Marga Mandailing: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wahyuraorao (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(68 revisi perantara oleh 40 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove|date=Agustus 2018}}
== Asal Usul ==
Etnis Mandahiling adalah 'suku bangsa' yang mendiami 3 Provinsi di Pulau Sumatra, yaitu Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batubara di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia beserta di Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat, di Provinsi Sumatera Barat, dan di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Pada masa penjajahan Belanda, kesemuanya masuk dalam Afdeeling Mandahiling di bawah Sumatra's West Kust Gouvernement (Gubernuran Pesisir Barat Sumatra). Pada masyarakat Minangkabau, Mandailing atau Mandahiliang menjadi salah satu nama [[Daftar Suku Minangkabau|suku]] yang ada pada masyarakat Minangkabau.
Seperti [[orang Arab]] dan [[Tionghoa]], orang Mandailing mempunyai pengetahuan mengenai silsilah ([[tarombo]]/[[tambo]]) mereka sampai beberapa keturunan sekaligus riwayat nenek moyang mereka. Pada mulanya silsilah sesuatu marga, diriwayatkan turun-temurun secara lisan (tambo atau terombo), kemudian diturunkan secara tertulis. Menurut Abdoellah Loebis yang menulis mengenai asal-usul orang Mandailing dalam majalah Mandailing yang diterbitkan di Medan pada awal kurun ke-20: "Yang masih ada memegang tambo turun-turunannya, yaitu marga Lubis dan Nasution, sebagaimana yang sudah dikarang oleh Almarhum Raja Mulya bekas Kuriahoofd (daerah) Aek (Sungai) Nangali..." Ini tidak bermakna marga-marga Mandailing yang lain tidak memelihara silsilah mereka.▼
▲Seperti halnya [[orang Arab]] dan [[Tionghoa]], orang Mandailing atau Mandahiling mempunyai pengetahuan mengenai silsilah, yang dalam bahasa Mandailing disebut sebagai ([[
Penelitian silsilah marga [[Lubis]] Singengu (keturunan Silangkitang) di Kotanopan dan Lubis Singasoro (keturunan Sibaitang) di Pakantan , beserta [[Harahap]] (keturunan Sutan Bugis) dan [[Hutasuhut]] (keturunan Sutan Borayun) di Angkola]], yang merupakan keturunan '''Namora Pande Bosi''', menunjukkan bahwa marga itu mula menetap di Mandailing Julu dan Mandailing Jae (Angkola) pada kurun abad ke-16 M, keturunan dari [[Raden Patah]] dari [[Majapahit]], yang bersama pasukan [[Bugis]] dari [[Palembang]], yang kalah adu kerbau dengan Kerajaan [[Pagaruyung]] di [[Padang Sibusuk]]. Sementara Lubis-Lubis lainnya, seperti [[Parinduri]], [[Batubara]], [[Daulae]], [[Raorao]], [[Tanjung]], dan lainnya, yang sudah ada jauh sebelum Namora Pande Bosi, umumnya sampai sekarang belum banyak dipublikasikan.▼
▲Penelitian silsilah marga [[Lubis]] Singengu (keturunan Silangkitang) di Kotanopan dan Lubis Singasoro (keturunan Sibaitang) di Pakantan
Sementara pada umumnya marga [[Nasution]] Sibaroar yang berada di Mandailing Godang merupakan keturunan Si Baroar gelar '''Sutan (Sultan) Di Aru''', dan marga-marga Nasution lainnya, antara lain Nasution Panyabungan, Tambangan, Borotan, Lantat, Jior, Tonga, Dolok, Maga, Pidoli, dan lain-lain, berdasarkan nama dusun masing-masing, yang awalnya memakai sistem matrilineal.
