Suku Karo: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(107 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{shortShort description|Indonesian ethnic group}}
{{referensi}}
{{Undue weight|date=Desember 2024}}
{{short description|Indonesian ethnic group}}
{{Bedakan|Suku Kao}}
{{kegunaanKegunaan lain|Karo}}
{{Contains special characters|special=[[Surat Batak]]}}
{{infobox ethnic group
|group = Orang Karo<br /><br />''Kalak Karo''<br />{{btk|ᯂᯞᯂ᯳ ᯆᯗᯂ᯳ ᯂᯒᯭ}}
|image = <table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
Baris 12 ⟶ 14:
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[M.Malem S.Sambat Kaban]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Tifatul Sembiring]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Anthony Sinisuka Ginting]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Tanta Ginting]]</small></td>
</tr>
Baris 54 ⟶ 56:
|rels = {{hlist|[[Protestanisme|Kristen Protestan]] (57.5%) <ref>{{Cite journal|last=Ginting|first=Ray Brema|date=2016|title=Kristen di Dataran Tinggi Karo Tahun 1890-1906|url=http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/17540|journal=Kristen di Dataran Tinggi Karo Tahun 1890-1906|language=id|publisher=Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)}}</ref>|[[Islam]] (21,3%)<ref>{{Cite journal|last=Ginting|first=Dewi|date=2012-08-08|title=SEJARAH BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DI TANAH KARO SUMATERA UTARA PADA TAHUN 1980- 2010|url=http://digilib.unimed.ac.id/17575/|journal=Ginting, Dewi (2012) SEJARAH BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DI TANAH KARO SUMATERA UTARA PADA TAHUN 1980- 2010. Undergraduate thesis, UNIMED.|language=id|publisher=UNIMED}}</ref>|[[Katolik|Kristen Katolik]] (18,7%)<ref>{{Cite web|first=Ranika Br Ginting|date=Oktober 2014|title=Katolik di Tanah Karo: Kabanjahe, 1942-1970an|url=https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-sejarah/article/view/23810|website=jurnal.ugm.ac.id|publisher=Jurnal Lembaran Sejarah, Vol. 11, No. 2, Oktober 2014 {{!}} Mahasiswa S1 Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada|access-date=}}</ref>|[[Agama Buddha|Buddha]] (1.4%)<ref>{{Cite journal|last=Rasmamana|first=Edi Putra|date=2016-09-03|title=PENYEBARAN AGAMA BUDDHA PADA MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN LANGKAT|url=http://digilib.unimed.ac.id/20042/|journal=Rasmamana, Edi Putra (2016) PENYEBARAN AGAMA BUDDHA PADA MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN LANGKAT. Undergraduate thesis, UNIMED.|language=id|publisher=UNIMED}}</ref><ref>{{cite book|title=Voice of Nature, Volumes 85-95|year=1990|publisher=Yayasan Indonesia Hijau|page=45}}</ref>|Lainnya (1.1%)
}}
|related = {{hlist|[[Suku Alas|Alas]]|[[Suku Singkil|Singkil]]|[[Suku Keluwat|Kluet]]|[[Suku Batak Pakpak|Batak Pakpak]]|[[Suku Batak Simalungun|Batak Simalungun]]|[[Suku Batak Toba|Batak Toba]]|[[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]]}}
}}
 
