Perasaan (Buddhisme): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
(16 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Buddhist_term|title=''vedanā''|pi={{IAST|vedanā}}|sa=वेदना ({{IAST|vedanā}})|zh=受 (shòu)|vi=受 (thụ, thọ)|ja=受 (ju)|ko=수 (su)|km=វេទនា|km-Latn=vétônéa|bo=ཚོར་བ།|bo-Latn=[[Wylie transliteration|Wylie]]: tshor ba; <br />[[THL Simplified Phonetic Transcription|THL]]: tsorwa|en=feeling, sensation, feeling-tone|my=ဝေဒနာ|my-Latn=wèdənà|mnw=ဝေဒနာ|mnw-Latn=wètənɛ̀a|shn=ဝူၺ်ႇတၼႃႇ|shn-Latn=woj2 ta1 naa2|tl=ᜊ᜔ᜇᜀᜈᜀ (bedana)|th=เวทนา|th-Latn=wetthana|id=perasaan}}
{{Buddhisme|dhamma}}
Dalam [[Buddhisme]], '''perasaan''' ([[Bahasa Pali|Pāli]] dan [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: '''''vedanā''''' वेदना) mengacu pada perasaan<ref>Secara umum, ''vedanā'' dianggap ''tidak'' mencakup "emosi" secara penuh. Lihat pada bagian [[Perasaan (Buddhisme)#Hubungan dengan "emosi"|"Hubungan dengan "emosi""]].</ref> atau sensasi<ref>Lihat, misalnya, Rhys Davids & Stede (1921-25), hlm. 648, entri untuk "Vedanā" (diakses 2008-01-09 dari "University of Chicago" di http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:2277.pali), yang awalnya mendefinisikan kata Pali ini secara sederhana sebagai "perasaan (''feeling''), sensasi (''sensation'')."</ref> menyenangkan, tidak menyenangkan, dan netral yang terjadi ketika [[Landasan indra|organ indra]] internal seseorang [[Kontak (Buddhisme)|berkontak]] dengan objek indra eksternal dan [[Kesadaran (Buddhisme)|kesadaran]] terkait.
* Salah satu dari [[Faktor mental|''tujuh faktor mental universal'']] dalam [[Abhidhamma Theravāda]].
Baris 12 ⟶ 10:
* Salah satu dari [[Gugusan (Buddhisme)|lima gugusan]] (dalam aliran Theravāda dan Mahāyāna).
* Salah satu objek fokus dalam praktik [[Satipatthana|empat landasan perhatian-penuh]].
Dalam konteks dua belas tautan (''nidāna''), [[Nafsu kehausan (Buddhisme)|nafsu keinginan]] (''taṇhā'') dan [[Kemelekatan (Buddhisme)|kemelekatan/keterikatan]] (''upādāna'') terhadap ''vedanā'' menyebabkan [[Penderitaan (Buddhisme)|penderitaan]]; sebaliknya, [[perhatian-penuh]] (''sati'') dan [[pemahaman jernih]] (''sampajañña'') terhadap ''vedanā'' dapat mengarah pada [[Bodhi|kecerahan]] dan [[Nirwana|padamnya]] sebab-sebab penderitaan.
== Theravāda ==
===
Secara umum, [[Tripitaka Pali]] menguraikan ''vedanā'' dalam tiga "jenis" dan enam "jenis." Beberapa diskursus (''sutta'') membahas penjumlahan jenis-jenis ''vedanā'' alternatif yang mencakup hingga 108 jenis.
==== Tiga jenis dan enam jenis ====
{{Diagram Chachakka|figno=1}}Dalam seluruh diskursus [[Tripitaka Pali|kanonis]] ([[Suttapiṭaka|Sutta Piṭaka]]), Sang [[Siddhattha Gotama|Buddha]] mengajarkan bahwa ada tiga jenis ''vedanā'':
:* menyenangkan (''[[sukha]]'')
:* tidak menyenangkan (''[[Penderitaan (Buddhisme)|dukkha]]'')
:* bukan tidak-menyenangkan maupun bukan menyenangkan (''adukkhamasukha'', "ambivalen", terkadang disebut "netral" dalam terjemahan)<ref>Lihat, misalnya, [[Samyutta Nikaya|SN]] 36.5, Daṭṭhabba Sutta [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn36/sn36.005.nypo.html (Nyanaponika, 1983).]
