Semusim di Neraka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(10 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp}}
{{Infobox book
|name = Semusim di Neraka
|publisher = Penerbit Jualan Buku Sastra
|preceded_by =
|oclc =
|congress =
|dewey =
|isbn = 978-623-9216-58-0
|pages = 92 (cetakan ke-2)
|media_type = Cetak (sampul tipis)
|release_date = 28 Maret 2020 (cetakan ke-2)
|genre = Antologi puisi
|title_orig = Une Saison en Enfer
|series =
|language = Bahasa Indonesia
|country = Indonesia
|cover_artist = Kaverboy
|author = Jean Nicolas Arthur Rimbaud
|image_caption = Halaman sampul cetakan ke-2
|image = Berkas:Semusim di Neraka (2020).jpg
|translator = An. Ismanto
|followed_by =
|editor = Indrian Koto
}}
{{Juduljudul miring}}
'''''Semusim di Neraka''''' adalah buku [[antologi]] [[puisi]] yang ditulis oleh [[Jean Nicolas Arthur Rimbaud]] pada 1873 dan diterjemahkan ke dalam [[bahasa Indonesia]] oleh An. Ismanto. Rimbaud sendiri awalnya hendak menerbitkan antologi puisi ini sebagai buku untuk umum. Namun, dikarenakan kekurangan dana atau dia sendiri yang sudah meninggalkan [[puisi]] dan [[sastra]], karyanya itu hanya tersimpan di gudang percetakan hingga 1901. Setidaknya sampai dengan tahun 2020, karya tersebut belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia selain oleh Ismanto sendiri. Pengaruh puisi ini dalam karya sastra Indonesia yang paling kentara adalah di dalam sajak ''Pahlawan Tak Dikenal'' karya [[Toto Sudarto Bachtiar]]. Selain puisi panjang ''Semusim di Neraka'', antologi terjemahan tersebut juga memuat puisi Rimbaud yang lain, yaitu ''Kapal Mabuk'' dan ''Masa Kanak'', serta disertai [[biografi]] tentang dirinya untuk mempermudah pembaca mengenalinya.
 
== Catatan penerjemah ==
Baris 49 ⟶ 50:
== Tema ==
 
Bagi Rimbaud sendiri, puisi tersebut merupakan kesimpulan dari pencariannya. Puisinya itu mengalir dengan plot [[metafora]]-[[alegori]] dan berisi [[sarkasme]] maupun otokritik terhadap dirinya sendiri serta lingkungan sosialnya.''{{sfnp|Djokosujanto, dkk|2020||p=157–159|ps=}}{{sfnp|Miller|1962||p=119|ps=}}'' Puisinya dapat bertahan lama juga disebabkan karena kebeliaan usianya dalam membuat sarkasme.''{{sfnp|Fowlie|1966||p=44|ps=}}'' Sarkasme kepada bangsa dan dirinya sendiri menjadi semacam "cambukan" agar seseorang bisa yakin menatap masa depan. Hal tersebut merupakan semacam kebiasaan psikologis bahwa seseorang yang diejek oleh orang lain biasanya akan lebih bersemangat lagi untuk memperbaiki kehidupannya ''—'' dia akan bangkit dan berjuang serta membuktikan jika ejekan itu tidak benar.<ref name=":4">{{Cite web|url=https://www.poetryfoundation.org/poets/arthur-rimbaud|title=Arthur Rimbaud|last=Poetry Foundation|first=|date=tanpa tanggal|website=Poetry Foundation|access-date=22 Juni 2020}}</ref>''{{sfnp|Fowlie|1966||p=44–45|ps=}}''
 
