Pemanasan global: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jiaminglimjm (bicara | kontrib)
k merapikan referensi IPCC AR6 summary for policymakers
NOPALKING (bicara | kontrib)
k menambah kan penyebab pemanasan global
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source
 
(25 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{For|perubahan iklim global dalam sejarah Bumi|Perubahan iklim}}
{{For|istilah yang menggambarkan pemanasan global dan perubahan iklim|Krisis iklim}}
 
[[Berkas:Change in Average Temperature.svg|ka|jmpl|280x280px|AnomaliPerbandingan suhu permukaan rata-rata selama periode 2011 sampai 20202021 dengan dibandingkan pada suhu rata-rata dari 19511956 sampai 19801976.]]
 
'''Pemanasan global''' ({{lang-en|global warming}}); (juga disebut '''darurat[[perubahan iklim]]''' atau [[Krisis iklim|'''[[krisis iklim]]''']]<ref>{{cite web|last=Sindo|first=Koran|date=2019-08-14|title=Gas Rumah Kaca Capai Rekor Tertinggi|url=https://today.line.me/id/v2/article/Gas+Rumah+Kaca+Capai+Rekor+Tertinggi-MvprMw|website=today.line.me|archive-date=https://web.archive.org/web/20220413212038/https://today.line.me/id/v2/article/Gas+Rumah+Kaca+Capai+Rekor+Tertinggi-MvprMw|url-status=live|access-date=2022-04-14|}}</ref>) adalah suatu proses meningkatnya [[suhu]] rata-rata [[udara]], [[atmosfer]], [[laut]], dan [[daratan]] [[Bumi]]. Periode perubahan iklim juga pernah terjadi di masa lalu, namun perubahan iklim yang terjadi pada saat ini jauh lebih cepat dan bukanlah dikarenakan oleh sebab-sebab alamiah.<ref>{{harvnb|IPCC SR15 Ch1|2018|p=54|ps=: These global-level rates of human-driven change far exceed the rates of change driven by geophysical or biosphere forces that have altered the Earth System trajectory in the past…}}</ref> Penyebab utama yang menimbulkan pemanasan iklim pada saat ini ialah pencemaran [[gas rumah kaca]], terutama [[karbon dioksida]] (CO2) dan [[metana]]. Pembakaran [[bahan bakar fosil]] seperti [[batu bara]], [[bensin]], dan [[solar]] untuk produksi energi ialah pemasok terbesar dari pencemaran ini. Beberapa faktor tambahan lainnya ialah seperti sejumlah praktik [[pertanian]] tertentu, proses [[industri]], dan [[penggundulan hutan]].<ref name="auto2">{{harvnb|Our World in Data, 18 September|2020}}</ref> Karena sifatnya yang transparan, gas rumah kaca dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga memanaskan permukaan Bumi. Namun ketika gelombang [[ultraviolet]] dari sinar matahari diserap lalu dipancarkan kembali oleh permukaan bumi menjadi radiasi [[inframerah]], gas-gas rumah kaca tersebut menyerapnya, memerangkap panas di sekitar permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan global.
 