'''Suku Karo''' ([[Surat Batak|''tulisen'' Karo]]: {{batk|ᯂᯒᯨ}}ᯂᯞᯂ᯳ atauᯆᯗᯂ᯳ {{btk|ᯂᯒᯭ}}, [[AlfabetAlih Latinaksara|Latintransliterasi]]: ''KaroKalak'') atauBatak Karo; lazim juga disebut sebagai '''[[Suku Batak|Batak Karo]]''' ([[Suratsaja) Batak|''tulisen''merupakan Karo]]:salah {{btk|ᯆᯗᯂ᯳satu ᯂᯒᯨ}} atau {{batk|ᯆᯗᯂ᯳ ᯂᯒᯭ}},kelompok [[AlfabetKelompok Latinetnik|Latinetnis]]: ''Batakyang Karo'')menyebar adalahdan menetap di [[Etnisitas|sukuTanah bangsaKaro]] atau kelompok etnik yang (mendiami wilayah [[Sumatra Utara]] dan sebagian [[Aceh]]; meliputi Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]], sebagian Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tenggara|Aceh Tenggara]], sebagian [[Kabupaten Langkat|Langkat]] (Langkat Hulu), Sebagian [[Kabupaten Dairi|Dairi]], sebagian [[Kabupaten Simalungun|Simalungun]], dan sebagian [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]], serta juga dapat ditemukan diKota [[kota Medan|Medan]], dan Kota [[Kota Binjai|Binjai]]). SukuEtnis ini merupakan salah satu sukuetnis terbesar di [[Sumatra Utara]]. Nama sukuetnis ini dijadikan sebagai nama salah satu Kabupatenkabupaten di Sumatra Utara, yaitu Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]]. SukuEtnis ini memiliki bahasa yang disebut [[Bahasabahasa Karo]] atau ''Cakapcakap Karo''. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna [[merah]] serta [[hitam]] dan penuh dengan perhiasan [[emas]]. Konon, Kota [[Kota Medan|Medan]] didirikan oleh seorang tokoh Karo yang bernama [[Guru Patimpus|Guru Patimpus Sembiring Pelawi]].
 
== Sejarah dan etimologi ==
Suku Karo adalah sukuetnis yang mendiami dataran tinggi[[Tanah Karo,]] (meliputi Kabupaten [[KotaKabupaten MedanKaro|Karo]], Kabupaten [[KotaKabupaten BinjaiLangkat|Langkat]], Kabupaten [[Kabupaten LangkatDairi|Dairi]], Kabupaten [[Kabupaten DairiSimalungun|Simalungun]], Kabupaten [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]], Kota [[KabupatenKota SimalungunMedan|Medan]], Kota [[Kota Binjai|Binjai]], dan Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tenggara|Aceh Tenggara]]). SukuEtnis ini memiliki bahasa yang disebut [[bahasa Karo]] dan memiliki salam khas yaitu ''Mejuah-juah''. Adapun rumah tradisional masyarakat Karo atau yang dikenal dengan nama [[Siwaluh Jabu]] yang berarti rumah untuk delapan keluarga, yaitu rumah yang terdiri dari delapan bilik yang masing-masing bilik dihuni oleh satu keluarga. Tiap keluarga yang menghuni rumah itu memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan pola kekerabatan masing-masing.
 
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De bekende Karo-Batak schaker Si Narser met zijn vrouw Karolanden Noord-Sumatra TMnr 10005391.jpg|thumb|upright|Seorang Wanitawanita Karo mengenakan kain (''Gatip Ampar'') di atas bahunya dan anting-anting (''padung perak''), dan seorang Priapria Karo kemungkinan mengenakan ''Julu Berjongkit'' atau ''Ragi Santik'' sebagai penutup pinggul. Foto diambil di salah satu desa di Kabupaten Karo, sekitar tahun 1914-1919.]]
 
== Wilayah Karo ==
Baris 71 ⟶ 73:
| header = [[Siwaluh Jabu]] <br> (Rumah tradisional masyarakat Karo)
| image1 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Het wooncomplex van Pa Mbelga met schedelhuis (geriten) en duiventil te Kabandjahe TMnr 60038147.jpg
| caption1 = Siwaluh Jabu tempo dulu di [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]].
| image2 = Batak Karo House at Dokan Village (01).jpg
| caption2 = Siwaluh Jabu di Desa [[Dokan, Merek, Karo|Desa Dokan]].
}}
 
Sering terjadi kekeliruan dalam percakapan sehari-hari dimana wilayah Karo hanya diidentikkan dengan Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]]. Padahal, ''Taneh Karo'' ([[Tanah Karo]] (''Taneh Karo'') jauh lebih luas daripada Kabupaten Karo meliputi:
 
