Sardjito: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→cleanup: - honorifics, non-notable subjects; fixed infobox; |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 33:
}}
Pada masa perang kemerdekaan, ia ikut serta dalam proses pemindahan [[Bio Farma|
Namanya diabadikan sebagai nama sebuah rumah sakit umum pusat rujukan provinsi di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] yaitu [[Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito]].
Pada tanggal 8 November 2019, Sardjito dianugerahi gelar [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh [[
== Pendidikan ==
* Sekolah Rakyat di [[Purwodadi, Barat, Magetan|Purwodadi]] dan [[Kabupaten Lumajang|Lumajang]] (1895—1901)
* Sekolah Belanda di Lumajang (1901—1907)
* Sekolah [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen|STOVIA]] di Jakarta (1907—1915)
* Fakultas Kedokteran [[Universitas Amsterdam]] (1921—1922)
* Mempelajari penyakit-penyakit iklim panas di [[Leiden]] (memperoleh gelar doktor, 1923).<ref name=arsip/>
== Peran Profesional ==
Baris 53:
Sepulangnya dari [[Amsterdam]] & [[Leiden]], Sardjito diberikan kepercayaan sebagai dokter di Laboratorium Pusat Djakarta (1924-1929), Kepala Laboratorium di Makasar (1930). Ia juga mempunyai kesempatan untuk bekerja di Laboratorium ''Reichsgesundheitsamt'' (Kantor Kesehatan Reich) [[Berlin]] Jerman pada tahun 1931<ref name="arsip" />.
Pulang dari [[Jerman]], ia diberi tanggung jawab untuk memimpin Laboratorium Semarang (1931-1944) dan menjadi Kepala Institute Pasteur Bandung (1945). Dengan adanya pemindahan Institute Pasteur dari Bandung ke Klaten, akhirnya Sardjito pindah ke Klaten pada tahun 1946. Dimana 3 tahun setelahnya (1949), ia bersama [[Hamengkubuwana
Dan Sardjito terpilih menjadi rektor pertama [[Universitas Gadjah Mada|UGM]] dari tahun 1949 hingga 1961.
Baris 63:
== Referensi ==
* Buku
{{Reflist}}
|