Sardjito: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 33:
}}
Pada masa perang kemerdekaan, ia ikut serta dalam proses pemindahan [[Bio Farma|Institute Pasteur]] dari [[Kota Bandung|Bandung]] ke [[Kabupaten Klaten|Klaten]]. Selanjutnya ia menjadi Presiden Universiteit (sekarang disebut [[rektor]]) [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM) yang pertama dari awal berdirinya UGM tahun 1949 sampai 1961, selanjutnya menjadi Rektor ketiga [[Universitas Islam Indonesia]] (UII).
Namanya diabadikan sebagai nama sebuah rumah sakit umum pusat rujukan provinsi di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] yaitu [[Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito]].
Pada tanggal 8 November 2019, Sardjito dianugerahi gelar [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Joko Widodo]] dalam sebuah upacara di [[Istana Negara]].<ref>{{Cite web|last=Negara|first=Kementerian Sekretariat|title=Presiden Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 6 Tokoh {{!}} Sekretariat Negara|url=https://www.setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_anugerahkan_gelar_pahlawan_nasional_kepada_6_tokoh_2|website=www.setneg.go.id|language=en|access-date=2022-11-15}}</ref> Yang menerima penghargaan mewakili keluarga ahli waris adalah Dyani Poedjioetomo, Cucu dari Sardjito.<ref>{{Cite web|last=Tim|title=Haru dan Bangga Keluarga atas Gelar Pahlawan Nasional|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191108201206-20-446795/haru-dan-bangga-keluarga-atas-gelar-pahlawan-nasional|website=nasional|language=id-ID|access-date=2022-11-15}}</ref>
|