=== Kabupaten Karo ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Karolanden. Si Garang Garang links een bamboe dakladder op den achtergrond de Sinaboeng.' TMnr 10017210.jpg|jmpl|200px|Tanah Karo (1917).]]
Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]] terletak di dataran tinggi Karo. Wilayah yang terkenal di kabupaten ini adalah [[Berastagi, Karo|Berastagi]] dan [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]]. Berastagi merupakan salah satu kota turis di [[Sumatra Utara]] yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal, jus markisa. Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah [[Gunung Sinabung]] dan [[Gunung Sibayak]] yang sering disebut sebagai atau "[[Tanah Karo|Taneh Karo]] Simalem". Banyak keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat Karo, baik dari geografis, alam, maupun bentuk masakan. Masakan Karo, salah satu yang unik adalah ''trites''. Trites ini disajikan pada saat pesta budaya, seperti pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan pesta tahunan yang dinamakan -kerja tahun-. Trites ini bahannya diambil dari isi lambung sapi/kerbau, yang belum dikeluarkan sebagai kotoran. Bahan inilah yang diolah sedemikian rupa dicampur dengan bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi lambung berkurang dan dapat dinikmati. Masakan ini merupakan makanan istimewa yang di suguhkan kepada yang dihormati.
 
=== Kota Medan ===
 
Pendiri Kota [[Kota Medan|Medan]] adalah seorang putra Karo yaitu [[Guru Patimpus|Guru Patimpus Sembiring Pelawi]]. Sebagian sejarawan dan pemerhati budaya juga memercayai bahwa asal mula nama Kota Medan berasal dari bahasa [[bahasa Karo|Karo]], "''madan''" yang berarti "obat". Namun pendapat ini masih menjadi pro dan kontra karena terdapat beberapa versi mengenai asal mula nama Medan.
 
=== Kota Binjai ===
Kota [[Kota Binjai|Binjai]] merupakan daerah yang memiliki interaksi paling kuat dengan Kota [[Kota Medan|Medan]] disebabkan oleh jaraknya yang relatif sangat dekat dari Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi [[Sumatra Utara|Provinsi Sumatra Utara]]. Nama "Binjai" juga dipercaya berasal dari gabungan kedua kosakata bahasa [[bahasa Karo|Karo]], "''ben''" dan "''i-jei''" yang artinya "bermalam di sini". Hal tersebut kemudian diucapkan "''Binjei''" dan menjadi "Binjai" hingga sekarang.
 
=== Kabupaten Langkat ===
Orang Karo di Kabupaten [[Kabupaten Langkat|Langkat]] mendiami daerah hulu, seperti [[Bahorok, Langkat|Bahorok]], [[Kutambaru, Langkat|Kutambaru]], [[Sei Bingai, Langkat|Sei Bingai]], [[Kuala, Langkat|Kuala]], [[Salapian, Langkat|Salapian]], [[Selesai, Langkat|Selesai]], [[Batang Serangan, Langkat|Batang Serangan]], dan [[Sirapit, Langkat|Serapit]]. Teluk Aru yang berada di Langkat Hilir juga pernah menjadi pusat pemerintahan [[Kerajaan AruHaru]], kerajaan bercorak Karo-Melayu yang dimana menjadi leluhur dari raja dan sultan Melayu SumateraSumatra Timur.
 
=== Kabupaten Dairi ===
Wilayah Kabupaten [[Kabupaten Dairi|Dairi]] pada umumnya subur dengan kemakmuran masyarakatnya melalui perkebunan kopinya yang berkualitas. Sebagian Kabupaten Dairi yang merupakan bagian Tanehdari Tanah Karo adalah:
 
* Kecamatan [[Tanah Pinem, Dairi|Taneh Pinem]]
* Kecamatan [[Tigalingga, Dairi|Tigalingga]]
* Kecamatan [[Gunung Sitember, Dairi|Gunung Sitember]]
* Kecamatan [[Gunung Sitember, Dairi|Gunung Sitember]]
 
