Sudwikatmono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Pengusaha Indonesia menjadi Wirausahawan Indonesia |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
|birth_name =
|birth_date = {{birth date|1934|12|28}}
|birth_place =
|death_date = {{death date and age|2011|1|8|1934|12|28}}
|death_place = [[Rumah Sakit Mount Elizabeth]], [[Jalan Orchard]], Wilayah Tengah,
|nationality = [[Indonesia]]
|spouse =
|children =
|parents =
|occupation =
}}
Baris 18:
'''Sudwikatmono''' ({{lahirmati|Kecamatan Wuryantoro, [[Wuryantoro, Wonogiri|Wuryantoro]], [[Kabupaten Wonogiri|Wonogiri]]|28|12|1934|[[Singapura]]|8|1|2011}}) adalah [[pengusaha]] [[Indonesia]]. Sudwikatmono merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan M Ng. Rawi Prawirodihardjo dan Sugiem yang merupakan paman dan bibi dari [[Presiden]] [[Soeharto]].<ref>Hidayat, Nur. Setiadharma, M.B. Amin, Nazir dan Bakarudin.,''Sudwikatmono Disiplin, Tanggung Jawab dan Rendah Hati: Kenang-kenangan Memperinganti 100 Hari Wafatnya Almarhum Bapak H. Sudwikatmono ''.Jakarta: Milestone Publsiher.</ref>
Semasa hidupnya, Ia merupakan Komisaris Utama di beberapa perusahaan, seperti [[Indocement Tunggal Prakarsa|PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.]], [[Indofood|PT Indofood Sukses Makmur Tbk.]], [[Bogasari|PT Bogasari Flour Mills]], dan [[Indika Entertainment|PT Indika Entertainment]].<ref>[http://www.detikfinance.com/read/2011/01/08/094557/1542167/68/sudwikatmono-tuntaskan-kewajiban-demi-ketenangan?992204topnews Sudwikatmono Tuntaskan Kewajiban Demi Ketenangan]. ''[[DetikCom|detikFinance]]'', [[8 Januari]] [[2011]]. Diakes pada [[9 Januari]] [[2001]].</ref> Ia menikah dengan Sulastri, dan dikaruniai anak bernama Martina, Miana, Tri Hanurita, dan Agus Lasmono. Sudwikatmono meninggal di [[Singapura]] setelah menjalani perawatan selama tiga bulan di [[Rumah Sakit Mount Elizabeth]].<ref>{{Cite news |last = Asdhiana |first = I Made |title = Sudwikatmono Telah Berpulang |pages = |publisher = Kompas |date = 2011-01-08 |url = http://nasional.kompas.com/read/2011/01/08/09215133/Sudwikatmono.Telah.Berpulang-8 |accessdate = 2011-01-09 |work = [[Kompas.com]] |archive-date = 2022-05-24 |archive-url = https://web.archive.org/web/20220524063147/https://nasional.kompas.com/read/2011/01/08/09215133/Sudwikatmono.Telah.Berpulang-8 |dead-url = no }}</ref>
== Riwayat Hidup ==
Baris 41 ⟶ 39:
==== Cineplex 21 ====
Pada 21 Agustus 1987, dibawah PT. Subentra Nusantara, Subentra meluncurkan bioskop modern bernama [[Cineplex 21 Group|Cinema 21]], yang sering dipanggil ''Cineplex'' (dibaca sinepleks). Angka 21 diambil dari angka keramat bagi masyarakat Jawa (ada juga yang mengatakan diambil dari nomor [[Jalan M. H. Thamrin|jalan MH Thamrin]] di lokasi Studio 21 pertama dibangun, tetapi ada juga yang mengatakan merupakan [[akronim]] dari Su-'''Dwi-'''kat-'''Mono'''),<ref name="Selamatjalan">
Sementara itu, PT Dwi Golden Graha didirikan pada September 1984 dan memiliki struktur bisnis, kepemilikan dan manajemen yang berbeda dengan Subentra Grup <ref>[https://books.google.co.id/books?id=DdnsAAAAMAAJ&q=dwi+golden+graha+1984&dq=dwi+golden+graha+1984&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi538-B2fbuAhUJWX0KHXrwA3sQ6AEwAnoECAAQAg Informasi, Volume 13,Masalah 151-154]</ref>. Diperkirakan pada 1994 Dwi Golden, yang merupakan patungan Dwi dengan [[Bambang Sutrisno (pengusaha)|Bambang Sutrisno]] memiliki 40 perusahaan.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=NOPsAAAAMAAJ&q=Di+dalam+kelompok+merintis+ini+terdapat+sekitar+40+-+an+kelompok+perusahaan+,+yang+di+...&dq=Di+dalam+kelompok+merintis+ini+terdapat+sekitar+40+-+an+kelompok+perusahaan+,+yang+di+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiy_J6k2fbuAhUFSX0KHWRvCwcQ6AEwAXoECAgQAg Kisah sukses Sudwikatmono: dari Wuryantoro ke Sineplek]</ref> Bisnis Dwi di sini terutama adalah [[supermarket]] dan [[ritel]] dengan nama [[Golden Truly]] yang cukup populer pada dekade 1980-1990an, bank bernama [[Bank Surya]] (sejak 1987), PT Golden Dragon yang berperan dalam [[manufaktur]] [[sabun]] dan beberapa perusahaan lainnya seperti dalam bidang properti.