Kampung Tugu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diluar +di luar)
Humboldt (bicara | kontrib)
koordinat
 
(20 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Coord|6|7|33|S|106|55|19|E|display=title}}
'''Kampung Tugu''' adalah wilayah di pinggir [[Batavia]] yang diperuntukan oleh pemerintah Hindia Belanda bagi para [[Mardijkers]] yang telah dibebaskan dari tawanan perang. Saat ini daerah Kampung Tugu termasuk dalam wilayah Kecamatan [[Koja, Jakarta Utara]].
 
[[File:Mardijker detail churchill 1704.jpg|thumb|[[Mardijkers|Kaum Mardijkers]] dengan latar tanah di luar Batavia yang diberikan pada mereka (sekarang Kampung Tugu). Bangunan yang terlihat kemungkinan [[Gereja Tugu]] yang asli.<ref>{{cite web |url=https://spiceislandsblog.com/2017/09/16/the-forgotten-mardijkers-of-batavia/ |title=The Forgotten Mardijkers of Batavia |last=Burnet |first=Ian |date=September 16, 2017 |website=Spice Islands Blog |publisher=Wordpress |access-date=November 11, 2017 }}</ref>]]
Keberadaan kampung Tugu tidak dapat dipisahkan oleh peran [[Melchior Leydekker]], doktor dalam ilmu kedokteran dan teologia yang datang ke Hindia Belanda pada tahun [[1675]] untuk ditempatkan di Batavia, sebagai menantu dari [[Gubernur Jenderal]] [[Abraham van Riebeeck]], yang berkuasa di [[Hindia Belanda]] pada tahun [[1709]]–[[1713]], ia memperoleh sebidang tanah di wilayah Tugu. Kampung Tugu di mulai dari kaum [[Mardijkers]] yang di bawa sebagai tawanan perang oleh Belanda atas kemenangan mereka dari Melaka dan India selatan yang masa itu di bawah pemerintahan Portugis. Belanda menerima kaum Portugis ini di Batavia dan melepaskan mereka dari perbudakan dengan persyaratan menganut agama Protestan, dan di kenal sebagai "Mardijikers" oleh Belanda. Belanda kemudian memberikan mereka lahan di mana kampung Tugu tumbuh.
'''Kampung Tugu''' adalah wilayah di pinggir [[Batavia]] yang diperuntukkan oleh pemerintah Hindia Belanda bagi para [[Mardijkers]] yang telah dibebaskan (dimerdekakan) dari status tawanan perang. Saat ini daerah Kampung Tugu termasuk dalam wilayah administrasi [[Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara|Semper Barat]], Kecamatan [[Cilincing, Jakarta Utara|Cilincing]], [[Jakarta Utara]].<ref name=":1">{{Cite news|last=Chaniago|first=Suci Wulandari Putri|last2=Prasetya|first2=Anggara Wikan|date=2023-10-01|title=Berkunjung ke Kampung Tugu Jakarta Utara, Bisa Ngapain Aja?|url=https://travel.kompas.com/read/2023/10/01/060600927/berkunjung-ke-kampung-tugu-jakarta-utara-bisa-ngapain-aja?page=all|work=[[Kompas|Kompas.com]]|access-date=2024-07-22}}</ref>
 
