(31 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
La Galigo merupakan sebuah epos terpanjang di dunia yang ditulisdituliskan menggunakanke dalam aksara Lontara.Awalnya,dan eposmenjadi inibukti ditulisdari dipenciptaan atasdan daunperadaban lontar.Bugis Namun,di seiringSulawesi waktu,Selatan banyakdengan bagiancatatan teksusia yangratusan hilangtahun lampau.
Karya sastra ini telah diakui oleh UNISCO dan tercatat sebagai warisan kolektif dunia pada tahun 2011. La Galigo bukan sekadar naskah kuno yang berisi cerita kehidupan manusia saja, tetapi juga berisi kalimat indah dalam bentuk puisi yang berasal dari tradisi lisan pada abad ke-14.
Sejak ratusan tahun silam, karya sastra ini menjadi bukti penciptaan peradaban Bugis di Sulawesi Selatan. Hingga akhirnya pada tahun 2011, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengakui karya sastra ini dan mengabadikannya sebagai bagian dari ingatan kolektif dunia. La Galigo dinilai sebagai fondasi awal yang mencerminkan kecintaan masyarakat Sulawesi Selatan terhadap sastra.
Dalam penulisannya, La Galigo berbentuk sajak yang terdiri dari lima suku kata atau dapat dimasukkan ke dalam kategori naskah sastra kuno atau puisi kuno yang ditulis pada media daun lontar dalam bahasa aksara Lontara. Namun sayangnya naskah yang ditulis dengan media ini sudah banyak yang hilang.
Naskah La Galigo berasal dari tradisi lisan yang diperkirakan telah berkembang pada abad ke-14. Isinya mengisahkan kehidupan manusia yang tokoh utamanya bernama Sariwegading. Bukan sekadar naskah kuno, epos ini memiliki keunikan tersendiri. Narasinya indah dan ditulis dalam bentuk puisi yang setiap frasanya memiliki lima suku kata.
RenyBentuk Sri Ayu menuliskan dalam artikelnya, bahwa sebelumnyadari naskah iniLa terserakGaligo di berbagai tempat dalam bentukberupa nyanyian, mantra, doa, dongeng, dan lagu pengantar tidur hingga lagu padayang sejumlahdigunakan dalam prosesi ritual dan tradisi. Sampai kinisaat ini, tradisi lisan memainkan peran,karya sehinggasastra La Galigo masih terus lestaridikembangkan dari satu generasi ke generasi berikutnyadalam bentuk tradisi lisan.