Orang Ocu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
sensus
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(35 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
'''Orang <big>Melayu</big> Kampar''' (Ughang Ocu) adalah [[kelompok etnis]] yang mendiami [[Kabupaten Kampar]], [[Provinsi Riau]].<ref>{{Cite web |url=http://pustaka-arsip.kamparkab.go.id/berita-budaya-kampar-riau.html |title=Salinan arsip |access-date=2018-07-03 |archive-date=2018-07-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180703133349/http://pustaka-arsip.kamparkab.go.id/berita-budaya-kampar-riau.html |dead-url=yes }}</ref> Bahasa-bahasa lokal yang digunakan meliputi dialek-dialek lokal dari [[bahasa Melayu]] dengan penutur dialek lokal bahasa Melayu .<ref name=":0">Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Halaman: 2</ref> Orang Melayu Kampar Sering Disebut dengan Istilah Ughang Ocu.
| group = Orang Ocu
| native_name = ''Ughang Ocu''
| image =
| caption =
| population = {{circa}} 520.000 ([[Sensus Penduduk Indonesia 2010|2010]])
| popplace = [[Kabupaten Kampar]]
| languages = [[Bahasa Kampar|Kampar]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| religions = [[Islam Sunni]]
| related = [[Suku Melayu|Melayu]] dan [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]
| footnotes = {{note label|id|a}} Perkiraan jumlah pasti orang Ocu tidak diketahui. Namun menurut [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], mereka diklasifikasikan sebagai suku Melayu.
}}
'''Orang <big>Melayu</big> KamparOcu''' ([[Bahasa Kampar|Kampar]]: ''Ughang Ocu'') adalah [[kelompok etnis]] yang mendiami [[Kabupaten Kampar]], [[Provinsi Riau]]. Orang Kampar sendiri merupakan sebutan yang lebih populer oleh orang-orang di luar kelompok etnis mereka.<ref>{{Cite web |url=http://pustaka-arsip.kamparkab.go.id/berita-budaya-kampar-riau.html |title=Salinan arsip |access-date=2018-07-03 |archive-date=2018-07-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180703133349/http://pustaka-arsip.kamparkab.go.id/berita-budaya-kampar-riau.html |dead-url=yes }}</ref> Bahasa-bahasaMereka lokalbertutur yang digunakan meliputi dialek-dialek lokal darimenggunakan [[bahasa MelayuKampar]] denganyang penuturpengklasifikasinya dialek lokal bahasa Melayumasih kontroversial.<ref name=":0">Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Halaman: 2</ref> Orang Melayu Kampar Sering Disebut dengan Istilah Ughang Ocu.
 
Sama halnya dengan orang Minangkabau, masyarakat Kampar menganut sistem adat yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau [[matrilineal]].<ref>Coral Reefs Information and Training Center, (2002), ''Pengembangan kelembagaan masyarakat pesisir dan kepulauan: perspektif budaya lokal pesisir dan kepulauan'', Coral Reefs Information and Training Center.</ref>
Orang Melayu Kampar banyak ditemui di berbagai Daerah, seperti di Sungai Apit (Siak), Ujung Batu (Rokan Hulu), Selat Panjang, Perak Malaysia, Dsb. Bahasa Melayu Kampar (Ocu) Tergolong ke dalam Bagian Bahasa Melayu Daratan, Memiliki banyak kemiripan dengan Bahasa Melayu Rokan Hulu dan bahasa Melayu Kuantan Singingi.
 
== Etimologi ==
bahasa Melayu Kampar juga memiliki kemiripan dengan Bahasa Minangkabau khususnya Luhak Limo Puluah karena Kampar berbatasan langsung dengan Ranah Minang.
Penamaan "Ocu" berasal dari istilah yang biasa digunakan oleh orang Kampar untuk menyebut kata ''ongsu'' 'bungsu'.
 
