Ukiyo-e: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k perbaikan pada Produksi cetakan warna
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(9 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 79:
=== Cetakan Berwarna (Pertengahan Abad ke-18) ===
 
Pada cetakan monokrom dan buku-buku paling awal, warna sering ditambahkan secara manual untuk pesanan khusus. Pada awal abad ke-18, permintaan akan warna dipenuhi dengan cetakan ''tan-e''{{efn|{{nihongo||丹|tan}}: asebuah pigmentpigmen madeyang fromterbuat reddari leadtimah mixedmerah withyang sulphurdicampur anddengan sulfur dan [[Niter|saltpetre]]{{sfn|Kobayashi|1997|p=76}} }} yang diwarnai tangan dengan oranye dan kadang-kadang hijau atau kuning.{{sfn|Kobayashi|1997|pp=76–77}} Tren penggunaan warna ini kemudian berkembang pada 1720-an dengan munculnya cetakan ''beni-e'' berwarna merah muda,{{efn|{{Nihongo||紅|beni}}: asebuah pigmentpigmen producedyang fromterbuat dari kelopak bunga [[safflowerkesumba]] petals.{{sfn|Kobayashi|1997|p=77}}}} diikuti oleh cetakan {{transliteration|ja|[[urushi-e]]}} yang menggunakan tinta menyerupai pernis. Pada tahun 1744, cetakan {{transliteration|ja|[[benizuri-e]]}} menjadi cetakan berwarna pertama yang dicetak dengan beberapa balok kayu—masing-masing balok untuk satu warna, menggunakan warna awal seperti merah muda ''beni'' dan hijau dari bahan alami.{{sfn|Kobayashi|1997|p=77}}
 
[[File:Okumura Masanobu - Taking the Evening Cool by Ryōgoku Bridge.png|thumb|left|[[Perspektif (grafis)|Gaya perspektif]] grafis ala Barat dan penggunaan warna cetak yang semakin banyak adalah beberapa inovasi yang diklaim oleh [[Okumura Masanobu]].{{pb}}''Taking the Evening Cool by Ryōgoku Bridge'', {{circa|1745}}]]
 
[[Okumura Masanobu]] (1686–1764), seorang seniman dan pemasar ulung, memainkan peran penting dalam perkembangan teknik cetak yang pesat dari akhir abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-18.{{sfn|Kobayashi|1997|p=77}} Ia mendirikan toko pada tahun 1707{{sfn|Penkoff|1964|p=16}} dan menggabungkan berbagai gaya dari aliran seni kontemporer dalam berbagai genre, meskipun tidak bergabung dalam aliran seni tertentu. Inovasi karya-karyanya mencakup penggunaan [[Perspektif (grafis)|perspektif geometris]] dalam genre {{transliteration|ja|[[uki-e]]}}{{efn|{{Interlanguage link|Torii Kiyotada|ja|3=鳥居清忠}} isdikatakan said to have made the firstmembuat {{transliteration|ja|uki-e}} pertama;{{sfn|King|2010|p=47}} Masanobu advertisedmengiklankan himselfdirinya assebagai its innovatorinovatornya.{{sfn|Kobayashi|1997|p=78}}{{pb}}''A Layman's Explanation of the Rules of Drawing with a Compass and Ruler'' introducedmemperkenalkan Western-stylepenggambaran geometricalsudut perspectivegeometri drawinggaya toBarat Japanke inJepang thepada 1734, basedberdasarkan onpada ateks DutchBelanda text oftahun 1644 (seelihat [[Rangaku]], "Dutchpembelajaran learningBelanda" duringpada thezaman Edo period); Chineseteks-teks textsTiongkok ontentang thesubyek subjecttersebut alsojuga appearedmuncul duringpada thedasawarsa decadetersebut.{{sfn|King|2010|p=47}}{{pb}}Okumura likelynampaknya learnedmemahami aboutsoal geometricalpersepektif perspectivegeometri fromdari Chinesesumber-sumber sourcesTiongkok, somebeberapa ofmenampilkan whichkemiripan bearkuat adengan striking resemblance tokarya-karya Okumura's works.{{sfn|Suwa|1998|pp=64–68}} }} pada tahun 1740-an,{{sfn|Suwa|1998|p=64}} cetakan {{transliteration|ja|[[hashira-e]]}} yang panjang dan sempit, serta penggabungan elemen grafis dan sastra dalam cetakan yang disertai puisi [[haiku]] ciptaannya sendiri.{{sfn|Kobayashi|1997|pp=77–79}}
 
Ukiyo-e mencapai puncaknya pada akhir abad ke-18 dengan kemunculan cetakan berwarna penuh yang berkembang setelah Edo kembali makmur di bawah pemerintahan [[Tanuma Okitsugu]].{{sfn|Kobayashi|1997|pp=80–81}} Cetakan-cetakan berwarna ini dikenal sebagai ''nishiki-e'' atau “gambar brokat,” karena warna-warnanya yang cerah dianggap mirip dengan [[Brokade|brokat]] Shuchiang dari Tiongkok, yang dalam bahasa Jepang disebut ''Shokkō nishiki''.{{sfn|Kobayashi|1997|p=82}} Cetakan-cetakan pertama yang diproduksi adalah cetakan kalender mewah yang dicetak dengan beberapa balok kayu pada kertas berkualitas tinggi, menggunakan tinta tebal dan buram. Kalender ini menampilkan jumlah hari setiap bulan yang tersembunyi dalam desain dan dikirim sebagai salam Tahun Baru,{{efn|UntilSampai 1873 the, [[Japanesekalender calendarJepang]] wasbersifat [[Lunisolarkalender calendarlunisolar|lunisolar]], anddan eachsetiap year thetahun [[JapaneseTahun NewBaru YearJepang]] felljatuh onpada differenttanggal-tanggal daysberbeda ofpada thebulan Januari atau Februari pada [[Gregoriankalender calendarGregorian]]'s January or February.}} dengan mencantumkan nama pemberi salam alih-alih seniman. Balok cetakan ini kemudian dipakai ulang untuk produksi komersial dengan mengganti nama pemberi salam dengan nama seniman.{{sfn|Lane|1962|pp=150, 152}}
 
