Ahmad Rivai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kesimpulan dan Kesan: bukan tempat beropini pribadi (QuickEdit)
(5 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Multiple issues|
{{Underlinked|date=Desember 2024}}
}}
{{Unreferenced|date=Desember 2024}}
[[Berkas:Kapten Ahmad Rivai.jpg|al=Pahlawan Sumsel|kiri|jmpl|422x422px|'''Kapten Ahmad Rivai, Pahlawan dari Desa Cempaka, Kab. Oku Timur, Sumatera Selatan''']]
Baris 5 ⟶ 8:
'''Ahmad Rivai''' pernah menempuh pendidikan di '''HIS (Hollandsch Inlandsche School)''' di Palembang, yang pada masanya merupakan sekolah pada masa penjajahan belanda. Kemudian Ia melanjutkan pendidikan ke '''MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)''' dari tahun 1938 hingga 1941, sebuah sekolah lanjutan setara dengan SMP pada zaman itu.
 
== Biografi ==
Pada masa Jepang menduduki Indonesia tahun 1943, '''Ahmad Rivai''' melanjutkan pendidikan militer di Gyu-gun. Gyu-gun merupakan sebuah lembaga pendidikan militer yang didirikan oleh pemerintah Jepang. Di sini, ia menerima pelatihan militer intensif selama tiga tahun bersama dengan rekan-rekannya seperti Hasan Kasim dan Haroen Sohar. Setelah lulus dari Gyu-gun, ia mendapat pangkat Gyui Syoi (Letnan Dua) dan ditugaskan di kantor militer Jepang, Dai Ichi Shotaitjo, hingga menjelang kemerdekaan Indonesia.
 
Baris 25 ⟶ 29:
Namun, pada tanggal 2 Januari 1947, dalam sebuah pertempuran hebat di Sungai Jeruju, sebuah mortir Belanda meledak dekat Rivai, yang membuatnya terlempar ke sungai. Ia ditemukan keesokan harinya dalam keadaan sudah tak bernyawa lagi, mengapung di Sungai Musi, tidak jauh dari kilang minyak Stanvac Plaju.
 
== Kematian ==
'''Kapten Ahmad Rivai''' meninggal dunia dengan penuh keberanian dalam pertempuran yang legendaris, yang dikenal dengan sebutan '''Perang 5 Hari 5 Malam''', yang terjadi pada tanggal 2 Januari 1947. Ia wafat sebagai pahlawan yang tak kenal lelah dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebagai penghargaan atas pengorbanannya, pangkatnya dinaikkan dari '''Letnan Satu''' menjadi '''Kapten''' setelah kematiannya.
 
== Penghormatan ==
Namun, meskipunbegitu besarnya jasa-jasa ia terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, namanya sering kali terlupakan oleh generasi muda. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memang memberi penghargaan dengan menamakan sebuah jalan di Palembang dengan nama '''Jalan Ahmad Rivai.'''
Untuk menghormati jasa-jasanya, nama '''Ahmad Rivai''' dijadikan sebuah nama ruas jalan di [[Kota Palembang]], Sumatera Selatan.