Akibat perubahan iklim, [[Penggurunan|gurun pasir]] meluas, sementara [[gelombang panas]] dan [[kebakaran liar]] menjadi lebih umum.<ref>{{harvnb|IPCC SRCCL|2019|p=7|ps=: Since the pre-industrial period, the land surface air temperature has risen nearly twice as much as the global average temperature (high confidence). Climate change... contributed to desertification and land degradation in many regions (high confidence).}}; {{harvnb|IPCC SRCCL|2019|p=45|ps=: Climate change is playing an increasing role in determining wildfire regimes alongside human activity (medium confidence), with future climate variability expected to enhance the risk and severity of wildfires in many biomes such as tropical rainforests (high confidence).}}</ref> Peningkatan pemanasan di [[Kutub Utara]] telah berkontribusi pada mencairnya tanah es yang sebelumnya selalu membeku, [[Penyusutan gletser sejak 1850|mundurnya glasial]], dan hilangnya [[es laut]].<ref>{{harvnb|IPCC SROCC|2019|p=16|ps=: Over the last decades, global warming has led to widespread shrinking of the cryosphere, with mass loss from ice sheets and glaciers (very high confidence), reductions in snow cover (high confidence) and Arctic sea ice extent and thickness (very high confidence), and increased permafrost temperature (very high confidence).}}</ref> Suhu yang lebih tinggi juga menyebabkan [[badai]] yang lebih intens, [[kekeringan]], dan cuaca ekstrem lainnya.<ref>{{Harvnb|IPCC AR6 WG1 Ch11|2021|p=1517}}</ref> Perubahan lingkungan yang cepat di pegunungan, [[terumbu karang]], dan Kutub Utara memaksa banyak spesies untuk pindah atau punah.<ref>{{cite web|author=EPA|date=19 January 2017|title=Climate Impacts on Ecosystems|url=https://19january2017snapshot.epa.gov/climate-impacts/climate-impacts-ecosystems_.html#Extinction|archive-url=https://web.archive.org/web/20180127185656/https://19january2017snapshot.epa.gov/climate-impacts/climate-impacts-ecosystems_.html#Extinction|archive-date=27 January 2018|access-date=5 February 2019|quote=Mountain and arctic ecosystems and species are particularly sensitive to climate change... As ocean temperatures warm and the acidity of the ocean increases, bleaching and coral die-offs are likely to become more frequent.|url-status=live}}</ref> Perubahan iklim mengancam manusia dengan [[kelangkaan air]] dan makanan, peningkatan [[banjir]], panas yang ekstrem, lebih banyak penyakit, dan kerugian ekonomi. Migrasi manusia dan konflik dapat terjadi sebagai akibatnya.<ref name="auto3">{{harvnb|Cattaneo|Beine|Fröhlich|Kniveton|2019}}; {{harvnb|UN Environment, 25 October|2018}}.</ref> Organisasi Kesehatan Dunia ([[WHO]]) menyebut perubahan iklim sebagai ancaman terbesar bagi [[kesehatan global]] di abad ke-21.<ref>{{harvnb|IPCC AR5 SYR|2014|pp=13–16}}; {{harvnb|WHO, Nov|2015}}: "Climate change is the greatest threat to global health in the 21st century. Health professionals have a duty of care to current and future generations. You are on the front line in protecting people from climate impacts – from more heat-waves and other extreme weather events; from outbreaks of infectious diseases such as malaria, dengue and cholera; from the effects of malnutrition; as well as treating people that are affected by cancer, respiratory, cardiovascular and other non-communicable diseases caused by environmental pollution."</ref> Bahkan jika upaya untuk meminimalisir pemanasan di masa depan berhasil, beberapa [[Efek pemanasan global|efek]] akan terus berlanjut selama berabad-abad. Ini termasuk [[kenaikan permukaan laut]], dan lautan yang lebih hangat dan dengan [[pH]] yang [[Peningkatan keasaman air laut|lebih asam]].<ref>{{harvnb|IPCC SR15 Ch1|2018|p=64|ps=: Sustained net zero anthropogenic emissions of {{CO2}} and declining net anthropogenic non-{{CO2}} radiative forcing over a multi-decade period would halt anthropogenic global warming over that period, although it would not halt sea level rise or many other aspects of climate system adjustment.}}</ref>
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat {{Nowrap|1,2 °C}} selama seratus tahun terakhir.<ref>{{cite book|author=[[Organisasi Meteorologi Dunia]]|year=2021|url=https://library.wmo.int/doc_num.php?explnum_id=10618|title=WMO Statement on the State of the Global Climate in 2020|location=Geneva|isbn=978-92-63-11264-4|series=WMO-No. 1264|language=en}}</ref> [[Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim]] (IPCC) menyimpulkan bahwa "dengan ''tegas'' pengaruh manusia telah memanaskan atmosfer, laut dan tanah" dan "perubahan yang meluas dan cepat pada atmosfer, laut, [[kriosfer]] dan [[biosfer]] sedang terjadi".<ref name="IPCC2021">{{cite web|date=Oktober 2021|title=IPCC AR6 WG1 Summary for Policymakers: The Physical Science Basis|url=https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg1/downloads/report/IPCC_AR6_WGI_SPM_final.pdf|work=www.ipcc.ch|publisher=[[IPCC]], [[UNEP]], [[WMO]]|language=en|trans-title=Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan|format=[[Portable Document Format|PDF]]|dead-url=no|accessdate=13-02-2022}}</ref> Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara [[G8]].
 
