Pandangan (Buddhisme): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(27 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Buddhist term|title=''diṭṭhi''|en=view, position|pi=diṭṭhi|sa=dṛṣṭi|bn=দৃষ্টি (Drishti)|my=ဒိဋ္ဌိ (အယူ)|my-Latn=|zh=見|zh-Latn=|ja=見|ja-Latn=ken|km=ទិដ្ឋិ|km-Latn=tetthek|ko=|ko-Latn=|lo=|mnw=|mnw-Latn=|shn=|shn-Latn=|si=|si-Latn=|tl=pananaw|ta=|th=|bo=|bo-Latn=|vi=Kiến|id=pandangan, pengertian}}[[Berkas:Jungle Landscape.jpg|jmpl|Dalam menggambarkan lanskap intelektual yang sangat beragam pada zaman-Nya, Sang Buddha dikatakan merujuk pada "pertengkaran pandangan, [hutan] belantara pandangan".<ref name="Harvey 2000">{{cite book|last=Harvey|first=Peter|year=2000|url=https://books.google.com/books?id=NoLAHXt4PRMC|title=Buddhist Ethics|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=9780415220736|pages=239–40}}</ref>]]
{{Cetasika|tidakbaik}}▼
{{Buddhisme|dhamma}}
'''Pandangan''' ([[Bahasa Pali|Pali]]: '''{{transliteration|pi|diṭṭhi}}'''; [[Sanskerta]]: दृष्टि, {{transliteration|pi|dṛṣṭi}}), juga dikenal sebagai '''pengertian''' dalam beberapa versi terjemahan, adalah salah satu ajaran sentral dalam [[Buddhisme]].<ref>{{Cite book|last=Fuller|first=Paul|date=2005|title=The notion of ditthi in Theravāda Buddhism: the point of view|location=London|publisher=RoutledgeCurzon|isbn=978-0-415-34293-3|series=RoutledgeCurzon critical studies in Buddhism|pages=1|url-status=live}}</ref> Dalam pemikiran Buddhis, suatu pandangan bukanlah kumpulan proposisi yang sederhana dan abstrak, melainkan suatu penafsiran pengalaman yang secara intens membentuk dan memengaruhi pemikiran, perasaan, dan perbuatan.<ref name="Lusthaus 2002">{{cite book|last=Lusthaus|first=Dan|year=2002|url=http://www.khamkoo.com/uploads/9/0/0/4/9004485/buddhist_phenomenology_-_a_pholosophical_investigation_of_yogacara_buddhism_and_the_cheng_wei-shih_lun.pdf|title=Buddhist Phenomenology|publisher=Routledge|page=242, n. 46}}</ref> Oleh karena itu, memiliki sikap mental yang tepat terhadap pandangan dianggap sebagai bagian integral dari jalan Buddhis, karena pandangan yang benar perlu dipraktikkan dan pandangan yang salah (''micchā-diṭṭhi'') perlu ditinggalkan, dan terkadang semua jenis pandangan dipandang sebagai penghalang menuju [[Kecerahan (Buddhisme)|kecerahan]].<ref>{{Cite book|last=Fuller|first=Paul|date=2005|title=The notion of ditthi in Theravāda Buddhism: the point of view|location=London|publisher=RoutledgeCurzon|isbn=978-0-415-34293-3|series=RoutledgeCurzon critical studies in Buddhism|pages=1-2|url-status=live}}</ref>
Baris 10 ⟶ 9:
== Theravāda ==
{{Lihat pula|Theravāda}}
{{Theravada}}
