika, [[Ṭhānissaro Bhikkhu]], "kitab tersebut kemudian mencoba untuk memasukkan semua metode meditasi lainnya ke dalam 'cetakan' praktik ''{{IAST|kasiṇa}}'' sehingga mereka [metode-metode tersebut] juga menimbulkan tanda-tanda tandingan, tetapi bahkan dengan pengakuannya sendiri, meditasi napas tidak cocok dengan 'cetakan' tersebut."<ref name="Thanissaro" /> Ia berpendapat bahwa dengan menekankan meditasi ''{{IAST|kasiṇa}}'', kitab Visuddhimagga menyimpang dari fokus pada ''[[jhāna]]'' dalam Tripitaka Pali. Pernyataan Bhikkhu Thanissaro ini menunjukkan bahwa apa yang dimaksud dengan "''jhāna'' dalam [[kitab komentar]] adalah sesuatu yang sangat berbeda dari apa yang dimaksud dalam Kanon."<ref name="Thanissaro" />
 
Meskipun praktik ''{{IAST|kasiṇa}}'' dikaitkan dengan aliran Theravāda, tampaknya praktik ini lebih dikenal secara luas di antara berbagai [[Aliran Buddhis awal|aliran Buddhisme di India]] pada suatu waktu. [[Asanga|Asaṅga]] merujuk pada ''{{IAST|kasiṇa}}'' di bagian Samāhitabhūmi dari [[Yogācārabhūmi-Śāstra]] karyanya.<ref>''Buddhist Insight: Essays by Alex Wayman''. Motilal Banarsidass: 1984 {{ISBN|0-89581-041-7}} hlm. 76.</ref> [[UppalavannāUppalavaṇṇā]], salah satu murid perempuan utama Sang Buddha, terkenal mencapai [[Arahat|tingkat Arahat]] dengan meditasi menggunakan ''{{IAST|kasiṇa}}'' api (''tejo'') sebagai objek meditasinya.<ref>{{Cite book|last=Buswell|first=Robert E. Jr.|last2=Lopez|first2=Donald S. Jr.|date=2013-11-24|url=https://books.google.com/books?id=DXN2AAAAQBAJ|title=The Princeton Dictionary of Buddhism|publisher=Princeton University Press|isbn=9781400848058|pages=945|language=en}}</ref><ref name=":0">{{Cite web|last=Therī|first=Tathālokā|title=The Amazing Transformations of Arahant Theri Uppalavanna|url=http://www.bhikkhuni.net/wp-content/uploads/2013/08/Transformations-of-Arahant-Theri-Uppalavanna1.pdf|website=bhikkhuni.et|archive-url=https://web.archive.org/web/20151017105311/http://www.bhikkhuni.net/wp-content/uploads/2013/08/Transformations-of-Arahant-Theri-Uppalavanna1.pdf|archive-date=2015-10-17|access-date=2019-09-26|url-status=live}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|title=03. The Story about the Elder Nun Uppalavanna|url=https://www.ancient-buddhist-texts.net/English-Texts/Foremost-Elder-Nuns/03-Uppalavanna.htm#toc9|website=www.ancient-buddhist-texts.net|archive-url=https://web.archive.org/web/20170728084153/http://www.ancient-buddhist-texts.net/English-Texts/Foremost-Elder-Nuns/03-Uppalavanna.htm#toc9|archive-date=2017-07-28|access-date=2019-08-27|url-status=live}}</ref>
 
Dari empat puluh objek yang dimeditasikan sebagai ''{{IAST|kammaṭṭhāna}}'', sepuluh yang pertama adalah ''{{IAST|kasiṇa}}'' yang dijelaskan sebagai 'hal-hal yang dapat dilihat secara langsung'. Hal ini dijelaskan dalam Visuddhimagga, dan juga disebutkan dalam [[Tripitaka|Tipitaka]] Pali.<ref>A.v.36, A.v.46-60, M.ii.14; D.iii.268, 290; Nett.89, 112; Dhs.202; Ps.i.6, 95</ref> Sepuluh ''{{IAST|kasiṇa}}'' tersebut adalah ''{{IAST|kasiṇa}}'':
 