Dalam kitab [[Visuddhimagga]] 460, terdapat tiga pencacahan yang serupa namun berbeda: baik (''kusala''), tidak baik (''akusala''), dan tidak-tentu (''avyākata'') (Rhys Davids & Stede, 1921–25, ''ibid'').</ref>
Di tempat lain dalam Triptaka Pali disebutkan bahwa ada enam jenis ''vedanā'', yang berhubungan dengan sensasi yang timbul dari kontak (Pali: ''phassa'') antara organ indra internal ([[Landasan indra|''āyatana'']]; yaitu, mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan batin), objek indra eksternal, dan [[Kesadaran (Buddhisme)|kesadaran]] yang terkait (Pali: ''viññāṇa''). (Lihat Figur 1.) Dengan kata lain:
:* perasaan yang timbul dari kontak mata, bentuk yang terlihat, dan kesadaran-mata
:* perasaan yang timbul karena kontak telinga, suara, dan kesadaran-telinga
:* perasaan yang timbul dari kontak hidung, ganda/bau-bauan, dan kesadaran-hidung
:* perasaan yang timbul akibat kontak lidah, rasa, dan kesadaran-lidah
:* perasaan yang timbul dari kontak tubuh, sentuhan, dan kesadaran-tubuh
:* perasaan yang timbul dari kontak batin (''mano''), objek-batin (''[[Darma|dhamma]]''), dan kesadaran-batin<ref>Lihat, misalnya, Chachakka Sutta ([[Majjhima Nikaya|MN]] 148) yang mengaitkan kata-kata berikut ini dengan Sang Buddha:
: "''<nowiki/>'The six classes of feeling should be known.' Thus was it said. In reference to what was it said? Dependent on the eye & forms there arises consciousness at the eye. The meeting of the three is contact. With contact as a requisite condition there is feeling. Dependent on the ear & sounds there arises consciousness at the ear. The meeting of the three is contact. With contact as a requisite condition there is feeling. Dependent on the nose & aromas there arises consciousness at the nose. The meeting of the three is contact. With contact as a requisite condition there is feeling. Dependent on the tongue & flavors there arises consciousness at the tongue. The meeting of the three is contact. With contact as a requisite condition there is feeling. Dependent on the body & tactile sensations there arises consciousness at the body. The meeting of the three is contact. With contact as a requisite condition there is feeling. Dependent on the intellect & ideas there arises consciousness at the intellect. The meeting of the three is contact. With contact as a requisite condition there is feeling. 'The six classes of feeling should be known.' Thus was it said....''" [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.148.than.html (Thanissaro, 1998.)]
Untuk referensi lain mengenai "enam jenis perasaan/sensasi," lihat Sattaṭṭhāna Sutta ([[Samyutta Nikaya|SN]] 22.57) [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.057.than.html (Thanissaro, 1997b)], dan Vedanā Sutta ([[Saṁyutta Nikāya|SN]] 25.5) [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn25/sn25.005.than.html (Thanissaro, 2004).]</ref>
==== Dua, tiga, lima, enam, 18, 36, dan 108 jenis ====
Dalam beberapa diskursus (''sutta''), banyak jenis ''vedanā'' disinggung berkisar antara dua sampai 108, sebagai berikut:
:* dua jenis perasaan: fisik dan mental
:* tiga jenis: menyenangkan (''sukha''), menyakitkan (''dukkha''), netral (''adukkhamasukha'')
:* lima jenis: menyenangkan secara fisik (''sukha''), menyakitkan secara fisik (''dukkha''), menyenangkan secara batiniah (''somanassa''), menyakitkan secara batiniah (''domanassa''), dan [[Ketenangan (Buddhisme)|ketenangan]] (''upekkhā'')
:* enam jenis: satu untuk setiap [[Indra (Buddhisme)|indra]] (mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan batin)
:* 18 jenis: penjelajahan dari tiga jenis perasaan mental yang disebutkan di atas (perasaan mental yang menyenangkan, perasaan mental yang menyakitkan, perasaan tenang) masing-masing dalam konteks dari keenam indra yang disebutkan di atas
:* 36 jenis: 18 jenis perasaan yang disebutkan sebelumnya untuk [[Perumah tangga (Buddhisme)|kepala rumah tangga]] dan 18 jenis perasaan yang disebutkan sebelumnya untuk orang yang meninggalkan keduniawian.