Karya [[Suzuki Harunobu]] (1725–1770) merupakan cetakan awal yang menampilkan desain warna yang ekspresif dan kompleks,{{sfn|Kobayashi|1997|p=81}} dicetak dengan hingga dua belas balok terpisah untuk berbagai warna{{sfn|Michener|1959|p=89}} dan gradasi.{{sfn|Munsterberg|1957|p=155}} Cetakan-cetakannya yang lembut dan elegan mencerminkan gaya klasik puisi {{transliteration|ja|[[waka (puisi)|waka]]}} dan lukisan {{transliteration|ja|Yamato-e}}. Harunobu yang sangat produktif menjadi seniman ukiyo-e utama pada masanya.{{sfn|Kobayashi|1997|pp=82–83}} Sejak 1765, kesuksesan {{transliteration|ja|nishiki-e}} berwarna karya Harunobu menyebabkan penurunan minat pada cetakan {{transliteration|ja|benizuri-e}} dan {{transliteration|ja|urushi-e}} yang berpalet terbatas, serta pada cetakan yang diwarnai secara manual.{{sfn|Michener|1959|p=89}}
Baris 169:
Kedatangan Komodor Amerika Serikat [[Matthew C. Perry|Matthew Perry]] di Edo pada tahun 1853 berujung pada [[Persetujuan Kanagawa|Perjanjian Kanagawa]] tahun 1854, yang membuka Jepang kepada dunia luar setelah [[Sakoku|lebih dari dua abad isolasi]]. Cetakan ''ukiyo-e'' termasuk di antara barang-barang yang dibawa Perry kembali ke Amerika Serikat.{{sfn|Harris|2011|p=163}} Sejak setidaknya tahun 1830-an, cetakan Jepang telah muncul di Paris, dan jumlahnya meningkat pada tahun 1850-an.{{sfn|Meech-Pekarik|1982|p=93}} Meskipun penerimaannya beragam dan sering dianggap lebih rendah dibandingkan seni Barat yang menonjolkan perspektif naturalistik dan anatomi,{{sfn|Watanabe|1984|pp=680–681}} seni Jepang mendapat perhatian pada [[Pameran Universal Paris (1867)|Pameran Internasional tahun 1867 di Paris]].{{sfn|Watanabe|1984|p=667}} Pada tahun 1870-an dan 1880-an, seni Jepang menjadi mode di Prancis dan Inggris, dengan cetakan Hokusai dan Hiroshige memainkan peran penting dalam membentuk persepsi Barat terhadap seni Jepang.{{sfn|Watanabe|1984|p=675}} Pada masa pengenalannya di Barat, cetakan balok kayu di Jepang adalah media massa yang umum dan dianggap memiliki nilai estetika yang tidak bertahan lama.{{sfn|Salter|2001|p=12}}
 
Penulis [[Edmond de Goncourt]] dan kritikus seni [[Philippe Burty]] adalah beberapa pendukung awal dan cendekiawan seni ''ukiyo-e'' di Eropa.{{sfn|Weisberg|Rakusin|Rakusin|1986|p=7}} Burty menciptakan istilah ''[[Japonisme|Japonism]]'' untuk menggambarkan pengaruh seni Jepang pada seni Barat.{{sfn|Weisberg|1975|p=120}}{{efn|Burty coinedmencetuskan the termistilah {{lang|fr|le Japonisme}} indalam bahasa FrenchPrancis inpada 1872.{{sfn|Weisberg|1975|p=120}}}} Toko-toko yang menjual barang-barang Jepang mulai bermunculan, seperti toko Édouard Desoye pada tahun 1862 dan toko pedagang seni [[Siegfried Bing]] pada tahun 1875.{{sfn|Jobling|Crowley|1996|p=89}} Antara tahun 1888 dan 1891, Bing menerbitkan majalah ''[[Artistic Japan]]''{{sfn|Meech-Pekarik|1982|p=96}} dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman,{{sfn|Weisberg|Rakusin|Rakusin|1986|p=6}} serta mengkurasi pameran ''ukiyo-e'' di {{Lang|fr|[[École des Beaux-Arts]]|italic=no}} pada tahun 1890, yang dihadiri oleh seniman-seniman seperti [[Mary Cassatt]].{{sfn|Jobling|Crowley|1996|p=90}}
 
[[Berkas:Debussy - La Mer - The great wave of Kanaga from Hokusai.jpg|thumb|alt=Cover of book of sheet music depicting a stylized wave|Bukan hanya seni visual, tetapi juga musik yang mendapat inspirasi dari ukiyo-e di Barat: sampul partitur orkestra {{lang|fr|[[La mer (Debussy)|La mer]]}} karya [[Claude Debussy|Debussy]] (1905).]]
Baris 206:
 
== Gaya ==
<!-- [[Image:Jiezi_yuan_huazhuan_Lotus_Flowers%2C_Leaf_from_the_Mustard_Seed_Garden_Painting_Manual.jpg|thumb|right|Buku panduan lukisan Tiongkok {{transl|zh|[[Jieziyuan Huazhuan]]}} (''Manual of the Mustard Seed Garden'') digunakan oleh banyak seniman Jepang dan menjadi elemen penting dalam pelatihan seniman serta perkembangan seni lukis zaman Edo.]] -->
 
[[File:Suzuki Harunobu - Woman Visiting the Shrine in the Night - Google Art Project crop.jpg|thumb|alt=Colour print of a Japanese woman's face. The colours are bold and flat, and the contours are outlined in black.|''Woman Visiting the Shrine in the Night (Wanita yang Mengunjungi Kuil di Malam Hari)'', [[Suzuki Harunobu|Harunobu]], abad ke-17. Garis-garis tegas dan datar membentuk dan mengisi area warna datar.]]
Baris 216:
[[File:Black Raku tea bowl Amadera.jpg|thumb|left|alt=Photo of a tea bowl, dark-coloured, humble, and asymmetric|Estetika {{transl|ja|[[wabi-sabi]]}} pada mangkuk teh abad ke-16.]]
 
Warna yang cerah, pola yang mencolok dan kompleks, perhatian terhadap mode yang berubah, serta pose dan komposisi yang dinamis dalam ukiyo-e sangat kontras dengan [[Japanese aesthetics|estetika tradisional Jepang]]. Misalnya, {{transl|ja|[[wabi-sabi]]}} mengutamakan kesederhanaan, asimetri, dan ketidaksempurnaan, serta bukti perjalanan waktu;{{sfn|Bell|2004|pp=50–52}} sedangkan {{transl|ja|[[shibui]]}} menekankan kelembutan, kerendahan hati, dan kehalusan.{{sfn|Bell|2004|pp=53–54}} Namun, ukiyo-e lebih sesuai dengan konsep estetika seperti ''{{transl|ja|[[iki (aestheticsaestetik)|iki]]}}'', yang mencerminkan gaya yang berani dan perkotaan.{{sfn|Bell|2004|p=66}}
 
