Tahuri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
PenaTulip (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(34 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Instrument
'''Tahuri''' adalah terompet yang dikenal oleh masyarkat [[Maluku]] yang tinggal di pesisir pantai memiliki peralatan musik yang unik; sebuah [[kerang]] yang jika ditiup bunyinya akan terdengar nyaring. Semakin kecil ukuran kerangnya, semakin nyaring bunyinya dan semakin besar kerangnya bunyinya pun semakin rendah.<ref>http://www.anakpintar.web.id/2011/10/alat-komunikasi-tahuri.html</ref>
|name=Tahuri
|names=Terompet Kerang
|image= Trumpet shell, Ludlow Museum - DSCF2016.JPG
|classification= [[Alat musik tiup]] (sebuah [[kerang]] yang jika ditiup bunyinya akan terdengar nyaring.)
|range=
|related=*
|articles=
|background=other
|inventors=[[G.J. Latumahina]]<br>Dominggus Paulus Horhorouw
|developed=sekitar tahun 1962 di [[Ambon]], [[Maluku]]
|image_capt=Tahuri Alat Musik Khas Tradisional Kepulauan [[Maluku]]}}
'''Tahuri''' adalah terompet yang dikenal oleh masyarkatmasyarakat [[Maluku]] yang tinggal di pesisir pantai memiliki peralatan musik yang unik; sebuah [[kerang]] yang jika ditiup bunyinya akan terdengar nyaring. Semakin kecil ukuran kerangnya, semakin nyaring bunyinya dan semakin besar kerangnya bunyinya pun semakin rendah.<ref>http://www.anakpintar.web.id/2011/10/alat-komunikasi-tahuri.html</ref><ref name="Dandirwalu 67–76">{{Cite journal|last=Dandirwalu|first=Resa|last2=Rehy|first2=Handry Yance|date=2020-06-30|title=Tahuri: Symbol of the Christian-Muslim Community Peace in Tehoru and Telutih, Central Maluku, Indonesia|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jw/article/view/8071|journal=Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya|volume=5|issue=1|pages=67–76|doi=10.15575/jw.v5i1.8071|issn=2502-3489}}</ref>
 
== Sejarah ==
Dalam mendorong kualitas [[musik tradisional]] di daerah Maluku, banyak keragaman yang dikembangkan lewat berbagai alat musik tradisional. Salah satu alat musik yang dikembangkan berasal dari dasar laut, yakni kulit bia. Kulit bia merupakan salah satu hasil laut yang cukup terkenal di daerah Maluku. Seiring berjalannya waktu, pengembangan kulit bia ini pun berubah bukan hanya sebagai kerajinan tangan, melainkan dipakai sebagai [[alat musik tiup]]. Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya bia atau siput di dunia ini tersebar dengan beraneka ragam. Baik dalam ukuran besar, sedang maupun dalam ukuran kecil.
 
Ide awal pembuatan Tahuri sebagai alat musik tradisional ini mulai dimunculkan lewat gagasan seorang wakil Gubernur Daerah Tingkat I provinsi Maluku. Letkol G. Latumahina . Profesi yang dimilikinya bukan hanya seorang militer, beliauia juga seorang pamong praja yang baik yang memiliki talenta sebagai seorang budayawan di daerah ini.
 
Menurut bapak Dominggus Paulus Horhorouw yang lahir pada 18 Desember 1913 di desa Hutumuri [[Ambon]] , pimpinan Orkes Suling desa, pada sekitar tahun 1962 beliauia dipanggil menghadap wakil Gubernur Maluku di kediaman beliaukediamannya di kota Ambon.
 
Saat bertemu dengan bapak Dominggus Paulus Horhorouw, beliauia menceritakan tentang tahuri. Menurut bapak G. Latumahina, tahuri merupakan suatu alat yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi dan mampu mengangkat nama negeri, terkhususnya Maluku. Bapak Dominggus yang mendengarkan hal itu, menceritakan pula keinginannya yang selama ini dia pendam yaitu dia ingin agar tahuri tidak hanya dikenal hanya itu-itu saja, melainkan dengan fungsi baru yaitu sebagai alat musik.
 
Ternyata benar mereka memiliki keinginan yang sama untuk membentuk jati diri Maluku, dengan alat musik yang endemik ini. Beberapa waktu berlalu rencana untuk menambah nilai seni pada kulit bia/ kerang ini belum terealisasikan, tapi Bapaktetapi Dominggus terus mencari tahu bagaimana cara membuat kulit bia ini hingga menjadi alat musik yang dapat melantunkan harmonisasi nada yang merdu.
 