Dalam konteks [[Sutta Piṭaka]], ''diṭṭhi'' merujuk kepada pandangan secara umum, sedangkan dalam konteks [[Abhidhamma Piṭaka]], ''diṭṭhi'' secara spesifik merujuk pada [[Cetasika|faktor mental]] yang mendasari kemunculan pandangan-salah (''micchā-diṭṭhi''), yaitu pandangan atau opini yang keliru (''vitathā diṭṭhi''), tidak berdasar, atau tidak sesuai dengan realitas.<ref name=":0">{{Cite book|last=Kheminda|first=Ashin|date=2019-09-01|url=https://books.google.co.id/books?id=2ZQXEAAAQBAJ&hl=id&source=gbs_navlinks_s|title=Manual Abhidhamma: Bab 2 Faktor-Faktor-Mental|publisher=Yayasan Dhammavihari|isbn=978-623-94342-7-4|language=id}}</ref>▼
▲{{Cetasika|tidakbaik}}
▲Dalam konteks [[Sutta Piṭaka]], ''diṭṭhi'' merujuk
=== Pandangan benar ===
{{Anchor|Pandangan Benar}}Pandangan benar ([[Pali]]: {{transliteration|pi|sammādiṭṭhi}}) merupakan bagian pertama [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]]. Kualitas ini termasuk dalam kategori kebijaksanaan (''paññā''), dan diyakini sebagai fondasi awal untuk kualitas-kualitas lainnya dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan, [[Kebajikan (Buddhisme)|kebajikan]], kesejahteraan, dan kebahagiaan.<ref name=":153">{{Cite web|last=Bhikkhu|first=Thanissaro|title=Right View: samma ditthi|url=https://www.accesstoinsight.org/ptf/dhamma/sacca/sacca4/samma-ditthi/index.html|website=www.accesstoinsight.org|access-date=2024-08-22}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sammaditthi Sutta: Right View|url=https://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.009.than.html|website=www.accesstoinsight.org|access-date=2024-09-07}}</ref><ref>{{Cite web|last=Anggara|first=Indra|title=AN 10.104: Bījasutta (terjemahan Indonesia)|url=https://suttacentral.net/an10.104/id/anggara|website=SuttaCentral|language=id|access-date=2024-11-28}}</ref>
{{Cquote|Para ''bhikkhu'', pada seorang yang memiliki pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar, pengetahuan benar, dan kebebasan benar, maka ''kamma'' jasmani, ''kamma'' ucapan, dan ''kamma'' pikiran apa pun yang ia bangkitkan dan lakukan sesuai dengan pandangan itu, dan apa pun kehendaknya, kerinduannya, kecenderungannya, dan aktivitas-aktivitas kehendaknya, semuanya mengarah pada apa yang diharapkan, diinginkan, dan menyenangkan, mengarah pada kesejahteraan dan kebahagiaan. [Oleh] karena alasan apakah? [Oleh] karena pandangannya baik.|source=[[Aṅguttara Nikāya]] 22}}
==== Empat Kebenaran Mulia ====
{{Lihat juga|Empat Kebenaran Mulia}}
Dalam kitab [[Dīgha Nikāya]], pandangan benar dijelaskan sebagai berikut:
{{Cquote|Pandangan benar adalah pengetahuan atau pemahaman mengenai ''[[dukkha]]'', sebab ''dukkha'', penghentian ''dukkha'', serta jalan menuju penghentian ''dukkha''.|source=Dīgha Nikāya 22}}
Oleh karena itu, pandangan benar diartikan sebagai pengetahuan atau pemahaman atas [[Empat Kebenaran Mulia]].<ref name=":15">{{Cite web|last=Bhikkhu|first=Thanissaro|title=Right View: samma ditthi|url=https://www.accesstoinsight.org/ptf/dhamma/sacca/sacca4/samma-ditthi/index.html|website=www.accesstoinsight.org|access-date=2024-08-22}}</ref><ref name=":1">{{Cite book|last=Fuller|first=Paul|date=2005|url=https://www.google.co.id/books/edition/The_Notion_of_Di%E1%B9%AD%E1%B9%ADhi_in_Therav%C4%81da_B/Ork586jWfK4C?hl=id&gbpv=0|title=The Notion of Diṭṭhi in Theravāda Buddhism: The Point of View|publisher=Psychology Press|isbn=978-0-415-34293-3|language=en}}</ref>
