Museum Ne' Gandeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Silentwinner (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Silentwinner (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Museum Ne`Gandeng Toraja 01.jpg|jmpl|378x378px|Museum Rambu Solo Ne` Gandeng Toraja Utara]]
Museum Ne’ Gandeng dibangun sebagai salah satu bentuk [[Penghormatan orang yang telah meninggal|penghormatan]] terhadap [[leluhur]] [[Suku Toraja]].<ref name=":3" /> Nama dari Museum Ne' Gandeng diambil dari nama salah satu [[tokoh masyarakat]] [[Suku Toraja]] yaitu Ne' Gandeng. Ia adalah seorang tokoh masyarakat di Lembang Malakiri. Ne' Gandeng dikenal sebagai seorang [[wanita]] pekerja keras dan [[Hikmat|bijaksana]] selama menjadi hakim [[adat]]. Selain itu, ia juga terkenal gigih dalam melestarikan adat dan [[budaya]] Toraja. Sosok Ne' Gandeng tersebut memberikan inspirasi bagi pendirian Museum Ne' Gandeng. Pendirian Museum Ne' Gandeng bertujuan untuk memberitahukan dan menyebarkan pengetahuan tentang budaya Toraja kepada masyarakat umum. Museum Ne' Gandeng berada dalam kepemilikan dan pengelolaan dari [[Keluarga besar|Keluarga Besar]] Ne' Gandeng.<ref name=":4">{{Cite book|last=Rusmiyati et al|first=|date=2018|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=394|url-status=live}}</ref> Seiring waktu, Museum Ne' Gandeng beralih fungsi dari sekadar bentuk penghormatan, menjadi tempat [[Pariwisata|wisata]] dan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai acara [[adat]] yang biasa dilakukan oleh [[masyarakat]] Toraja.<ref name=":0" /> Selain itu, Museum Ne' Gandeng juga dapat dipergunakan oleh para warga Toraja yang ingin mengadakan acara [[pemakaman]] bagi anggota [[keluarga|keluarganya]] yang telah [[Kematian|meninggal]].<ref name=":3" />
 
Baris 44 ⟶ 45:
Museum Ne' Gandeng terdiri dari beberapa bangunan dengan gaya [[arsitektur]] [[Tongkonan]]. Di bagian belakang museum terdapat sebuah [[taman]] yang luas dan beragam jenis pepohonan yang tersebar di dekat kompleks museum ini.<ref name=":2" /> Di dalam Museum Ne' Gandeng terdapat beragam jenis [[batu]] [[menhir]] dengan berbagai ukuran yang berbeda-beda. Batu Menhir ini terkumpul dari hasil pelaksanaan upacara [[pemakaman]] yang sering dilakukan oleh [[masyarakat]] [[Suku Toraja|Toraja]] ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Di dalam Museum Ne' Gandeng juga terdapat [[patung]] Ne’ Gandeng, patung [[kerbau]], dan [[gong]] belang.<ref name=":1" /> Selain koleksi benda-benda bersejarah, Museum Ne' Gandeng juga memiliki [[pondok]]-pondok yang bentuknya menyerupai [[Rumah tradisional|rumah adat]] Toraja yaitu [[Tongkonan]].<ref name=":3" />
[[Berkas:Museum Ne`Gandeng Toraja 04.jpg|kiri|jmpl|Tongkonan dan Alangsura` yang Berada di Museum Ne`Gandeng ]]
'''Tongkonan''' dikenal sebagai rumah adat Tradisional suku Toraja adalah bangunan rumah adat, yang mempunyai fungsi dan peranan penting dalam kehidupan dan proses perkembangan dan pertumbuhan pranata sosial Budaya Orang Toraja. Tongkonan sebagai rumah adat tradisional adalah rumah kediaman yang diberi fungsi, tugas dan kewajiban. Tugas kewajiban beserta fungsinya adalah dalam tugas pemerintahan, sosial dan budaya serta keagamaan. Tongkonan tersebut bukanlah milik perorangan, tetapi milik satu kelompok keluarga atau marga Tongkonan sifatnya dinamis dan demokratis oleh karena.
 
* Tongkonan sebagai pusat pemerintahan dan kekuasaan adat.
Baris 51 ⟶ 52:
* Tongkonan sebagai pusat dinamisator, motivato, mediator dan stabilisator sosial.
 
Sehubungan dengan tugas dan fungsi tersebut diatas, maka tongkonan mempunyai kewajiban sosial dan budaya yang juga bertingkat-tingkat dalam strata masyarakat maka dikenal beberapa jenis tongkonan yaitu: Tongkonan Layuk, Tongkonan Kaparenggesan, dan Tongkonan batu A`riri. Pasanagn serasi sebuah Tongkonan adalah Alangsura` ( Lumbung Padi).<ref name=":5">{{Cite book|last=Bulo`|first=Beatrix|date=2006|title=Promosi Peluang Investasi Kabupaten Tana Toraja|location=Tana Toraja|publisher=Badan Koordinasi Penamaan Modal dan Usaha daerah Kabupaten Tana Toraja|pages=7-8|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:Museum Ne`Gandeng Toraja 05.jpg|jmpl|Alungsura` Yang Berada Di Halaman Museum Ne`Gandeng|kiri]]
'''Alangsura`''' BentuknayBentuknya sama seperti rumah adat Toraja tetapi ruanganya hanya satu, ukuranya kecil, dan fungsinya sebagai tempat menyimpan padi dan barang-barang penting milik kleuarga. dan lantai bawahnya sebagai tempat pemimpin (Toparenge) mengatur acara upacara adat baik itu acara upacara rambu solo ataupun acara upacara rambu tuka`.<ref name=":5" />
 
 
 
 
== Referensi ==