Pendekatan ukiyo-e terhadap perspektif grafis berbeda dengan perspektif normal di Eropa pada zaman yang sama. Perspektif geometris ala Barat sudah dikenal di Jepang dan dipraktikkan oleh pelukis [[Akita ranga]] pada 1770-an—seperti halnya metode Tiongkok yang menciptakan kedalaman melalui garis-garis paralel. Teknik ini kadang digunakan bersamaan dalam ukiyo-e, dengan perspektif geometris untuk latar belakang dan perspektif ala Tiongkok yang lebih ekspresif untuk latar depan.{{sfn|Suwa|1998|pp=57–60}} Teknik-teknik ini kemungkinan dipelajari melalui lukisan Tiongkok bergaya Barat, bukan langsung dari karya Barat.{{sfn|Suwa|1998|pp=62–63}} Meskipun telah mengenal teknik tersebut, seniman tetap mengharmonisasikannya dengan metode tradisional sesuai kebutuhan komposisi dan ekspresi.{{sfn|Suwa|1998|pp=106–107}} Cara lain untuk menunjukkan kedalaman adalah metode komposisi tripartit ala Tiongkok<!-- 三部構図法 --> yang digunakan dalam lukisan Buddha,<!-- 仏画 --> di mana bentuk besar ditempatkan di latar depan, bentuk yang lebih kecil di tengah, dan bentuk yang paling kecil di latar belakang; contoh penerapannya terlihat pada ''Great Wave'' karya Hokusai, dengan perahu besar di latar depan, perahu yang lebih kecil di belakangnya, dan Gunung Fuji yang kecil di latar belakang.{{sfn|Suwa|1998|pp=108–109}}
 
Sejak masa awal ukiyo-e, terdapat kecenderungan untuk memosisikan wanita cantik dalam apa yang disebut oleh sejarawan seni {{Interlanguage link|Midori Wakakura|ja|3=若桑みどり}} sebagai "pose berliku",{{efn|{{nihongo3|"serpentinepose postureberliku"|蛇体姿勢|jatai shisei}}}} di mana tubuh subjek dipelintir secara tidak alami dengan posisi menghadap ke belakang. Sejarawan seni {{Interlanguage link|Motoaki Kōno|ja|3=河野元昭}} berpendapat bahwa pose ini berakar pada tarian tradisional {{transl|ja|[[buyō]]}}; {{Interlanguage link|Haruo Suwa|ja|3=諏訪春雄}} berpendapat bahwa pose tersebut merupakan kebebasan artistik yang diambil oleh seniman ukiyo-e, sehingga pose yang tampaknya santai justru mencapai batas fisik yang tidak alami atau tidak mungkin. Pose ini tetap dipertahankan bahkan ketika teknik perspektif realistis diterapkan pada bagian lain dari komposisi.{{sfn|Suwa|1998|pp=101–106}}
 
=== Tema dan Genre ===
Baris 248:
Utagawa Yoshitora (1860) English Couple (crop).jpg|''English Couple (Pasangan Inggris)''{{pb}}{{transl|ja|[[Yokohama-e]]}} karya [[Utagawa Yoshitora]], 1860
</gallery>
 
 
 
==Produksi==
Baris 271 ⟶ 269:
Pembuatan cetakan ukiyo-e melibatkan kerja sama antar pengrajin dari berbagai lokakarya, di mana sangat jarang seorang desainer mengerjakan pemotongan balok kayu sendiri.{{sfn|Faulkner|Robinson|1999|p=27}}{{sfn|Penkoff|1964|p=21}} Proses produksi ini melibatkan empat peran utama: penerbit, yang bertanggung jawab memesan, mempromosikan, dan mendistribusikan cetakan; seniman, yang merancang desain; pemahat kayu, yang mempersiapkan balok cetak; dan pencetak, yang mencetak desain tersebut pada kertas.{{sfn|Salter|2001|p=11}} Biasanya hanya nama seniman dan penerbit yang tercantum pada cetakan yang sudah jadi.{{sfn|Salter|2001|p=61}}
 
Cetakan ukiyo-e dicetak secara manual menggunakan [[Washi|kertas buatan tangan]]{{sfn|Michener|1959|p=11}} alih-alih mesin cetak seperti yang digunakan di Barat.{{sfn|Penkoff|1964|p=1}} Prosesnya dimulai dengan seniman yang menggambar desain pada kertas tipis dengan tinta,{{sfn|Salter|2001|p=64}} kemudian kertas tersebut ditempelkan pada balok kayu ceri{{efn|TraditionalBalok-balok Japanesekayu woodblocksJepang weretradisional cutdipotong alongsepanjang thebulir. grain,Dalam askedua opposedmetode to the blocks of Western [[wood engraving]]tersebut, whichdimensi werebalok cutkayu acrossdibatasi theoleh grain. In both methods, the dimensions of the woodblock was limited by the girth of theketebalan treepohon.{{sfn|Statler|1959|pp=34–35}} InPada theabad 20th centuryke-20, [[plywoodkayu lapis]] becamemenjadi thebahan materialpilihan ofuntuk choicepara forpengukir Japanesekayu woodcarversJepang, askarena itlebih is cheapermurah, easierlebih tomudah carveuntuk diukir, anddan memiliki lessukuran limitedyang intak sizeterbatas.{{sfnm|1a1=Statler|1y=1959|1pp=34–35|2a1=Salter|2y=2001|1p=64}}}} dan digosok dengan minyak hingga lapisan atas kertas bisa dihapus, menyisakan lapisan tembus pandang sebagai panduan bagi pemahat kayu. Pemahat lalu memotong bagian yang bukan area hitam, meninggalkan area yang akan dicetak dengan tinta.{{sfn|Faulkner|Robinson|1999|p=27}} Proses ini biasanya menghancurkan gambar asli.{{sfn|Salter|2001|p=64}}
 
Pada saat pencetakan, balok cetak diletakkan menghadap ke atas agar pencetak dapat mengontrol tekanan guna menghasilkan efek yang bervariasi dan mengawasi bagaimana tinta {{transl|ja|sumi}} berbasis air diserap oleh kertas.{{sfn|Penkoff|1964|p=1}}{{sfn|Bell|2004|p=225}} Selain itu, efek khusus sering ditambahkan, seperti efek [[Kertas timbul|timbul]], yang dilakukan dengan menekan balok kayu tanpa tinta untuk menciptakan tekstur—misalnya pola kain atau jaring ikan.{{sfn|Bell|2004|p=246}} Efek lainnya mencakup ''burnishing''{{sfn|Bell|2004|p=247}} (menggosok kertas dengan [[agate|batu akik]] untuk mencerahkan warna),{{sfn|Frédéric|2002|p=884}} [[pernis]], [[overprinting|teknik cetak tumpang]], taburan logam atau [[mika]], dan semprotan untuk meniru efek salju.{{sfn|Bell|2004|p=247}}
Baris 298 ⟶ 296:
 
Awalnya, seniman ''ukiyo-e'' menggunakan [[Pencelupan alami|pewarna alami]] yang berasal dari mineral dan bahan nabati, yang memberikan kualitas warna transparan dan memungkinkan pencampuran [[Warna primer|warna]] pigmen merah, biru, dan kuning.{{sfn|Harris|2011|p=26}} Pada abad ke-18, [[biru Prusia]] mulai populer, terutama dalam cetakan lanskap karya seniman terkenal seperti Hokusai dan Hiroshige.{{sfn|Harris|2011|p=26}} Selain itu, teknik {{transl|ja|[[bokashi (printing)|bokashi]]}}, yang memungkinkan gradasi warna atau pencampuran, menjadi salah satu teknik favorit dalam menciptakan efek visual yang halus.{{sfn|Harris|2011|p=31}} Pada 1864, pewarna sintetis [[Anilin|aniline]] mulai diperkenalkan dari Barat, menawarkan pilihan warna yang lebih tajam dan cerah dibandingkan pigmen tradisional. Penggunaan pewarna sintetis ini didukung oleh [[Pemerintahan Meiji Jepang|pemerintah Meiji]] sebagai bagian dari kebijakan Westernisasi.{{sfn|Bell|2004|p=234}}
 