Ketika Bapak G. Latumahina dilantik menjadi wakil gubernur pada saat itu, beliauia pun memberi material dan doa, memang semuanya sudah berjalan lancar. Tapi sumber daya dari kulit kerang sangatlah minim. Akhirnya, beliauia menegaskan sekali lagi bagi Bapakbaginya. Dominggus untuk tidak berputus asa. BeliauIa meminta beberapa orang yang mampu melubangi kulit bia. Dengan pergi ke [[Saumlaki]], [[Dobo]], [[Kepulauan Aru]] dan [[Banda]] untuk mecarimencari, dan ternyata hasil pengumpulan kulit bia/ kerang ini sangat-sangat memuaskan. Kulit kerang yang dikumpulkan jauh melaumpaui harapan. Dengan adanya kulit kerang yang memiliki nama latin Syrinx aruanus, nama daerah Kulit Bia Terompet dan nama latin Cypraecassis rufa, Casis cornutanama nama daerah Kulit Bia kepala Kambing ini menumbuhkan kreatifitaskreativitas anak-anak Maluku di bidang seni musik dalam hal membuat sebuah alat musik. KreatifitasKreativitas bukan hanya didorong dari bahan yang diterima, namun sangat bergantung pada keinginan serta harapan yang timbul dalam membentuk alat musik yang begitu sederhana ini.<ref name=makalah>{{Cite web |url=http://yleinussa.mhs.uksw.edu/2012/11/makalah-tentang-musik-tradisional-musik.html |title=Salinan arsip |access-date=2013-02-21 |archive-date=2013-02-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130205122204/http://yleinussa.mhs.uksw.edu/2012/11/makalah-tentang-musik-tradisional-musik.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Pembuatan ==
Bila dilihat keistimewaan yang paling dominan dari tahuri adalah bahan dasar pembuatannya sendiri, 100% berasal dari alam. Kulit kerang yang dipakai dalam pembuatan tahuri berasal dari Saumlaku, Dobo, Kepulauan Aru dan Banda. Musik Tahuri dibuat atau diciptakan memiliki tujuan yang sangat penting. <ref name="makalah>http:"//yleinussa.mhs.uksw.edu/2012/11/makalah-tentang-musik-tradisional-musik.html</ref>
Untuk membuat tahuri, kerang dicuci hingga bersih. Setelah itu, kerang dilubangi dengan bor.
 
Untuk mendapatkan [[nada]] tertentu, tergantung dari besar kecilnya lubang yang dibuat dan besar kecilnya kerang yang digunakan.
Kerang kecil akan menghasilkan nada tinggi atau nyaring. Sementara kerang besar akan menghasilkan nada rendah. <ref>http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Potret-Negeriku/Warisan-Nusantara/Tahuri-Terompet-Unik</ref>
 
== Pemakaian ==
=== Alat komunikasi ===
[[Berkas:Tahore atau Tahuri.jpg|jmpl|281x281px|Tahuri/Tahore - Koleksi [[Monumen Pers Nasional]]]]
Tahuri berfungsi sebagai alat komunikasi antara [[rajaRaja]] dan staf-staf negeri serta[[masyarakat]], antara Raja dengan staf-staf negeri. Dengan adanya tahuri, maka [[komunikasi]] di antara masyarakat desa akan terjalin dengan baik.<ref name="Dandirwalu 67–76" /> Salah satu contohnya dapat dilihat dalam pemberitahuan / pengumuman yang diberikan oleh pesuruh desa. Pesuruh desa merupakan salah satu staf negeri yang berperan sebagai pesuruh dalam memberitahukan hal-hal penting, berupaseperti pemberitahuan. Sebelum memberikan pemberitahuan, pesuruh desa akan terlebih dahulu meniupmeniupkan tahuri. Seperti yang telah dikatakan, tehuritahuri memiliki fungsi sebgaisebagai alat yang bisa memberitahukan suatu keadaan seperti [[perang]], titah Raja, dan sebagainya. Pada zaman dahulu, hampir seluruh tata cara adat memakai tahuri sebagai pembukaan atau penutup. Hal ini masih dikembangkandilakukan sampai sekarang, dimanadi mana masih terlihat beberapa tata cara adat yang masih menggunakan tahuri sebagai pembukaan atau penutupan suatu tata cara adat.<ref name="makalah" />
 
== Pengembangan ==
Tahuri diciptakan memiliki tujuan yang sangat penting bagi peranan danfungsinya di kalangan masyarakat, khususnya kalangan anak muda, yakni;
 
Fungsi Tahuri sebagai :
* Masa Sekarang :
# Beberapa tata cara adat masih menggunakan Tahuri sebagai pemandu berlangsungnya acara adat]] istiadat.
Fungsi Tahuri sebagai :
# Beberapa tata cara adat masih menggunakan Tahuri sebagai pemandu berlangsungnya acara adat]] istiadat.
# Salah satu benda [[arkeologi]].
# Salah satu alat musik tradisional masyarakat Maluku
# Sebagai cendramata]] atau souvenir baik untuk lokal maupun non lokal.
 
* Masa Depan :
Fungsi Tahuri sebagai alat musik sekaligus benda bersejarah, dan mungkin akan dibudidayakan sebagai [[budaya peten]] di daerah ini dan akan diakui oleh dunia internasional, tetapi semua itu tidak semudah yang dibayangkan, hanya dengan kesadaran yang tinggi dari anak negri sendiri untuk mengembangkan warisan tersebut untuk kepentingan bersama, dan tergantung juga dengan kerjasama antara pihak-pihak tertentu untuk mengembangkan budaya musik Tahuri sendiri.
Menurut saya, selain dari fungsi tahuri yang telah dijelaskan secara baik, tapi perlu kita ketahui bahwa alat tahuri ini dapat juga dijadikan sebagai sumber pengetahuan.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Alat musik Indonesia]]
[[Kategori:Alat musik tiupAerofon]]
[[Kategori:Alat musik Maluku]]
[[Kategori:Seni di Indonesia]]
 
 
{{musik-stub}}