Sardjito: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Bot: Perubahan kosmetika
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(17 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) -->
|honorific-prefix = [[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]]
|name = M. {{PAGENAME}}
|honorific-suffix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/profesi) -->
|honorific-suffix = [[Dokter|M.D.]], [[:en:Professional degrees of public health|M.P.H.]]
|image = Sardjito.jpg
|imagesize =
Baris 19:
|successor2 = [[Prabuningrat|H. GBPH Prabuningrat]]
|birth_date = {{birth date|1889|8|13}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Purwodadi, Barat, Magetan|Purwodadi]], [[Kabupaten Magetan|Magetan]], [[JawaKeresidenan TimurMadiun]], [[Hindia Belanda]]
|language =
|death_date = {{death date and age|1970|5|5|1889|8|13}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
|party =
|spouse = RAy. Soeko Emi<ref>{{cite news|url=https://www.krjogja.com/hiburan/seni-dan-budaya/kenalkan-prof-sardjito-lewat-ketoprak/|title=Kenalkan Prof Sardjito Lewat Ketoprak|newspaper=Kedaulatan Rakyat|publisher=KRJogja.com|date=19 Juni2018|access-date=15 November 2022}}</ref>
|spouse =
<ref>https://books.google.co.id/books?hl=id&id=K2y7AAAAIAAJ&dq=istri+sardjito+soeko+emi&focus=searchwithinvolume&q=soeko+emi</ref>
|children =
|children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan dan tulis pada artikel -->1
|residence =
|alma_mater = {{ubl|[[STOVIA]], [[Batavia]]{{br}}|[[Universitas Amsterdam]]}}
|occupation = {{hlist|[[Dokter]], |[[akademisi]]}}
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|religion = [[Islam]]
}}
 
[[Dokter|dr.]] '''Prof. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H.''' ({{lahirmati|[[Purwodadi, Barat, Magetan|Purwodadi]], [[Magetan]], [[JawaKeresidenan TimurMadiun]]|13|8|1889|[[Yogyakarta]]|5|5|1970}})<ref name=arsip>{{cite news|url=https://arsip.ugm.ac.id/2015/05/13/5-mei-1970/|title=Sesepuh UGM Prof. Dr. M. Sardjito Wafat|newspaper=Pantjaran Universitas Gadjah Mada|publisher=Arsip Universitas Gadjah Mada|number=No. 5 Th. V|date=10 Mei 1970|access-date=11 Januari 2020}}</ref> adalah dokter yang menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran [[Universitas Gadjah Mada]].
Pada masa perang kemerdekaan, ia ikut serta dalam proses pemindahan [[Bio Farma|Institut Pasteur]] di Bandung ke Klaten. Selanjutnya ia menjadi Presiden Universiteit (sekarang disebut Rektor) [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM) Yogyakarta yang pertama dari awal berdirinya UGM tahun 1949 sampai 1961, selanjutnya menjadi Rektor ketiga [[Universitas Islam Indonesia]] (UII) Yogyakarta.
 
Pada masa perang kemerdekaan, ia ikut serta dalam proses pemindahan [[Bio Farma|InstitutInstitute Pasteur]] didari [[Kota Bandung|Bandung]] ke [[Kabupaten Klaten|Klaten]]. Selanjutnya ia menjadi Presiden Universiteit (sekarang disebut Rektor[[rektor]]) [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM) Yogyakarta yang pertama dari awal berdirinya UGM tahun 1949 sampai 1961, selanjutnya menjadi Rektor ketiga [[Universitas Islam Indonesia]] (UII) Yogyakarta.
Namanya diabadikan sebagai nama sebuah rumah sakit pusat rujukan provinsi di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu [[Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito]].
 
Namanya diabadikan sebagai nama sebuah rumah sakit umum pusat rujukan provinsi di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] yaitu [[Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito]].
Pada tanggal 8 November 2019, Sardjito dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh [[Joko Widodo|Presiden Joko Widodo]] dalam sebuah upacara di [[Istana Negara]].<ref>https://setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_anugerahkan_gelar_pahlawan_nasional_kepada_6_tokoh_2</ref> Yang menerima penghargaan mewakili keluarga ahli waris adalah Dyani Poedjioetomo, Cucu dari Sardjito.<ref>https://m.cnnindonesia.com/nasional/20191108201206-20-446795/haru-dan-bangga-keluarga-atas-gelar-pahlawan-nasional</ref>
 