 
 
== Kritik dan Historiografi ==
 
Dokumen kontemporer yang mengupas seniman ukiyo-e tergolong langka. Salah satu sumber utama adalah {{transl|ja|[[Ukiyo-e Ruikō]]}} (''"Berbagai Pemikiran tentang Ukiyo-e"''), yaitu kumpulan komentar dan biografi tentang seniman ukiyo-e. Versi pertama karya ini disusun oleh [[Ōta Nanpo]] sekitar tahun 1790, namun tidak dicetak pada zaman Edo dan hanya beredar dalam bentuk salinan tangan yang mengalami banyak revisi dan tambahan.{{sfn|Takeuchi|2004|pp=118, 120}} Hingga saat ini, terdapat lebih dari 120 variasi ''Ukiyo-e Ruikō'' yang telah diidentifikasi.{{sfn|Tanaka|1999|p=190}}
 
Sebelum Perang Dunia II, pandangan dominan tentang ukiyo-e lebih memusatkan pada pentingnya cetakan, dengan menetapkan Moronobu sebagai pendiri genre ukiyo-e. Setelah perang, perhatian beralih pada lukisan ukiyo-e dan hubungannya dengan tradisi lukisan {{transl|ja|Yamato-e}} dari abad ke-17. Dalam pandangan ini, Matabei dianggap sebagai pendiri ukiyo-e, pandangan yang lebih diterima di Jepang. Pemikiran ini sebenarnya telah menyebar di kalangan peneliti Jepang pada 1930-an, namun tertahan oleh pemerintahan militer Jepang yang saat itu ingin menekankan perbedaan antara cetakan ukiyo-e yang dikaitkan dengan kelas pedagang dan lukisan gulir {{transl|ja|Yamato-e}} yang diasosiasikan dengan istana.{{sfn|Kita|2011|pp=149, 154–155}}
 
[[File:Fenollosa.jpg|thumb|upright|Sarjana seni Jepang asal Amerika Serikat, [[Ernest Fenollosa]], adalah orang pertama yang menyusun sejarah kritis ukiyo-e secara komprehensif.]]
 
Kajian kritis dan historiografi ukiyo-e pertama yang komprehensif berasal dari Barat. [[Ernest Fenollosa]], seorang profesor di [[University of Tokyo|Universitas Kekaisaran Tokyo]] sejak 1878 dan Komisaris Seni Rupa untuk pemerintah Jepang dari 1886, menulis ''Masters of {{not a typo|Ukioye}}'' pada tahun 1896. Buku ini menjadi dasar penulisan sejarah ukiyo-e yang menguraikan perkembangan genre tersebut berdasarkan periode, dimulai dari Matabei hingga periode keemasan akhir abad ke-18 dan menurun dengan munculnya Utamaro. Fenollosa juga mencatat kebangkitan ukiyo-e dengan karya Hokusai dan Hiroshige pada 1830-an.{{sfn|Bell|2004|pp=3–5}} [[Laurence Binyon]], seorang kurator di British Museum, menulis ''Painting in the Far East'' pada 1908, melanjutkan pendekatan Fenollosa dan menambahkan Utamaro dan Sharaku sebagai maestro ukiyo-e. Pada 1915, [[Arthur Davison Ficke]] memperluas kajian sebelumnya dalam ''Chats on Japanese Prints'', sebuah karya komprehensif tentang seni cetak ukiyo-e.{{sfn|Bell|2004|pp=8–10}} Pada 1954, ''The Floating World'' karya [[James&nbsp;A. Michener]] mmenawarkan pendekatan kronologis tanpa klasifikasi periode, menganggap seniman-seniman awal bukan sebagai "primitif" tetapi sebagai maestro yang berbasis pada tradisi lukisan sebelumnya.{{sfn|Bell|2004|p=12}} Michener dan [[Richard Douglas Lane|Richard Lane]] berpendapat bahwa ukiyo-e dimulai dengan Moronobu, bukan dengan Matabei.{{sfn|Bell|2004|p=20}} Dalam karyanya ''Masters of the Japanese Print'' (1962), Lane tetap menggunakan pembagian periode dan memasukkan ukiyo-e dalam silsilah seni Jepang. Lane juga mengakui Yoshitoshi dan Kiyochika sebagai maestro dari periode akhir ukiyo-e.{{sfn|Bell|2004|pp=13–14}}
 
Karya''Traditional Woodblock Prints of Japan'' (1964) karya {{Interlanguage link|Seiichirō Takahashi|ja|3=高橋誠一郎}} mengklasifikasikan seniman ukiyo-e dalam tiga periode: periode awal yang mencakup Harunobu, periode keemasan dengan Kiyonaga, Utamaro, dan Sharaku, serta periode kemunduran yang terjadi setelah [[Hukum kemewahan|undang-undang ketat]] 1790-an yang membatasi tema karya seni. Buku ini juga memperkenalkan lebih banyak seniman dari periode terakhir dibandingkan karya sebelumnya,{{sfn|Bell|2004|pp=14–15}} dan melihat lukisan ukiyo-e sebagai kebangkitan kembali lukisan {{transl|ja|Yamato-e}}.{{sfn|Kita|2011|p=155}} {{Interlanguage link|Tadashi Kobayashi|ja|3=小林忠}} menyempurnakan analisis Takahashi yang mencatat kemunduran ukiyo-e bertepatan dengan melemahnya kekuasaan shogun yang menerapkan hukum ketat untuk menjaga stabilitas kekuasaan, dan berakhir dengan Restorasi Meiji pada 1868.{{sfn|Bell|2004|pp=15–16}}
 
Penelitian ukiyo-e sering terfokus pada katalogisasi seniman, yang dianggap kurang inovatif dibandingkan analisis seni lainnya. Katalog-katalog ini biasanya hanya menyoroti seniman yang dianggap jenius, dan penelitian orisinal terhadap seniman yang kurang terkenal jarang dilakukan.{{sfn|Hockley|2003|pp=13–14}} Meski aspek komersial ukiyo-e diakui, apresiasi terhadap seniman-seniman ini sering kali lebih didasari oleh preferensi estetika penikmat seni modern daripada kesuksesan mereka di masanya.{{sfn|Hockley|2003|pp=5–6}}
 
