Prabuwijaya dari Pajang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
→Referensi: Perbaikan Kategori Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(12 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Pangeran Benawa''' adalah
▲'''Pangeran Benawa''' adalah sultan [[Kerajaan Pajang|Pajang]] ketiga dan memerintah tahun 1586-1587, dan menurut tradisi Jawa bergelar '''Sultan''' '''Prabuwijaya'''.
{{Infobox Ulama Muslim|honorific_prefix=As-Syekh Pangeran Benawa|image=|caption=|title=Sultan Prabuwijaya <br> Sunan Abinowo|kunya=|name=|nasab=bin [[Sultan Hadiwijaya]]|nisbah=|parents=[[Sultan Hadiwijaya]] (ayah)<br> Ratu Mas Cempaka (ibu)|relatives=|spouse={{unbulleted list
== Silsilah ==▼
|Ratu Ayu Pajang binti [[Sunan Kajoran]]
Pangeran Benawa adalah putera [[Hadiwijaya]] atau [[Jaka Tingkir]], Sultan [[Pajang]] pertama. Sejak kecil ia dipersaudarakan dengan [[Sutawijaya]], anak angkat ayahnya, yang mendirikan [[Mataram II|Kesultanan Mataram]].▼
}}|children=*Dyah Banawati, Istri dari [[Anyakrawati|Raden Mas Jolang]]
*Pangeran Radin <br> (Leluhur dari [[Yosodipuro]] dan [[Ronggowarsito]])|birth_name=Pangeran Benawa|birth_date=|birth_place=|death_date=1612 M|death_place=[[Kendal]], [[Kesultanan Mataram]]|death_cause=|resting_place=Kompleks makam [[Pekuncen, Pegandon, Kendal|Desa Pakuncen, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal]], [[Provinsi Jawa Tengah]]|other_names=|nationality=- [[Kesultanan Pajang]] <br>
- [[Kesultanan Mataram]]|era=|region=|occupation=[[Kesultanan Pajang|Sultan Pajang]] Ke - 3|denomination=[[Sunni]]|jurisprudence=|creed=|movemet=|main_interests=|notable_ideas=|notable_works=|alma_mater=|disciple_of=[[Sultan Hadiwijaya]],
[[Pangeran Benawa#Guru-gurunya|Guru-gurunya]]|awards=|influences=|influenced=[[Dyah Banowati]], [[Pangeran Radin]], [[Pangeran Benawa#Murid-muridnya|Dan Murid-murid Lainnya]]|module=|signature=|office1=[[Kesultanan Pajang|Sultan Pajang]] ke - 3|term1=1586 - 1587|predecessor1=[[Arya Pangiri]]|successor1=[[Panembahan Senopati]] <br>(Pendiri [[Kesultanan Mataram]])}}
Pangeran Benawa memiliki putri bernama Dyah Banowati yang menikah dengan [[Mas Jolang|Raden Mas Jolang]] putra [[Sutawijaya]]. Dyah Banowati bergelar Ratu Mas Adi, yang kemudian melahirkan [[Sultan Agung]], raja terbesar [[Mataram]].▼
▲Pangeran Benawa adalah putera [[Hadiwijaya]] atau [[Jaka Tingkir]], Sultan [[Pajang]] pertama. Sejak kecil ia dipersaudarakan dengan [[Sutawijaya]], anak angkat ayahnya, yang nantinya mendirikan [[Mataram II|Kesultanan Mataram]].
▲Pangeran Benawa memiliki putri bernama Dyah Banowati yang menikah dengan [[
Selain itu, Pangeran Benawa juga memiliki putra bernama Pangeran Radin, yang kelak menurunkan [[Yosodipuro]] dan [[Ronggowarsito]], pujangga-pujangga besar [[Kasunanan Surakarta]].
==
Pangeran Benawa dikisahkan sebagai seorang yang lembut hati. Ia pernah ditugasi ayahnya untuk menyelidiki kesetiaan [[Sutawijaya]] terhadap [[Pajang]]. Waktu itu Benawa berangkat bersama Arya Pamalad (kakak iparnya yang menjadi adipati [[Tuban]]) dan Patih Mancanegara.