== Adat dan budayaBahasa ==
TerdapatBahasa banyakyang sekalidigunakan dialekoleh diorang Ocu adalah [[Kabupatenbahasa Kampar|Kampar]]. yakniBahasa dialek-dialekini lokaldianggap sebagai dialek dari [[bahasa MelayuMinangkabau]], Karena Setiap kampung Memiliki ciri khasataupun [[bahasa sendiri. Bahasa Melayu di Kampar dibedakan secara garis besar menjadi Tiga bagian Yaitu Kampar kanan, Kampar kiri dan Tapung .<ref name=":0" /> Riau]].<ref name=":02">Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref> DialekBahasa bahasaKampar Melayu-nyamemiliki inikesamaan berlainandengan aksen[[bahasa denganKuantan]] dialekdan [[Bahasa Melayu yang dipakai oleh masyarakat Pesisir Riau . #Dialek|bahasa tersebutMelayu jugaRokan]] memilikiyang kemiripandituturkan dengandi dialek Kuantan dan Rokanwilayah yang bersebelahan wilayahbertetangga dengan Kampar.<ref>Witrianto dan Arfinal, 2011. Bahasa Ocu: Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar. ''Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI “Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya” Bandung''. 30 November 2011: 1-18. [https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html]</ref>
=== Bahasa ===
Terdapat banyak sekali dialek di [[Kabupaten Kampar|Kampar]] yakni dialek-dialek lokal dari [[bahasa Melayu]], Karena Setiap kampung Memiliki ciri khas bahasa sendiri. Bahasa Melayu di Kampar dibedakan secara garis besar menjadi Tiga bagian Yaitu Kampar kanan, Kampar kiri dan Tapung .<ref name=":0" /> .<ref name=":02">Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref> Dialek bahasa Melayu-nya ini berlainan aksen dengan dialek Bahasa Melayu yang dipakai oleh masyarakat Pesisir Riau . Dialek tersebut juga memiliki kemiripan dengan dialek Kuantan dan Rokan yang bersebelahan wilayah dengan Kampar.<ref>Witrianto dan Arfinal, 2011. Bahasa Ocu: Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar. ''Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI “Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya” Bandung''. 30 November 2011: 1-18. [https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html]</ref>
 
=== Kesenian ===
Alat musik yang biasa dimainkan orang Kampar yaitu [[Calempong]] dan [[Ogung|Oguong]].
 
Salah satu lagu daerah orang Kampar yang terkenal berjudul Kutang Barendo. Lagu ini berisi tentang nasihat dari seorang ibu kepada anak yang sedang ditimangnya. Lagu ini juga populer bagi orang Minang dengan lirik yang telah disesuaikan kata-katanya.
 
=== Rumah adat ===
[[Berkas:Rumah Melayu Bangkinang.JPG|jmpl|326x326px|Rumah Lontiok di Kompleks MTQ, [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]].]]
Rumah Pelancangan atau [[Rumah Lontiok]] adalah [[rumah adat]] orang Kampar. ''Lontiok'' atau ''Lontik'' dalam Bahasa Indonesia berarti Lentik. Hal ini dikarenakan bentuk atap yang melengkung lentik. Rumah Lontiok merupakan rumah panggung dan berfungsi sebagai rumah adat dan tempat tinggal. Dibangun dalam satu prosesi panjang yang melibatkan masyarakat luas.
 
Bentuk rumah Lontiok dikatakan berasal dari bentuk perahu, hal ini tercermin dari sebutan pada bagian-bagian rumah tersebut seperti: bawah, tengah, ujung, pangkal, serta turun, naik. Dinding depan dan belakang dibuat miring keluar dan kaki dinding serta tutup didinding dibuat melengkung sehingga bentuknya menyerupai sebuah perahu yang diletakkan di atas tiang-tiang.
 
Konstruksi panggung pada rumah Lontiok dipilih untuk menghindari bahaya binatang buas dan banjir. Kolong rumah, biasanya digunakan untuk kandang ternak, wadah penyimpanan perahu, tempat bertukang atau tempat bermain anak-anak, dan gudang kayu untuk persiapan bulan puasa. Pemakaian tangga pada rumah Lontiok memiliki kententuan adat. Jumlah anak tangga ganjil dan menyediakan tempayan air didekatnya untuk mencuci kaki di pangkal tangga. Ketentuan adat juga menyatakan bahwa penghuni perempuan cukup berpakaian sedada tanpa baju (kemban) di dalam rumah atau tidur-tidur dirumah tanpa adanya penyekat/pelindung ruang. Kalau rumah dibangun rendah atau “melekat” di atas tanah, maka keadaan di dalam rumah akan kelihatan dari luar rumah.
 
Dinding luar rumah Lontik seluruhnya miring keluar, berbeda dengan dinding dalam yang tegak lurus. Balok tumpuan dinding luar depan melengkung keatas, dan kalau disambung dengan ukiran sudut-sudut dinding, kelihatan seperti bentuk perahu. Balok tutup atas dinding juga melengkung meskipun tidak semelengjung balok tumpuan. Lengkungannya mengikuti lengkung sisi bawah bidang atap. Kedua ujung perabung diberi hiasan yang disebut ''Sulo Bayung''. Sedangkan ''Sayok Lalangan'' merupakan ornamen pada keempat sudut cucuran atap. Bentuk hiasan beragam, ada yang menyerupai bulan sabit, tanduk kerbau, taji dan sebagainya
 
== Lihat pula ==
* [[Suku Melayu Riau]]
 
* [[Orang Minangkabau|Orang Minang]]
* [[Bahasa Kampar]]
 
Baris 32 ⟶ 29:
{{reflist}}
 
{{Daftar Suku-suku Minang}}
{{suku bangsa di Indonesia}}
{{Suku-stub}}
 
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia]]
[[Kategori:MinangkabauSuku bangsa]]
[[Kategori:Kabupaten Kampar]]
[[Kategori:Riau]]