Pengakuan dalam kanon ukiyo-e mengalami perubahan pesat. Utamaro, yang awalnya dianggap sebagai simbol dekadensi oleh Fenollosa dan lainnya, kini diterima sebagai salah satu maestro besar ukiyo-e. Seniman abad ke-19 seperti Yoshitoshi pada awalnya diabaikan, namun akhirnya memperoleh perhatian akademis pada akhir abad ke-20.{{sfn|Bell|2004|pp=17–18}} Kajian terhadap seniman akhir seperti Kunisada dan Kuniyoshi telah menghidupkan kembali apresiasi terhadap mereka. Penelitian terkini lebih berfokus pada kondisi sosial di balik seni ukiyo-e tanpa mempersoalkan penilaian kemunduran yang seringkali dilekatkan pada periode ini.{{sfn|Bell|2004|pp=19–20}}
 
Novelis asal Jepang [[Jun'ichirō Tanizaki]] mengkritik pandangan Barat yang merasa telah "menemukan" ukiyo-e sebagai bentuk seni tinggi. Baginya, ukiyo-e adalah seni Jepang yang dapat dinikmati semua kalangan, namun nilai-nilai moral Konfusianisme kala itu membuat masyarakat Jepang enggan membicarakannya secara terbuka, sementara bangsa Barat dengan antusias memamerkan "penemuan" mereka.{{sfn|Yoshimoto|2003|p=65–66}}
 
[[File:Tagosaku to Mokube no Tokyo Kenbutsu.jpg|thumb|left|alt=Black-and-white comic strip in Japanese|Sejarah [[manga]] sering kali menelusuri leluhurnya pada ''[[Hokusai Manga]]''.{{pb}}[[Rakuten Kitazawa]], {{transl|ja|Tagosaku to Mokube no Tōkyō Kenbutsu}},{{efn|{{nihongo3|''Tagosaku and Mokube Sightseeing in Tokyo''|田吾作と杢兵衛の東京見物|Tagosaku to Mokube no Tokyo Kenbutsu}}}} 1902]]
 
Pada awal abad ke-20, sejarawan [[manga]]—komik dan kartun Jepang—menciptakan narasi yang menghubungkan manga modern dengan seni Jepang pra-abad ke-20. Secara khusus, ''Hokusai Manga'' dianggap sebagai pendahulu, meskipun buku ini bukan komik naratif dan istilah "manga" bukan berasal dari Hokusai.{{sfn|Stewart|2014|pp=28–29}} Dalam bahasa Inggris dan bahasa lain, "manga" merujuk pada komik Jepang,{{sfn|Stewart|2014|p=30}} sementara dalam bahasa Jepang istilah ini mencakup berbagai bentuk komik, kartun, dan karikatur.{{sfn|Johnson-Woods|2010|p=336}} {{sfn|Morita|2010|p=33}}
 
 
==Koleksi dan Pelestarian==
 
Pada zaman kelas penguasa di Jepang, rumah-rumah kelas sosial yang rendah memiliki ruang yang terbatas, sehingga lukisan-lukisan ukiyo-e ukuran kecil menjadi sangat ideal untuk dihiasi di rumah-rumah tersebut.{{sfn|Bell|2004|pp=140, 175}} Belum banyak catatan tentang pembeli lukisan ukiyo-e yang masih ada, namun lukisan-lukisan tersebut dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada lukisan cetak, dan kemungkinan besar dibeli oleh orang-orang kaya seperti pedagang dan kelas samurai.{{sfn|Bell|2004|p=137}} Lukisan-lukisan ukiyo-e yang masih ada kebanyakan berasal dari zaman akhir, karena diproduksi dalam jumlah paling banyak pada abad ke-19. Semakin tua sebuah lukisan, semakin kecil peluangnya untuk bertahan lebih lama.{{sfn|Kita|2011|p=149}} Ukiyo-e sangat terkait dengan kota Edo, dan para pengunjung sering kali membeli {{transl|ja|azuma-e}}{{efn|{{nihongo3|"gambar-gambar ibukota Timur"|東絵|azuma-e}}}} sebagai kenang-kenangan. Toko-toko yang menjual {{transl|ja|azuma-e}} mungkin hanya menawarkan kipas genggam atau banyak pilihan lainnya.{{sfn|Marks|2012|p=10}}
 
Pasar cetak ukiyo-e memiliki beragam pelanggan dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pekerja harian hingga pedagang kaya.{{sfn|Bell|2004|p=140}} Namun, informasi yang konkret tentang produksi dan konsumsi ukiyo-e sangat sedikit. Tidak ada catatan yang terkait dengan ukiyo-e yang masih ada atau mungkin tidak pernah ada. Sulit untuk menentukan demografi konsumsi ''ukiyo-e'' karena harus menggunakan metode tidak langsung.{{sfn|Hockley|2003|pp=7–8}}
 
Menentukan harga cetakan juga sulit bagi para ahli karena sedikit catatan angka yang pasti dan variasi dalam kualitas produksi, ukuran,{{sfn|Kobayashi|Ōkubo|1994|p=216}} penawaran dan permintaan,{{sfn|Ōkubo|2013|p=31}} serta metode yang berubah seiring waktu.{{sfn|Ōkubo|2013|p=32}} Pada abad ke-19, terdapat catatan bahwa harga cetakan mulai dari 16 {{transl|ja|[[mon Jepang (mata uang)|mon]]}}{{sfn|Ōkubo|2008|pp=151–153}} hingga 100 {{transl|ja|mon}} untuk edisi mewah.{{sfn|Kobayashi|Ōkubo|1994|p=217}} Namun, harga yang dianggap mahal sulit ditentukan karena kondisi sosial dan ekonomi yang selalu berubah.{{sfn|Kobayashi|Ōkubo|1994|pp=216–217}} Sebagai perbandingan, semangkuk mie [[soba]] di awal abad ke-19 biasanya dijual dengan harga 16 {{transl|ja|mon}}.{{sfnm|1a1=Kobayashi|1a2=Ōkubo|1y=1994|1p=217|2a1=Bell|2y=2004|2p=174}}
{{Clear}}
 
[[File:Ichiyōsai Yoshitaki pre-fade post-fade.jpg|thumb|alt=Colour print illustration of a Japanese woman crouching. The image combines two photos of the same image. The right side of the photo is faded.|Cetakan Ukiyo-e peka terhadap cahaya. Bagian kiri menunjukkan cetakan ini pada tahun 1989, bagian kanan menunjukkan cetakan yang sama setelah dipamerkan sampai tahun 2001.{{pb}}[[Utagawa Yoshitaki]], abad ke-19]]
 
Pewarna yang digunakan dalam cetakan dapat memudar bahkan pada tingkat cahaya rendah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga tampilannya dalam jangka panjang. Kertas yang digunakan juga sensitif terhadap bahan [[acid|asam]], jadi penting untuk menyimpan cetakan dalam kotak penyimpanan yang memiliki pH netral atau [[Alkalinitas|basa]]. Cetakan juga perlu diperiksa secara teratur untuk mengetahui masalah yang memerlukan perawatan dan disimpan pada [[Kelembapan relatif|kelembaban relatif]] atau kurang untuk mencegah perubahan warna akibat jamur.{{sfn|Fiorillo|1999–2001}}
 