=== Kabupaten Aceh Tenggara ===
TanehTanah Karo di Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tenggara|Aceh Tenggara]] meliputi:
 
* Kecamatan [[Lawe Sigala-Gala, Aceh Tenggara|Lawe Sigala-Gala]]
Baris 124 ⟶ 126:
 
== Marga ==
{{main|MergaMarga Karo}}
 
SukuEtnis Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau [[adat]] yang dikenal dengan nama ''merga silima'', ''tutur siwaluh'', dan ''[[Rakut Sitelu|rakut sitelu]]''. Merga disebut untuk [[laki-laki]], sedangkan untuk [[perempuan]] disebut ''beru''. ''Merga'' atau ''beru'' ini disandang di belakang nama seseorang. ''Merga'' dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok utama (marga inti/pokok), yang disebut dengan ''merga silima''. Kelima merga tersebut adalah:
<center>
{| class="wikitable" style="border: none; background: none;"
! colspan="1" rowspan="2" style="border: none; background: none;"|[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Model van een huis van een aanzienlijke familie TMnr 137-16.jpg|none|link=|75px]]
! colspan="5"| Marga Utamautama ''(merga silima)''
|-
! [[Ginting]] !! [[Karo-karoKarokaro]] !! [[Perangin-anginPeranginangin]] !! [[Sembiring]] !! [[Tarigan]]
|-
! rowspan="21"| Sub-marga
| Ajartambun || [[Karo-Karo Barus|Barus]] || [[Perangin-anginPeranginangin Bangun|Bangun]] || [[Sembiring Brahmana|Brahmana]] || Bondong
|-
| Babo || [[Karo-KaroKarokaro Bukit|Bukit]]|| [[Benjerang]] || [[Bunuhaji]] || Gana-GanaGanagana
|-
| Beras || [[Gurusinga]]|| [[Kacinambun]] || [[Busok]] || [[Girsang|Gersang]]
Baris 150 ⟶ 153:
| [[Manik]] || [[Ketaren]] || [[Namohaji]] || [[Keloko]] || Pekan
|-
| [[Munthe|Munte]] || [[Karo-KaroKarokaro Manik|Manik]] || [[Pencawan]] || [[Kembaren]] || [[Siboro|Sibero]]
|-
| Pase || [[Paroka]] || [[Penggarus]] || [[Maha]] || Silangit
|-
| [[Saragih|Seragih]] || [[Karo-KaroKarokaro Purba|Purba]] || [[Perangin-anginPeranginangin Perbesi|Perbesi]] || [[Sembiring Meliala|Meliala/Milala]] || Tambun
|-
| Suka || [[Samura]] || [[Pinem]] || [[Muham]] || Tambak
Baris 166 ⟶ 169:
| {{sdash}} || [[Sinulingga]] || [[Sukatendel]] || [[Sinukapar]] || {{sdash}}
|-
| {{sdash}} || [[Sinuraya]] || [[Perangin-anginPeranginangin Tanjung|Tanjung]] || [[Sinulaki]] || {{sdash}}
|-
| {{sdash}} || [[Sitepu]] || [[Ulunjandi]] || [[Sinupayung]] || {{sdash}}
Baris 174 ⟶ 177:
| {{sdash}} || [[Torong]] || {{sdash}} || {{sdash}} || {{sdash}}
|-
| {{sdash}} || [[Karo-KaroKarokaro Ujung|Ujung]] || {{sdash}} || {{sdash}} || {{sdash}}
|}
</center>
Baris 180 ⟶ 183:
 
== Falsafah kemasyarakatan ==
[[File:Batak Karo Wedding.jpg|thumb|upright|Pasangan pengantin pria dan wanita menikah dengan pakaian adat Karo lengkap dengan [[Uis]] dan tudung Karo untuk perempuan, serta bekabuluh untuk laki-laki.]]
 
Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah ''rakut sitelu'', yang artinya secara metaforik adalah Tungku Nan Tiga, yang berarti Ikatan yang Tiga. Arti ''rakut sitelu'' tersebut adalah ''Sangkep Nggeluh'' (Kelengkapan Hidup) bagi orang Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu :
# ''Kalimbubu''
# ''Anak Beru''
Baris 195 ⟶ 198:
 
== Sistem kekerabatan ==
[[File:Batak Karo Wedding Selendang.jpg|thumb|upright|Kedua mempelai dari sukuetnis Karo berbusana adat Karo.]]
''Tutur Siwaluh'' adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan:
# Puang Kalimbubu
Baris 221 ⟶ 224:
# Anak Beru Menteri, yaitu anak berunya si anak beru. Asal kata Menteri adalah dari kata Minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru minteri mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubu-nya dalam suatu kewajiban dalam upacara adat. Ada pula yang disebut Anak Beru Singkuri, yaitu anak beru-nya si Anak Beru Menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam konteks upacara adat.
 
== Bahasa dan Aksaraaksara ==
{{artikelUtama|Bahasa Karo|Surat Batak}}
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bamboe tabaks- en wichelkoker met Bataks schrift TMnr 512-4.jpg|thumb|upright|Ukiran dari sebuah tulisan ratapan Karo (Bilang-bilang) menggunakan aksara Karo pada media bambu.]]
 
Bahasa Karo merupakan bahasa [[rumpun bahasa Austronesia|bahasa Austronesia]] dan digolongkan dalam rumpun bahasa [[Rumpun bahasa Batak#Pembagian|Rumpun Bahasa Batak bagian utara]]<ref>https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Sumatra%20Utara</ref> yang utamanya dituturkan oleh masyarakat Karo di wilayah Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]], Kabupaten [[Kabupaten Langkat|Langkat]], Kabupaten [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]], Kabupaten [[Kabupaten Dairi|Dairi]], dan Kota [[Kota Medan|Medan]].
 
Aksara yang digunakan oleh orang Karo adalah ''tulisen'' Karo yang merupakan varian dari [[Surat Batak]]. Aksara ini adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya sangat terbatas bahkan hampir tidak pernah digunakan lagi.
Baris 231 ⟶ 234:
 
== Kalender Karo ==
 
=== Nama-nama bulan ===
Adapun nama-nama bulan dan binatang atau benda apa yang bersamaan dengan bulan bersangkutan adalah sebagai berikut:
Baris 284 ⟶ 286:
{{EndDiv}}
 
== Budaya dan Keseniankesenian ==
[[Berkas:Museum Pusaka Karo (Berastagi).jpg|thumb|upright|[[Museum Pusaka Karo]] di [[Berastagi, Karo|Berastagi]].]]
 
Orang Karo mempunyai beberapa kebudayaan tradisional, mulai dari kesenian (sastra), dan [[Tari rakyat|tari tradisional]]. Beberapa tari tradisional Karo adalah:
{{Div colCol|3}}
* [[Piso Surit]]
* [[Tari Lima Serangkai]]
Baris 314 ⟶ 316:
* Gundala Gundala
* Tari sambut/tari penyambutan/tari persembahan (Tari Mejuah-juah)
{{Div col endEndDiv}}
 
=== Seni bela diri (Silat Karo) ===
Seni bela diri orang karo merupakan [[Silat Karo]] yang dalam bahasa [[bahasa Karo|Karo]] disebut ''ndikar''. Kata tersebut mulai jarang digunakan masyarakat Karo sehingga kini asing terdengar. Masyarakat Karo dewasa ini cenderung menyebutnya dengan nama Silat Karo saja.
 
Seni bela diri orang karo merupakan [[Silat Karo]] yang dalam [[bahasa Karo]] disebut ''ndikar''. Kata tersebut mulai jarang digunakan masyarakat Karo sehingga kini asing terdengar. Masyarakat Karo dewasa ini cenderung menyebutnya dengan nama Silat Karo saja.
 
