Connie Rahakundini Bakrie: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 28:
'''Rahakundini Laspetrini''' ({{lahirmati|Bandung|3|11|1964}}) atau lebih dikenal sebagai '''Connie Rahakundini Bakrie''' adalah seorang Guru Besar bidang Hubungan Internasional di [[Universitas Negeri Sankt-Peterburg|Universitas Negeri Saint Petersburg]], Rusia (St Petersburg State University), merangkap Ambassador of Science and Education of Russia. Dengan latar belakang pendidikan dan profesional yang luas pada studi pertahanan yang digeluti di Australia, Asia Pasifik, Taiwan, Tiongkok, Amerika Serikat, Israel, dan Inggris, Profesor Connie memantapkan dirinya sebagai ahli Hubungan Internasional dan Pertahanan, khususnya Pertahanan Maritim dan Dirgantara.
Profesor Connie adalah anggota tetap [[:en:Valdai_Discussion_Club|Valdai Discussion Club]], sebuah Think Tank berbasis di Moskow yang berfungsi untuk memberikan masukan kepada Presiden Rusia [[Vladimir Putin]] terkait strategi kebijakan luar negeri. Ia pernah tercatat sebagai Peneliti Senior di [[:en:Institute_for_National_Security_Studies_(Israel)|Institute of National Security Studies (INSS)]] di Tel Aviv, Israel. Saat ini menjadi Ketua Dewan Penasihat Maritim [[Arsip Nasional Republik Indonesia|Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)]].
Pernah menjabat Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas), anggota Dewan Pakar [[Partai NasDem|Partai Nasdem]] sebelum akhirnya mengundurkan diri.
Saat ini, ia dikenal sebagai rekan dekat Presiden Indonesia ke-5, [[Megawati Soekarnoputri]], serta menjadi simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
== Kiprah Dunia Internasional ==
Pada Juni 2024, Dr. Connie menerima gelar Profesor dan ditunjuk sebagai Guru Besar di bidang Hubungan Internasional di Saint Petersburg State University, sebuah institusi akademik bergengsi kelas dunia dengan sejarah lebih dari 300 tahun dan 9 peraih Nobel di berbagai bidang. <ref>{{Cite web|title=History {{!}} St Petersburg University|url=https://english.spbu.ru/about/history|website=english.spbu.ru|language=ru|access-date=2024-12-13}}</ref> Ia memilih Saint Petersburg di antara tawaran dari universitas lainnya di Rusia, termasuk Moskow dan Kazan.<ref>{{Citation|title=Prof. Connie: Gibran Sebaiknya Mengundurkan Diri. Indonesia Hadapi Tantangan Global {{!}} #SPEAKUP|url=https://www.youtube.com/watch?si=TUSelIAG3h2uGeew&v=r3vUeMmbiVw&feature=youtu.be|date=2024-10-17|accessdate=2024-12-13|last=Abraham Samad SPEAK UP}}</ref>
Peran aktifnya di [[:en:Valdai_Discussion_Club|Valdai Discussion Club]] sejak 2022 memperkuat posisinya dalam hubungan internasional. Valdai melibatkan komunitas ilmiah dari lebih dari 71 negara dan menjadi forum penting dalam kebijakan luar negeri Rusia.<ref>{{Cite journal|date=2024-11-10|title=Valdai Discussion Club|url=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Valdai_Discussion_Club|journal=Wikipedia|language=en}}</ref> Connie adalah satu-satunya ilmuwan Indonesia yang pernah berbicara langsung dalam forum ini di hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin.<ref>{{Cite web|title=Indonesia – Russia: From the Past to the Future, History and Prospects|url=https://valdaiclub.com/events/announcements/indonesia-russia-from-the-past-to-the-future-history-and-prospects/|website=Valdai Club|access-date=2024-12-13}}</ref>
Ia juga memfasilitasi kolaborasi antara pelaku usaha dan perbankan Indonesia dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, serta menjalin kemitraan antara Saint Petersburg State University dengan [[Badan Riset dan Inovasi Nasional|Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)]] dan beberapa universitas di tanah air.
