Perang pandan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldnonymous (bicara | kontrib) k clean up, replaced: Rujukan → Referensi using AWB |
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. |
||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Perang pandan.jpg|
'''Perang pandan''' adalah salah satu tradisi yang ada di Desa [[Tenganan]], Kecamatan [[Karangasem]], [[Bali]].<ref name="WD">{{cite web | title = Upacara Perang Pandan | publisher = Wisata Dewata | url = http://www.wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/upacara-perang-pandan | accessdate = 28 April 2014 | archive-date = 2014-04-28 | archive-url = https://web.archive.org/web/20140428035637/http://www.wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/upacara-perang-pandan | dead-url = yes }}</ref> Perang pandan juga disebut dengan istilah makere-kere.<ref name="WD" /> Upacara perang pandan menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan asing.<ref name="TK">{{
== Sejarah ==
Masyarakat Desa Tenganan memiliki kepercayaan yang berbeda dari umumnya masyarakat Bali.<ref name="WD" /> Masyarakat di Desa Tenganan menganut [[agama Hindu]] Indra.<ref name="WD" /> Pemeluk agama Hindu Indra tidak membedakan umatnya dalam kasta.<ref name="WD" /> Mereka juga menempatkan Dewa Indra sebagai Dewa tertinggi.<ref name="WD" /> Masyarakat Tenganan percaya bahwa desa yang mereka tempati merupakan hadian dari [[Dewa Indra]].<ref name="WD" />
Jaman dahulu daerah Tenganan di pimpin oleh seorang raja yang kejam bernama [[Maya Denawa]].<ref name="WD" /> Maya Denawa menganggap dirinya sebagai seorang Dewa.<ref name="WD" /> Selain menganggap dirinya Dewa, Maya Denata juga melarang masyarakat Tenganan untuk melakukan ritual keagamaan.<ref name="WD" /> Pengakuan Maya Denata sebagai dewa membuat murka para Dewa, kemudian Dewa Indra diutus untuk melawan Maya Denata.<ref name="WD" /> Peperangan antara Maya Denata dan Dewa Indra dimenangkan oleh Dewa Indra.<ref name="KPF" /> Peperangan antara Maya Denata dan Dewa Indra tersebut kini di peringati masyarakat Desa Tenganan dengan upacara perang pandan, karena Dewa Indra adalah dewa perang.<ref name="KPF" />
== Tempat ==
Upacara perang pandan dilaksanakan di Desa Tenganan.<ref name="KPF">{{cite web | title = Sejarah Tenganan Pegringsingan,dan Perang pandan Berduri | publisher = KPF Bali | url = http://www.kpf-bali.com/budaya-bali/sejarah-tenganan-pegringsingandan-perang-pandan-berduri/ | accessdate = 30 April 2014 | archive-date = 2014-05-02 | archive-url = https://web.archive.org/web/20140502002306/http://www.kpf-bali.com/budaya-bali/sejarah-tenganan-pegringsingandan-perang-pandan-berduri/ | dead-url = yes }}</ref> Tenganan adalah salah satu desa tertua yang ada di pulau Bali.<ref name="WD" /> Desa ini dikelilingi oleh bukit seperti benteng.<ref name="KPF" /> Ritual perang pandan dilakukan di depan balai pertemuan desa Tenganan.<ref name="WD" />
== Waktu pelaksanaan ==
Perang pandan dilakukan setiap bulan kelima atau sasih kalima dalam penanggalan desa adat Tenganan.<ref name="WD" /> Ritual perang pandan berlangsung kurang lebih selama dua hari berturut-turut.<ref name="WD" /> Upacara ritual ini dilakukan setiap satu tahun sekali.<ref name="BGT">{{cite web | title = Perang Pandan is War Dance in Tenganan Village | publisher = Bali Golden Tour| url = http://www.baligoldentour.com/perang-pandan.php |accessdate = 1 Mei 2014}}</ref> Perang pandan dilaksanakan mulai dari jam 2 sore hingga selesai selama tiga jam.<ref name="BGT" />
== Alat ==
Tradisi perang pandan, dilakukan dengan menggunakan pandan berduri sebagai alat atau senjata untuk berperang.<ref name="PC">{{cite web
Perang pandan diiringi musik gamelan [[seloding]].<ref name="DT" /> Seloding adalah alat musik di daerah Tenganan yang hanya boleh dimainkan oleh orang yang disucikan.<ref name="DT" /> Alat musik ini juga tidak sembarangan dimainkan, melainkan hanya pada acara tertentu saja.<ref name="DT" /> Alat tersebut memiliki pantangan yang tidak boleh dilanggar yaitu tidak boleh menyentuh tanah.<ref name="DT" />
== Peserta ==
Perang pandan dilakukan oleh pemuda desa Tenganan dan luar desa Tenganan.<ref name="DT" /> Pemuda dari dalam desa berperan sebagai peserta perang pandan sedangkan pemuda dari luar desa sebagai peserta pendukung.<ref name="DT" /> Anak-anak yang sudah mulai beranjak dewasa juga sudah turut ambil bagian dalam upacara ini.<ref name="DT" /> Upacara ini juga dapat menjadi simbol seorang anak sudah beranjak dewasa.<ref name="DT" />
== Urutan acara ==
Upacara perang pandan didahului dengan mengelilingi desa sebagai wujud permintaan keselamatan kepada Dewa.<ref name="WD" /> Setelah mengelilingi desa, kemudian dilanjutkan ritual minum tuak bersama.<ref name="DT" /> Tuak kemudian di kumpulkan bersama dan dibuang di sebelah panggung.<ref name="DT" /> Pemangku adat akan memberikan aba-aba tanda perang dimulai.<ref name="DT" /> Perang dilakukan berpasangan yaitu sejumlah dua orang.<ref name="DT" /> Peserta perang pandan akan menari-nari dan sesekali menyabetkan pandan berduri pada peserta lainnya sealam datu menit lalu bergantian dengan pasangan lain.<ref name="DT" /> Meskipun tubuhnya berdarah, pada peserta tetap terlihat senang karena hal itu adalah salah satu ungkapan syukur mereka dan cara menghormati Dewa Indra.<ref name="DT" /> Setelah perang selesai peserta yang terluka diolesi ramuan tradisional yang terbuat dari kunyit.<ref name="DT" /> Acara selanjutnya setelah perang usai adalah melakukan sembahyang di pure.<ref name="DT" /> Meskipun peserta terluka tetapi tidak ada dendam di antara peserta.<ref name="DT" /> Hal tersebut disimbolkan dengan makan bersama yang menunjukkan kebersamaan.<ref name="DT" /> Acara tersebut dinamakan [[megibung]].<ref name="DT" />
== Pakaian ==
Peserta perang pandan memakai pakaian adat Tenganan yang bernama kain tenun Pegringsingan.<ref name="WD" /> Masyarakat pria hanya menggunakan sarung atau disebut [[kamen]], [[selendang]] atau disebut [[saput]], dan ikat kepala atau [[udeng]].<ref name="WD" /> Pria tersebut tidak mengenakan baju alias bertelanjang dada.<ref name="WD" />
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Budaya Bali]]
|