Banyak dari dampak-dampak ini telah dirasakan pada tingkat pemanasan 1,2{{Nbsp}}°C saat ini. Peningkatan pemanasan lebih lanjut akan memperbesar dampak-dampak ini dan dapat memicu terjadinya titik kritis, seperti mencairnya [[lapisan es Greenland]].<ref>{{harvnb|IPCC AR6 WG1 Technical Summary|2021|p=71}}</ref> Di bawah [[Persetujuan Paris]] pada tahun 2015, negara-negara secara kolektif sepakat untuk menjaga agar pemanasan tetap "berada di bawah 2{{Nbsp}}°C". Namun, dengan komitmen yang dibuat di bawah persetujuan tersebut, pemanasan global masih akan mencapai sekitar 2,7{{Nbsp}}°C pada akhir abad ini.<ref name="UNEP2021">{{harvnb|United Nations Environment Programme|2021|p=36|ps=: "A continuation of the effort implied by the latest unconditional NDCs and announced pledges is at present estimated to result in warming of about 2.7&nbsp;°C (range: 2.2–3.2&nbsp;°C) with a 66 per cent chance."}}</ref> Membatasi pemanasan hingga 1,5{{Nbsp}}°C akan membutuhkan pengurangan separuh dari tingkat [[emisi karbon]] pada tahun 2030 dan mencapai [[netralitas karbon]] pada tahun 2050.<ref>{{harvnb|IPCC SR15 Ch2|2018|pp=95–96|ps=: In model pathways with no or limited overshoot of 1.5&nbsp;°C, global net anthropogenic {{CO2}} emissions decline by about 45% from 2010 levels by 2030 (40–60% interquartile range), reaching net zero around 2050 (2045–2055 interquartile range)}}; {{harvnb|IPCC SR15|2018|loc=SPM C.3|p=17|ps=:All pathways that limit global warming to 1.5&nbsp;°C with limited or no overshoot project the use of carbon dioxide removal (CDR) on the order of 100–1000 GtCO2 over the 21st century. CDR would be used to compensate for residual emissions and, in most cases, achieve net negative emissions to return global warming to 1.5&nbsp;°C following a peak (high confidence). CDR deployment of several hundreds of GtCO2 is subject to multiple feasibility and sustainability constraints (high confidence).}}; {{harvnb|Rogelj|Meinshausen|Schaeffer|Knutti|Riahi|2015}}; {{harvnb|Hilaire et al.|2019}}</ref>
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat {{nowrap|1,1 hingga 6,4&nbsp;°C}} antara tahun [[1990]] dan [[2100]].<ref name="grida7">{{cite web | url=http://www.ipcc.ch/SPM2feb07.pdf | format=[[Portable Document Format|PDF]] | title=Summary for Policymakers | work=Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change | accessdate=02-02-2007 | date=05-02-2007 | publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]] | archiveurl=https://web.archive.org/web/20070203164304/http://www.ipcc.ch/SPM2feb07.pdf | archivedate=2007-02-03 | dead-url=no }}</ref> Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]] pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi [[gas rumah kaca]] telah stabil.<ref name="grida7" /> Ini mencerminkan besarnya [[kapasitas kalor]] lautan.
 