Keterlibatan akademisnya sebelum berlabuh di Rusia, Profesor Connie berperan aktif dalam meningkatkan peran dan postur militer Indonesia di berbagai forum dan lembaga kajian pertahanan internasional, meliputi :
- [[:en:National_Defense_University|National Defense University (NDU), Washington DC (AS)]]
- The East West Center, Washington DC (AS)
Baris 49:
- ASEM-EU Regional Architecture, Brussels (Belgia)
- [[:en:Geneva_Centre_for_Security_Policy|Geneva Centre for Security Policy, Geneva (Swiss)]]
- Institute of National Security Studies, Tel Aviv (Israel)
Baris 57:
Kiprahnya yang luas di internasional, tak lepas dari pengalaman panjangnya pada berbagai lembaga pendidikan dan kajian khusus bidang pertahanan di berbagai negara, meliputi : [https://www.smgconferences.com/documentportal/speakerprofile/162063.pdf]
- [[:en:Asia-Pacific_Center_for_Security_Studies|Asia Pacific Centre for Security Studies (APCSS), Hawaii (AS)]].
- Fu Xi Kang War Academy, Republic of China / Taiwan
- [[:en:University_of_Birmingham|Chevening Executive Program for Democracy and Security at Birmingham University, England (UK)]].
- NISCSS, National Institute for South China Sea Studies, Jiangdong, China
- [[:en:Massachusetts_Institute_of_Technology|MIT Boston, United States dalam Future Leaders Programme]]
Dengan kiprahnya yang mentereng tersebut, sempat membuat dirinya dianggap sebagai Agen Intelijen Israel (Mossad), dan kemudian kedekatannya dengan Kremlin membuat dirinya dituduh sebagai Agen Intelijen Rusia (KGB / FSB). Profesor Connie merespons tuduhan tidak berdasar ini dengan humor intelektual : "Jika saya dituduh sebagai Agen Mossad dan Agen KGB, maka artinya sekaligus saya juga Agen MI6 (Inggris) atau Agen CIA (AS)," kelakar Profesor Connie pada podcast milik Mantan Ketua KPK Abraham Samad. <ref>{{Citation|title=Prof. Connie: Gibran Sebaiknya Mengundurkan Diri. Indonesia Hadapi Tantangan Global {{!}} #SPEAKUP|url=https://www.youtube.com/watch?si=TUSelIAG3h2uGeew.&v=r3vUeMmbiVw&feature=youtu.be|date=2024-10-17|accessdate=2024-12-13|last=Abraham Samad SPEAK UP}}</ref>
Baris 72:
Profesor Connie memainkan peranan penting dalam membentuk sektor pertahanan Indonesia di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Ia memberikan masukan kepada institusi-institusi utama, meliputi :
- [[Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia|Kementerian Luar Negeri (Kemlu)]]
- [[Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia|Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam)]]
- [[Kementerian Pertahanan Republik Indonesia|Kementerian Pertahanan (Kemhan)]]
- Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas)
Baris 82:
- Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas)
- [[Badan Intelijen Negara Republik Indonesia|Badan Intelijen Negara (BIN)]]
- [[Badan Intelijen Strategis|Badan Intelijen Strategis TNI (Bais TNI)]]
- [[Tentara Nasional Indonesia|Markas Besar TNI (Mabes TNI)]]
- [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Markas Besar Polri (Mabes Polri)]]
== Pemikiran dan Karya Tulis ==
Buku "Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal" (2007) ditulisnya sebagai karya saat menyelesaikan studi S2 dan memperoleh gelar Master of Science dari [[Universitas Indonesia]] dengan tesis bertajuk "Pembangunan Kekuatan Pertahanan Negara: Studi Perencanaan Pembangunan Kekuatan TNI yang Ideal dalam Menjalankan Fungsi Pertahanan Negara di Masa Mendatang".
Buku "Defending Indonesia" (2008) membahas tantangan pertahanan, diluncurkan di Kedutaan Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Washington DC dan National Defence University, Pentagon.<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2013-01-09|title=Rahakundini raih gelar doktor politik UI|url=https://www.antaranews.com/berita/352203/rahakundini-raih-gelar-doktor-politik-ui|website=Antara News|language=id|access-date=2024-12-13}}</ref><ref>{{Cite web|title=Profil Connie Rahakundini Bakrie|url=https://tirto.id/tokoh/connie-rahakundini-bakrie-bat|website=tirto.id|language=id|access-date=2024-12-13}}</ref> Buku ini kemudian memicu perdebatan terkait prioritas strategis TNI. Kritikus menilai rekomendasinya terlalu berfokus pada pertahanan maritim dan dirgantara, sehingga dianggap mengabaikan kebutuhan pertahanan lainnya. Selain itu ia dengan jelas menuliskan bahwa TAP VI dan VII MPR RI merupakan kesalahan, karena dua alasan :
Baris 99:
2. Menempatkan Polri langsung berada di bawah Presiden.
Kedua buku karya Profesor Connie menjadi rujukan-rujukan yang digunakan Menteri Pertahanan RI periode 2004 s/d 2009, Profesor [[Juwono Sudarsono]], yang merupakan figur sipil kedua yang menjabat Menteri Pertahanan RI setelah [[Mahfud MD|Mohammad Mahfud Mahmodin (Mahfud MD)]], dalam menyusun program kebijakan jangka panjang terkait proses modernisasi atau peremajaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) Indonesia yang dikenal dengan nama Minimum Essential Force (MEF / Kekuatan Pokok Minimal).<ref>{{Cite web|last=Rizkita|first=Neshka|title=Arti Minimum Essential Force yang Disinggung di Debat Pilpres|url=https://www.detik.com/jatim/berita/d-7130236/arti-minimum-essential-force-yang-disinggung-di-debat-pilpres|website=detikjatim|language=id-ID|access-date=2024-12-13}}</ref>
Kebijakan MEF yang dirancang agar dalam 3 Renstra (Rencana Strategis) selama 15 tahun, atau 3 periode pemerintahan, hingga 2024. Kebijakan MEF ini kemudian diketok palu menjadi program jangka panjang sejak 2009 s/d 2024 ini, banyak memasukkan pemikiran yang dituangkan Connie dalam dua bukunya, maupun karya-karya ilmiah di bidang pertahanan yang melibatkan langsung peran serta Profesor Connie dalam perencanaan Renstra untuk merealisasi MEF. Tiga pilar komponen postur dalam kebijakan MEF 2009 s/d 2024 yang dicanangkan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, yakni : Kekuatan, Sebaran, Penempatan, dan Kemampuan, yang merupakan intisari dari dua buku yang ditulis oleh Connie.
Baris 124:
== Kontribusi Pertahanan dan Maritim ==
Sebagai suaka terkemuka dalam strategi pertahanan Indonesia, Profesor Connie mendirikan Indonesia Maritime Institute (IMI) dan menjabat sebagai Pengawas di Indonesia Institute of Maritime Studies (IIMS) bersama Ambassador [[Hasjim Djalal|Hasyim Djalal]] dan Laksamana [[Bernard Kent Sondakh|Kent Sondakh]], serta Direktur Eksekutif Institute of Defense and Security Studies (IODAS) bersama para pakar hubungan internasional dan pertahanan seniornya seperti Koesnanto
- ASEAN Political - Security Community (APSC)
- [[:en:Council_for_Security_Cooperation_in_the_Asia_Pacific|Council for Security Cooperation in the Asia Pacific (CSCAP), Melbourne, Australia]]
- International SLOCS (Sea Lanes of Communication) Academic Community
- [[:en:Sorbonne_University|International Scholars of Non Aligned Movement, Sorbonne dan Le Havre University,
Saat berperan aktif sebagai sebagai Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas), ia mendorong perlunya melibatkan Industri Pertahanan Swasta untuk mengakselerasi Industri Pertahanan Nasional yang saat itu masih sepenuhnya dikuasai negara, sekaligus mengkritisi keras industri pertahanan swasta semu (pseudo indhan) yang dianggapnya sebagai bentuk kebohongan publik dan melemahkan industri, serta membahayakan aktor pertahanan Indonesia di medan tugas. === Kontroversi ===
Profesor Connie dikenal sebagai sosok yang tajam dalam melontarkan kritik berbasis data ilmiah yang kuat, khususnya di sektor Pertahanan. Kritiknya terkenal keras terhadap tokoh-tokoh militer dan politik, menjadikan dirinya sering berada di pusat kontroversi dan menerima penolakan maupun hujatan, sekaligus menuai pujian dan dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai contoh, kritiknya kepada Panglima TNI [[Gatot Nurmantyo]] yang mengedepankan kepentingan politik, dinilai Connie akan mengganggu upaya membangun TNI sebagai kekuatan pertahanan yang modern dan profesional.[https://nasional.kompas.com/read/2017/09/25/16134411/manuver-panglima-tni-dianggap-bawa-tni-ke-ranah-politik] Rangkaian kritik Connie memicu perubahan penting dalam kepemimpinan militer dan berakhir dengan pensiun dini Panglima TNI Gatot Nurmantyo, serta ditunjuknya Marsekal TNI AU [[Hadi Tjahjanto]] menjadi Panglima TNI pada 8 Desember 2017.