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=2P7sAAAAMAAJ&q=bank+surya+golden+truly&dq=bank+surya+golden+truly&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiQx5z62fbuAhUBXn0KHXOjCDwQ6AEwCHoECAcQAQ Sudwikatmono: sebuah perjalanan di antara sahabat]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=DdnsAAAAMAAJ&dq=dwi+golden+graha+1984&focus=searchwithinvolume&q=truly Informasi, Volume 13,Masalah 151-154]</ref> Selain itu, Dwi juga memiliki banyak usaha lain yang tidak tergabung dalam dua induk, misalnya tambang [[batu bara]] di [[Bengkulu]],<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Kq0uAQAAIAAJ&q=bank+surya+golden+truly&dq=bank+surya+golden+truly&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwimy_Xb2vbuAhUNXisKHYOgCDg4ChDoATAHegQICBAC Indonesia Reports, Masalah 36-46]</ref> saham di [[SCTV]] ([[penyiaran]]), [[Chandra Asri Petrochemical|Tri Polyta Indonesia]] ([[petrokimia]]), Tasik Madu Group (perkapalan), [[Djajanti]] (kehutanan), Grup Astenia ([[kimia]]), dan masih banyak lagi. Dwi juga memegang banyak posisi penting di berbagai perusahaan dan memiliki saham mayoritas maupun minoritas di perusahaan-perusahaan lain.<ref name="salimgroup" /><ref>
==== Krisis Ekonomi 1997 ====
Pasca [[krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997-1998]], berbagai kerajaan bisnis Sudwikatmono itu goyang diterjang hutang yang besar. Bank Surya dan Subentra miliknya ditutup pada 1998, dan pada 1999 Dwi terjerat hutang ke [[BPPN]] senilai Rp 1,84 T.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=utjsAAAAMAAJ&q=bppn+sudwikatmono&dq=bppn+sudwikatmono&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjV3uz82_buAhUDQH0KHfjbBvYQ6AEwAHoECAUQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 15,Masalah 18-26]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=TuVHAAAAMAAJ&q=bppn+sudwikatmono&dq=bppn+sudwikatmono&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjV3uz82_buAhUDQH0KHfjbBvYQ6AEwCXoECAMQAg A Country in Despair: Indonesia Between 1997 and 2000]</ref> Dalam krisis itu, Dwi juga terlibat persengketaan dengan partnernya, seperti dengan [[Henry Pribadi]] dan Bambang Sutrisno. Khusus [[Bambang Sutrisno (pengusaha)|Bambang]], bahkan Dwi menyatakan bahwa ialah yang merusak kerjasama bisnis mereka, terutama Bank Surya (sialnya, justru Bambang kabur ke [[Singapura]] dan kini tak tentu rimbanya).<ref>
* [[Martina Sudwikatmono]], mengelola [[waralaba]] sejumlah [[restoran]] seperti [[Planet Hollywood]], Fabrice World Music Bar's, [[Lawry's]] dan [[Tomy Roma's]]. Selain itu, ia juga mengelola tempat pe[[lelang]]an, sejumlah perusahaan keuangan dan PT J&M Incorporation International Investments.<ref name=salimgroup/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Et7sAAAAMAAJ&q=sudwikatmono+planet+hollywood&dq=sudwikatmono+planet+hollywood&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwickebx3fbuAhVz8HMBHQfhC-gQ6AEwA3oECAYQAg Para superkaya Indonesia: sebuah dokumentasi gaya hidup]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=KGlvAAAAMAAJ&dq=sudwikatmono+planet+hollywood&focus=searchwithinvolume&q=fabrice Harta Habibie]</ref> Bisnis ini dibantu awalnya secara permodalan oleh Dwi ketika didirikan di tahun 1990-an, dan kemudian dua anaknya yang lain, Miana dan Tri Hanurita juga bergabung dalam bisnis saudarinya.
* [[Agus Lasmono Sudwikatmono]], dianggap sebagai "penerus" bisnis ayahnya sesungguhnya karena ialah yang paling sukses, menjadi komisaris [[GTV (Indonesia)|GTV]]. Dengan wadah [[Indika Group]], Agus awalnya merintis bisnis di bidang hiburan, seperti [[rumah produksi]] [[sinetron]] dan film dengan nama [[Indika Pictures]] dan [[Indika Entertainment]], radio dengan nama [[Indika FM]] dan beberapa perusahaan lainnya sejak 1996. Pada 2004, perusahaan ini masuk ke industri batubara dengan mengakuisisi PT [[Kideco Jaya Agung]] dengan harga senilai US$ 150 juta.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=MrQVAQAAMAAJ&q=kideco+indika+2004&dq=kideco+indika+2004&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiYkoyx7vbuAhUPX30KHR7nCgkQ6AEwAXoECAEQAw Indonesian Commercial Newsletter, Volume 29,Masalah 387-394]</ref> Selain itu, Indika sempat terjun ke bisnis [[petrokimia]] dengan membeli [[Lotte Chemical Titan|Petrokimia Nusantara Interindo]], tetapi dijual kembali setelah dimiliki secara singkat. Lalu, bisnis Indika diperkuat dengan restrukturisasi bisnis Dwi (dan saudari-saudarinya) yang diserahkan sebagai anak usaha Indika, menjadikannya induk baru dari kerajaan bisnis Dwi.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ZYMWAQAAMAAJ&q=sudwikatmono+sctv&dq=sudwikatmono+sctv&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwikms2k2_buAhVL7HMBHbnsBF4Q6AEwCHoECAUQAg Informasi & peluang bisnis SWA sembada, Volume 20,Masalah 17-21]</ref> Misalnya, sebelum akhirnya dilepas pada 2005 ke keluarga Sariaatmadja, saham Dwi di induk SCTV, PT [[Surya Citra Media]] Tbk sudah berada di tangan [[anak perusahaan]] Indika bernama PT Indika Multimedia.<ref>
== Referensi ==
|