:* 108 jenis: 36 jenis yang disebutkan tadi untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan<ref>Dua ''sutta'' yang hampir identik yang hanya menyinggung berbagai jumlah ''vedanā'' adalah [[Majjhimanikāya|MN]] 59 [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.059.than.html (Thanissaro, 2005b)] dan [[Saṁyuttanikāya|SN]] 36.19 [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn36/sn36.019.than.html (Thanissaro, 2005c).] Berbagai jenis ''vedanā'' ini dijabarkan dalam SN 36.22 [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn36/sn36.022.than.html (Thanissaro, 2005a).] Lihat juga Hamilton (2001), hlm. 43-6.</ref>
Dalam [[Sastra Pali|kepustakaan Pali]] yang lebih luas, dari pencacahan di atas, kitab [[Visuddhimagga]] pasca-kanonis menyoroti lima jenis ''vedanā'': menyenangkan secara fisik (''sukha''); menyakitkan secara fisik (''dukkha''); menyenangkan secara batiniah (''somanassa''); menyakitkan secara batiniah (''domanassa''); dan, ketenangan (''upekkhā'').<ref>[[Visuddhimagga]] 461 (Rhys Davids & Stede, 1921-25, hlm. 648, [https://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:2277.pali entri untuk "Vedanā."]; lihat juga entri ini mengenai perbedaan antara "''mode''" dan "''type''" dari ''vedanā'' (dalam terjemahan di Wikipedia Indonesia, digunakan istilah "jenis" untuk keduanya, tidak dibedakan).</ref>
=== Kerangka kerja kanonis ===
{{Diagram gugusan|figno=2}}{{Pengembangan konsentrasi}}{{Nidana|float=right}}''Vedanā'' merupakan fenomena penting dalam kerangka-kerangka yang sering diidentifikasi dalam Tripitaka Pali berikut ini:
* "lima [[Gugusan (Buddhisme)|gugusan]]"
* dua belas kondisi (''nidāna'') [[Kemunculan Bersebab]]
* empat "dasar perhatian-penuh"
==== Gugusan batin ====
''Vedanā'' adalah salah satu dari lima [[Gugusan (Buddhisme)|gugusan]] pembentuk kehidupan (Pali: ''khandha'') yang melekat (Pali: ''[[Kemelekatan (Buddhisme)|upādāna]]''; lihat Figur 2 di sebelah kanan). Dalam Tripitaka Pali, seperti yang ditunjukkan di atas, perasaan muncul dari kontak antara organ indra, objek indra, dan kesadaran.
==== Kondisi sentral ====
Dalam [[Kemunculan Bersebab]] (Pali: ''{{IAST|paṭiccasamuppāda}}''), Sang Buddha menjelaskan bahwa:
* ''vedanā'' muncul dengan kontak (''[[Kontak (Buddhisme)|phassa]]'') sebagai kondisinya
* ''vedanā'' bertindak sebagai kondisi untuk nafsu-keinginan (Pali: ''[[Nafsu kehausan (Buddhisme)|{{IAST|taṇhā}}]]'').<ref>Lihat, misalnya, [[Saṁyutta Nikāya|SN]] 12.1 ''ff''.</ref>
Dalam kitab [[Visuddhimagga]] pasca-kanonis yang disusun abad ke-5, perasaan (''vedanā'') diidentifikasikan sebagai sesuatu yang muncul ''secara simultan'' dan ''tak terpisahkan'' dari kesadaran (''[[Kesadaran (Buddhisme)|viññāṇa]]'') dan batin-dan-jasmani (''[[nāmarūpa]]'').<ref>Secara eksplisit, dalam konteks bahasa [[Abhidhamma Theravāda|Abhidhamma]], kitab [[Visuddhimagga]] (XVII, 201-228) mengidentifikasi bahwa kondisi (''nidāna'') kesadaran, batin-jasmani, enam indra, kontak, dan perasaan saling terkait (''paccaya'') melalui kemunculan bersamaan, saling mendukung, saling melengkapi, hasil ''kamma'', nutrisi, asosiasi, dan kehadiran. (Perhatikan bahwa perasaan tidak terkait melalui disosiasi dengan pendahulunya.)</ref> Di sisi lain, meski teks ini mengidentifikasi perasaan sebagai ''faktor penentu'' keinginan dan akibat batiniahnya yang mengarah pada penderitaan, hubungan kondisional antara perasaan dan nafsu-keinginan tidak diidentifikasi sebagai sesuatu yang terjadi bersamaan maupun sebagai sesuatu yang diperlukan secara karma.<ref>Secara khusus, [[Visuddhimagga]] XVI, 238 mengidentifikasi satu-satunya hubungan antara perasaan dan [[Nafsu kehausan (Buddhisme)|nafsu-keinginan]] untuk menjadi "dukungan yang menentukan."</ref>