Selain itu, perubahan musiman dalam kelembapan juga dapat merusak kertas dan pigmen dalam lukisan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan dudukan yang fleksibel agar kertas tidak robek. Pada zaman Edo, lembaran kertas dipasang pada kertas berserat panjang dan disimpan dalam keadaan tergulung di dalam kotak [[Paulownia tomentosa|kayu paulownia]] polos yang diletakkan dalam kotak kayu berlapis pernis lainnya.{{sfn|Fleming|1985|p=61}} Dalam pengaturan museum, penting untuk membatasi waktu pajangan dan berhati-hati saat membuka dan menggulung ulang cetakan, karena dapat menyebabkan kerusakan pada kertas.{{sfn|Fleming|1985|p=75}} Kelembapan tempat penyimpanan gulungan juga perlu dijaga agar tidak terlalu kering yang dapat membuat cetakan menjadi rapuh.{{sfn|Toishi|1979|p=25}}
 
Cetakan ''ukiyo-e'' memiliki variasi kondisi, kelangkaan, biaya, dan kualitas Mereka mungkin memiliki cacat seperti noda, [[foxing|''foxing'']], lubang cacing, sobekan, lipatan, atau tanda anjing, dan warnanya mungkin pudar atau telah diperbaiki. Pengukir juga mungkin telah mengubah warna atau komposisi cetakan. Jika dipotong, kertas mungkin terpotong di dalam margin.{{sfn|Harris|2011|p=180, 183–184}} Nilai cetakan tergantung pada reputasi seniman, kondisi cetakan, kelangkaan, dan apakah cetakan tersebut asli. Cetakan yang dibuat kemudian, meskipun berkualitas tinggi, tidak akan memiliki harga yang sebanding dengan cetakan asli.{{sfn|Fiorillo|2001–2002a}} Oleh karena itu, mengumpulkan cetakan ''ukiyo-e'' melibatkan pertimbangan yang berbeda dengan mengumpulkan lukisan.
 
Cetakan Ukiyo-e sering mengalami perubahan dalam beberapa edisi, termasuk yang dibuat dari balok kayu yang dipotong ulang. Edisi yang dibuat dari balok kayu yang dipotong ulang juga beredar, seperti reproduksi resmi, serta tidak asli dan tiruan lainnya.{{sfn|Fiorillo|1999–2005}} Takamizawa Enji (1870–1927), seorang produsen reproduksi ''ukiyo-e'', mengembangkan metode pemotongan ulang blok kayu untuk mencetak warna baru pada gambar asli yang sudah pudar. Ia juga menggunakan abu tembakau agar tinta baru terlihat lebih tua. Cetakan baru ini dijual sebagai cetakan asli,{{sfn|Merritt|1990|p=36}} dan beberapa kolektor seperti arsitek Amerika Serikat, [[Frank Lloyd Wright]], tertipu dan membawa 1.500 cetakan Takamizawa dari Jepang ke Amerika Serikat. Beberapa cetakan tersebut telah dijual sebelum kebenarannya diketahui.{{sfn|Fiorillo|2001–2002b}}
 
Seniman ''ukiyo-e'' terkenal dalam seni Jepang dengan gaya unik, di mana nama keluarga diletakkan di depan nama pribadi. Para seniman terkenal seperti Utamaro dan Hokusai terkenal hanya dengan nama mereka.{{sfn|Lane|1962|p=313}} Cetakan ''ukiyo-e'' biasanya dikenal dengan nama-nama [[Cetak balok kayu di Jepang#Ukuran cetakan|ukuran standar]], seperti {{transl|ja|aiban}} {{convert|34.5|x|22.5|cm|in|adj=on}}, {{transl|ja|chūban}} {{convert|22.5|x|19|cm|in|adj=on}}, dan {{transl|ja|ōban}} {{convert|38|x|23|cm|in|adj=on}} dengan ukuran yang bervariasi.{{sfn|Harris|2011|p=31}}{{sfn|Faulkner|Robinson|1999|p=40}}
{{Clear}}
 
[[File:Japan Ukiyoe Museum.JPG|thumb|left|alt=Photograph of a modernistic building|[[Museum Ukiyo-e Jepang]]]]
 
Banyak koleksi ''ukiyo-e'' berkualitas tinggi terbesar ada di luar Jepang,{{sfn|Merritt|1990|p=13}} seperti koleksi di [[Bibliothèque nationale de France|Perpustakaan Nasional Prancis]] pada paruh pertama abad ke-19 dan [[British Museum]] yang memulai koleksinya pada tahun 1860{{sfn|Bell|2004|p=38}} hingga memiliki lebih dari 70.000 cetakan.{{sfn|Merritt|1990|pp=13–14}} Koleksi ukiyo-e terbesar, dengan lebih dari 100.000 cetakan, dapat ditemukan di [[Museum Seni Rupa, Boston]],{{sfn|Merritt|1990|p=13}} yang dimulai dengan sumbangan koleksi Ernest Fenollosa pada tahun 1912.{{sfn|Bell|2004|p=39}} Pameran pertama untuk cetakan ukiyo-e di Jepang diadakan oleh [[Kōjirō Matsukata]] pada tahun 1925, yang menarik koleksi cetakan dari Paris selama Perang Dunia I dan menyumbangkannya ke [[Museum Nasional Seni Modern, Tokyo]].{{sfn|Checkland|2004|p=107}} Di Jepang sendiri, koleksi ukiyo-e terbesar dengan 100.000 cetakan bisa ditemukan di [[Museum Ukiyo-e Jepang]] di [[Matsumoto, Nagano|kota Matsumoto]].{{sfn|Garson|2001|p=14}}
 
