Kamala Sari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan |
Badak Jawa (bicara | kontrib) k Mengembalikan suntingan oleh Henrys Wirakusumah (bicara) ke revisi terakhir oleh Alamnirvana Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(8 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 20:
| birth_name = Koemala Sarie
|issue =
1. ♂ '''Pangeran Ratoe/Sulthan Moeda [[Abdur Rahman dari Banjar|Abdoe Rachman]]''' (wafat 1852), anak dengan Sultan Adam<ref name="Tijdschrift1860"/><ref name="Tijdschrift 23">{{nl}} {{cite book|pages=70|url=http://books.google.co.id/books?id=ZxkmAQAAIAAJ&dq=pangeran%20mangkoeboemi&hl=id&pg=PA70#v=onepage&q=pangeran%20mangkoeboemi&f=true|title=De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart|volume=1|first=Willem Adriaan|last=van Rees|publisher=D. A. Thieme|year=1865}}</ref><ref>http://sejarahastrologimetafisika.blogspot.co.id/2011/06/silsilah-kerajaan-banjar.html</ref>{{br}}
2. ♂ '''Pangeran Ismael''' (wafat 1833), anak dengan Sultan Adam, Pangeran Ismail tewas terbunuh karena berkelahi dengan Pangeran Noch,
Baris 48:
|}}
'''Njahi Ratoe Kamala Sarie''' atau '''Njahi Ratoe Koemala Sarie'''<ref name="De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht"/> adalah permaisuri [[sultan Banjar|raja Banjar]] [[Adam dari Banjar|Sultan Adam al-Watsiq Billah]].<ref>http://www.de-paula-lopes.nl/downloads/bandjermasingen40.htm</ref>Ia Kamala Sari terkenal sebagai sosok wanita yang berpengaruh pada masa kehidupannya [[Kesultanan Banjar]].
Sepeninggal Sultan
Usianya lebih tua dari Sultan Adam. Sultan Adam mangkat tahun 1857 dalam usia 80 tahun. Dalam tahun 1855, usia Nyai Ratu Kamala Sari sudah mencapai 90 tahun. Sehubungan dengan wafatnya Pangeran Mahkota mendahului Sultan Adam, maka sepeninggal Sultan Adam, maka jabatan Sultan Banjar digantikan putera dari almarhum Pangeran Mahkota atau oleh cucunya. Dengan demikian ia menjadi Neneksuri bagi Sultan Banjar yang menjabat tersebut dan disebut Nyai Ratu Sepuh (''Nyai Ratu yang tua)''. Ia pernah memimpin usaha penyeludupan garam, padahal mengusahakan memasok garam pada masa itu hanya boleh dilakukan oleh pihak Belanda.<ref name="De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht">{{cite book
| pages= 22
| author= Willem Adriaan Rees
Baris 77:
|author=
|publisher=Becht
|year=1861}}</ref><ref name="Tijdschrift1860">
|pages=102
|title=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië
|