# tanah (Pali: ''paṭhavīpathavī kasiṇa''; Sansekerta: ''pṛthivī kṛtsna'')
# air (''āpo kasiṇa''; ''ap kṛtsna'')
# api (''tejo kasiṇa''; ''tejas kṛtsna'')
Baris 37:
=== ''{{IAST|Paṭikkūla-manasikāra}}'' ===
[[Berkas:Asubha_Body_Contemplation.png|al=Asubha Contemplation Illustration|ka|jmpl| Ilustrasi dua perenungan [[Patikulamanasikara|''asubha'']] (ketidakmenarikan) pertama: mayat yang membengkak dan mayat yang berubah warna menjadi kebiruan. Dari manuskrip awal abad ke-20 yang ditemukan di [[Distrik Chaiya]], [[Provinsi Surat Thani]], [[Thailand]].<ref>dari [http://zugangzureinsicht.org/html/lib/authors/buddhadasa/dhammawithpictures_en.html Teaching Dhamma by pictures: Explanation of a Siamese Traditional Buddhist Manuscript]</ref>]]
Sepuluh berikutnya merupakan objek yang tidak murnimenjijikan (''asubha'') dan merupakan objek kejijikan/keengganan (''paṭikkūla''), khususnya '[[Atensi (Buddhisme)|perhatian/atensi]] pada pemakaman' (''sīvathikā-manasikāra'') pada sepuluh tahap pembusukan tubuh manusia yang bertujuan untuk mengembangkan [[Perhatian penuh (Buddhisme)|perhatian-penuh]] pada tubuh (''kāyagatāsati''). Sepuluh objek tersebut adalah:
 
# mayat yang bengkak
Baris 84:
 
=== Lainnya ===
Dari lima yang tersisa, satu adalah [[Persepsi (Buddhisme)|persepsi]] rasa jijik terhadap makanan (''āhāre paṭikūlasaññā'') dan empat terakhir adalah 'empat unsur pokok' (''[[Unsur (Buddhisme)|catudhātuvavaṭṭhāna]]''): tanah (''paṭhavīpathavī''), air (''āpo''), api (''tejo''), dan udara (''vāyo'').
 
== Subjek meditasi dan empat ''jhāna'' ==
{{Faktor jhana}}
Menurut Gunaratana, mengikuti Buddhaghosa, karena kesederhanaan pokok bahasannya, keempat ''[[jhāna]]'' (penyerapan meditatif) dapat dicapai melalui ''[[ānāpānasati]]'' (perhatian-penuh pada napas) dan sepuluh ''[[kasiṇa]].<ref name="Gunaratana 19882">[http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/gunaratana/wheel351.html Gunaratana (1988)].</ref>''
 
Menurut Gunaratana, subjek meditasi berikut ini hanya mengarah pada "konsentrasi permulaan/akses" (''upacāra samādhi'') karena kompleksitasnya: merenungi sifat-sifat Buddha, Dhamma, [[Sangha]], [[Sila (Buddhisme)|moralitas]], kemurahan hati, sifat-sifat baik para [[Dewa (Buddhisme)|dewa]], kematian, dan Kedamaian ([[Nirwana]]); persepsi rasa jijik terhadap makanan; dan analisis terhadap [[Unsur (Buddhisme)|empat unsur]].''<ref name="Gunaratana 19882" />''
 
Penyerapan meditatif dalam ''jhāna'' pertama dapat diwujudkan melalui [[Perhatian penuh (Buddhisme)|perhatian-penuh]] pada sepuluh jenisobjek [[pengotormenjijikan batin]](''asubha'') dan perhatian-penuh pada tubuh (''kāyagatāsati''). Namun, meditasi-meditasi ini tidak dapat melampaui ''jhāna'' pertama karena melibatkan [[faktor mental]] penempelan-awal (''[[Vitakka-vicāra|vitakka]]''), yang tidak ada pada ''jhāna-jhāna'' yang lebih tinggi.''<ref name="Gunaratana 19882" />''
 
Penyerapan meditatif dalam tiga ''jhāna'' pertama dapat diwujudkan dengan merenungkan tiga ''brahma-vihāra'' pertama ([[Cinta kasih (Buddhisme)|cinta kasih]], [[Belas kasih (Buddhisme)|belas kasih]], dan [[Simpati (Buddhisme)|simpati]]). Akan tetapi, meditasi-meditasi ini tidak dapat membantu dalam mencapai ''jhāna'' keempat karena [[Perasaan (Buddhisme)|perasaan]]-perasaan menyenangkan yang menyertainya. Sebaliknya, setelah ''jhāna'' keempat tercapai, maka ''brahma-vihāra'' keempat, yaitu ''upekkhā,'' pun muncul.''<ref name="Gunaratana 19882" />''
Baris 103:
[[Komentar (Theravāda)|Kitab komentar]] belakangan memberikan pedoman untuk menyarankan subjek meditasi berdasarkan temperamen umum seseorang:
 
* '''Serakah''' (''[[Lobha (Buddhisme)|lobha]]'')''':''' sepuluh objek tidak menyenangkanmenjijikan (''asubha''); atau, perenunganperhatian-penuh pada tubuh (''kāyagatāsati'').
* '''Membenci''' (''[[Kebencian (Buddhisme)|dosa]]'')''':''' empat ''[[Brahmavihāra|brahma-vihāra]]''; atau, empat ''kasiṇa'' warna.
* '''Delusional''' (''[[Delusi (Buddhisme)|moha]]'')''':''' perhatian-penuh pada napas.