Kata ''ndikar'' untuk penamaan bela diri/silat dalam bahasa Karo kadang kerap disamakan dengan kata ''pandikar''. Kata ''ndikar'' hanya untuk menyebut silat/bela diri, sedangkan ''pandikar'' merupakan seseorang yang mempunyai ilmu bela diri yang tinggi atau bisa juga orang yang mendalami ilmu bela diri dan memiliki ilmu bela diri.
 
=== Seni Musikmusik ===
 
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een verzameling Karo Batak objecten waaronder muziekinstrumenten een mand een zwaard een wichelboek een palmwijnkoker en een aantal doeken TMnr 60011124.jpg|thumb|upright|Instrumen alat-alat musik tradisional Karo.]]
 
Alat musik tradisional suku Karo adalah Gendang Karo. Biasanya disebut Gendang “Lima Sedalinen” yang artinya seperangkat gendang tari yang terdiri dari lima unsur.
 
Unsur disini terdiri dari beberapa alat musik tradisional Karo seperti [[kulcapi]], [[balobat]], [[surdam]], [[Keteng-Keteng|keteng-keteng]], murhab, serune, gendang si ngindungi, sendang si nganaki, penganak dan gung. Alat tradisional ini sering digunakan untuk menari, menyanyi dan berbagai ritus tradisi.
Baris 332:
Jadi gendang Karo sudah lengkap (lima sedalinen) jika sudah ada serune, gendang si ngindungi, gendang si nganaki, penganak dan gung dalam mengiringi sebuah upacara atau pesta.
 
=== Seni Taritari ===
[[Berkas:Tari-Seni-Landek.jpg|jmpl|Pasangan Karo menari.]]
Tari dalam bahasa [[Bahasa Karo|Karo]] disebut "''landek"''. Pola dasar tari Karo adalah posisi tubuh, gerakan tangan, gerakan naik turun lutut ''(endek)'' disesuaikan dengan tempo gendang dan gerak kaki. Pola dasar tarian itu ditambah dengan variasi tertentu sehingggasehingga tarian tersebut menarik dan indah.
 
Tarian berkaitan adat misalnya memasuki rumah baru, pesta perkawinan, upacara kematian dan lain-lain. Tarian berkaitan dengan ritus dan religi biasa dipimpin oleh guru (dukun). Misalnya tari mulih-mulih, tari tungkat, erpangir ku lau, tari baka, tari begu deleng, tari muncang, dan lain-lain.
 
Tarian berkaitan dengan hiburan digolongkan secara umum. Misalnya tari gundala-gundala, tari ndikkar dan lain-lain. Sejak tahun [[1960]] tari Karo bertambah dengan adanya tari kreasi baru. Misalnya tari lima serangkai yang dipadu dari lima jenis tari yaitu tari morah-morah, tari perakut, tari cipa jok, tari patam-patam lance dan tari kabang kiung. Setelah itu muncul pula tari piso surit, tari terang bulan, tari roti manis dan tari tanam padi.
 
=== Seni Ukir/Pahat ===
 
=== Seni Ukirukir/Pahatpahat ===
Keragaman seni pahat dan ukir sukuetnis Karo terlihat dari corak ragam bangunannya. Dulu orang yang ahli membuat bangunan Karo disebut "Pande Tukang".
 
Hal ini terlihat dari jenis-jenis bangunan Karo seperti rumah [[Siwaluh Jabu]], Geriten, Jambur, Batang, Lige-lige, Kalimbaban, Sapo Gunung, dan Lipo. Seni ukir yang menjadi kekayaan kesenian Karo terlihat pada setiap ukiran bangunannya seperti Ukir Cekili Kambing, Ukir Ipen-Ipen, Ukir Embun Sikawiten, Ukir Lipan Nangkih Tongkeh, Ukir Tandak Kerbo Payung, Ukir Pengeretret, dan Ciken.
Baris 349 ⟶ 348:
 
== Kegiatan kebudayaan dan adat-istiadat ==
* Mahpah[[Kerja Tahun|Merdang =Merdem]]: ''"Kerja tahun"'' yang disertai "''"Gendang guro-guro aron"''".
 