== Nama ==
Kampung Tugu dapat dikatakan sebagai kampung [[Kristen]] tertua di seluruh Indonesia bagian Barat, hal ini jelas karena keberadaan mereka di wilayah tersebut, adalah suatu upaya pihak Belanda untuk memerdekakan Mardijkers dengan syarat harus berpindah agama dari [[Katolik]] menjadi [[Protestan]], dan pada saat itu memang belum ada komunitas Kristen selain mereka, masyarakat lain khususnya komunitas Islam yang sudah ada di wilayah sekitar itu, menyebut mereka dengan istilah Serani atau berasal dari kata Nasrani, dan oleh orang-orang Belanda mereka dijuluki Inheemsche Christenen atau yang berarti umat kristen pribumi, karena pada saat itu dalam perspektif orang-orang Belanda, masyarakat Tugu di golongkan dalam kelompok masyarakat pribumi yang tinggal jauh di luar kota Batavia. Di sini kemudian dibagngun [[Gereja Tugu]].
Nama Kampung Tugu kemungkinan berasal dari adanya batu prasasti (=tugu) yang dikenal sebagai [[Prasasti Tugu]].<ref name="heuk">{{aut|[[Adolf Heuken|Heuken, A.]]}} (2016) ''Tempat-tempat bersejarah di Jakarta''. Ed. 8. Jakarta: Yay. Cipta Loka Caraka.</ref>{{rp|161-4}} Lokasi batu prasasti ini semula adalah di sebuah dusun kecil yang bernama Batu Tumbuh, lk. setengah ''paal'' (± 750 [[meter|m]]) di sebelah barat [[Gereja Tugu]].<ref>{{aut|J. Noorduyn & H.Th. Verstappen}}. (1972) “Purnavarman Riverworks Near Tugu” [http://booksandjournals.brillonline.com/content/journals/22134379/128/2 ''BKI'' '''128'''(2/3)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180711092942/http://booksandjournals.brillonline.com/content/journals/22134379/128/2 |date=2018-07-11 }}:298-307</ref> Namun kini tugu batu itu telah diambil dan disimpan di [[Museum Nasional Indonesia]]. Versi lain menyatakan bahwa nama kampung Tugu berasal dari kata Por-Tugu-ese.{{Cn}}
 
== Sejarah ==
Kampung Tugu mulai berkembang dengan kedatangan 23 keluarga orang-orang [[Mardijkers]] asal [[Benggala]] dan [[Koromandel]] yang dibawa oleh Belanda pada tahun 1661 untuk bertani.<ref name=":0">{{Cite book|last=Ph.D|first=Alfred J. Andrea|date=2011-03-23|url=https://books.google.co.id/books?id=s5X3EAAAQBAJ&pg=RA6-PA184&lpg=RA6-PA184&dq=23+Christian+families+of+Bengali+and+Coromandel+Mardijker&source=bl&ots=R7DNhtdTso&sig=ACfU3U3voTdGDpbqqQ577-zUgSpk2oKkYA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwic24zTsbiHAxUMyzgGHbMeOfwQ6AF6BAgbEAM#v=onepage&q&f=false|title=World History Encyclopedia: [21 volumes]|publisher=Bloomsbury Publishing USA|isbn=978-1-85109-930-6|language=en}}</ref>
 
Kaum Mardijkers ini adalah para mantan budak belian dan rakyat biasa dari anak-benua [[India]], seperti Benggala, [[Tamil Nadu|Tamil]], [[Kawasan Malabar|Malabar]], [[Gujarat]], [[Sri Lanka|Srilangka]], dan lainnya. Mereka dibawa sebagai tawanan perang oleh [[VOC]] (''Vereenigde Oost-Indische Compagnie'') setelah kemenangan mereka di [[Melaka]] dan India selatan, yang saat itu dijajah oleh [[Portugis]].<ref name="hendrik">{{aut|Niemejer, H.}} (2012). ''Batavia: masyarakat kolonial Abad XVII''. Jakarta: Masup Jakarta. xiv+449 hlm. ISBN 978-602-96256-7-7.</ref>{{rp|32-7}} Tentara VOC membawa orang-orang 'Portugis Hitam' ini ke [[Batavia]] untuk dipekerjakan dan kemudian memerdekakan mereka (karena itu disebut ''Mardijkers'') dengan syarat menganut agama Protestan. Pada tahun 1661, Pemerintah Kota Batavia memberikan sebagian lahan di Kampung Tugu kepada 23 keluarga Mardijkers untuk mengembangkan pertanian.<ref name="heuk" />{{rp|166}}<ref name=":0" />
 