==== Sepuluh pandangan benar ====
Dalam Cunda Sutta ([[Aṅguttara Nikāya|AN]] 10.176),<ref name=":3">{{Cite web|last=Anggara|first=Indra|title=AN 10.176: Cundasutta (terjemahan bahasa Indonesia)|url=https://suttacentral.net/an10.176/id/anggara|website=SuttaCentral|language=id|access-date=2024-08-22}}</ref> Paṭhamanirayasagga Sutta ([[Aṅguttara Nikāya|AN]] 10.211),<ref name=":4">{{Cite web|last=Anggara|first=Indra|title=AN 10.211: Paṭhamanirayasaggasutta (terjemahan bahasa Indonesia)|url=https://suttacentral.net/an10.211/id/anggara|website=SuttaCentral|language=id|access-date=2024-08-22}}</ref> dan Paṭhamasañcetanika Sutta ([[Aṅguttara Nikāya|AN]] 10.217),<ref name=":5">{{Cite web|last=Anggara|first=Indra|title=AN 10.217: Paṭhamasañcetanikasutta (terjemahan bahasa Indonesia)|url=https://suttacentral.net/an10.217/id/anggara|website=SuttaCentral|language=id|access-date=2024-08-22}}</ref> dijelaskan bahwa seseorang yang memiliki pandangan benar memiliki perspektif benar sebagai berikut (''sammādiṭṭhiko hoti aviparītadassano''):
# "Ada yang '''diberikan'''" (''atthi dinnaṁ'')
Baris 27 ⟶ 30:
# "Ada yang '''dipersembahkan'''" (''atthi hutaṁ'')
# ''"''Ada '''buah atau akibat dari perbuatan baik dan buruk'''''"'' (''atthi'' ''sukaṭadukkaṭānaṁ kammānaṁ phalaṁ vipāko'')
Keempat pandangan tersebut menegaskan bahwa [[Dāna|pemberian]] (''dāna''), [[Puja (Buddhisme)|persembahan (''pūjā'')]], dan [[Kebajikan (Buddhisme)|kebajikan]] lainnya itu bermanfaat dan menghasilkan buah atau akibat [[karma]] (''kammassakatā-sammādiṭṭhi''). Pandangan ini menolak pandangan [[amoralisme]] yang menyatakan bahwa tidak ada akibat dari perbuatan baik dan buruk.<ref name=":1" /><ref name=":2">{{Citation|title=Peran Penting Sammādiṭṭhi Bagi Pembelajar Dhamma|url=https://www.youtube.com/watch?v=bsjlvJG_aZo|date=2024-08-12|accessdate=2024-08-22|last=Vihara Buddharatana Medan}}</ref>
<ol start=5>
<li>"Ada '''dunia ini'''" (''atthi ayaṁ loko'')</li>
Baris 37 ⟶ 40:
Lima pandangan selanjutnya menegaskan bahwa kehidupan saat ini dan kehidupan selanjutnya ada. Hal ini berkaitan dengan ajaran tentang [[Punarbawa|punarbawa atau kelahiran kembali]] yang menekankan adanya makhluk-makhluk yang lahir dari ayah dan ibu sebagai sosok yang telah berjasa besar, atau terlahir secara spontan seperti [[Dewa (Buddhisme)|dewa]], [[Brahma (Buddhisme)|brahma]], hantu kelaparan, [[Loka (Buddhisme)|dan lain-lain]].<ref name=":1" /><ref name=":2" />
<ol start=10><li>"Ada '''di dunia ini para petapa dan brahmana yang berperilaku baik dan praktik yang benar'''" (''atthi loke samaṇabrāhmaṇā sammaggatā sammāpaṭipannā'')</li></ol>
Pandangan terakhir dalam daftar ini menegaskan bahwa di dunia saat ini masih ada orang-orang dengan perilaku baik yang mempraktikkan [[Dhamma]] dengan benar, para makhluk yang telah mencapai [[empat tingkat kemuliaan]].<ref name=":1"