* [[MerdangMahpah: Merdem]] = ''"Kerja tahun"'' yang disertai ''"Gendang guro-guro aron"''.
* [[Mengket Rumah Mbaru]] -: Pesta perayaan memasuki rumah (adat/ibadat) baru.
* Mahpah = ''"Kerja tahun"'' yang disertai ''"Gendang guro-guro aron"''.
* Mbesur-mbesuri -: "Mengenyangkan" memberi makan untuk wanita yang hamil 7 bulan, dengan harapan memenuhi keinginannya sebelum melahirkan.
* [[Mengket Rumah Mbaru]] - Pesta perayaan memasuki rumah (adat/ibadat) baru.
* Cawir Metua =: Upacara adat/ritual kematian.
* Mbesur-mbesuri - "Mengenyangkan" memberi makan untuk wanita yang hamil 7 bulan, dengan harapan memenuhi keinginannya sebelum melahirkan.
* Ndilo Udan -: Memanggil hujan.
* Cawir Metua = Upacara adat/ritual kematian
* Rebu-rebu -: Mirip dengan pesta "''"kerja tahun"''.
* Ndilo Udan - Memanggil hujan.
* Ngumbung -: Hari jeda "aron" (kumpulan pekerja di desa).
* Rebu-rebu - Mirip dengan pesta ''"kerja tahun"''.
* [[Erpangir Ku Lau]] -: Penyucian diri (''untuk membuang sialsia''l).
* Ngumbung - Hari jeda "aron" (kumpulan pekerja di desa).
* Raleng Tendi -: "''Ngicik Tendi''" , yaitu memanggil jiwa setelah seseorang kurang tenang karena terkejut secara suatu kejadian yang tidak disangka-sangka.
* [[Erpangir Ku Lau]] - Penyucian diri (untuk membuang sial).
* Motong Rambai -: Pesta kecil keluarga - handai taulan untuk memanggkas habis rambut bayi (balita) yang terjalin dan tidak rapih.
* Raleng Tendi - "Ngicik Tendi" , yaitu memanggil jiwa setelah seseorang kurang tenang karena terkejut secara suatu kejadian yang tidak disangka-sangka.
* Ngaloken Cincin Upah Tendi -: Upacara keluarga pemberian cincin permintaan dari keponakan (''dari Mama ke Bere-bere atau dari Bibi ke Permain'').
* Motong Rambai - Pesta kecil keluarga - handai taulan untuk memanggkas habis rambut bayi (balita) yang terjalin dan tidak rapih.
* Ngaloken Cincin Upah Tendi - Upacara keluarga pemberian cincin permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere atau dari Bibi ke Permain).
* Manok Sangkepi
* [[Mbaba Belo Selambar]] (MBS): - rangkaianRangkaian ritus [[Pernikahan adat Karo]]
* Ngaloken Rawit -: Upacara keluarga pemberian pisau (tumbuk lada) atau belati atau clurit kecil yang berupa permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere) - keponakan laki-laki.
 
== Kuliner khas ==
 
=== Makanan ===
[[Berkas:BPK Gintingta Tigapanah.jpg|thumb|upright|Rumah makan [[babi panggang karo]] di [[Tigapanah, Karo|Tigapanah]].]]
 
Kuliner Karo banyak ragamnya, salah satu yang terkenal adalah [[babi panggang karo]], sering disingkat sebagai BPK. Babi panggang karo dibuat dengan cara memanggang babi yang sebelumnya telah diberi bumbu khas, yang di dalamnya terdapat ''tuba'' atau [[andaliman]]. Umumnya orang Karo yang menjual babi panggang karo di warung makan ataupun restoran, namun tidak jarang juga ditemukan orang non-Karo yang juga menjual hidangan tersebut seperti orang [[Suku Batak Toba|Batak Toba]], [[Suku Nias|Nias]], dan lain-lain.
Baris 376 ⟶ 373:
 
