Kabupaten Bojonegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah referensi penting
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual
 
(10 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 34:
| kecamatan = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bojonegoro|28]]
| kelurahan = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bojonegoro|11]]
| desa = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bojonegoro|666419]]
| dasar hukum = UU No. 12/1950
| tanggal = 8 Agustus 1950
| hari jadi = {{start date and age|1677|10|20}}
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah = [[AnnaAdriyanto, Mu'awanahS.E., M.M., M.A., Ph.D. (Pj)]]
| wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
| nama wakil kepala daerah = [[Budi IrawantoLowong]]
| sekretaris daerah = Nurul Azizah
| ketua DPRD = Abdullah Umar
Baris 77:
Jasa besar para Brahmana Jipang bagi Raja Ken Arok adalah, membantu menyatukan kembali Pulau Jawa, setelah sebelumnya terpisah menjadi dua, Jenggala (Peradaban Pesisir) dan Panjalu (Peradaban Pegunungan). Berkat penyatuan Pulau Jawa yang dilakukan Para Brahmana Jipang itulah, Kemaharajaan Singashari bisa berdiri. Ini menjadi dasar Raja Wisnuwardhana menjadikan Jipang sebagai Tanah Para Brahmana.
 
Dari data historis di atas, Bojonegoro dikenal sebagai Tanah Brahmana. Kabupaten
Bojonegoro (Jipang) merupakan wilayah istimewa. Wilayah di Nusantara yang kedigdayaan dan kebesarannya dicatat prasasti secara urut dan jelas. Ada sebanyak 6 prasasti yang membahas dan menyebut kebesaran dan kedigdayaan Jipang (Bojonegoro) sebagai negeri besar yang dihormati Para Raja. Di antaranya adalah:
 
1. Prasasti Pucangan (1041903 M), dirilis zaman [[AirlanggaDyah Balitung|RajaDyah Airlangga]]Balitung Medang Kahuripan.Kuno]]
 
2. Prasasti MaribongPelem (1246929 - 947 M), dirilis zaman Raja [[WisnuwardhanaMpu Sindok|RajaDyah WisnuwardhanaPu Sindok Medang]] SingasariJawa Timur.
 
3. Prasasti Adan-adanPucangan (13011041 M), dirilis zaman [[RadenAirlangga|Raja WijayaAirlangga]], Raja pertamaMedang Majapahit.Kahuripan
 
4. Prasasti CangguMaribong (13581246 M), dirilis zaman [[Hayam WurukWisnuwardhana|Raja Hayam WurukWisnuwardhana]], penguasa Terbesar Majapahit.Singasari
 
5. Prasasti SekarAdan-adan (13651301 M), dirilis zaman [[HayamRaden Wuruk|Raja Hayam WurukWijaya]], penguasaRaja Terbesarpertama Majapahit.
 
6. Prasasti PamintihanCanggu (14731358 M), dirilis zaman [[Hayam Wuruk|Raja SuraprabhawaHayam (BhreWuruk]], Pandansalas)penguasa Terbesar [[Majapahit]].
 
7. Prasasti Sekar (1365 M), dirilis zaman [[Hayam Wuruk|Raja Hayam Wuruk]], penguasa Terbesar Majapahit.
 
8. Prasasti Pamintihan (1473 M), dirilis zaman Raja Suraprabhawa (Bhre Pandansalas) [[Majapahit]].
 
Daftar prasasti di atas, belum termasuk prasasti-prasaati diduga era Medang yang masih banyak di Bojonegoro. Termasuk arca dan sejumlah artefak yang sezaman.
 
Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, Jipang juga menjadi vasal istimewa, penghubung pesisir dan pegunungan. Sesuai ''Prasasti Canggu'' (1358 M), penguasa terbesar Majapahit itu memberi banyak titik Naditira Pradeca (pelabuhan sungai) di sepanjang Tlatah Jipang. Seperti dicatat J. Noorduyn dalam ''Further Topographical Notes on the Ferry Charter of 1358,'' ada sebanyak 18 titik pelabuhan Naditira Pradeca di sepanjang Tlatah Jipang.
Baris 97 ⟶ 103:
Selain memberi banyak titik pelabuhan Naditira Pradeca, Raja Hayam Wuruk juga menjadikan Tlatah Jipang sebagai vasal istimewa. Terbukti, Jipang menjadi vasal yang tak dipimpin Bhre (Bathara). Sebab, telah ditasbihkan sebagai Tanah Brahmana oleh Raja Wisnuwardhana, raja yang juga leluhur dari Raja-raja Majapahit. Keistimewaan Jipang (Bojonegoro) sebagai vasal Brahmana, terjadi hingga akhir masa Kemaharajaan Majapahit.
 
Dalam buku Sejarah Kabupaten Bojonegoro, diceritakan perjalanan sejarah Bojonegoro mulai pada abad 15 M. Literatur yang disusun pada 1988, dengan sumber Babad Tanah Jawa karya Pujangga Surakarta dan JJ. Meinsma itu, menyebut bahwa pada era Kesultanan Demak, wilayah Jipang (Bojonegoro) jadi bagian dari Kesultanan Demak yang bernama Kadipaten Jipang. Lalu pada 20 Oktober 1677, Kadipaten Jipang diubah menjadi Kabupaten Jipang, dengan bupati pertama bernama Mas Tumapel. Pusat kotanya berpindah-pindah. Dari Jipang Panolan, Jipang Padangan, hingga Jipang Rajekwesi. Nama Bojonegoro sendiri, baru dibuat pada 1828, saat terjadi Perang Jawa (1825 - 1830 M).  Sampai saat ini, tanggal 20 Oktober 1677 dikenal sebagai Hari Jadi Bojonegoro.
Seiring berdirinya [[Kesultanan Demak]], Jipang (Bojonegoro) menjadi wilayah Kesultanan Demak. Peralihan kekuasaan membawa Jipang (Bojonegoro) masuk dalam wilayah Kesultanan [[Pajang]] (1541), dan kemudian berganti Kesultanan Mataram (1587).
 
 
Pada tanggal [[20 Oktober]] [[1677]], status Jipang yang sebelumnya adalah kadipaten diubah menjadi kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Tumapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang. Tanggal ini hingga sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Tahun [[1725]], ketika Sunan Pakubuwono II (Kasunanan Surakarta) naik takhta, pusat pemerintahan Kabupaten Jipang dipindahkan dari Jipang ke Rajekwesi, sekitar 10 km sebelah selatan kota Bojonegoro sekarang.
 
Pusat pemerintahan Jipang mengalami beberapa kali perpindahan lokasi dan pergantian nama. Mulai Jipang Panolan, Jipang Padangan, dan Jipang Rajekwesi. Nama Bojonegoro sendiri, baru muncul pada 1828 M. Saat pusat pemerintahannya berada di wilayah Rajekwesi (Kota Bojonegoro saat ini).