=== Pandangan salah ===
{{Lihat pula|Titthiya|Enam guru sesat}}{{Anchor|Pandangan Benar}}Pandangan salah ([[Pali]]: {{transliteration|pi|micchādiṭṭhi}}) diidentifikasi sebagai pandangan-pandangan yang bersumber dari dua puluh pandangan tentang identitas diri (''sakkāyadiṭṭhi''). Berbagai pandangan yang dianggap salah, seperti pandangan tentang roh kekal, kehidupan kekal setelah kematian, kepasrahan atas takdir, ketiadaan akibat perbuatan, dan berbagai pandangan lainnya diuraikan oleh Sang Buddha dalam [[Tripitaka Pali]], serta oleh para pengomentar selanjutnya di [[Komentar (Theravāda)|kitab-kitab komentar]]. Beberapa pandangan tersebut dianut oleh [[Enam Guru Sesat]] dan [[Titthiya|''titthiya'']] lainnya.{{Infobox enam guru sesat}}
==== Daftar ajaran yang ditolak Sang Buddha ====
Berikut ini adalah daftar ajaran-ajaran (-''vāda'') yang ditolak oleh Sang Buddha karena mengandung pandangan keliru berdasarkan berbagai diskursus yang tersebar dalam bagian-bagian [[Sutta Piṭaka]]:<ref name=":1" />
* '''''adhiccasamuppannavāda''''': segala sesuatu terjadi karena kebetulan.<ref name=":11" /><ref name=":12" /><ref name=":13" />
* '''''ahetukavāda''''' atau '''''ahetuappaccayavāda''''': segalanya muncul tanpa penyebab
* '''''akiriyavāda''''': tidak ada akibat dari [[Karma dalam Buddhisme|perbuatan]] baik maupun buruk setelah kematian.<ref name=":3" /><ref name=":7" /><ref name=":9" /><ref>{{Cite web|last=
* '''''amarāvikkhepavāda''''': memberikan jawaban yang tidak sesuai pertanyaan dengan berbagai macam pengelakan jika ditanya.<ref name=":10" /><ref name=":11" /><ref name=":12" /><ref name=":13" />
* '''''antānantavāda''''': melihat [[Loka (Buddhisme)|dunia]] sebagai terbatas atau tidak terbatas.<ref name=":11" /><ref name=":12" /><ref name=":13" />
* '''''asaññīvāda''''': meyakini eksistensi diri atau roh kekal setelah kematian sebagai bukan-[[Persepsi (Buddhisme)|persepsi]] (''asaññā'').<ref name=":11" /><ref name=":12" /><ref name=":13" />
* '''''ātmavāda''''': kepercayaan terhadap [[Atman|atma]] atau roh
* '''''diṭṭhadhammanibbānavāda''''':
* '''''ekaccasassatavāda''''': ada beberapa hal di dunia ini yang [[Ketidakkekalan (Buddhisme)|kekal]]; tetapi ada juga yang tidak kekal.<ref name=":11" /><ref name=":12" /><ref name=":13" />
* '''''issaranimmānavāda''''', '''''issaranimmānahetuvāda''''', atau '''''issarakatavāda''''': ada [[Tuhan pencipta|dewa atau Tuhan pencipta]] yang menciptakan dan mengatur berjalannya alam semesta; segala hal terjadi atas keinginan dari satu makhluk yang mahatinggi.<ref name=":6" /><ref name=":14">{{Cite book|last=Thera|first=Nyanaponika|date=1981|url=https://www.bps.lk/olib/wh/wh047_Nyanaponika_Buddhism-and-the-God-Idea.html|title=Buddhism and the God-Idea: Selected Texts|location=Kandy, Sri Lanka|publisher=Buddhist Publication Society|url-status=live}}</ref>
