Ogoh-ogoh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TghNWtr11 (bicara | kontrib)
Tag: Pengembalian manual Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
TghNWtr11 (bicara | kontrib)
Ganti gambar
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(7 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{referensi}}
 
[[BerkasFile:Ogoh- Ogoh---Ubud FootballBanjar Field-RedKubu oneAlit with kids2020.jpegjpg|jmpl|kathumb|[[UbudKedonganan, Kuta, Badung|Kedonganan]], 20082020]]
 
'''Ogoh-ogoh''' adalah([[Aksara bali|Bali]]: ᬑᬕᭀᬄ᭠ ᬑᬕᭀᬄ) merupakan karya seni [[patung]] dalam [[Bali|kebudayaan Bali]] yang menggambarkan kepribadian ''Bhuta Kala''. Dalam ajaran [[Hindu Dharma]], ''Bhuta Kala'' merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
 
Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud ''[[Raksasa]]''.
Baris 10:
 
== Sebelum Nyepi ==
[[File:Festival Ogoh Ogoh Bali.webm|jmpl|250px|ki|Video Ogoh-ogoh di [[Kuta Bali]], 2018]]
Dalam fungsi utamanya, Ogoh-ogoh sebagai representasi ''Bhuta Kala'', dibuat menjelang Hari [[Nyepi]] dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari ''Pangrupukan'', sehari sebelum Hari Nyepi.
[[BerkasFile:Ogoh-ogoh nearcarried Ubud,during Balithe Ngrupuk Ого-огоparade вin приубудье, БалиUbud.jpg|jmpl|[[Singakerta, Ubud, Gianyar|Singakerta]], 20202018]]
[[File:Pembuatan Ogoh Ogoh di Banjar Tainsiat.jpg|jmpl|Pembuatan Ogoh Ogoh di [https://www.instagram.com/stysbtainsiat?igsh=MTY5c2Q0amw0aHEyNQ== Banjar Tainsiat], [[Denpasar]], 2019]]
Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan ''Bhuana Agung'' (alam raya) dan ''Bhuana Alit'' (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.