{{Clear}}
 
 
Baris 311 ⟶ 362:
===Jurnal akademik===
{{Refbegin|colwidth=40em}}
* {{cite journal|title = A Pigment Census of Ukiyo-E Paintings in the Freer Gallery of Art|first = Elisabeth West|last = Fitzhugh <!-- [http://www.bcin.ca/Interface/bcin.cgi?Search=Search&Browse=browse&Authorindex=FITZHUGH%2C%20ELISABETH%20WEST&Language=] lists "Fitzhugh, Elisabeth West" rather than "West Fitzhugh, Elisabeth". I hope this is correct -->|journal = Ars Orientalis|volume = 11|year = 1979|pages = 27–38|publisher = Freer Gallery of Art, The Smithsonian Institution and Department of the History of Art, University of Michigan|jstor = 4629295|ref=harv}}
* {{cite journal|last= Fleming|first = Stuart|title= Ukiyo-e Painting: An Art Tradition under Stress|journal = Archaeology|volume= 38|issue = 6|date= November–December 1985|pages= 60–61, 75|publisher = [[Archaeological Institute of America]]|jstor = 41730275|ref=harv}}
* {{cite journal
|last = Hickman
Baris 323 ⟶ 374:
|publisher = [[Museum of Fine Arts, Boston]]
|jstor = 4171617
|ref = harv
}}
* {{cite journal
Baris 336 ⟶ 388:
|jstor = 1512790
|s2cid = 193121981
|ref = harv
}}
* {{cite journal
Baris 348 ⟶ 401:
|publisher = [[Cleveland Museum of Art]]
|jstor = 25159874
|ref = harv
}}
* {{cite journal
Baris 360 ⟶ 414:
|publisher = [[Archaeological Institute of America]]
|jstor = 41731745
|ref = harv
}}
* {{cite journal
Baris 373 ⟶ 428:
|doi = 10.2307/1483579
|jstor = 1483579
|ref = harv
}}
* {{cite journal
Baris 385 ⟶ 441:
|publisher = [[Philadelphia Museum of Art]]
|jstor = 3795440
|ref = harv
}}
* {{cite journal
Baris 396 ⟶ 453:
|publisher = Freer Gallery of Art, The Smithsonian Institution and Department of the History of Art, University of Michigan
|jstor = 4629294
|ref = harv
}}
* {{cite journal
Baris 409 ⟶ 467:
|jstor = 312343
|doi = 10.1017/s0026749x00016371|s2cid = 145105044
|ref = harv
}}
* {{cite journal
Baris 421 ⟶ 480:
|publisher = [[Cleveland Museum of Art]]
|jstor = 25152585
|ref = harv
}}
* {{cite journal
Baris 437 ⟶ 497:
|doi = 10.2307/1503900
|jstor = 1503900
|ref = harv
}}
{{Refend}}
 