* '''''khattavijjavāda''''' atau '''''khettavijjā-vāda''''': percaya dalam doktrin [[Kesatria (kasta)|Kesatria]] atau "doktrin politik"; bahwa keinginan seseorang harus dipenuhi meskipun harus dengan membunuh orang tuanya;<ref name=":6" /><ref>{{Cite web|last=
* '''''natthikavāda''''': menyangkal adanya kehidupan setelah kematian dan pembalasan ''kamma.<ref name=":3" /><ref name=":7" /><ref name=":9" />''
* '''''nevasaññīnāsaññīvāda''''': meyakini eksistensi diri atau roh kekal setelah kematian sebagai [[Persepsi (Buddhisme)|persepsi]] (''saññā'') dan bukan-persepsi (''asaññā'').<ref name=":11" /><ref name=":12" /><ref name=":13" />
* '''''niyativāda''''': segalanya benar-benar telah ditentukan atau ditakdirkan.<ref name=":8" /><ref name=":9" /><ref name=":10" /><ref>{{Cite web|last=
* '''''pubbekatavāda''''' atau '''''pubbekatahetuvāda''''': kehidupan hanya bergantung pada perbuatan (''kamma'') masa lampau.<ref name=":6" />
* '''''saññīvāda''''': meyakini eksistensi diri atau roh kekal setelah kematian sebagai persepsi (''saññā'').<ref name=":11" /><ref name=":12" /><ref name=":13" />
* '''''sassatavāda''''': segala hal di dunia ini kekal.<ref name=":8" /><ref>{{Cite web|last=
* '''''sattakāyavād''a''': manusia tersusun atas tujuh tubuh (tubuh [[Unsur (Buddhisme)|empat unsur]]: tubuh-tanah, tubuh-air, tubuh-api, tubuh-angin; kesenangan; kesakitan; dan jiwa/roh sebagai yang ketujuh).<ref name=":9" /><ref name=":10" />
* '''''ucchedavāda''''': semuanya akan musnah setelah kematian.<ref name=":3" /><ref name=":6" /><ref name=":8" /><ref name=":9" /><ref name=":10" /><ref name=":14" />
Baris 67 ⟶ 69:
==== Sepuluh pandangan salah ====
Dalam Cunda Sutta ([[Aṅguttara Nikāya|AN]] 10.176),<ref name=":3" /> Paṭhamanirayasagga Sutta ([[Aṅguttara Nikāya|AN]] 10.211),<ref name=":4" /> dan Paṭhamasañcetanika Sutta ([[Aṅguttara Nikāya|AN]] 10.217),<ref name=":5" /> dijelaskan bahwa seseorang yang memiliki pandangan salah memiliki perspektif salah sebagai berikut (''micchādiṭṭhiko hoti viparītadassano''):
{{Cquote|Ia menganut pandangan salah, dan memiliki perspektif keliru sebagai berikut: ‘Tidak ada yang diberikan, tidak ada yang dikorbankan, tidak ada yang dipersembahkan; tidak ada buah atau akibat dari perbuatan baik dan buruk; tidak ada dunia ini, tidak ada dunia lain; tidak ada ibu, tidak ada ayah; tidak ada makhluk-makhluk yang terlahir kembali secara spontan; tidak ada di dunia ini para petapa dan brahmana yang berperilaku baik dan praktik yang benar yang, setelah merealisasikan dunia ini dan dunia lain untuk diri mereka sendiri dengan pengetahuan langsung, kemudian mengajarkannya kepada orang lain.’|source=Aṅguttara Nikāya 10.176}}
Pandangan salah yang dimaksud dalam kutipan tersebut adalah suatu pandangan [[amoralisme]] yang menolak adanya manfaat [[Dāna|pemberian]] (''dāna''), [[Puja (Buddhisme)|persembahan (''pūjā'')]], dan [[Kebajikan (Buddhisme)|kebajikan]] lainnya—bahwa ada akibat moral dari perbuatan baik dan buruk, [[Kelahiran kembali (Buddha)|kelahiran kembali]], dan makhluk yang telah mencapai [[empat tingkat kemuliaan]].<ref name=":1" /><ref name=":2" />