Melakukan pengurangan emisi secara signifikan akan memerlukan peralihan dari pembakaran bahan bakar fosil dan menuju penggunaan listrik yang dihasilkan dari sumber rendah karbon. Hal ini termasuk menghentikan secara bertahap pembangkit listrik tenaga batu bara, meningkatkan penggunaan angin, matahari, dan jenis energi terbarukan lainnya, serta mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan energi. Listrik perlu menggantikan bahan bakar fosil untuk menggerakkan transportasi, memanaskan ataupun mendinginkan bangunan, dan mengoperasikan fasilitas industri.<ref>{{harvnb|United Nations Environment Programme|2019|loc=Table ES.3|p=xxiii}}; {{harvnb|Teske, ed.|2019|p=xxvii, Fig.5}}.</ref><ref>{{harvnb|United Nations Environment Programme|2019|loc=Table ES.3 & p. 49}}; {{harvnb|NREL|2017|pp=vi, 12}}</ref> Karbon juga dapat dihilangkan dari [[atmosfer]], misalnya dengan meningkatkan cakupan [[hutan]] dan dengan bertani dengan metode menangkap [[karbon]] dalam tanah.<ref>{{harvnb|IPCC SRCCL Summary for Policymakers|2019|p=18}}</ref> Meskipun umat manusia dapat beradaptasi terhadap perubahan iklim melalui upaya-upaya seperti perlindungan garis pantai yang lebih baik, namun langkah-langkah tersebut tidak dapat mencegah risiko dari dampak yang parah, meluas, dan permanen.<ref>{{harvnb|IPCC AR5 SYR|2014|loc=SPM 3.2|p=17}}</ref>
Suhu di atas [[tanah]] meningkat dua kali lebih cepat dari suhu rata-rata dunia. [[Efek pemanasan global pada manusia|Efek pemanasan global]] mengancam kehidupan manusia dari sisi [[ketahanan pangan]] dan [[kelangkaan air]]. [[Banjir]], [[penyakit]], [[konflik]] dan kerugian [[ekonomi]] menaik.<ref>{{Cite news|first=Falahi Mubarok|date=2022-04-11|title=Perubahan Iklim, Alarm dari Kerusakan Alam|url=https://www.mongabay.co.id/2022/04/11/perubahan-iklim-alarm-dari-kerusakan-alam/|work=Mongabay.co.id|access-date=2022-04-14}}</ref> [[Penggurunan]] merebak, dengan [[kebakaran liar]] dan [[gelombang panas]] menjadi lebih kerap. Peningkatan suhu di [[Arktika]] berkontribusi kepada [[Penyusutan gletser sejak 1850|penyusutan gletser]] dan juga pencairan [[Ibun abadi|tanah beku abadi]]. [[Degradasi lingkungan]], [[ekosistem]] dan [[hilangnya keanekaragaman hayati]] berterusan dalam proses umpan balik dengan bahaya iklim.<ref name="SPM|WGII|AR6">{{cite book|date=27 February 2022|url=https://report.ipcc.ch/ar6wg2/pdf/IPCC_AR6_WGII_SummaryForPolicymakers.pdf|title=IPCC AR6 WG2 Summary for Policymakers: Impacts, Adaptation and Vulnerability|publisher=[[IPCC]], [[UNEP]], [[WMO]]|language=en|access-date=2022-03-02|url-status=live}}</ref> Bahkan dengan usaha mengurangkan peningkatan suhu, beberapa [[Efek pemanasan global|efek]] akan tetap berlanjut berabad-abad ke masa depan. Ini termasuk [[kenaikan permukaan laut]] dan [[peningkatan keasaman air laut]].<ref>{{Cite news|date=2013-08-28|title=Pemanasan Global Membuat Laut Semakin Asam|url=https://www.greeners.co/berita/pemanasan-global-membuat-laut-semakin-asam/|work=greeners.co|access-date=2022-04-14}}</ref> [[Organisasi Kesehatan Dunia]] (WHO) menyebut perubahan iklim sebagai ancaman terbesar kepada [[kesehatan global]] pada abad ke-21.<ref>{{Cite news|first=Mohamad Deny Irawan|date=2021-10-12|title=WHO: Perubahan Iklim Sebabkan Gangguan Kesehatan|url=https://gontornews.com/who-perubahan-iklim-sebabkan-gangguan-kesehatan/|work=Gontornews.com|access-date=2022-04-14}}</ref><ref>{{Cite web|date=2021-10-30|title=Climate change and health|url=https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/climate-change-and-health|website=[[Organisasi Kesehatan Dunia]]|language=en|access-date=2022-04-14}}</ref>
 
Dalam [[Persetujuan Paris]] pada tahun 2015, negara-negara di dunia telah berikrar untuk menahan laju pemanasan global "cukup di bawah {{Nowrap|2,0 °C}}". Akan tetapi, dengan janjian yang telah disetujui, peningkatan suhu rata-rata global masih dijangka akan mencapai {{Nowrap|2,7 °C}} sebelum abad ke-22. Untuk membatasi peningkatan suhu kepada '''{{Nowrap|1,5 °C}}''', [[emisi gas rumah kaca]] akibat aktivitas manusia harus '''dikurangkan 43% sebelum tahun 2030''' dan mencapai [[netralitas karbon]] pada tahun 2050.<ref name="SPM|WGIII|AR6">{{cite book|url=https://report.ipcc.ch/ar6wg3/pdf/IPCC_AR6_WGIII_SummaryForPolicymakers.pdf|title=IPCC AR6 WG3 Summary for Policymakers: Mitigation of Climate Change|publisher=[[IPCC]], [[UNEP]], [[WMO]]|language=en|url-status=live}}</ref>
 
== Penyebab pemanasan global ==
[[Berkas:Physical Drivers of climate change.svg|jmpl|350x350px|[[Pemaksaan radiasi]] (''radiative forcing'') dari beberapa [[senyawa kimia]] yang berkontribusi kepada peningkatan suhu rata-rata dunia menurut [[Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim#Laporan Penilaian Keenam IPCC|Laporan Penilaian Keenam IPCC]].]]
 
