Kerajaan Klungkung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh Arya Wigunaa (bicara) ke revisi terakhir oleh Nyilvoskt Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Penambahan gelar pada raja raja Klungkung Tag: VisualEditor Edit Check (references) activated Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(22 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
| conventional_long_name = Kerajaan Klungkung
| common_name = Kerajaan Klungkung
| continent = Asia
| region = [[Asia Tenggara]]
| country = [[Indonesia]]
| religion = [[Hindu]]
| image_flag = Bendera Kerajaan Klungkung.gif
| image_coat =
Baris 16 ⟶ 12:
| p1 = Kerajaan Gelgel|Gelgel
| p2 =
| s1 = Indonesia
| s2 =
| flag_p1 =
Baris 22 ⟶ 18:
| flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
| year_start = 1668
| year_end = sekarang
| date_start =
| date_end =
Baris 32 ⟶ 28:
| date_event2 = 1929
| image_map = Peta Kerajaan Klungkung.jpg
| image_map_caption = Wilayah
| capital = [[Semarapura]]
| common_languages = [[Bahasa Bali|Bali]]
| government_type =
| title_leader = Raja
|
| footnotes =
}}
{{Intervensi Belanda di Bali}}
'''Kerajaan Klungkung'''
== Lahirnya Kerajaan Klungkung ==
Kerajaan Klungkung berdiri
Panglima Perang sekaligus Pangeran Gelgel dari Dinasti Sri Aji Kresna Kepakisan, Ida Dewa Agung Jambe merebut kembali Gelgel dari kekuasaan dari tangan penghianat dibantu oleh Kyayi Paketan, Ki Gusti Panji Sakti dari Buleleng, I Gusti Nyoman Pemedilan, Pemecutan Badung, I Gusti Hyang Taluh, Ki Dukuh Pemedilan, I Gusti Sukahet, I Gusti Dauh dan I Gusti Ngurah Sidemen.
Setelah Gelgel dapat direbut kembali oleh Dewa Agung Jambe, kemudian atas saran I Gusti Ngurah Sidemen, Kerajaan dibangun kembali dan ibukota dipindahkan ke markas persembunyiannya yakni di Klungkung (sekarang) dengan dibangun istana Puri Agung Semarajaya Klungkung dengan Patih Agung yang masih setia yaitu Rakriyan Gusti Ngurah Kubontubuh di Jero Agung Kepatihan, Pekandelan Klungkung.
Kerajaan Klungkung berakhir dengan perang [[Intervensi Belanda di Bali (1908)|Puputan Klungkung]] tahun [[1908]] sebagai kerajaan terakhir di [[Bali]] yang melakukan perlawanan dengan cara [[puputan]] dalam mempertahankan eksistensinya sebagai kerajaan yang merdeka terhadap meluasnya praktik politik kolonial Belanda di Nusantara.<ref>{{cite web |url=http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung |title=Sejarah Klungkung |date=30 Juni 2013 |access-date=2013-06-30 |archive-date=2013-06-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130619102239/http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung |dead-url=yes }}</ref>
== Sistem Sosial ==
Sebagai sebuah kerajaan secara struktur tampak unsur-unsur yang saling mengait di dalamnya. Hubungan antara kepemimpinan raja, Dewa Agung sebagai penjelmaan Wisnu
Secara status di Bali, Kerajaan Klungkung merupakan kerajaan utama yang raja-rajanya diutamakan diantara raja-raja lainnya (Primus Interpares), Dalam surat raja-raja Klungkung mereka juga bergelar "Sesuhunan Jagat Bali lan Lombok (maharaja tanah bali dan lombok)".
Masyarakat kerajaan di Klungkung memperlihatkan ciri masyarakat yang bertingkat-tingkat sesuai dengan golongan yang ada. Dalam situasi sosio-kultural seperti inilah kelompok elite yang memimpin tumbuh dan dibesarkan serta berpengaruh di masyarakat. Pengaruh yang sangat kuat tampak jelas dalam peran yang dimainkan oleh elite politik dan religius senantiasa bisa dikembalikan pada golongan brahmana. Raja-raja yang memerintah sampai raja terakhir yaitu Dewa Agung Jambe ke-II dengan para kerabatnya yang memegang kekuasaan disatu pihak dan Bagawanta dipihak lain memiliki posisi sentral dalam pemerintahan di Klungkung, posisi sentral kelompok pemimpin ini diperkuat lagi dengan adanya bentuk-bentuk kepercayaan yang bersifat magis.
Kepercayaan terhadap kekuatan magis dan kitos tentang tokoh pemimpin terutama sangat menonjol sekitar pribadi raja, Dewa Agung, yang dianggap sebagai penjelmaan [[Wisnu]]. Benda-benda pusaka seperti keris, tombak dan meriam I Seliksik memegang peranan penting dalam menambah kewibawaan raja yang memerintah.<ref>{{cite web |url=http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/5/1/ars1.html |title=Peninggalan Kerajaan Klungkung |date=30 Juni 2013 |access-date=2013-06-30 |archive-date=2015-09-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150923181808/http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/5/1/ars1.html |dead-url=yes }}</ref>
Baris 81 ⟶ 75:
{{utama|Daftar Raja Bali}}
[[Berkas:Dewa Agung in 1908.jpg|jmpl|260px|ka|Dewa Agung Jambe II pada tahun [[1908]].]]
* [[I Dewa Agung Jambe|Ida I Dewa Agung Jambe I]] (1686-1722) Pendiri Kerajaan Klungkung
* Ida I Dewa Agung Gede (1722-1736)
* Ida I Dewa Agung Made (1736-1760)
* Ida I Dewa Agung Sakti (1760-1790)
* Ida I Dewa Agung
* Ida I Dewa Agung
* [[Gusti Ayu Karang|Ida Ni Gusti Ayu Karang]] (1809-1814) Permaisuri Raja
* Ida I Dewa Agung Putra
** [[
* Ida I Dewa Agung Putra
* ''Interregnum'' (1908-1929)
* Ida I Dewa Agung Oka Geg (1929-1965)
* ''Interregnum'' (1965-1998)
* Ida I Dewa Agung
* Ida I Dewa Agung
== Referensi ==
Baris 108 ⟶ 100:
* [[Kabupaten Klungkung]]
* [[Istana Klungkung|Puri Agung Klungkung]]
* [[Prasasti Kuum Ida Dalem Klungkung]]
== Pranala luar ==
|