| birth_place = [[Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota|Pandam Gadang]], [[Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota|Gunuang Omeh]], [[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|1949|2|21|1897|6|2|df=y}}
| death_place = [[Selopanggung, Semen, Kediri|Selopanggung]], [[Semen, Kediri|Semen]], [[Kabupaten Kediri|Kediri]], [[Indonesia]]
| restingplace = {{bulleted list|Ledok, [[Selopanggung, Semen, Kediri|Selopanggung]], [[Semen, Kediri|Semen]], [[Kabupaten Kediri|Kediri]] (1949—2019)|[[Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota|Pandam Gadang]], [[Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota|Gunuang Omeh]], [[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]], [[Indonesia]]
}}
}}}}
'''Ibrahim Gelargelar Datuk (anumerta) Sutan Malaka''' juga dikenal sebagai '''Tan Malaka''' ({{lahirmati|Nagari Pandam Gadang, [[Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota|Gunuang Omeh]], [[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]]|2|06|1897|[[Selopanggung, Semen, Kediri|Desa Selopanggung]], [[Semen, Kediri|Semen]], [[Kabupaten Kediri|Kediri]]|21|02|1949}}) adalah seorang guru, [[Marxisme|Marxis]], [[Filsafat|filsuf]], pendiri [[Persatuan Perjuangan]] dan [[Partai Musyawarah Rakyat Banyak|Partai Murba]], gerilyawan dan mata-mata, [[Revolusi Nasional Indonesia|pejuang]] Indonesia, dan [[Pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional]].<ref name="LOC">{{cite web|url=http://countrystudies.us/indonesia/14.htm|title=THE GROWTH OF NATIONAL CONSCIOUSNESS|publisher=[[Library of Congress]]|accessdate=7 Agustus 2012}}</ref> [[Tempo (majalah)|''Tempo'']] memberikan penghargaan kepada beliau sebagai “Bapak Republik Indonesia”.<ref>{{cite news|date=2 June 2021|title=Hari ini Kelahiran Tan Malaka, Pemberi Inspirasi Sukarno - Hatta|url=https://nasional.tempo.co/read/1468196/hari-ini-kelahiran-tan-malaka-pemberi-inspirasi-sukarno-hatta|publisher=Tempo|agency=Nasional Tempo|access-date=6 October 2021}}</ref>
[[Tempo (majalah)|''Tempo'']] memberikan penghargaan kepada beliau sebagai “Bapak Republik Indonesia”.<ref>{{cite news|date=2 June 2021|title=Hari ini Kelahiran Tan Malaka, Pemberi Inspirasi Sukarno - Hatta|url=https://nasional.tempo.co/read/1468196/hari-ini-kelahiran-tan-malaka-pemberi-inspirasi-sukarno-hatta|publisher=Tempo|agency=Nasional Tempo|access-date=6 October 2021}}</ref>
== Masa muda ==
[[Berkas:Rumah Kelahiran Tan Malaka.jpg|jmpl|275px|[[Rumah Kelahiran Tan Malaka|Rumah kelahiran Tan Malaka]]]]
Nama lengkap Tan Malaka adalah '''Ibrahim Gelargelar Datuk Sutan Malaka'''.{{efn|Kata gelar dalam gelarnya, "Gelar Datuk Tan Malaka" menyiratkan bahwa ia adalah seorang penghulu andiko, atau kepala resmi dari sabuah parui (komunitas keturunan nenek moyang pihak ibu yang berhubungan dengan rumah ibu tertentu, komponen penting dari tatanan sosial Minangkabau).{{sfn|Mrázek|1972| p = 6}}}} Nama aslinya adalah Ibrahim, tetapi ia dikenal baik sebagai seorang anak dan orang dewasa sebagai Tan Malaka, sebuah nama kehormatan dan semi-bangsawan, ia mewarisi dari latar belakang bangsawan ibunya.{{sfn|Jarvis|1987| p = 41}} Ia lahir di [[Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota|Nagari Pandam Gadang]], [[Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota|Gunuang Omeh]], [[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]] yang saat itu berada di bawah kekuasaan [[Hindia Belanda]].{{sfn|Mrázek|1972| p = 6}} Tanggal lahirnya tidak jelas, dan bervariasi dari sumber ke sumber, tetapi kemungkinan antara tahun 1894 dan 1897.{{efn| name = Date of birth|Dalam "Kematian Tan Malaka" karya Djamaludin Tamin,{{sfn|Tamin|1965| p = 3}} dan Helen Jarvis ''Tan Malaka: Pejuang Revolusioner atau Murtad?'',{{sfn|Jarvis|1987| p = 41}} tanggal lahirnya tercantum pada tahun 1896, Tamin menyebutkan tanggal lahirnya yang tepat pada tanggal 2 Juni 1896. Sumber lain juga menyebutkan tanggal lahirnya yang berbeda, Wasid Suwarto menyebutkan tanggal 14 Oktober 1897.,{{sfn|Suwarto|2006| p = 29}} sedangkan Harry Poeze menyatakan bahwa Tan Malaka lahir sekitar tahun 1894.{{sfn|Poeze|2008| p = xv}}}}
Ayahnya adalah '''HM. Rasad Caniago''', seorang buruh tani, dan ibunya '''Rangkayo Sinah Simabur''', putri seorang tokoh terpandang di desa tersebut. Sebagai seorang anak, Tan Malaka tinggal bersama orang tuanya di Suliki, dan belajarmempelajari [[Islam|ilmu agama]] danIslam yang kaffah, menghafalkan Quran diluar kepala dilatihserta dalammempelajari seni bela diri [[pencak silat]].{{sfn|Syaifudin|2012| pp = 53 – 54}} Pada tahun 1908, Tan Malaka bersekolah di [[Kweekschool]] (kini [[SMA Negeri 2 Bukittinggi]]), sekolah guru negeri, di [[Fort de Kock]].{{sfn|Mrázek|1972| p = 5}} Di Kweekschool, Tan Malaka belajar [[bahasa Belanda]] dan menjadi pemain sepak bola yang terampil.{{sfn|Syaifudin|2012| pp = 53 – 54}}{{sfn|Syaifudin|2012| p = 55}} Menurut gurunya, G. H. Horensma, meskipun Tan terkadang tidak patuh, dia adalah murid yang sangat baik.{{sfn|Syaifudin|2012| pp = 53 – 54}} Ia lulus pada tahun 1913, dan kembali ke desanya. Kepulangannya akan ditandai dengan penganugerahan gelar adat yang tinggi sebagai [[datuk]] dan tawaran tunangan. Namun, dia hanya menerima gelar.{{sfn|Syaifudin|2012| p = 55}} Dia berhasil mendapatkan uang dari desa untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, dan dia berlayar ke [[Rotterdam]] pada tahun yang sama.{{sfn|Mrázek|1972| p = 6}}
=== Pendidikan di Belanda ===
|