=== Efek penciptaan energi ===
Menghasilkan listrik dan panas dengan membakar bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam adalah salah satu penyebab utama emisi global. Sebagian besar listrik masih dihasilkan dari bahan bakar fosil; hanya sekitar seperempatnya yang berasal dari angin, matahari, dan sumber terbarukan lainnya.
=== Efek barang maknufatur ===
Manufaktur dan industri menghasilkan emisi, sebagian besar dari pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi untuk membuat barang-barang seperti semen, besi, baja, elektronik, plastik, pakaian, dan barang-barang lainnya. Pertambangan dan proses industri lainnya juga melepaskan gas.
=== Efek menebang hutan ===
Penebangan hutan untuk lahan pertanian atau peternakan, atau untuk alasan lain, menyebabkan emisi. Ketika ditebang, pohon melepaskan karbon yang telah mereka simpan. Di sisi lain, hutan menyerap karbon dioksida. Jika hutan dihancurkan, kemampuan alam untuk melindungi atmosfer dari emisi juga berkurang.
=== Efek rumah kaca ===
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari [[matahari]]. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk [[cahaya tampak]]. Ketika energi ini tiba permukaan [[Bumi]], ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan [[Bumi]]. [[Permukaan Bumi]], akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi [[infra merah]] gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di [[atmosfer]] [[Bumi]] akibat menumpuknya jumlah [[gas rumah kaca]] antara lain [[uap air]], [[karbon dioksida]], [[sulfur dioksida]] dan [[metana]] yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali [[radiasi]] gelombang yang dipancarkan [[Bumi]] dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di [[permukaan Bumi]]. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan [[suhu]] rata-rata tahunan [[bumi]] terus meningkat.
{{Utama|Efek rumah kaca}}
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari [[matahari]]. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk [[cahaya tampak]]. Ketika energi ini tiba permukaan [[Bumi]], ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan [[Bumi]]. [[Permukaan Bumi]], akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi [[infra merah]] gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di [[atmosfer]] [[Bumi]] akibat menumpuknya jumlah [[gas rumah kaca]] antara lain [[uap air]], [[karbon dioksida]], [[sulfur dioksida]] dan [[metana]] yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali [[radiasi]] gelombang yang dipancarkan [[Bumi]] dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di [[permukaan Bumi]]. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan [[suhu]] rata-rata tahunan [[bumi]] terus meningkat.
 
Namun sebagian panas tetap terperangkap di [[atmosfer Bumi]] akibat menumpuknya jumlah [[gas rumah kaca]] antara lain [[uap air]], [[karbon dioksida]], [[metana]] dan [[dinitrogen monoksida]] yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali [[radiasi]] gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan [[suhu]] rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam [[rumah kaca]]. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
 
Efek[[Gas rumah kaca|Gas-gas rumah kaca]] berfungsi sebagaimana gas dalam [[rumah kaca]]. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Namun, [[efek rumah kaca]] ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15&nbsp;°C (59&nbsp;°F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33&nbsp;°C (59&nbsp;°F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18&nbsp;°C sehingga [[es]] akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan[[perubahan iklim]] yang sangat globalmengancam.
 