Baris 76 ⟶ 78:
* '''18 pandangan spekulasi tentang masa lalu''' (''pubbantānudiṭṭhino''):
** '''4 ajaran kekekalan''' (''sassatavāda''), yaitu ajaran yang meyakini bahwa segala hal di dunia ini kekal, berdasarkan:
**#
**#
**#
**#
** '''4 ajaran kekekalan-parsial''' (''ekaccasassatavāda''), yaitu ajaran yang meyakini bahwa ada beberapa hal di dunia ini yang kekal, tetapi juga ada beberapa hal di dunia ini yang tidak kekal:
**#
**#
**#
**#
** '''4 ajaran tentang dunia-ini-luas-tidak-terbatas-atau-terbatas''' (''antānantavāda''), yaitu ajaran yang melihat dunia sebagai terbatas atau tidak-terbatas, dan dunia itu:
**#
**#
**#
**#
** '''4 ajaran pengelakan''' (''amarāvikkhepavāda''), yaitu ajaran yang selalu memberikan jawaban yang tidak sesuai pertanyaan jika ditanya dengan menjawab "Aku tidak mengatakannya seperti ini," "Aku tidak mengatakannya seperti itu," "Aku tidak mengatakan sebaliknya," "Aku tidak mengatakan bukan seperti itu," atau "Aku tidak mengatakan bukan tidak seperti itu." sebagai pandangan yang digenggam oleh orang yang:
**#
**#
**#
**#
** '''2 ajaran kemunculan-kebetulan''' (''adhiccasamuppannavāda''), yaitu ajaran bahwa segala sesuatu terjadi karena kebetulan, berdasakan:
**#
**#
* '''44 pandangan spekulasi tentang masa depan''' (''aparantānudiṭṭhino''):
** '''16 ajaran persepsi-bertahan-setelah-mati''' (s''aññīvāda''), yaitu ajaran yang meyakini eksistensi roh kekal setelah kematian, roh adalah persepsi, dan roh itu:
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
** '''8 ajaran bukan-persepsi-bertahan-setelah-mati''' (''asaññīvāda''), yaitu ajaran yang meyakini eksistensi roh kekal setelah kematian, roh adalah bukan-persepsi, dan roh itu:
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
** '''8 ajaran bukan-persepsi-dan-tidak-bukan-persepsi-bertahan-setelah-mati''' (''nevasaññīnāsaññīvāda''), yaitu ajaran yang meyakini eksistensi roh kekal setelah kematian, roh adalah bukan-persepsi dan tidak-bukan-persepsi, dan roh itu:
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
**#
** '''7 ajaran kemusnahan-tentang-kehidupan-setelah-mati''' (''ucchedavāda''), yaitu ajaran yang meyakini bahwa setelah kehidupan saat ini berakhir, maka tidak akan ada lagi kehidupan selanjutnya:
**#
**#
**#
**#
**#
**#
** '''5 ajaran
**#
**#
**#
**#
**#
==== Pandangan tentang identitas ====
Baris 152 ⟶ 154:
Enam puluh dua pandangan-salah bersumber dari pandangan tentang identitas diri atau roh (''sakkāyadiṭṭhi''). ''Sakkāyadiṭṭhi'' terdiri dari dua kata, yaitu ''sakkāya'' yang berarti “tubuh yang ada,” dan ''diṭṭhi'' yang merupakan faktor-mental pandangan-salah. ''Sakkāya'' adalah istilah teknis untuk [[Gugusan (Buddhisme)|lima gugusan kehidupan]] yang menjadi objek pelekatan makhluk yang belum tercerahkan.
