Lapangan Banteng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Penambahan gelar ( ? ) [ * ] VisualEditor
 
(19 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:West Irian Liberation Monument at Lapangan Banteng.jpg|jmpl|ka|Lapangan Banteng (2019).]]
Lapangan Banteng, dulu bernama ''Waterloo-plein'' (plein=lapangan) Weltevreden Batavia, yaitu lapangan dekat Gereja Kathedral. Pada masa itu, lapangan banteng dikenal dengan sebutan Lapangan Singa<ref name="singa">[http://www.gonjangganjing.com/asal-mula/asal-mula-lapangan-banteng/ Asal Mula]</ref> karena ditengahnya terpancang tugu peringatan kemenangan pertempuran di Waterloo, dengan patung singa di atasnya. Seperti diketahui, bahwa [[pertempuran Waterloo]] terjadi tanggal [[18 Juni]] [[1815]] di dekat kota [[Waterloo]] sekitar 15 [[km]] selatan [[ibukota]] [[Belgia]], [[Brussels]], merupakan pertempuran terakhir [[Napoleon]] dengan Pasukan Inggris-Belanda-Jerman. Pertempuran ini juga dicatat dalam sejarah sebagai penutup dari [[Seratus Hari|seratus hari]] sejak larinya Napoleon dari pulau [[Elba]].
'''Lapangan Banteng''' atau Taman Lapangan Banteng. Dulu dikenal dengan nama '''Waterlooplein''' ([[bahasa Belanda]]: ''plein'' = lapangan) selama era Belanda dan '''Lapangan Soerja''' selama pendudukan Jepang yaitu suatu lapangan yang terletak di [[Weltevreden]], [[Batavia]]; tidak jauh dari [[Gereja Katedral Jakarta]] dan [[Masjid Istiqlal, Jakarta|Masjid Istiqlal]].
 
== Sejarah ==
Sedangkan Tugu Singa tersebut didirikan pada jaman pemerintahan pendudukan tentara Jepang (1942-1945). Setelah [[Indonesia]] merdeka namanya diganti menjadi Lapangan Banteng, rasanya memang lebih tepat, bukan saja karena singa mengingatkan kita pada lambang penjajah, tetapi juga tidak terdapat dalam dunia fauna kita. Sebaliknya, banteng merupakan lambing nasionalisme Indonesia.<ref name="singa"/> Disamping itu, besar kemungkinan pada jaman dahulu tempat yang kini menjadi Lapangan itu dihuni berbagai macam satwa liar seperti macan, kijang, dan banteng. Pada waktu [[J.P. Coen]] membangun kota [[Batavia]] di dekat muara Ci Liwung, lapangan tersebut dan sekelilingnya masih berupa hutan belantara yang sebagian berpaya – paya.<ref name="singa"/>
Lapangan Banteng, dulu bernama ''Waterloo-plein'' (plein=lapangan) Weltevreden Batavia, yaitu lapangan dekat Gereja Kathedral. Pada masa itu, lapangan banteng dikenal dengan sebutan Lapangan Singa<ref name="singa">[{{Cite web |url=http://www.gonjangganjing.com/asal-mula/asal-mula-lapangan-banteng/ |title=Asal Mula] |access-date=2012-04-15 |archive-date=2012-06-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120604202538/http://www.gonjangganjing.com/asal-mula/asal-mula-lapangan-banteng/ |dead-url=yes }}</ref> karena ditengahnyadi tengahnya terpancang tugu peringatan kemenangan pertempuran di [[Waterloo, Belgia|Waterloo]], dengan patung singa di atasnya. Seperti diketahui, bahwa [[pertempuranPertempuran Waterloo]] tersebut terjadi tanggal [[18 Juni]] [[1815]] di dekat kota [[Waterloo]], yaitu sekitar 15 [[km]] ke arah selatan dari [[ibukotaibu kota]] [[Belgia]], [[Brussels]],. Pertempuran itu merupakan pertempuran terakhir [[Napoleon]] denganmelawan pasukan Pasukangabungan Inggris-Belanda-Jerman. Pertempuran ini juga dicatat dalam sejarah sebagai penutup dari [[Seratus Hari|seratus hari]] sejak larinya Napoleon dari pengasingannya di pulau [[Elba]].
 
Sedangkan Tugu Singa tersebut didirikan pada jamanzaman pemerintahan pendudukan tentara Jepang (1942-1945). Setelah [[Indonesia]] merdeka, namanya diganti menjadi Lapangan Banteng, rasanya memang lebih tepat, bukan saja karena singa mengingatkan kita pada lambang penjajah, tetapi juga tidak terdapat dalam dunia fauna kita. Sebaliknya, banteng merupakan lambing nasionalisme Indonesia.<ref name="singa"/> Disamping itu, besarTerdapat kemungkinan pada jamanzaman dahulu tempat yang kini menjadi Lapanganlapangan itu dihuni berbagai macam satwa liar seperti macan, kijang, dan banteng. Pada waktu [[J.P. Coen]] membangun kota [[Batavia]] di dekat muara Ci Liwung[[Ciliwung]], lapangan tersebut dan sekelilingnya masih berupa hutan belantara yang sebagian berpayaberpaya–paya. Sebelah timur dijalan Lapangan banteng timur tedapat Kantor Satlantas Polres jakarta payaPusat.<ref name="singa"/>
== Referensi ==
 
== Lokasi ==
Lapangan Banteng terletak di Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota jakarta Pusat, DKI Jakarta. Lokasinya sangat strategis karena berada di daerah Jakarta Pusat. Berdekatan dengan Hotel Borobudur, Gedung A. A. Maramis Kementerian Keuangan (Paleis van Daendels), Masjid Istiqlal, dan Gereja Katedral.
 
Taman tersebut juga dapat dijangkau oleh transportasi umum, seperti bus transjakarta, Stasiun KRL Juanda, dan MRT Bundaran HI.
 
Untuk jadwal bukanya, taman lapangan banteng dimulai dari pukul 06.00-20.00 WIB (weekdays), sedang 06.00-21.00 WIB (weekend).
 
== Deskripsi ==
Lapangan ini berukuran kira-kira 230 x 250 meter, dengan orientasi agak miring ke timur laut timur dari sudut timur laut Lapangan Merdeka . Tiang Monumen Pembebasan Irian Barat yang dibangun pada tahun 1963 berdiri di tengah alun-alun. Sebuah jalan lintas yang membentang dari barat-timur di tengahnya membagi alun-alun menjadi dua bagian; bagian utara memiliki fasilitas olahraga yang meliputi lapangan sepak bola dan lintasan atletik, dan bagian selatan memiliki taman dengan kolam berbentuk setengah lingkaran dengan air mancur bercahaya dan teater terbuka.
 
Lapangan banteng dikelilingi oleh bangunan-bangunan penting; bekas Istana Daendels , Witte Huis (Gedung Putih), sekarang Kementerian Keuangan RI menempati sisi timur, Kantor Pos Pusat Jakarta di sisi utara, Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal di sudut barat laut, Kementerian Agama RI di sudut barat daya, dan Hotel Borobudur menempati seluruh sisi selatan.
 
== Refensi ==
{{reflist}}
 
{{Batavia}}
 
[[Kategori:Sejarah Jakarta]]
[[Kategori:Tempat bersejarah di Jakarta]]
 
 
{{sejarah-stub}}