=== Efek umpan balik ===
Baris 38 ⟶ 40:
{{utama|Variasi Matahari}}
 
Terdapat [[hipotesis]] yang menyatakan bahwa variasi dari [[matahari]], dengan kemungkinan diperkuat oleh [[umpan balik]] dari [[awan]], dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini.<ref>{{cite journal | first=Nigel | last=Marsh | coauthors=Henrik, Svensmark | title=Cosmic Rays, Clouds, and Climate | journal=Space Science Reviews | volume=94 | number=1-2 | pages=215-230 | year=2000 | month=November | url=http://www.dsri.dk/~hsv/SSR_Paper.pdf | format=[[Portable Document Format|PDF]] | doi=10.1023/A:1026723423896 | accessdate=17-04-2007 | archive-date=2008-05-27 | archive-url=https://web.archive.org/web/20080527234228/http://www.dsri.dk/~hsv/SSR_Paper.pdf | dead-url=yes | issn=0038-6308}}</ref> Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat [[efek rumah kaca]] adalah meningkatnya aktivitas [[matahari]] akan memanaskan [[stratosfer]] sebaliknya [[efek rumah kaca]] akan mendinginkan [[stratosfer]]. Pendinginan [[stratosfer]] bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,<ref>{{cite web|title=Climate Change 2001:Working Group I: The Scientific Basis (Fig. 2.12)|url=http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/fig2-12.htm|date=2001|accessdate=08-05-2007|archive-date=2016-06-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20160602235858/http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/fig2-12.htm|dead-url=yes}}</ref> yang tidak akan terjadi bila aktivitas [[matahari]] menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan [[lapisan ozon]] juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun [[1970-an]]. Fenomena [[variasi Matahari]] dikombinasikan dengan aktivitas [[gunung berapi]] mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.<ref>{{cite web | url=http://www.ipcc.ch/pdf/assessment-report/ar4/wg1/ar4-wg1-chapter9.pdf | format=[[Portable Document Format|PDF]] | title=Understanding and Attributing Climate Change | work=Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change | accessdate=20-05-2007 | date=07-05-2007 | publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]] | last=Hegerl | first=Gabriele C. | coauthors=''et al.'' | pages=690 | quote=Recent estimates (Figure 9.9) indicate a relatively small combined effect of natural forcings on the global mean temperature evolution of the seconds half of the 20th century, with a small net cooling from the combined effects of solar and volcanic forcings | archive-date=2018-05-08 | archive-url=https://web.archive.org/web/20180508152907/http://www.ipcc.ch/pdf/assessment-report/ar4/wg1/ar4-wg1-chapter9.pdf | dead-url=yes }}</ref><ref>{{cite journal | last=Ammann | first = Caspar | coauthors =''et al.'' | date=06-04-2007 | title=Solar influence on climate during the past millennium: Results from ransient simulations with the NCAR Climate Simulation Model | journal=Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America | volume=104 | issue=10 | pages=3713-3718 | url=http://www.pnas.org/cgi/reprint/104/10/3713 | quote=However, because of a lack of interactive ozone, the model cannot fully simulate features discussed in (44)." "While the NH temperatures of the high-scaled experiment are often colder than the lower bound from proxy data, the modeled decadal-scale NH surface temperature for the medium-scaled case falls within the uncertainty range of the available temperature reconstructions. The medium-scaled simulation also broadly reproduces the main features seen in the proxy records." "Without anthropogenic forcing, the 20th century warming is small. The simulations with only natural forcing components included yield an early 20th century peak warming of ≈0.2&nbsp;°C (≈1950 AD), which is reduced to about half by the end of the century because of increased volcanism.}}
</ref>
 
Baris 65 ⟶ 67:
Para [[ilmuwan]] telah mempelajari pemanasan global berdasarkan model-model computer berdasarkan prinsip-prinsip dasar [[dinamika fluida]], [[transfer]] [[radiasi]], dan proses-proses lainya, dengan beberapa penyederhanaan disebabkan keterbatasan kemampuan komputer. Model-model ini memprediksikan bahwa penambahan [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]] berefek pada iklim yang lebih hangat.<ref>{{cite web |url=http://books.google.com/books?id=sx6DFr8rbpIC&dq=robert+lanza&printsec=frontcover&source=web&ots=S7MXYzoDqR&sig=jfUo33FtVZ3PSUS2fcc_EtawEnQ |last = Hansen |first = James |title = Climatic Change: Understanding Global Warming |work = One World: The Health & Survival of the Human Species in the 21st Century |accessdate=2007-08-18 | date = 2000 |publisher= Health Press}}</ref> Walaupun digunakan asumsi-asumsi yang sama terhadap konsentrasi [[gas rumah kaca]] pada masa depan, [[sensitivitas iklim]]nya masih akan berada pada suatu rentang tertentu.
 
