Bondan Kajawan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
→Awal kehidupan: Salah ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(24 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
| name
( Ki Ageng Tarub II )
| image =
| caption =
| succession =
| reign =
| predecessor =
| successor =
| birth_date =
| birth_place = [[Kerajaan Majapahit|Majapahit]]
| death_date =
| death_place =
| spouses = [[Dyah Nawangsih]]
| issue = [[Ki Ageng Wanasaba]]
[[Ki Getas Pandawa]]
[[Nyai Ageng Ngerang]]
[[Aryo Menger]]
| father = [[Kertabhumi]]
| mother = [[Wandan Kuning]]
| religion =
}}
'''Bondan Kajawan''' atau '''Dyah Lembu Peteng''' adalah putra Prabu [[Kertabhumi]] dengan Wandan Kuning, seorang dayang yang biasa melayani permaisuri raja yaitu Putri Campa.
== Awal kehidupan ==
Bondan Kajawan lahir dengan nama Dyah Lembu Peteng, ia merupakan putra
Menurut [[Babad Tanah Jawi]], Dyah Lembu Peteng adalah putra Brawijaya raja terakhir yang bertahkta di Kotaraja Majapahit dengan seorang selir. Sedangkan menurut Purwaka Caruban Nagari, Brawijaya bergelar sebagai Bhre Kertabhumi atau dalam catatan kronik Tiongkok dari [[kuil Sam Po Kong]] disebut ''Kung-ta-bu-mi''.
=== Asal usul ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het graf van Putri Campa een prinses uit de periode van Majapahit TMnr 60027337.jpg|jmpl|Makam Putri Campa di [[Trowulan]] (foto diambil sekitar tahun 1870-1900)]]Bhre Kertabhumi memiliki seorang selir yang dikenal sebagai Putri Cina yang kemudian melahirkan [[Raden Patah]]. Menurut [[Babad Tanah Jawi]], selir Tiongkok ini adalah putri [[Kyai Batong]].<ref name="olthof-2017">{{Cite book|last=Olthof|first=W. L.|title=Babad Tanah Jawi: Mulai Dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647|date=2017|location=Yogyakarta|publisher=Narasi|isbn=9789791680479|editor-last=Floberita Aning|editor-first=A. Yogaswara|edition=5|translator-last=Soemarsono|translator-first=H. R.}}</ref> Karena Dwarawati sang permaisuri yang berasal dari [[Campa]] merasa cemburu, Brawijaya terpaksa memberikan selir Tiongkok kepada adipatinya di [[Palembang]], yaitu [[Arya Damar]], kemudian menurunkan [[Raden Kusen]].<ref name="olthof-2017" />
Menurut kronik Tiongkok dari [[kuil Sam Po Kong]] nama asli selir Tiongkok tersebut adalah ''[[Siu Ban Ci]]'' atau ''Tan Eng Kian'', biasa disebut Putri Kian atau yang lebih dikenal sebagai Putri Cina yang melahirkan putra bernama ''Jin Bun''.<ref name="muljana-2005">{{cite book|last=Muljana|first=Slamet|year=2005|title=Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara|place=Yogyakarta|publisher=LKiS Yogyakarta|isbn=9798451163}}</ref> ''Siu Ban Ci'' adalah seorang putri ''[[Tan Go Wat]]'' dan ''Siu Te Yo'' dari [[Gresik]]. ''Tan Go Wat'' merupakan seorang saudagar dan juga ulama bergelar ''Bah Tong''. Istri ''Kung-ta-bu-mi'' merasa cemburu terhadap Putri Cina dan terpaksa memberikan Putri Cina kepada ''Swan Liong'' putra ''Yang-wi-si-sa'' dan kemudian menurunkan ''Kin San''.<ref name="muljana-2005"/>
Dalam Babad Demak, disebutkan salah satu permaisuri
=== Kelahiran ===
Dalam [[Babad Tanah Jawi]] juga disebutkan bahwa [[
== Silsilah ==
Baris 69 ⟶ 45:
Dyah Lembu Peteng atau Bondan Kajawan menikah dengan Dyah Nawangsih memiliki tiga orang putra-putri:
# '''
# '''
# '''
*#
== Rujukan ==
|