Sarkasme ini dapat dilihat dalam salah satu penggal puisinya berikut.''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=28|ps=}}''<blockquote>''Aku betul sadar bahwa aku selalu berasal dari ras inferior. Aku tak paham pemberontakan. Rasku tak pernah bangkit, kecuali untuk menjarah: seperti serigala mencabik-cabik hewan buas yang tak dibunuhnya.{{sfnp|Rimbaud|2020||p=28|ps=}}''</blockquote>
Baris 70 ⟶ 71:
Apa pun alasan ketiadaan teks terjemahannya dalam bahasa Indonesia, karya ini penting tidak hanya bagi karier kepenyairan Rimbaud yang relatif singkat (sekitar empat atau lima tahun), tetapi juga bagi perkembangan kesusasteraan [[Prancis]] dan dunia. ''Semusim di Neraka'' dianggap sebagai salah satu karya awal puisi bebas.''{{sfnp|Kurnia|2019||p=46|ps=}}<ref name=":5" />'' Bentuk puisi prosa di dalamnya awalnya digunakan oleh [[Charles Baudelaire]] dan [[Stéphane Mallarmé]] sebelum dilanjutkan dalam ''Semusim di Neraka.{{sfnp|Rimbaud|2020||p=9|ps=}}'' Puisi ini berpengaruh bagi para penyair dan seniman pada masa selanjutnya, mulai dari [[Patti Smith]], [[André Breton]], hingga [[Jim Morrison]].<ref name=":4" />''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=9|ps=}}{{sfnp|Kurnia|2019||p=38|ps=}}''
 
Puisi-puisi Rimbaud, termasuk ''Semusim di Neraka'', hingga kini telah dikenal oleh masyarakat luas. Puisi-puisinya juga mengantarkannya "kembali" ke Indonesia. Dia dikenal publik Indonesia paling tidak sejak 1970-an, yaitu ketika [[Wing Kardjo]] menerbitkan buku terjemahan sajak Prancis-nya. Dalam buku tersebut, diterjemahkan pula puisi Rimbaud yang berjudul ''Impian Musim Dingin'', sebuah puisi erotis yang disusun dalam bentuk soneta. Pengaruh perpuisiannya dalam karya sastra Indonesia yang paling kentara adalah di dalam sajak ''Pahlawan Tak Dikenal'' karya Toto Sudarto Bachtiar. Perbandingan sajak itu dapat dilihat dengan ''The Sleeper in the Valley'' karya Rimbaud.''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=13|ps=}}''
 