Dengan memasukkan unsur-unsur ketidakpastian terhadap konsentrasi gas rumah kaca dan pemodelan iklim, [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] memperkirakan pemanasan sekitar {{nowrap|1,1&nbsp;°C hingga 6,4&nbsp;°C}} antara tahun 1990 dan 2100.<ref name="grida7">{{cite web|date=05-02-2007|title=Summary for Policymakers|url=http://www.ipcc.ch/SPM2feb07.pdf|work=Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change|publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]]|format=[[Portable Document Format|PDF]]|archiveurl=https://web.archive.org/web/20070203164304/http://www.ipcc.ch/SPM2feb07.pdf|archivedate=2007-02-03|dead-url=no|accessdate=02-02-2007}}</ref> Model-model iklim juga digunakan untuk menyelidiki penyebab-penyebab perubahan iklim yang terjadi saat ini dengan membandingkan perubahan yang teramati dengan hasil prediksi model terhadap berbagai penyebab, baik alami maupun aktivitas manusia.
 
Model iklim saat ini menghasilkan kemiripan yang cukup baik dengan perubahan suhu global hasil pengamatan selama seratus tahun terakhir, tetapi tidak mensimulasi semua aspek dari [[iklim]].<ref>{{cite web |url=http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/007.htm |title=Summary for Policymakers |work=Climate Change 2001: The Scientific Basis. Contribution of Working Group I to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change |accessdate=28-04-2007 |date=<nowiki>20-01-2001]]</nowiki> |publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]] |archive-date=2016-06-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160617020742/http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/007.htm |dead-url=yes }}</ref> Model-model ini tidak secara pasti menyatakan bahwa pemanasan yang terjadi antara tahun 1910 hingga 1945 disebabkan oleh proses alami atau aktivitas manusia; akan tetapi; mereka menunjukkan bahwa pemanasan sejak tahun 1975 didominasi oleh emisi gas-gas yang dihasilkan manusia.
Baris 85 ⟶ 87:
=== Peningkatan permukaan laut ===
[[Berkas:Recent Sea Level Rise.png|ka|jmpl|250x250px|
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi.]]
 
]]
Ketika [[atmosfer]] menghangat, lapisan permukaan [[lautan]] juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di [[kutub]], terutama sekitar [[Greenland]], yang lebih memperbanyak volume air di [[laut]]. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10–25&nbsp;cm (4 - 10 inchi) selama [[abad ke-20]], dan para ilmuwan [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] memprediksi peningkatan lebih lanjut 9–88&nbsp;cm pada [[abad ke-21]].
 
Efek rumah kaca berperan dalam meningkatkan pemanasan global. Efek rumah kaca ialah suatu kondisi ketika panas matahari terjebak di dalam atmosfer bumi dan menyebabkan suhu bumi menjadi hangat. Gas–gas di [[Atmosfer Bumi|atmosfer]] yang dapat menangkap panas nya matahari disebut gas rumah kaca. Contoh [[gas rumah kaca]] adalah [[Karbon dioksida pada atmosfer Bumi|karbon dioksida]], [[nitrogen dioksida]], dan [[metana]].<ref>{{Cite web|last=Ulfa|first=Maria|title=Apa Itu Gas Rumah Kaca, Emisi Karbon & Dampaknya untuk Lingkungan|url=https://tirto.id/apa-itu-gas-rumah-kaca-emisi-karbon-dampaknya-untuk-lingkungan-gaZn|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-06-01}}</ref>
Perubahan tinggi muka [[laut]] akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah [[pantai]]. Kenaikan 100&nbsp;cm akan menenggelamkan 6 persen daerah [[Belanda]], 17,5 persen daerah [[Bangladesh]], dan banyak pulau-pulau. [[Erosi]] dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi [[lautan]] mencapai [[muara sungai]], [[banjir]] akibat air pasang akan meningkat di [[daratan]]. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
 
Perubahan tinggi muka [[laut]] akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah [[pantai]]. Kenaikan 100&nbsp;cm akan menenggelamkan 6 persen daerah [[Belanda]], 17,5 persen daerah [[Bangladesh]], dan banyak pulau-pulau. [[Erosi]] dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi [[lautan]] mencapai [[muara sungai]], [[banjir]] akibat air pasang akan meningkat di [[daratan]]. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Lebih dari 46 juta orang di dunia tinggal di wilayah dengan ketinggian tidak lebih dari satu meter di atas permukaan laut. Oleh karena itu, permukaan air laut akan terus meningkat apabila tidak ada kesadaran dari manusia untuk mengurangi, memperlambat, atau mengatasi jejak karbon mereka.<ref>{{Cite news|date=2020-07-14|title=Proses Terjadinya Pemanasan Global, Perlu Diketahui|url=https://www.merdeka.com/trending/proses-terjadinya-pemanasan-global-perlu-diketahui-kln.html|work=[[Merdeka.com]]|access-date=2022-06-01|editor-last=Winastya|editor-first=Khulafa Pinta|first=Khulafa Pinta|last=Winastya}}</ref>
 