Atas keberaniannya mengkritisi Panglima TNI aktif, majalah internasional Globe Asia memasukkan Connie dalam daftar "99 Most Powerful Women in Indonesia" pada 2017. [https://nasional.okezone.com/read/2017/10/12/337/1794168/globe-asia-rilis-i-most-powerfull-women-i-megawati-wanita-paling-berpengaruh-di-indonesia]
Selama periode 2019 s/d 2021, Connie cukup aktif mengkritisi kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, khususnya terkait kontroversi mafia alutsista berinisial M, pendirian perusahaan di bawah Kementerian Pertahanan, hingga kontroversi pengadaan Alutsista senilai Rp 1.760 triliun.[https://www.cnbcindonesia.com/news/20210503184808-4-242859/siapa-mr-m-yang-disebut-mafia-alutsista]. [[Kementerian Keuangan Republik Indonesia|Kementerian Keuangan]] bersama [[Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia|Bappenas]] kemudian membatalkan anggaran pertahanan Rp 1.760 triliun tersebut menjadi hanya sekitar Rp 700 triliun.
Meski sempat terlibat perdebatan panas dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, hubungan baik keduanya tidak pernah putus. Bahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sempat memberikan perhatian khusus kepada Connie, ketika Connie terkena Covid-19, dimana Prabowo mengirimkan tim dokter Kementerian Pertahanan serta obat khusus langsung dari Perancis untuk kesembuhan Connie.
Tak hanya itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pun kemudian meningkatkan perhatiannya pada [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|TNI AL]] dan sektor Pertahanan Maritim dan Dirgantara, yang menjadi perhatian dan fokus utama Connie pada periode Renstra MEF Tahap 3 (2019 s/d 2024). Sejak Laksamana Yudo Margono menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) pada 26 Mei 2020 s/d 18 Desember 2022, dan kemudian dilanjutkan dengan Laksamana Yudo Margono menjabat Panglima TNI pada 19 Desember 2022 s/d 22 November 2023, Connie terlibat sangat aktif dalam perumusan modernisasi Alutsista TNI AL bersama Laksamana [[Yudo Margono]], dimana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pun menggenjot penguatan armada Kapal Perang, Kapal Rumah Sakit, Kapal Selam, dan Alutsista pasukan Marinir dan pesawat tempur, flight simulator dan 8 helikopter angkut sesuai kebutuhan TNI AL dan [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara|TNI AU]] untuk memperkuat postur Pertahanan Maritim dan Dirgantaranya
== Kiprah Bidang Akademik ==
Baris 152 ⟶ 154:
- Pengajar tidak tetap Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia
- Dosen Tetap Hubungan Internasional (S2) [[Universitas Jenderal Achmad Yani]]
- Dosen Terbang di [[Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia|Sesko TNI]], [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut|SESKOAL]], [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat|SESKOAD]] dan [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara|SESKOAU]] [https://www.womensobsession.com/detail/2625/connie-rahakundini-bakrie-tak-rela-diremehkan-dalam-dunia-maskulin#google_vignette]
- Dosen di Sekolah Diplomat Kementerian Luar Negeri (Separlu dan Disparlu)
Baris 162 ⟶ 164:
- Dosen Terbang di Sorbonne dan Le Havre University di Perancis
- Dosen Terbang di [[:en:University_of_Nottingham|Nottingham]] dan [[:en:University_of_Birmingham|Birmingham University]], Inggris
- Dosen Terbang Ritsumeikan University, Jepang
Baris 228 ⟶ 230:
== Penutup ==
[[Berkas:Prof Dr Connie Rahakundini Bakrie.jpg|jmpl]]▼
Dengan pengalaman luas dan kontribusi signifikan di bidang pertahanan dan hubungan internasional, Connie Rahakundini Bakrie terus memainkan peran penting dalam geopolitik global, baik melalui kiprahnya di Rusia maupun di Indonesia.
Terlepas dari berbagai kontroversi, pengaruh Connie Rahakundini Bakrie dalam bidang pertahanan, geopolitik, dan hubungan internasional terus bersinar signifikan. Pernyataan tegas dan kritiknya yang berani membuatnya menjadi sosok yang dikagumi sekaligus diperdebatkan. Sebagai akademisi yang dihormati dan peserta aktif dalam diskusi pertahanan global, ia terus membentuk wacana strategi pertahanan dan kebijakan Indonesia, kawasan dan dunia.
▲[[Berkas:Prof Dr Connie Rahakundini Bakrie.jpg|jmpl]]
== Referensi ==
{{Reflist}}
|