Invasi Banten ke Lampung: Perbedaan antara revisi

| conflict = invasiInvasi Banten ke lampung

| territory = Lampung menjadi daerah vasal [[kesultananKesultanan bantenBanten]]

| result = kemenanganKemenangan bagi kesultanan bantenBanten

| combatant1 = {{flagicon|Kesultanan Banten|22px}} [[kesultananKesultanan bantenBanten]]

| combatant2 = kerajaanKerajaan Lampung<br>{{flagicon|Kesultanan Aceh}} [[Kesultanan Aceh]]

| commander1 = {{flagicon|Kesultanan AcehBanten|22px}} [[KesultananSultan Aceh]][[KesultananMaulana AcehHasanuddin]]

| commander1commander2 = Raden Intan<br>{{flagicon|Kesultanan Banten|22pxAceh}} [[sultanSultan Alauddin Riayat Syah|Alauddin MaulanaRiayat HasanuddinSyah]]

Setelah invasi ini, [[Lampung]] berada di bawah pengaruh [[Banten]], yang menguasai jalur perdagangan lada dan memperkenalkan pengaruh [[Islam]] lebih lanjut di wilayah tersebut. Selain itu, [[Banten]] juga memperoleh kontrol atas salah satu jalur perdagangan utama yang menghubungkan [[Sumatra[]] dan [[Jawa]]. Meskipun penguasa lokal di [[Lampung]] tetap mempertahankan kekuasaannya, mereka tunduk pada kewajiban untuk membayar upeti kepada Sultan [[Banten]].

Invasi [[Banten]] ke [[Lampung]] menandai awal dari pengaruh kuat [[Banten[[]] di wilayah pesisir barat [[Sumatra]]. Setelah penaklukan ini, [[Banten]] melanjutkan ekspansinya ke wilayah lain, termasuk [[Jawa]] dan bagian timur [[Nusantara[[]], yang semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu kerajaan terbesar di Indonesia pada masa itu.