Dosa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
belum tersedia halaman ambiguitas yand dimaksud
 
(12 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Conrad Meit - Adam und Eva, c. 1510-17 (detail).png|jmpl|Patung Adam dan Hawa Boxwood oleh Conrad Meit, diselesaikan antara 1510-1515.]]
'''Dosa''' (dari [[bahasa Sanskerta]]: ''doṣa'') adalah suatu istilah yang terutama digunakan dalam konteks [[agama]] untuk menjelaskan tindakan yang melanggar [[norma]] atau aturan yang telah ditetapkan [[Tuhan]] atau Wahyu [[Illahi]].
 
== BuddhisBuddhisme ==
{{Main|0=Dosa (Buddhisme)}}
Dalam [[Agama Buddha|ajaran Buddha]], dosa ([[bahasa Pali]]: ''dosa''; [[bahasa Sansekerta]]: ''dveṣa'') berarti kebencian, marah, merusak, tidak suka, tidak senang, tidak puas, tidak penerimaan, yang tergolong penolakkan.<ref>Pali Dictionary</ref> Dosa merupakan salah satu penyebab perbuatan buruk (''akusalakamma'') dari tiga awal permulaan kejahatan atau tiga akar kejahatan ([[bahasa Pali]]: ''ti akusalamūla''; [[bahasa Sansekerta]]: ''tri akushalamūla'') yang terdiri dari lobha, dosa dan moha.
 
Dalam [[Agama Buddha|ajaran Buddha]], dosa ([[bahasa Pali]]: ''dosa''; [[bahasa SansekertaSanskerta]]: ''dveṣa'') berarti kebencian, marah, merusak, tidak suka, tidak senang, tidak puas, tidak penerimaan, yang tergolong penolakkan.<ref>Pali Dictionary</ref> Dosa merupakan salah satu penyebab perbuatan buruk (''akusalakamma'') dari tiga awal permulaan kejahatan atau tiga akar kejahatan ([[bahasa Pali]]: ''ti akusalamūla''; [[bahasa Sansekerta]]: ''tri akushalamūla'') yang terdiri dari lobha, dosa dan moha.
''“Demikian telah dikatakan oleh Sri [[Tathagata|Bhagava]],''
''Para bhikkhu, tiga inilah permulaan kejahatan. Apakah ketiganya itu? Permulaan kejahatan keserakahan (lobha), permulaan kejahatan kebencian (dosa), dan permulaan kejahatan kedelusian (moha). Inilah para bhikkhu, tiga permulaan kejahatan. Demikian hal ini telah dijelaskan oleh Sri Bhagava. Dalam hubungannya dengan ini Ia berkata: Keserakahan, kebencian dan kedelusian, yang muncul dari dalam dirinya, akan merugikan orang yang berpikiran jahat, seperti buah bambu menghancurkan tumbuhnya pohon itu sendiri.”'' (Mūla Sutta)<ref>{{Cite book|last=|first=|date=|url=|title=Mūla Sutta, Khuddaka Nikāya 4.3.1.1 (Khuddaka Nikāya: Itivuttaka: Tikanipāta: Paṭhamaavagga 1 {Itivuttaka 50} versi Chaṭṭha Saṅgāyana CD-ROM – CSCD), Kanon Tipitaka Pali.|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>
 
Dosa adalah kehausan atau ketagihan terhadap ketidakhadiran atau ketidakberadaan sesuatu dengan ingin tidak memilikinya atau tidak mengalaminya terus menerus, berkali-kali, dari yang telah ada. Dengan kata lain, adanya penolakan yang sangat terhadap sesuatu yang tidak disukai.
 
Ketika seseorang penuh dosa, dikendalikan oleh kebencian, dengan pikiran dikuasai oleh kebencian, maka ia mengakibatkan penderitaan pada diri sendiri dan orang lain dengan berbuat kejahatan.
 
Adalah wajar bahwa setiap orang masih memiliki rasa tidak suka dengan sesuatu. Tetapi rasa tidak suka dengan keinginan agar sesuatu tersebut menjadi tidak hadir atau tidak ada (musnah) terus-menerus dan ingin lebih dan lebih, menjadi tidak wajar, dan inilah dosa.
 
Untuk menghindari timbulnya dosa dalam diri, maka diperlukan menjalankan lima latihan kemoralan yakni dengan pelaksanaan [[Pancasila (Buddha)|Pancasila]] ([[bahasa Pali]]: ''pañcasīla'').<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2017-10-10|title=Tiga Permulaan Kejahatan (akusalamūla)|url=https://bhagavant.com/tiga-permulaan-kejahatan-akusalamula|website=Bhagavant.com|language=id-ID|access-date=}}</ref>
 
== Islam ==
Baris 27 ⟶ 19:
 
== Kristen ==
 
{{Main|Dosa (Kristen)}}
 
Baris 58 ⟶ 51:
== Lihat pula ==
* [[Dosa (Kristen)]] - dosa menurut sudut pandang Kristen.
* [[Dosa besar dalam Islam]] - dosa menurut sudut pandang Islam.
* [[Dosa menurut Islam]] - dosa menurut sudut pandang Islam.
 
== Referensi ==
Baris 63 ⟶ 58:
 
{{Tujuh Dosa Pokok}}
{{agama-stub}}
 
[[Kategori:Istilah agama]]