Baris 16 ⟶ 22:
Sesampai di [[Pajang]], Arya Pamalad melaporkan keburukan [[Sutawijaya]], bahwa [[Mataram]] berniat memberontak terhadap [[Pajang]]. Sementara itu Benawa melaporkan kebaikan [[Sutawijaya]], bahwa terbunuhnya prajurit [[Tuban]] karena ulahnya sendiri.
[[Sutawijaya]] akhirnya terbukti memerangi [[Pajang]] tahun 1582, dan berakhir dengan kematian Hadiwijaya. Pangeran Benawa yang seharusnya naik takhta malah disingkirkan oleh kakak iparnya, yaitu [[Arya Pangiri]] adipati [[Demak]].
Benawa kemudian menjadi adipati Jipang Panolan. Pada tahun 1586 ia bersekutu dengan [[Sutawijaya]] untuk menurunkan [[Arya Pangiri]] dari takhta, karena kakak iparnya itu dianggap kurang adil dalam memerintah.
== Upaya Kudeta ==
Dikisahkan, [[Arya Pangiri]] hanya sibuk menyusun usaha balas dendam terhadap [[Mataram]]. Orang-orang [[Demak]] juga berdatangan, sehingga warga asli [[Pajang]] banyak yang tersisih. Akibatnya, penduduk [[Pajang]] sebagian menjadi penjahat karena kehilangan mata pencaharian, dan sebagian lagi mengungsi ke Jipang.▼
▲Dikisahkan, [[Arya Pangiri]] hanya sibuk menyusun usaha balas dendam terhadap [[Mataram]]. Orang-orang [[Demak]] juga berdatangan ke Pajang, sehingga warga asli [[Pajang]] banyak yang tersisih secara ekonomi. Akibatnya, penduduk [[Pajang]] sebagian menjadi penjahat karena kehilangan mata pencaharian, dan sebagian lagi
Persekutuan Benawa dan [[Sutawijaya]] terjalin. Gabungan pasukan [[Mataram]] dan Jipang berhasil mengalahkan [[Pajang]]. [[Arya Pangiri]] dipulangkan ke [[Demak]]. Benawa menawarkan takhta [[Pajang]] kepada [[Sutawijaya]]. Namun [[Sutawijaya]] menolaknya. Ia hanya meminta beberapa pusaka [[Pajang]] untuk dirawat di [[Mataram]].▼
Setelah persekutuan Benawa dan [[Sutawijaya]] terjalin, gabungan pasukan [[Mataram]] dan Jipang berhasil mengalahkan Pajang di tahun 1586. [[Arya Pangiri]] diturunkan dari takhta Pajang dan dipulangkan ke [[Demak]].
▲
Sejak itu, Pangeran Benawa naik takhta menjadi raja baru di [[Pajang]] bergelar Prabuwijaya.
==
Naskah-naskah babad memberitakan versi yang berlainan tentang akhir pemerintahan Pangeran Benawa. Ada yang menyebut Benawa meninggal dunia tahun 1587, ada pula yang menyebut Benawa turun takhta menjadi ulama di Gunung Kulakan bergelar Sunan Parakan.
Bahkan ada yang menyatakan bahwa Pangeran Benawa menuju ke arah barat dan membangun sebuah pemerintahan baru di daerah yang sekarang bernama [[Pemalang]]. Konon ia juga meninggal di Sepeninggal Benawa, Kerajaan Pajang berakhir sebagai negara berdaulat, statusnya kemudian menjadi bawahan [[Mataram]], dengan Sutawijaya sebagai penguasanya.
== Referensi ==
Baris 41 ⟶ 55:
{{kotak mulai}}
{{s-reg}}
{{kotak suksesi|jabatan=Raja Pajang|tahun=1586—1587|pendahulu=[[
{{kotak selesai}}
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:
|