====
Di seluruh Tripitaka Pali, terdapat referensi pada empat "landasan perhatian-penuh" (''[[satipaṭṭhāna]]''): tubuh (''kāya''), perasaan (''vedanā''), kondisi batin/kesadaran (''citta''), dan fenomena batiniah (''[[Darma|dhammā]]''[[Darma|)]]. Keempat landasan ini diakui di antara tujuh kelompok kualitas yang menunjang pencerahan (''[[bodhipakkhiyādhammā]]''). Penggunaan istilah ''vedanā'' dan ''satipaṭṭhāna'' lainnya dalam praktik [[Meditasi (Buddhisme)|meditasi Buddhis]] dapat ditemukan dalam [[Satipaṭṭhāna Sutta]] dan [[Ānāpānasati Sutta]].
==== Praktik kebijaksanaan ====
Setiap jenis ''vedanā'' disertai oleh kecenderungan atau obsesi yang mendasarinya (''[[anusaya]]''). Kecenderungan yang mendasari ''vedanā'' yang menyenangkan adalah kecenderungan ke arah [[Nafsu kehausan (Buddhisme)|nafsu]], untuk ''vedanā'' yang tidak menyenangkan, kecenderungan ke arah [[Kebencian (Buddhisme)|kebencian]], dan untuk ''vedanā'' yang tidak menyenangkan maupun tidak menyenangkan, kecenderunganya ke arah [[Ketidaktahuan (Buddhisme)|ketidaktahuan]].<ref>''Chachakka Sutta'' ("Tujuh Kelompok-Tujuh," [[Majjhima Nikāya|MN]] 148). Lihat misalnya pernyataan berikut yang dikaitkan dengan Sang Buddha [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.148.than.html (terj. Thanissaro, 1998)]:
: '''Dependent on the eye & forms there arises consciousness at the eye. The meeting of the three is contact. With contact as a requisite condition, there arises what is felt either as pleasure, pain, or neither pleasure nor pain. If, when touched by a feeling of pleasure, one relishes it, welcomes it, or remains fastened to it, then one's passion-obsession gets obsessed. If, when touched by a feeling of pain, one sorrows, grieves, & laments, beats one's breast, becomes distraught, then one's resistance-obsession gets obsessed. If, when touched by a feeling of neither pleasure nor pain, one does not discern, as it actually is present, the origination, passing away, allure, drawback, or escape from that feeling, then one's ignorance-obsession gets obsessed''....'</ref>
Dalam Tripitaka Pali, disebutkan bahwa [[Meditasi (Buddhisme)|bermeditasi]] dengan konsentrasi (''[[samādhi]]'') pada ''vedanā'' dapat menuntun pada [[Perhatian penuh (Buddhisme)|perhatian-penuh]] (''sati'') dan pemahaman jernih (''[[sampajañña]]'') (lihat Tabel di sebelah kanan).<ref>[[Aṅguttara Nikāya|AN]] 4.41: untuk Pali, lihat SLTP (tak tertanggal); untuk terjemahan bahasa Inggris, lihat Nyanaponika & Bodhi (1999), hlm. 88-89, Thanissaro (1997a), Upalavanna (tidak tertanggal).</ref> Dengan pengembangan ini, seseorang dapat mengalami langsung di dalam dirinya sendiri realitas [[Kefanaan|ketidakkekalan]] (''[[Ketidakkekalan (Buddhisme)|anicca]]'') dan sifat [[Kemelekatan (Buddhisme)|kemelekatan]]/keterikatan (''upādāna''). Hal ini pada akhirnya dapat mengarah pada pembebasan batin (''[[Nirwana|nibbāna]]'').