Menurut ''Jurnal Nature Climate Change'' bahwa naiknya permukaan air laut yang ekstrim ini akan lebih sering dan meluas di seluruh dunia akibat pemanasan global. Perubahan tersebut kemungkinan besar akan terjadi lebih cepat di akhir abad ini, dan lokasi yang paling terdampak ialah orang-orang yang bermukim di negara beriklim [[Tropika|tropis]].<ref>{{Cite news|title=Kenaikan Air Laut Paling Parah Landa Negara Tropis Macam RI|url=https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210831211624-199-688073/kenaikan-air-laut-paling-parah-landa-negara-tropis-macam-ri|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2022-06-01|date=2021-09-07}}</ref>
 
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50&nbsp;cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari [[rawa|rawa-rawa]] [[pantai]] di [[Amerika Serikat]]. [[Rawa]]-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari [[Everglades]], [[Florida]]. Wilayah [[pantai]] terutama di daerah luar dan daerah perbatasan yang telah ditetapkan dari garis pangkal pantai, ketika kenaikan permukaan air laut terjadi, sedikit atau banyak akan mengalami pergeseran dan perubahan pada letak ketetapan perbatasannya. Oleh karena itu, hal ini memerlukan perhatian lebih agar tidak menimbulkan berbagai konflik di antara negara akibat kerancuan dalam perbatasan di laut.<ref>{{Cite journal|last=Karlina Rainnisa|first=Widya|last2=Viana Silvino|first2=Abilio|date=2020|title=PENGARUH NAIKNYA PERMUKAAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANGKAL PANTAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM|url=https://www.researchgate.net/publication/346410364_PENGARUH_NAIKNYA_PERMUKAAN_AIR_LAUT_TERHADAP_PERUBAHAN_GARIS_PANGKAL_PANTAI_AKIBAT_PERUBAHAN_IKLIM|journal=ResearchGate|volume=Vol.6|issue=No.2|pages=575-586|doi=10.23887/jkh.v6i2.28203}}</ref>
 
Kenaikan permukaan air laut yang dialami para negara pantai akan berpengaruh pada menyempitnya wilayah daratan bahkan potensi tenggelamnya pulau atau negara, terutama kepada pulau-pulau kecil. Kenaikan permukaan air laut diperkirakan oleh para peneliti akan terus meningkat terutama di akhir abad 21 ini. Fenomena naiknya permukaan air laut ini juga nantinya akan berdampak pada berkurangnya [[mangrove]] di pesisir pantai. Jika pohon mangrove ini terus berkurang, maka pantai akan semakin sering terjadi abrasi karna tidak ada penangkalnya yaitu pohon mangrove.<ref>{{Cite web|title=Kenaikan Permukaan Laut Pada 2100 Lebih Buruk dari yang Diperkirakan - National Geographic|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/132147779/kenaikan-permukaan-laut-pada-2100-lebih-buruk-dari-yang-diperkirakan|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2022-06-01}}</ref>
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50&nbsp;cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari [[rawa|rawa-rawa]] [[pantai]] di [[Amerika Serikat]]. [[Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur|Rawa-rawa]] baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari [[Everglades]], [[Florida]].
 
=== Suhu global cenderung meningkat ===
Baris 259 ⟶ 267:
* [http://www.climatescience.gov/Library/sap/sap1-1/finalreport/default.htm Final Report of U.S. Climate Change Science Program] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070203081058/http://www.climatescience.gov/Library/sap/sap1-1/finalreport/default.htm |date=2007-02-03 }}
* [http://www.nature.com/news/2006/060904/full/060904-10.html Melting lakes in Siberia emit greenhouse gas]
* [http://www.physicsmail.org/history/climate/index.html Climate Change: Discovery of Global Warming] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120819103911/http://www.physicsmail.org/history/climate/index.html |date=2012-08-19 }}
{{Authority control}}