Pada tanggal 8 November 2019, Sardjito dianugerahi gelar [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh [[JokoPresiden WidodoIndonesia|Presiden]] [[Joko Widodo]] dalam sebuah upacara di [[Istana Negara]].<ref>{{Cite web|last=Negara|first=Kementerian Sekretariat|title=Presiden Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 6 Tokoh {{!}} Sekretariat Negara|url=https://www.setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_anugerahkan_gelar_pahlawan_nasional_kepada_6_tokoh_2|website=www.setneg.go.id|language=en|access-date=2022-11-15}}</ref> Yang menerima penghargaan mewakili keluarga ahli waris adalah Dyani Poedjioetomo, Cucu dari Sardjito.<ref>{{Cite web|last=Tim|title=Haru dan Bangga Keluarga atas Gelar Pahlawan Nasional|url=https://mwww.cnnindonesia.com/nasional/20191108201206-20-446795/haru-dan-bangga-keluarga-atas-gelar-pahlawan-nasional|website=nasional|language=id-ID|access-date=2022-11-15}}</ref>
 
== Pendidikan ==
* Sekolah Rakyat di [[Purwodadi, Barat, Magetan|Purwodadi]] dan [[Kabupaten Lumajang|Lumajang]] (1895—1901)
* Sekolah Belanda di Lumajang (1901—1907)
* Sekolah [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen|STOVIA]] di Jakarta (1907—1915)
* Fakultas Kedokteran [[Universitas Amsterdam]] (1921—1922)
* Mempelajari penyakit-penyakit iklim panas di [[Leiden]] (memperoleh gelar doktor, 1923).<ref name=arsip/>
 
== Peran Profesional ==
Setelah lulus dari [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen|STOVIA]], Sardjito menjadi dokter di Rumah Sakit Djakarta dan ikut dalam riset mengenai penyakit influenza pada tahun 1918 hingga 1919. Sebelum melanjutkan studi ke [[Universitas Amsterdam]], Ia juga menjadi dokter di Institute Pasteur Djakarta dari tahun 1916 hingga 1920.
 
Sepulangnya dari [[Amsterdam]] & [[Leiden]], Sardjito diberikan kepercayaan sebagai dokter di Laboratorium Pusat Djakarta (1924-1929), Kepala Laboratorium di Makasar (1930). Ia juga mempunyai kesempatan untuk bekerja di Laboratorium ''Reichsgesundheitsamt'' (Kantor Kesehatan Reich) [[Berlin]] Jerman pada tahun 1931<ref name="arsip" />.
 
Pulang dari [[Jerman]], ia diberi tanggung jawab untuk memimpin Laboratorium Semarang (1931-1944) dan menjadi Kepala Institute Pasteur Bandung (1945). Dengan adanya pemindahan Institute Pasteur dari Bandung ke Klaten, akhirnya Sardjito pindah ke Klaten pada tahun 1946. Dimana 3 tahun setelahnya (1949), ia bersama [[Hamengkubuwana IX]], Prof.Dr. [[Prijono]], Prof.Ir. [[Wreksodiningrat]], Prof. Ir. Harjono dan lain-lain sepakat untuk membentuk [[Universitas Gadjah Mada]].
 
Dan Sardjito terpilih menjadi rektor pertama [[Universitas Gadjah Mada|UGM]] dari tahun 1949 hingga 1961.
 
== Pergerakan politik ==
* Ketua [[Boedi Oetomo]] Cabang Jakarta dan anggota Pengurus Pusat (1925)
* Ketua [[Palang Merah Indonesia]] Klaten, dimana saat Agresi Militer Belanda ia mengatur cara mendapatkan obat-obatan dan uang untuk Pejuang dan Masyarakat umum<ref name="arsip" />.
* Anggota Haminte Jakarta dan Wakil Wethouder.<ref name=arsip/>
 
== Referensi ==
* Buku [[''Apa dan Siapa Magetan]]'', diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Magetan, tahun 1987
 
{{Reflist}}
Baris 65 ⟶ 77:
{{Kotak_selesai}}
{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Sardjito}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
{{Indo-bio-stub}}
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:Rektor Indonesia]]
[[Kategori:Rektor Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Rektor Universitas Islam Indonesia]]
[[Kategori:PahlawanTokoh nasional IndonesiaJawa]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Magetan]]
 
 
{{Indo-bio-stub}}