===BooksBuku===
{{Refbegin|colwidth=40em}}
* {{cite book
Baris 455 ⟶ 516:
|publisher = [[University of Hawaii Press]]
|isbn = 978-0-8248-2018-3
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 463 ⟶ 525:
|publisher = [[Global Oriental]]
|isbn = 978-1-901903-41-6
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 472 ⟶ 535:
|publisher = Getty Publications
|isbn = 978-0-89236-510-4
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 482 ⟶ 546:
|publisher = [[Random House]]
|isbn = 978-0-307-43227-8
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 495 ⟶ 560:
|publisher = [[Chazen Museum of Art]]
|isbn = 978-0-932900-64-7
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 504 ⟶ 570:
|publisher = [[Cengage Learning]]
|isbn = 978-0-534-64114-6
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 513 ⟶ 580:
|publisher = [[Routledge]]
|isbn = 978-0-203-22183-9
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 525 ⟶ 593:
|publisher = [[Kodansha International]]
|isbn = 978-4-7700-2387-2
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 535 ⟶ 604:
|publisher = [[Harvard University Press]]
|isbn = 978-0-674-01753-5
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 544 ⟶ 614:
|publisher = [[Alfred Music]]
|isbn = 978-1-4574-0504-4
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 555 ⟶ 626:
|publisher = [[Psychology Press]]
|isbn = 978-3-7186-5687-5
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 564 ⟶ 636:
|publisher = [[Tuttle Publishing]]
|isbn = 978-4-8053-1098-4
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 574 ⟶ 647:
|publisher = [[Tuttle Publishing]]
|isbn = 978-0-8048-3464-3
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 584 ⟶ 658:
|publisher = [[Phaidon Press]]
|oclc = 1439680
|ref = harv
}}{{ISBN?}}
}}
* {{cite book
|last = Hockley
Baris 593 ⟶ 668:
|publisher = [[University of Washington Press]]
|isbn = 978-0-295-98301-1
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 604 ⟶ 680:
|publisher = [[Laurence King Publishing]]
|isbn = 978-1-85669-451-3
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 613 ⟶ 690:
|publisher = Biblo & Tannen Publishers
|isbn = 978-0-8196-0282-4
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 625 ⟶ 703:
|publisher = [[Kodansha International]]
|isbn = 978-0-87011-787-9
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 634 ⟶ 713:
|oclc = 1009573
|url = http://resources.metmuseum.org/resources/metpublications/pdf/The_Great_Wave_The_Influence_of_Japanese_Woodcuts_on_French_Prints.pdf
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 643 ⟶ 723:
|publisher = Continuum International Publishing Group
|isbn = 978-0-8264-2938-4
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 654 ⟶ 735:
|publisher = [[Manchester University Press]]
|isbn = 978-0-7190-4467-0
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 664 ⟶ 746:
|publisher = [[Crown Publishing Group|Crown Publishers]]
|oclc = 21250
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 671 ⟶ 754:
|url = https://books.google.com/books?id=cY0DAi1-GP4C
|year = 2010
|publisher = [[Peter Lang (publisherpenerbit)|Peter Lang]]
|isbn = 978-3-0343-0317-0
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 682 ⟶ 766:
|publisher = [[University of Hawaii Press]]
|isbn = 978-0-8248-1826-5
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 697 ⟶ 782:
|pages = 149–162
|chapter = Japanese Prints
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 709 ⟶ 795:
|language = ja
|isbn = 978-4-7843-0150-8
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 718 ⟶ 805:
|publisher = [[Kodansha International]]
|isbn = 978-4-7700-2182-3
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 726 ⟶ 814:
|isbn =
|year = 1962
|publisher = [[Doubleday (publisherpenerbit)|Doubleday]]
|oclc = 185540172
|ref = harv
}}{{ISBN?}}
}}
* {{cite book
|last1 = Lewis
Baris 739 ⟶ 828:
|publisher = [[Cengage Learning]]
|isbn = 978-0-534-64103-0
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 750 ⟶ 840:
|publisher = Ōtsuka Kōgeisha
|oclc = 423972712
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 760 ⟶ 851:
|publisher = [[Oxford University Press]]
|isbn = 978-0-19-972965-4
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 769 ⟶ 861:
|publisher = Tuttle Publishing
|isbn = 978-1-4629-0599-7
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 778 ⟶ 871:
|publisher = [[Weatherhill]]
|isbn = 978-0-8348-0209-4
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 787 ⟶ 881:
|publisher = [[University of Hawaii Press]]
|isbn = 978-0-8248-1200-3
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 797 ⟶ 892:
|publisher = [[University of Hawaii Press]]
|isbn = 978-0-8248-0873-0
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 806 ⟶ 902:
|publisher = [[Tuttle Publishing|Charles E. Tuttle Company]]
|oclc = 187406340
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 820 ⟶ 917:
|year = 2010
|isbn = 978-4-905187-03-5
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 829 ⟶ 927:
|publisher = [[Tuttle Publishing|Charles E. Tuttle Company]]
|isbn = 9780804800426
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 839 ⟶ 938:
|language = ja
|isbn = 978-4-13-083071-3
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 852 ⟶ 952:
|publisher = Studio Editions
|isbn = 978-1-85170-620-4
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 861 ⟶ 962:
|publisher = [[Kodansha International]]
|isbn = 978-4-7700-2978-2
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 871 ⟶ 973:
|language = ja
|isbn = 978-4-00-431163-8
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 881 ⟶ 984:
|language = ja
|isbn = 978-4-642-07915-0
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 890 ⟶ 994:
|url = http://dmr.bsu.edu/utils/getfile/collection/BSMngrph/id/11/filename/2.pdf
|oclc = 681751700
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 896 ⟶ 1.001:
|title = Japanese Woodblock Prints
|year = 1978
|publisher = Antik & Auktion}}
|ref = harv
}}
* {{cite book
|last = Salter
Baris 905 ⟶ 1.012:
|publisher = [[University of Hawaii Press]]
|isbn = 978-0-8248-2553-9
|ref = harv
}}
* {{cite book
Baris 914 ⟶ 1.022:
|publisher = [[University of Hawaii Press]]
|isbn = 978-0-8248-3083-0
|ref = harv
}}
* {{cite book|last= Screech|first= Timon|author-link = Timon Screech|title= Sex and the Floating World: Erotic Images in Japan, 1700–1820|url= https://books.google.com/books?id=RFxXR0QKywYC|year= 1999|publisher = Reaktion Books|isbn= 978-1-86189-030-6|ref=harv}}
* {{cite book|last= Seton|first = Alistair|title = Collecting Japanese Antiques|url= https://books.google.com/books?id=c4vyQwAACAAJ|year= 2010|publisher = [[Tuttle Publishing]]|isbn= 978-4-8053-1122-6|ref=harv}}
* {{cite book|last= Sims|first= Richard|title = French Policy Towards the Bakufu and Meiji Japan 1854–95|url = https://books.google.com/books?id=NSCOMbxs2ssC|year = 1998|publisher = Psychology Press|isbn= 978-1-873410-61-5|ref=harv}}
* {{cite book|last= Statler|first= Oliver|title = Modern Japanese Prints: An Art Reborn|year = 1959|publisher = [[Tuttle Publishing|Charles E. Tuttle Company]]|ref=harv}}
* {{cite book|last= Stewart|first= Basil|author-link = Basil Stewart|title= A Guide to Japanese Prints and Their Subject Matter|url=https://books.google.com/books?id=V1GT9NI8oFcC|year= 1922|publisher = Courier Corporation|isbn= 978-0-486-23809-8|ref=harv}}
* {{cite book|last= Stewart|first= Ronald|chapter= Manga as Schism: Kitazawa Rakuten's Resistance to "Old-Fashioned" Japan|title= Manga's Cultural Crossroads|editor1-last = Berndt|editor1-first = Jaqueline|editor2-last = Kümmerling-Meibauer|editor2-first = Bettina|chapter-url=https://books.google.com/books?id=GdwJAgAAQBAJ&pg=PA27|year= 2014|publisher = Routledge|isbn= 978-1-134-10283-9|pages = 27–49|ref=harv}}
* {{cite book|last= Sullivan|first= Michael|title= The Meeting of Eastern and Western Art|url = https://archive.org/details/bub_gb_PMFwC1gP0BkC|year= 1989|publisher = [[University of California Press]]|isbn= 978-0-520-05902-3|ref=harv}}
* {{cite book|last= Suwa|first = Haruo|script-title=ja:日本人と遠近法|trans-title = The Japanese and Graphical Perspective|year = 1998|publisher= [[Chikuma Shobō]]|language= ja|isbn = 978-4-480-05768-6|ref=harv}}
* {{cite book|last = Takeuchi|first = Melinda|author-link = Melinda Takeuchi|title= The Artist as Professional in Japan|url=https://books.google.com/books?id=UNdm2YstVrEC|year= 2004|publisher = [[Stanford University Press]]|isbn= 978-0-8047-4355-6|ref=harv}}
* {{cite book|last= Webber|first= Pauline|chapter= The care of Japanese prints|title= The Hotei encyclopedia of Japanese woodblock prints|editor-last=Newland|editor-first = Amy Reigle|year= 2005|publisher= Hotei Publishing|isbn = 90-74822-65-7|pages= 351–370|ref=harv}}
* {{cite book|last= Winegrad|first = Dilys Pegler|title= Dramatic Impressions: Japanese Theatre Prints from the Gilbert Luber Collection|url=https://books.google.com/books?id=Ng78EuTmpXUC|year= 2007|publisher = [[University of Pennsylvania Press]]|isbn= 978-0-8122-1985-2|ref=harv}}
* {{cite book|last= Yashiro|first= Yukio|title= 2000 Years of Japanese Art|url = https://books.google.com/books?id=yqkQAQAAMAAJ|year= 1958|publisher=[[Abrams Books|H. N. Abrams]]|oclc= 1303930|ref=harv}}
* {{cite book|last= Yoshimoto|first= Mitsuhiro|chapter= Reexamining the East and the West: Tanizaki Jun'ichiro, 'Orientalism', and Popular Culture|pages= 53–75|editor-last = Lau|editor-first = Jenny Kwok Wah|title= Multiple Modernities: Cinemas and Popular Media in Transcultural East Asia|chapter-url= https://books.google.com/books?id=YmiI7MjnqjYC&pg=PA65|year = 2003|publisher = [[Temple University Press]]|isbn = 978-1-56639-986-9|ref=harv}}
{{Refend}}
 
===Web===
{{Refbegin|colwidth=40em}}
* {{cite web |author = AFP–Jiji staff |title = Utamaro woodblock print fetches world-record €745,000 in Paris |url=http://www.japantimes.co.jp/news/2016/06/23/national/18th-century-utamaro-woodblock-print-fetches-world-record-e745000-paris/#.WEZ_8jcSjNM |work= [[Agence France-Presse|AFP]]–[[Jiji Press]] |date = 2016-06-23 |access-date = 2016-12-06 |archive-url = https://web.archive.org/web/20160624142226/http://www.japantimes.co.jp/news/2016/06/23/national/18th-century-utamaro-woodblock-print-fetches-world-record-e745000-paris/ |archive-date = 24 June 2016 |url-status = dead|ref=harv}}
* {{cite web|last= Fiorillo|first= John|title= Kindai Hanga|work= Viewing Japanese Prints<!-- formerly hosted by Berkeley at http://spectacle.berkeley.edu/~fiorillo/ -->|url= http://viewingjapaneseprints.net/texts/kindai_hanga/intro_kindai.html|access-date = 2013-12-07|ref= {{SfnRef|Fiorillo|1999}} }}
* {{cite web|last = Fiorillo|first= John|title= FAQ: Care and Repair of Japanese Prints|work= Viewing Japanese Prints|url=http://www.viewingjapaneseprints.net/texts/topics_faq/faq_care_and_repair.html|access-date = 2013-12-17|ref= {{SfnRef|Fiorillo|1999–2001}} }}