=== Hubungan dengan "emosi" ===
[[Bhikkhu Bodhi]] mengklarifikasi hubungan antara ''vedanā'' (sering diterjemahkan sebagai "perasaan") dan gagasan Barat tentang "emosi". Bhikkhu Bodhi menulis:
: “Kata Pali ''vedanā'' tidak menandakan emosi (yang nampaknya adalah sebuah fenomena kompleks yang melibatkan berbagai faktor mental yang menyertainya), namun kualitas [[Afektivitas|afektif]] semata dari sebuah pengalaman, yang bisa menyenangkan, menyakitkan, atau netral.”<ref name="bodhi1" />
=== Tradisi Abhidhamma ===
{{Cetasika|universal}}
Dalam terjemahannya untuk kitab [[Abhidhammatthasaṅgaha]], Bhikkhu Bodhi menyatakan:
: Perasaan adalah [[faktor mental]] yang merasakan objek. Ini adalah mode afektif ketika objek dialami. Kata Pali ''vedanā'' tidak menandakan emosi (yang nampaknya merupakan fenomena kompleks yang melibatkan berbagai faktor mental yang menyertainya), namun kualitas [[Afektivitas|afektif]] semata dari sebuah pengalaman, yang bisa menyenangkan, menyakitkan, atau netral....<ref name="bodhi1">{{Cite book|last=Bodhi|first=Bhikkhu|date=6 November 2012|url=https://www.saraniya.com/books/meditation/Bhikkhu_Bodhi-Comprehensive_Manual_of_Abhidhamma.pdf|title=Bhikkhu Bodhi (2003), hlm. 80|isbn=9781938754241|url-status=live}}</ref>
[[Nina van Gorkom]] menyatakan:
: Ketika kita mempelajari Abhidhamma, kita belajar bahwa '''vedanā''<nowiki/>' tidak sama dengan apa yang kita maksud dengan "perasaan" dalam bahasa konvensional. Perasaan adalah ''[[Namarupa|nāma]]'', ia mengalami sesuatu. Perasaan tidak pernah muncul sendirian; ia menyertai ''citta'' dan [[Faktor mental|''cetasika'']] lainnya dan dikondisikan oleh mereka. Jadi, perasaan adalah ''nāma'' yang terkondisi. ''Citta'' tidak merasakan, ia mengenali objek dan ''vedanā'' merasakan...
: Semua perasaan memiliki fungsi ''mengalami rasa, aroma suatu objek'' ([[Aṭṭhasālinī]], I, Bagian IV, Bab I, 109). Kitab Aṭṭhasālinī menggunakan perumpamaan untuk menggambarkan bahwa perasaan mengalami rasa suatu objek dan bahwa ''citta'' serta ''cetasika'' lain yang muncul bersama dengan perasaan mengalami rasa tersebut hanya sebagian saja. Seorang juru masak yang telah menyiapkan makanan untuk raja hanya mencicipi makanan tersebut dan kemudian menawarkannya kepada raja yang menyukai rasanya:
:: ... dan sang raja, sebagai tuan, ahli, dan majikan, memakan apa pun yang disukainya, begitu pula sekadar mencicipi makanan oleh si juru masak bagaikan kenikmatan sebagian dari objek tersebut oleh ''dhamma-dhamma'' yang tersisa (''citta'' dan berbagai ''cetasika'' lainnya), dan seperti halnya si juru masak mencicipi sebagian makanan, maka dhamma-dhamma yang tersisa menikmati sebagian dari objek tersebut, dan seperti halnya sang raja, sebagai tuan, ahli, dan majikan, memakan makanan sesuai keinginannya, demikian pula perasaan, sebagai tuan, ahli, dan majikan, menikmati rasa dari objek tersebut, dan oleh karena itu dikatakan bahwa kenikmatan atau pengalaman adalah fungsinya.
