Kritik terhadap hak cipta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k Kunci baru untuk Kategori:Aktivis hak cipta: " " menggunakan HotCat
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[File:Kopimi k.svg|right|thumb|Lambang Kopimi, sebuah gerakan menentang Undang-Undang Hak Cipta yang didirikan oleh gerakan antihak cipta [[Piratbyrån]] selaku mantan pengelola [[The Pirate Bay]], sebelum menjadi independen.]]
[[Berkas:Anti-copyright.svg|jmpl|Simbol kebencian terhadap hukum hak cipta]]
'''Kritik terhadap hak cipta''', atau juga disebut '''sentimen antihak cipta''', adalah pandangan tidak setuju terhadap peraturan perundang-undangan ataupun konsep mengenai [[hak cipta]]. Kaum kritikus banyak membahas dari segi filosofis, ekonomi, atau dampak sosial dari undang-undang tersebut serta implementasinya, yang diklaim luarannya tidak memberikan manfaat berarti bagi masyarakat. Banyak yang menganjurkan untuk mengubah sistem tersebut, meski ada kelompok lain dengan gagasan yang berbeda. Bahkan ada yang menyerukan remisi kebijakan ke keadaan sebelumnya—hak cipta dahulu hanya mencakup ciptaan tertentu dan memiliki batas jangka waktu yang lebih pendek—atau alternatifnya adalah meluaskan konsep seperti [[penggunaan wajar]] yang mengizinkan pengumuman dan penggandaan tanpa izin. Bahkan ada yang [[Abolisi hak cipta|mengabolisi aturan hak cipta]].
 
Baris 37 ⟶ 38:
 
== Terhadap teknologi informasi ==
Salah satu pendiri Piratbyrån, Rasmus Fleischer, berpendapat bahwa UU hak cipta tak dapat mengakomodasi dunia Internet, dan dianggap sudah usang. Menurutnya, Internet, dan khususnya Web 2.0 telah memberikan status tak tetap dari gagasan "mencuri" itu sendiri. Ia berpendapat bahwa untuk mengawasi Web 2.0, UU hak cipta abad ke-21 terus memperhatikan kriminalisasi teknologi, yang mengarah pada aduan terhadap [[Mesin pencari web|mesin pencari]], semata-mata karena memberikan pranala kepada dokumen elektronik berhak cipta. Fleischer menjelaskan baha Google, meski tak terbantahkan, sebagian besar beroperasi di zona kelabu hak cipta (misalnya model bisnis [[Google Buku]] dalam menampilkan jutaan buku-buku berhak cipta dan bebas hak cipta cipta sebagai bagian dari rencana bisnis yang menarik pendapatannya dari iklan).  Sebagian lainnya berpendapat bahwa [[Google Buku]] membatasi banyak halaman atau porsi halaman lainnya dari buku-buku yang sama, dan mereka mengaku tidak akan merugikan martabat kewajaran dari pemegang hak ciptanya.<ref>{{Cite web|title=Google Books is 'highly transformative,' appeals court confirms in fair use ruling|url=http://fortune.com/2015/10/16/google-books-appeals-court/|website=Fortune|language=en|access-date=2018-09-03}}</ref>
 
Fleischer berargumen bahwa hak cipta dianggap usang sehubungan dengan berkembangnya Internet; biaya penegakan hukumnya tidak masuk akal, dan model bisnisnya perlu beradaptasi dengan Darknet.<ref name="autogenerated8">{{Cite web|last=Fleischer|first=Rasmus|date=June 2008|title=The Future of Copyright|url=https://www.cato-unbound.org/2008/06/09/rasmus-fleischer/future-copyright|publisher=CATO Unbound|quote=“We conclude that the snippet function does not give searchers access to effectively competing substitutes. Snippet view, at best and after a large commitment of manpower, produces discontinuous, tiny fragments, amounting in the aggregate to no more than 16% of a book. This does not threaten the rights holders with any significant harm to the value of their copyrights or diminish their harvest of copyright revenue,” wrote the court.}}</ref>
Baris 61 ⟶ 62:
 
Shelly Warwick yakin bahwa undang-undang hak cipta yang saat ini berlaku tak tampak memiliki landasan etis yang konsisten.<ref>Warwick, Shelly. [http://www.bc.edu/bc_org/avp/law/st_org/iptf/commentary/content/1999060505.html "Is Copyright Ethical? An Examination of the Theories, Laws, and Practices Regarding the Private Ownership of the Intellectual Work of the United States."] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150107002718/http://www.bc.edu/bc_org/avp/law/st_org/iptf/commentary/content/1999060505.html |date=2015-01-07 }}, ''Readings in Cyberethics''. 2nd ed. Ed. Richard A. Spinello and Herman T. Tavani. Boston: Jones and Bartlett Publishers, 2004: 305–321.</ref>
 
Sejak tahun 2022 hingga 2023, banyak orang mengkhawatirkan gambar-gambar yang dibuat oleh AI ("seni AI"). Hal ini menyebabkan apakah etis menggunakan materi berhak cipta sebagai sebuah penggunaan wajar, atau apakah luaran gambar/model AI tersebut juga berhak cipta.<ref>Mellisa, Heikkila. [https://www.technologyreview.com/2022/09/20/1059792/the-algorithm-ai-generated-art-raises-tricky-questions-about-ethics-copyright-and-security/amp/]</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 96 ⟶ 99:
[[Kategori:Daftar kritik]]
[[Kategori:Kritik terhadap kekayaan intelektual|Hak cipta]]
[[Kategori:Aktivis hak cipta| ]]
[[Kategori:Aktivisme kekayaan intelektual]]