KeberadaanPerkembangan kampungKampung Tugu tidak dapat dipisahkan oleh peran [[Melchior Leydekker]], doktor dalam ilmu kedokteran dan teologia, yang datang ke Hindia Belanda pada tahun [[1675]] untuk ditempatkan di Batavia,. sebagaiSebagai menantu dari [[Gubernur Jenderal]] [[Abraham van Riebeeck]], yang berkuasa di [[Hindia Belanda]] pada tahun [[1709]]–[[1713]], ia memperoleh sebidang tanah di wilayah Tugu. Leydekker menetap di Kampung Tugu disejak mulai1678, daritahun kaumselesai dibangunnya [[MardijkersGereja Tugu]] yang dipertama.<ref bawaname=":1" sebagai/><ref tawananname="heuk" perang/>{{rp|166}} olehDi Belandasitu, atasia kemenanganbekerja mereka darisebagai Melakapendeta dan Indiapenerjemah selatanAlkitab yang[[Perjanjian masaBaru]],<ref ituname="heuk" di/>{{rp|167,}}<ref bawahname="hendrik" pemerintahan/>{{rp|289}} Portugis.serta Belandamengelola menerimalahan kaum Portugis ini di Bataviapertanian dan melepaskanmenyewakannya merekauntuk dariperkebunan perbudakan dengan persyaratan menganut agama Protestan, dan di kenal sebagai[[tebu]].<ref name="Mardijikershendrik" oleh Belanda. Belanda kemudian memberikan mereka lahan di mana kampung Tugu tumbuh./>{{rp|115}}
 
Kampung Tugu dapat dikatakan sebagai kampung [[Kristen]] tertua di seluruh Indonesia bagian Barat,barat. halHal ini jelas karena keberadaan mereka di wilayah tersebut, adalah suatumerupaka upaya pihak Belanda untuk memerdekakan Mardijkers dengan syarat harus berpindah agama dari [[Katolik]] menjadi [[Protestan]], dan pada saat itu memang belum ada komunitas Kristen selain mereka,.<ref>{{Cite masyarakatweb|last=Ucu|first=Karta Raharja|date=2016-02-14|title=Mitos Perempuan 'Dihamili' Meriam Si Jagur|url=https://republika.co.id/berita/senggang/nostalgia-abah-alwi/16/02/12/o2fzit282-mitos-perempuan-dihamili-meriam-si-jagur|website=Republika Online|language=id|access-date=2024-07-22}}</ref> Masyarakat lain khususnya komunitas Islam yang sudah ada di wilayah sekitar itu, menyebut mereka dengan istilah ''Serani'' atauyang berasal dari kata [[Kekristenan|Nasrani]], dan oleh orang-orang Belanda mereka dijuluki ''Inheemsche Christenen atau'' yang berarti umat kristenKristen pribumi,. Ini karena pada saat itu dalam perspektif orang-orang Belanda, masyarakat Tugu di golongkan dalamdigolongkan kelompoksebagai masyarakat pribumi yang tinggal jauh di luar kota Batavia. Di sini kemudian dibagngun [[Gereja Tugu]].{{Cn}}
 
Selama [[Perang Dunia II]], banyak dari mereka yang dibunuh dan dimasukkan ke [[Kamp konsentrasi Jepang|kamp kerja paksa]] oleh [[Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda|Jepang selama masa pendudukan]] (1942-1945). Ketika [[Pengakuan kedaulatan Indonesia|Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1949, banyak di antara mereka yang pindah ke Belanda, dan keturunannya masih mengakui diri sebagai orang Tugu.<ref name=":0" />
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.londoh.com/voc_loc_church_at_tugu_villageIV.htm Masyarakat Tugu, Komunitas Keturunan Portugis di Pinggiran Jakarta]
* {{id}} [http://www.amanah.or.id/detail.php?id=857 Batavia, Riwayatmu Dulu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070312010527/http://www.amanah.or.id/detail.php?id=857 |date=2007-03-12 }}
 
{{Jakarta-stub}}
 
[[Kategori:Hindia Belanda]]
[[Kategori:Pembagian administratif di Daerah Khusus Ibukota Jakarta]]
[[Kategori:Tempat bersejarah di Jakarta]]