Aluda dari Kasepuhan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k Mengembalikan suntingan oleh Daeng Hanif (bicara) ke revisi terakhir oleh Blackman Jr.
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Aluda''' merupakan Sultan Sepuh yang memerintah setelah periode panjang perwalian oleh Ratu Ayu Adimah (istri [[Sultan Sepuh Atmaja]]),. beliauBeliau menjadi penguasa [[kesultanan Kasepuhan]] pada tahun 1899 dengan gelar Sultan Sepuh Djamaluddin Aluda Tajularipin Rajanatadiningrat.
 
{{Infobox Officeholder
Baris 6:
|image =
|caption =
|order = Ke-1311
|office = Sultan Sepuh
|term_start = 1899
Baris 33:
|religion = [[Islam]]
}}
 
Ratu Ayu Pamerat meninggal pada tahun 1922, setelah itu [[Sultan Sepuh Aluda]] menikah lagi dengan Nyimas Rukiah.<ref>Wamad, Sudirman. 2020. Kisruh 'Kudeta' Keraton Kasepuhan Cirebon, Ini Silsilah Rahardjo Djali. Jakarta : Detik News</ref> Nyimas Rukiah meninggal pada tahun 1979<ref name=prayitno/>
 
== Perkembangan Kesenian ==
 
Kesenian di Kasepuhan kemudian pertumbuhannya mulai baik , ialah ketika keraton Kasepuhan dipimpin oleh [[Sultan Sepuh Atmaja]] ( 1880 - 1899 ) , dan [[Sultan Sepuh Aluda]] ( 1899 - 1942 ),. adapunAdapun ketika berlanjut kepada sultan ke - 12 yaitu Sultan Jayaningrat (Alexander Rajaningrat) (1942-1969) penyelenggaraan pertunjukan wayang Wong ini semakin menurun akibat penyediaan biayanya yang semakin menipis.<ref name=rusliana/>
 
Pada tahun 1886, pertunjukan wayang orang Cirebon yang dibawakan oleh para keturunan bangsawan kesultanan masih banyak diminati oleh masyarakat, namun hanya sedikit orang Eropa yang tertarik untuk menyaksikannya.<ref name=peterrevisited>Nas, Peter. 2002. The Indonesian Town Revisited. [[Munster]] : LIT Verlag</ref>
Di zaman [[Sultan Sepuh Aluda]]. Para Seniman wayang Wong tersebut kebanyakan berasal dari desa Mayung, Gegesik, Palimanan Slangit dan Suranenggala. Sebagai imbalan dari sultan kepada setiap seniman adalah pemberian tanah garapan, dan pemberian gelar kepada sejumlah dalang.<ref name=rusliana>Rusliana, Iyus. 2002. Wayang wong Priangan : kajian mengenai pertunjukan dramatari tradisional di Jawa Barat. [[Bandung]] : Kiblat Buku Utama</ref>
 
Di zaman [[Sultan Sepuh Aluda]]., Parapara Seniman wayang Wong tersebut kebanyakan berasal dari desa Mayung, Gegesik, Palimanan Slangit dan Suranenggala. Sebagai imbalan dari sultan kepada setiap seniman adalah pemberian tanah garapan, dan pemberian gelar kepada sejumlah dalang.<ref name=rusliana>Rusliana, Iyus. 2002. Wayang wong Priangan : kajian mengenai pertunjukan dramatari tradisional di Jawa Barat. [[Bandung]] : Kiblat Buku Utama</ref>
 
=== Pertunjukan kesenian Eropa ===
 
Pada saat acara khitanan Pangeran Mohamad Jamaludin (Sultan Sepuh Aluda) di tahun 1889<ref name=peterrevisited/> diadakanlah pertunjukan tarian Eropa selepas pidato ucapan selamat yang dilakukan oleh Residen Cirebon dan Bupati Cirebon pada masa tersebut<ref name=peterrevisited/>
 
Pertunjukan kesenian Eropa kemudian menjadi hal yang lumrah pada setiap acara syukuran yang diadakan pada masa kepemimpinan Sultan Sepuh Aluda di [[kesultanan Kasepuhan]]<ref name=peterrevisited/>
 
Pada tahun 1899, saat pelantikan Pangeran Mohamad Jamaludin sebagai Sultan Sepuh, acaranya diisi oleh pertunjukan dansa dan kembang api.<ref name=peterrevisited/>
 
== Peringatan Maulid Nabi ==
Baris 46 ⟶ 58:
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
[[Kategori:Kesultanan Kasepuhan]]
[[Kategori:Cirebon]]
[[Kategori:Sultan Sepuh Cirebon]]