: Jadi, semua perasaan memiliki kesamaan, yakni mengalami 'rasa' suatu objek. ''Citta'' dan ''cetasika'' pendamping lainnya juga mengalami objek tersebut, namun perasaan mengalaminya dengan caranya sendiri yang merupakan ciri khasnya.<ref name="gorkom12">Gorkom (2010), [http://www.zolag.co.uk/Cetasikas/html_node/Feeling.html#Feeling ''Definition of Feeling'']</ref>
== Mahāyāna ==
=== Definisi ===
Mipham Rinpoche menyatakan:<ref name="eric12">Kunsang (2004), hlm. 21.</ref>
: Perasaan/sensasi diartikan sebagai kesan.
: Agregat perasaan/sensasi dapat dibagi menjadi tiga: menyenangkan, menyakitkan, dan netral. Atau, ada lima: kesenangan jasmani, kesenangan mental, kesakitan jasmani, kesakitan mental, dan perasaan/sensasi netral.
: Dalam hal dukungan, ada enam perasaan/sensasi yang dihasilkan dari kontak...
Alexander Berzin menguraikan faktor mental ini sebagai ''perasaan'' (''tshor-ba'', Skt. ''vedanā) suatu tingkat kebahagiaan''. Dia menyatakan:<ref>{{Cite web|title=Overview of Buddha-Nature|url=https://studybuddhism.com/en/advanced-studies/lam-rim/buddha-nature/overview-of-buddha-nature|website=studybuddhism.com}}</ref>
: Ketika kita mendengar kata "perasaan" dalam konteks Buddhisme, yang dimaksud di sini hanyalah: merasakan tingkat kebahagiaan atau kebahagiaan tertentu, di suatu tempat dalam spektrum tersebut. Jadi, atas dasar kesadaran kontak yang menyenangkan—yang mudah terlintas dalam pikiran—kita merasa bahagia. Kebahagiaan adalah: kami ingin itu terus berlanjut. Dan, atas dasar kesadaran kontak yang tidak menyenangkan—yang tidak mudah datang ke pikiran, pada dasarnya kita ingin menyingkirkannya—kita merasa tidak bahagia. “Ketidakbahagiaan” adalah kata yang sama dengan “penderitaan” (''mi-bde-ba,'' Skt. ''duḥkha''). Ketidakbahagiaan adalah: Saya tidak ingin meneruskan ini; Saya ingin berpisah dari ini.
: Dan kesadaran kontak netral. Kami merasa netral tentang hal itu—tidak ingin meneruskannya atau menghentikannya...
===
Kitab [[Abhidharma-samuccaya]] menyatakan:
: Apakah ciri khusus ''vedanā'' yang mutlak? Yaitu untuk mengalami. Dengan kata lain, dalam pengalaman apapun, apa yang kita alami adalah kematangan individu dalam setiap tindakan positif atau negatif sebagai hasil akhirnya.<ref name="g12">Guenther (1975), Kindle Loc. 329-331.</ref>
:
=== Hubungan dengan "emosi" ===
[[Chögyam Trungpa]] Rinpoche mengklarifikasi hubungan antara ''vedanā'' (sering diterjemahkan sebagai "perasaan") dan gagasan Barat tentang "emosi". Chögyam Trungpa Rinpoche menulis:
: "Dalam kasus [yakni dalam ajaran Buddha] 'perasaan' bukanlah pengertian perasaan yang biasa kita pahami. Perasaan ini bukanlah perasaan yang kita anggap serius, seperti, misalnya, ketika kita berkata, 'Dia menyakiti perasaanku.' Perasaan seperti ini yang kita anggap serius termasuk dalam [[Gugusan (Buddhisme)|''skandha'']] keempat dan kelima dari ''[[saṅkhāra]]'' dan [[Kesadaran (Buddhisme)|kesadaran]]."<ref>Trungpa (2001), hlm. 32.</ref>
== Terjemahan alternatif ==
Terjemahan alternatif untuk istilah ''vedanā'' adalah:
Baris 132 ⟶ 135:
* [[Afektivitas|Afektivitas (psikologi)]]
* [[Landasan indra|{{IAST|Landasan indra}}]] (Pali: ''{{IAST|saḷāyatana}}'')
* [[Satipaṭṭhāna]] (Pali; Sanskerta: ''{{IAST|smṛtyupasthāna}}'')
* [[Gugusan (Buddhisme)|Gugusan]] (Pali: ''khandha'')
* [[Valensi (psikologi)]]
Baris 142 ⟶ 145:
* [[Alexander Berzin (cendekiawan)|Berzin, Alexander]] (2006), [http://studybuddhism.com/en/advanced-studies/science-of-mind/mind-mental-factors/primary-minds-and-the-51-mental-factors ''Primary Minds and the 51 Mental Factors'']
* [[Bhikkhu Bodhi|Bodhi, Bhikkhu]] (ed.) (2000). ''A Comprehensive Manual of Abhidhamma: The Abhidhammattha Sangaha of Ācariya Anuruddha''. Seattle, WA: BPS Pariyatti Editions. {{ISBN|1-928706-02-9}}
* Bhikkhu Bodhi (2003), ''A Comprehensive Manual of Abhidhamma'', Pariyatti Publishing
* [[Dalai Lama]] (1992). ''The Meaning of Life'', translated and edited by Jeffrey Hopkins, Boston: Wisdom.
Baris 151 ⟶ 154:
* Hamilton, Sue (2001). ''Identity and Experience: The Constitution of the Human Being according to Early Buddhism''. Oxford: Luzac Oriental. {{ISBN|1-898942-23-4}}.
* [[Nyanaponika Thera]] (terj.) (1983). ''Datthabba Sutta: To Be Known'' ([[Saṁyuttanikāya|SN]] 36.5). Diakses 2007-06-08 dari "[[Access to Insight]]" di: http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn36/sn36.005.nypo.html.
* Nyanaponika Thera & [[Bhikkhu Bodhi]] (trans.) (1999). ''Numerical Discourses of the Buddha: An Anthology of Suttas from the Anguttara Nikaya''. Kandy, Sri Lanka: [[Buddhist Publication Society]]. {{ISBN|0-7425-0405-0}}
* [[Rhys Davids]], T.W. & William Stede (eds.) (1921-5). ''The Pali Text Society’s Pali–English Dictionary''. Chipstead: Pali Text Society. Mesin pencari daring umum untuk PED tersedia di http://dsal.uchicago.edu/dictionaries/pali/.
* Sri Lanka Buddha Jayanti Tipitaka Series (SLTP) (n.d.). ''{{IAST|Samādhibhāvanāsuttaṃ}}'' ([[Aṅguttaranikāya|AN]] AN 4.1.5.1, in [[Bahasa Pali|Pali]]). Diakses 2007-06-08 dari "MettaNet-Lanka" di: http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/4Anguttara-Nikaya/Anguttara2/4-catukkanipata/005-rohitassavaggo-p.html.
Baris 161 ⟶ 164:
* Thanissaro Bhikkhu (trans.) (2005b). ''Bahuvedaniya Sutta: Many Things to be Experienced'' ([[Majjhimanikāya|MN]] 59). Diakses 2008-03-31 dari "Access to Insight" di http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.059.than.html.
* Thanissaro Bhikkhu (terj.) (2005c). ''Pañcakanga Sutta: With Pañcakanga'' ([[Saṁyuttanikāya|SN]] 36.19). Diakses 2008-03-31 dari "Access to Insight" di<nowiki/>http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn36/sn36.019.than.html.
* [[Chögyam Trungpa|Trungpa, Chögyam]] (2001). ''Glimpses of Abhidharma''. Boston: Shambhala. {{ISBN|1-57062-764-9}}
* Upalavanna, Sister (tak tertanggal). ''{{IAST|Samādhibhāvanāsuttaṃ}} – Developments of concentration'' ([[Aṅguttaranikāya|AN]] AN 4.5.1). Diakses 2007-06-08 dari "MettaNet-Lanka" di: http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/4Anguttara-Nikaya/Anguttara2/4-catukkanipata/005-rohitassavaggo-e.html.
|