Tag: Penambahan gelar ( ? ) [ * ]kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliruSuntingan perangkat selulerSuntingan peramban seluler
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 28:
=== Mulai Menggeluti Musik ===
Musik bukan hal aneh lagi di keluarga Panjaitan. Sejak kecil, mereka sudah memiliki alat musik sendiri. Keinginan mereka bermusik tak lepas dari pengaruh keluarga yang memang suka pada musik utamanya [[lagu Rohani]], [[Lagu Batak]], dan lagu Barat yang tengah populer pada masa itu. Ibu mereka mahir bermain piano dan Ayah mereka senang main biola. Selain itu mereka juga terinspirasi pada group musik [[Koes Bersaudara]] yang sedang populer di awal periode tahun 1950-an. Ayah mereka pun cukup mendukung keinginan anak-anaknya. Ia menganggap daripada anaknya main-main ke luar rumah, lebih baik bermusik sehingga bisa diawasi. Dengan satu syarat yaitu: tidak sampai meninggalkan sekolah atau jangan sampai putus sekolah. Sejak itu mereka tekun bermain musik dengan tetap bersekolah. Prestasi mereka pun cukup bagus di sekolah, bahkan Benny selalu mendapat ranking.<ref name="tobadreams.wordpress.com">https://tobadreams.wordpress.com/2008/02/08/percakapan-panjang-dengan-benny-panjaitan-1/</ref> Band bocah ini mereka lakoni selama beberapa tahun di sela-sela kesibukan bersekolah. Di Palembang inilah lahir band bocah dimotori Benny Panjaitan yangsebagai bermainpemain gitar utama dan merangkap sebagai penyanyimelodi bersama 3 saudara-saudaranya iaitu, Hans Panjaitan yang bermain kotrabass/bass betot, Doan Panjaitan yang bermain piano dan Asido Panjaitan yang bermain drum serta satu teman sekolah gadis yang menjadi penyanyi untuk mendirikan grup musik yang mereka beri nama '''Tumba Band''' pada tahun 1957. Nama ini diambil dari [[Bahasa Batak]] yang artinya '''irama menari'''.<ref name="kisahrahasiaseleb.blogspot.co.id">http://kisahrahasiaseleb.blogspot.co.id/2012_10_01_archive.html</ref>
=== Di Surabaya ===
Setelah lebih kurang 15 tahun di Palembang, tahun 1959 ayah mereka dimutasi ke Surabaya, [[Jawa Timur]], mereka pun ikut dan melanjutkan pendidikan di sana. Pada tahun 1960 Benny mengubah nama grup ini menjadi '''Panjaitan Brothers'''. Di dalam grup itu, terdapat beberapa personel yang tidak asing bagi Benny masih menjadi penyanyi dan berposisi sebagai merangkap alat musik gitar ritmepenyanyi sedangkan Hans berposisi sebagai memegang alat musik gitar utama, selain dengan dua orang itu Doan juga berposisi sebagai alat musik gitar bass dan Asido masih menjadi pemain drum, ditambah satu orang nama baru, Soen Ing (gitar ritme). Kegiatan bermusik yang telah dirintis sejak di Palembang diteruskan di Kota Buaya ini. Di sana mereka meneruskan lagi band keluarga, namun bukan lagi band bocah melainkan Band remaja yang masih SMA. Mereka pun akhirnya serius menekuni jalur musik walaupun tetap diharuskan untuk beberapa kali menyelesaikan studi terlebih dahulu. Pada tahun 1963, Hans menyarankan Benny agar Panjaitan Brothers yang sekarang anggotanya lima orang diganti namanya menjadi '''Panjaitan Bersaudara''' terbentuk di Surabaya dengan terdiri dari kakak-beradik kandung keluarga Panjaitan serta satu orang.<ref>http://ruangkabar.com/sejarah-unik-10-band-tertua-di-indonesia/#sthash.GxIRsSj2.dpuf</ref> Menurut kisahnya sebutan Panjaitan Bersaudara dibuat secara spontan saja. Mereka melihat Koes Bersaudara yang berarti Koeswoyo Bersaudara. Mereka menyebut Panbers untuk band ini sebagai singkatan dari '''Panjaitan Bersaudara'''.<ref name="roesman.blogspot.com"/> Meski begitu, nama '''Panjaitan Bersaudara''' sendiri sempat diputuskan lewat proses diskusi seru. Pada awalnya mereka sempat ragu menggunakan nama tersebut yang seperti kebarat-baratan. Karena pengaruh dan desakan sanak famili, mereka mengadopsi dari grup band yang menggunakan 'S' di belakang namanya, seumpama [[Kus Brothers]], [[The Beatles]], [[The Rolling Stones]], dan [[The Bee Gees]], maka lahirlah '''Panjaitan Bersaudara''' yang berarti kakak-beradik Keluarga Panjaitan.<ref name="kisahrahasiaseleb.blogspot.co.id"/>
Di Surabaya mereka kerap bermain di berbagai panggung hiburan dan acara-acara pesta dengan bayaran seadanya dan tanpa berpikir popularitas. Mereka pun belum berkarya sama sekali selain hanya sebagai pemain musik yang menyanyikan lagu orang, termasuk lagu Batak: ''“A Sing Sing So”'' dan ''“Butet”'' yang sudah populer waktu itu. Di awal tahun ’70 Benny sudah berpikir bahwa ia tak bisa jadi apa-apa kalau tidak mencipta lagu. Di situlah ia mulai menciptakan sendiri yang dimulai dengan lagu ''“Awal dan Cinta”''.