Umumnya marga-marga di Mandailing, kisah asal-usulnya tidak menunjukkan berasal dari Toba, seperti opini yang ditebarkan. Antara lain, [[Batu Bara]], [[Daulae]] dan [[Matondang]] yang berasal dari satu nenek moyang. Tokoh nenek moyang ketiga marga tersebut menurut kisahnya dua orang bersaudara, yakni '''Parmato Sopiak''' dan '''Datu Bitcu Rayo'''. Sekitar Tahun 1560 M, keduanya bersama rombongan berangkat dari [[Batu Bara]], [[Tanjung Balai]] menuju kawasan [[Barumun]]. Di tempat itu, mereka mendirikan kampung bernama Binabo, dan di situlah akhirnya Parmato Sopiak meninggal dunia. (Pada 1981, beberapa tokoh marga Daulae, Matondang dan Batu Bara dari Mandailing telah memugar makam Parmato Sopiak yang terletak dekat desa Binabo di kawasan Barumun.) Kemudian hari, dua putera Parmato Sopiak yang bernama '''Si Lae''' dan '''Si Tondang''' bersama pengikut mereka pindah ke Mandailing Godang, dan mendirikan kampung bernama Pintu Padang. Di situlah, keturunan mereka berkembang dan bermarga Daulae dan Matondang. '''Datu Bitcu Rayo''' kemudian berpindah, dan mendirikan kampung Pagaran Tonga. Di tempat itu, keturunannya berkembang menjadi marga Batu Bara.
Orang-orang Mandailing bermarga [[Rangkuti]] dan pecahannya marga [[Parinduri]], juga tidak mendukung pendapat, yang mengatakan mereka berasal dari [[Toba]]. "...sampai kini tidak seorang pun
== Marga-Marga Mandailing ==
Etnis Mandailing hanya mengenal sekitar belasan marga, antara lain
#[[Lubis]]
#[[Nasution]]
#[[Pulungan]]
#[[Parinduri]]
#[[Lintang]]
#[[Rangkuti]](Ra Kuti)
#[[Mardia]]
#[[Daulay]]
#[[Harahap]]
#[[Dasopang]]
#[[Tanjung]]
#[[Hasibuan]]
#[[Rambe]]
#[[Dalimunthe]]
#[[Batubara]]
Menurut Abdoellah Loebis, marga-marga di Mandailing Julu dan Pakantan adalah seperti berikut: Sinuraya, Ginting, Sembiring, Lubis (yang terbahagi kepada Lubis Huta Nopan dan Lubis Singa Soro), Nasution, Parinduri, Batu Bara, Matondang, [[Daulay]], Nai Monte, Hasibuan, Pulungan.
Marga-marga di Mandailing Godang adalah Nasution yang terbagi kepada Nasution Panyabungan, Tambangan, Borotan, Lantat, Jior, Tonga, Dolok, Maga, Pidoli, dan lain-lain; Lubis, Hasibuan
Menurut Basyral Hamidy Harahap
== Lihat pula ==
* [[Sekilas Sejarah Mandahiling]]
* [[Suku Mandahiling]]
* [[Bahasa Mandailing]]
* [[Daftar tokoh Mandailing]]
== Bacaan lanjut ==
* {{cite book
|last=Loebis
Baris 32 ⟶ 54:
|publisher=Medan
|year=1926}}
* {{cite book▼
|last=Tapanuli Selatan
|first=Berita Keluarga
|title=Tampakna Do Rantosna, Rim Ni Tahi Do Na Gogo
|publisher=Keluarga Tapanuli Selatan
* {{cite book
|last=Harahap
Baris 38 ⟶ 66:
|publisher=Jakarta
|date=1976}}
▲* {{cite book
|last=Siahaan▼
|first=N.▼
|publisher=Medan▼
▲|year=1964}}
* {{cite book
|last=Harahap
Baris 52 ⟶ 74:
|publisher=Jakarta
|year=1987}}
* {{cite book
|first=Basyral Hamidy
|title=Horja, Adat Istiadat Dalihan Na Tolu
|publisher=PT Grafiti Bandung
|date=1993}}
* {{cite book
|last=Loebis
|title=Adat Perkawinan Mandailing
|publisher=Keluarga Tapanuli Selatan
|year=1998}}
* {{cite book
|last=Harahap
|first=Basyral Hamidy
|title=Greget Tuanku Rao
|year=2007}}
* {{cite book
|last=Mangkuto
|first=H.A. Dt. Rajo
|title=Kesulthanan Minangkabau Pagaruyuang Darul Quorar (Dalam Sejarah dan Tambo Adatnya)
|publisher=Taushia, Jakarta.
|year=2010}}
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* [http://www.mandailing.org
{{Suku Bangsa Batak}}
[[Kategori:Marga Mandailing| ]]
[[Kategori:Kabupaten Mandailing Natal|Marga Mandailing]]
[[Kategori:Mandailing]]
|