Dalam kitab [[
* '''Gugusan materi''' (''rūpakkhandha''), dengan menganggap:
<ol>
<li>
<li>
<li>
<li>
</ol>
* '''Gugusan perasaan/sensasi''' (''vedanākkhandha''), dengan menganggap:
<ol start="5">
<li>
<li>
<li>
<li>
</ol>
* '''Gugusan persepsi/pencerapan''' (''saññākkhandha''), dengan menganggap:
<ol start="9">
<li>
<li>
<li>
<li>
</ol>
* '''Gugusan formasi batin''' (''saṅkhārakkhandha''), dengan menganggap:
<ol start="13">
<li>
<li>
<li>
<li>
</ol>
* '''Gugusan kesadaran''' (''viññāṇakkhandha''), dengan menganggap:
<ol start="17">
<li>
<li>
<li>
<li>
</ol>
Baris 199 ⟶ 201:
'''Empat cara''' yang meniadakan kehidupan spiritual:
# Pandangan '''''ucchedavāda''''': semuanya hanya semata-mata [[Materi (Buddhisme)|materi]]; batin akan ikut musnah setelah kematian.
# Pandangan '''''akiriyavāda''''': tidak meyakini adanya [[Kebajikan (Buddhisme)|perbuatan baik]] dan buruk; juga akibat dari perbuatan baik dan buruk.
# Pandangan '''''niyativāda''''': semuanya sudah ditakdirkan; makhluk-makhluk tidak memiliki kekuatan untuk mengubah takdirnya.
# Pandangan '''''sattakāyavād''a''': semuanya [semata-mata] tersusun atas tujuh tubuh, yaitu tubuh [[Unsur (Buddhisme)|empat unsur]] (tubuh-tanah, tubuh-air, tubuh-api, tubuh-udara), kenikmatan, kesakitan, dan jiwa atau atma.
'''Empat jenis''' kehidupan spiritual yang tidak dapat diandalkan dengan:
#
#
#
#
#* "Aku tidak mengatakannya seperti ini."
#* "Aku tidak mengatakannya seperti itu."
Baris 215 ⟶ 217:
#* "Aku tidak mengatakan bukan seperti itu."
#* "Aku tidak mengatakan bukan tidak seperti itu."
== Mahāyāna ==
{{Mahayana}}
[[Nyingma]] Mantrayana dari aliran [[Vajrayana]] memiliki model Sembilan Yana yang terampil dalam [[doksografi]] dan [[pedagogi]], yang masing-masing memiliki paradigma yang menentukan atau menjadi ciri khas tertentu. Masing-masing dari sembilan ''yana'' ini dipahami sebagai kategori historis kepustakaan yang ditetapkan dalam waktu, tempat, dan keadaan serta kerangka [[eksegetis]] untuk membahas dan merenungkan karya-karya ini. Modalitas Sembilan Yana ini juga memungkinkan penjelasan terpisah dari garis keturunan ''sadhana'' berdasarkan pengalaman yang berbeda dengan sendirinya; inklusivitas terhadap salah satu dari sembilan yana tersebut menurut sekelompok besar kesamaan dan kesesuaian perilaku dan 'pandangan' (Wylie Tibet: ''lta ba''; diucapkan: ''lawa'')<ref>Untuk definisi ''view'' (pandangan) yang merujuk pada Tibetan-English Dictionary Online. Sumber: (diakses melalui: https://dictionary.christian-steinert.de/#%7B%22activeTerm%22%3A%22lta%20ba%22%2C%22lang%22%3A%22tib%22%2C%22inputLang%22%3A%22en%22%2C%22currentListTerm%22%3A%22view%22%2C%22forceLeftSideVisible%22%3Afalse%2C%22offset%22%3A0%7D 24 September 2023)</ref> harus dikembangkan di dalamnya.<ref>{{Citation|last=Norbu|first=Namkhai|year=2000|title=The Crystal and the Way of Light: Sutra, Tantra, and Dzogchen|publisher=Snow Lion Publications}}</ref><ref>{{cite book|year=1999|title=The Precious Vase: Instructions on the Base of Santi Maha Sangha|publisher=Shang Shung Edizioni}}</ref>
== Referensi ==
<references />
{{Topik Buddhisme}}
|