Pao An Tui: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Update, diterjemahkan dari en.wp
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 24:
*{{flagicon image|Flag of the State of East Indonesia.svg}} [[Indonesia Timur]]
*{{flagicon image|Flag of the Republic of China.svg}} [[Republik Tiongkok (1912–1949)|Republik Tiongkok]]<ref name="Donald E. Willmott (2009)" />
** [[Kuomintang]]
}}<br>
| split =
Baris 36 ⟶ 37:
 
==Sejarah==
Pasca berakhirnya [[Perang Dunia II]] di Asia pada tahun 1945, beberapa Pao An Tui dibentuk oleh sejumlah kelompok Tionghoa-Indonesia. Sejumlah tokoh revolusioner Indonesia kemudian menuduh bahwa Pao An Tui pro-Belanda.<ref name="Donald E. Willmott (2009)" /> Pao An Tui antara lain dibentuk di [[Medan]], [[SumatraSumatera Utara]] pada tahun 1946, dan kemudian di [[Jawa]] pada tahun 1947.<ref name="Chee Kiong Tong (2010)" /><ref name="Donald E. Willmott (2009)" />
 
Untuk mengatasi kekacauan dan kekerasan terhadap dan oleh Tionghoa-Indonesia, "Chung Hua Tsung Hui" kemudian mengadakan konferensi di [[Jakarta]], mulai tanggal 24 hingga 26 Agustus 1947.<ref name="Supriyatna 2016">{{Cite web |last=Supriyatna |first=Agus |date=2016-03-01 |title=Berita Po An Tui yang Menyesatkan - Analisis - www.indonesiana.id |url=https://www.indonesiana.id/read/64622/berita-po-an-tui-yang-menyesatkan |access-date=2023-03-27 |website=Indonesiana |language=en}}</ref> Pada tanggal 29 Agustus 1947, konferensi tersebut menghasilkan pembentukan Pao An Tui secara resmi, dengan kantor pusat di Jakarta.<ref name="Supriyatna 2016" /><ref name="Benny G. Setiono (2003)" /> Komite Pusat Pao An Tui terdiri dari [[Loa Sek Hie]] (Chairman), Oey Kim Sen (Deputi Chairman), Khouw Joe Tjan (Sekretaris), dan Cong Fai-kim (Bendahara).<ref name="Benny G. Setiono (2003)" />
Baris 43 ⟶ 44:
 
==Kontroversi dan kritik==
Netralitas Pao An Tui dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia telah beberapa kali dipertanyakan.<ref name="Donald E. Willmott (2009)" /><ref name="Muhammad Subarkah (2016)" /> pemerintahPemerintah Indonesia, yang menuduh Pao An Tui pro-Belanda, pun menolak untuk mengakui Pao An Tui hingga tahun 1948.<ref name="Donald E. Willmott (2009)" /> Sebagian kecil Tionghoa-Indonesia [[sayap kiri]] saat itu juga sangat menolak Pao An Tui, karena Pao An Tui berhubungan erat dengan Tionghoa-Indonesia [[sayap kanan]] dan [[Kuomintang]] di [[Tiongkok]].<ref name="Donald E. Willmott (2009)" />
 
Pada tahun 2016, terjadi kehebohan di media massa yang disebabkan oleh peresmian monumen yang diduga didedikasikan untuk Pao An Tui oleh Menteri Dalam Negeri [[Tjahjo Kumolo]] di [[Taman Mini Indonesia Indah]].<ref name="Supriyatna 2016" /> [[Rizieq Shihab]], pemimpin [[Front Pembela Islam]], pun menjadi salah satu tokoh yang sangat mengkritik peresmian monumen tersebut.<ref name="Suara.com 2016">{{cite news |last=Saleh |first=Ummi Hadyah |date=June 1, 2016 |title=Takut Ada PKI, FPI akan Jihad Segel Patung-patung Bau Komunis |language=id-ID |work=suara.com |agency=Suara.com |url=https://www.suara.com/news/2016/06/01/165614/takut-ada-pki-fpi-akan-jihad-segel-patung-patung-bau-komunis |accessdate=28 September 2018}}</ref> Padahal, monumen tersebut sebenarnya didedikasikan untuk milisi Tionghoa yang dibentuk pasca [[Geger Pacinan]] di Batavia. Bersama [[Suku Jawa|orang Jawa]], milisi tersebut berperang melawan [[VOC]].<ref name="Supriyatna 2016" />