=== Minuman ===
 
Selain makanan, minuman khas Karo pun banyak macam ragamnya. Minuman yang terkenal adalah s''usu kitik'', yaitu teh susu telur khas Karo. Minuman ini umumnya disajikan di warung kopi di daerah Karo.
{{clear}}
 
== Lagu daerah ==
 
Beberapa lagu yang berasal dari daerah Karo adalah:
* Piso Surit
Baris 395 ⟶ 390:
 
== Agama (kepercayaan) ==
[[Berkas:Desa Perteguhen, Simpang Empat, Karo.jpg|thumb|upright|Gereja [[Gereja Batak Karo Protestan|GBKP]] dan masjid yang berhadapan di [[Perteguhen, Simpang Empat, Karo|Perteguhen]]. ]]
 
Mayoritas orang Karo memeluk [[agama]] [[Protestanisme|Kristen Protestan]] (57.5%), [[Katolik|Kristen Katolik]] (18.7%), [[Islam]] (21.3%), dan [[Pemena]] (1.1%). Lalu ada sebagian kecil yang beragama [[Agama Hindu|Hindu]] dan [[Agama Buddha|Buddha]] yaitu sekitar 1.4%.
Baris 405 ⟶ 400:
Pemeluk [[Agama asli Nusantara|agama tradisional]]/kepercayaan lama lainnya dapat ditemui di pedalaman dan mereka nyaris punah. Agama lainnya pun terutama agama [[agama Buddha|Buddha]] dapat ditemui di perkotaan namun jumlahnya sangat sedikit.
 
=== Gereja yang didominasi sukumasyarakat Karo ===
[[Berkas:GBKP Rg. Kabanjahe Kota, Klasis Kabanjahe 01.jpg|thumb|upright|Gereja [[Gereja Batak Karo Protestan|GBKP]] [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]].]]
* [[Gereja Batak Karo Protestan|Gereja Batak dan Karo Protestan]] (GBKP) ''(Paling dominan)''
* [[Gereja Injili Karo Indonesia]] (GIKI)
Baris 412 ⟶ 407:
 
== Tokoh ==
{{artikelUtama|Daftar tokoh Karo}}
* [[Guru Patimpus|Guru Patimpus Sembiring Pelawi]]
* [[Jamin Ginting|Djamin Ginting Suka]]
* [[Lyodra Ginting]]
* [[Tio Fanta Pinem]]
* [[MSMalem Sambat Kaban]]
* [[Tanta Ginting]]
* [[GT Soerbakti|Gusti Terkelin Surbakti]]
* [[Latief Sitepu]]
* [[Anthony Sinisuka Ginting]]
* [[Arman Depari]]
* [[Tifatul Sembiring]]
 
== Galeri ==
<galleryGallery>
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ngenkal het omwerken van de grond met puntige stokken Karo-landen TMnr 10010952.jpg|Petani Karo.
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van een jonge Karo Batak vrouw TMnr 60023653.jpg|Wanita Karo zaman dahulu berpakaian tradisional Karo.
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Primitieve grondbewerking (engkal) met stokken Karo-Hoogvlakte TMnr 10010947.jpg|Petani Karo.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De bekende mandolinespeler Si Datas van Soerbakti Karolanden Noord-Sumatra TMnr 10005387.jpg|Seorang kakek memainkan [[kulcapi]], yaitu alat musik tradisional Karo.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Karo Batak vrouw in traditionele kleding TMnr 60016026.jpg|Foto gadis Karo dengan pakaian tradisional tahun [[1925]], koleksi [[Tropenmuseum]].
</galleryGallery>
{{Commonscat|Batak Karo people|Suku Karo}}
 
== Referensi ==
{{reflistReflist}}
 
== Bacaan lanjutan terkait ==
Baris 451 ⟶ 446:
[[Kategori:Batak]]
[[Kategori:Batak Karo]]
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra Utara]]
[[Kategori:Suku bangsa di Aceh]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra]]
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia]]