Rimbaud sendiri memang pernah berada di [[Indonesia]] (saat itu masih bernama [[Hindia Belanda]]), tepatnya di [[Kota Salatiga]].''{{sfnp|Rohman|2020||p=116|ps=}}{{sfnp|Mason|2003||p=17–22|ps=}}'' Dia berusia 22 tahun ketika mendaftarkan diri sebagai serdadu ''[[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger]]'' (KNIL), yang akan dikirim ke Hindia Belanda pada 18 Mei 1876.<ref name=":0">{{Cite web|last=Matanasi|first=Petrik|date=10 November 2019|title=Arthur Rimbaud, Penyair Prancis yang Jadi Desertir KNIL di Jawa|url=https://tirto.id/arthur-rimbaud-penyair-perancis-yang-jadi-desertir-knil-di-jawa-djMo|website=Tirto.id|access-date=22 Juni 2020}}</ref>''{{sfnp|Dorleans|2006||p=474|ps=}}'' Jean Rocher dan Iwan Santosa dalam buku ''Sejarah Kecil Indonesia-Prancis 1800–2000'' turut membahas mengenai perjalanan Rimbaud di [[Jawa]]. Keduanya menjelaskan bahwa durasinya ketika berada di Indonesia sangat pendek karena dia melakukan [[desersi]]. Pada 2 Agustus 1876, dia dan para serdadu tiba di [[Kota Semarang|Semarang]], tetapi mereka kemudian melarikan diri dengan kereta api karena melihat kekejaman [[kolonialisme]].''{{sfnp|Rocher|Santosa|2013|p=123|ps=}}'' Mereka lantas tiba di [[Stasiun Tuntang]] (saat itu Jenderal Janssens telah menandatangani kapitulasi dari pasukan Prancis-Belanda kepada jenderal Inggris bernama Auchmuty) dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.''{{sfnp|Rohman|2020||p=116|ps=}}'' Mereka dapat memasuki barak di Kota Salatiga dalam waktu dua jam dan akhirnya singgah di [[Rumah Dinas Wali Kota Salatiga]].''{{sfnp|Rocher|Santosa|2013|p=123|ps=}}'' Pada 15 Agustus 1876, Rimbaud tidak hadir dalam apel pagi dan dinyatakan hilang pada 30 Agustus 1876.<ref name=":0" /> Dia diam-diam kabur dengan memakai pakaian biasa supaya tidak mudah dikenali dan meninggalkan seragamnya di tangsi Salatiga.''{{sfnp|Rocher|Santosa|2013|p=124|ps=}}'' Dia lantas berjalan kaki dari Salatiga ke Semarang yang berjarak sekitar 48 kilometer. Tak ada catatan yang menjelaskan secara detail caranya bisa kembali ke [[Eropa]].<ref>{{Cite web|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/131676992/adakah-hubungan-antara-salatiga-arthur-rimbaud-dan-soekarno?page=all|title=Adakah Hubungan Antara Salatiga, Arthur Rimbaud, dan Soekarno?|last=Thamrin|first=Mahandis Yoanata|date=5 April 2019|website=National Geographic Indonesia|access-date=22 Juni 2020}}</ref><ref>{{Cite web|last=Patnistik|first=Egidius|date=29 April 2012|title=Gila-Gilaan Orang Hutan: Arthur Rimbaud di Jawa|url=https://internasional.kompas.com/read/2012/04/29/09453966/Gila-gilaan.Orang.Hutan.Arthur.Rimbaud.di.Jawa?page=all|website=Kompas|access-date=23 Juni 2020}}</ref> Namun satu hal yang pasti, demi menghindari aparat [[Belanda]], mau tidak mau dia harus naik kapal non-Belanda.<ref name=":0" /> Setidaknya, menjelang tahun baru 1877 atau tanggal 31 Desember 1876, dia sudah berada di rumah keluarganya, yaitu di Charleville-Mézières.<ref>{{Cite web|last=Iqbal|first=Muhammad|date=22 Maret 2020|title=Desersi Sang Penyair Arthur Rimbaud|url=https://historead.co.id/desersi-sang-penyair-arthur-rimbaud/|website=Historead|access-date=23 Juni 2020|archive-date=2021-10-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20211021034355/https://historead.co.id/desersi-sang-penyair-arthur-rimbaud/|dead-url=yes}}</ref>''{{sfnp|Dorleans|2006||p=478|ps=}}''
Baris 111 ⟶ 112:
 
== Rujukan ==
{{reflist|23}}
 
== Daftar pustaka ==
Baris 124 ⟶ 125:
* {{Cite book|title=The Time of the Assassins: A Study of Rimbaud|last=Miller|first=Henry|date=|publisher=New Directions Publishing|year=1962|isbn=978-081-1201-15-5|location=New York|pages=|ref={{sfnref|Miller|1962}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Semusim di Neraka|last=Rimbaud|first=Arthur|date=|publisher=Penerbit Jualan Buku Sastra|year=2020|isbn=978-623-9216-58-0|location=Yogyakarta|pages=|ref={{sfnref|Rimbaud|2020}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Rimbaud|url=https://archive.org/details/rimbaud0000grah|last=Robb|first=Graham|last2=|first2=|date=2001|publisher=Pan Macmillan|isbn=978-033-0488-03-7|location=London|pages=|ref={{sfnref|Robb|2001}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Sejarah Kecil Indonesia-Prancis 1800–2000 (Petite Histoire de L'Indonesie et du Francais)|last=Rocher|first=Jean|last2=Santosa|first2=Iwan|date=2013|publisher=Kompas|isbn=978-979-7097-67-7|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Rocher|Santosa|2013}}|url-status=live}}
 
'''Jurnal'''
 
* {{Cite journal|last=Rohman|first=Fandy Aprianto|year=Juni 2020|title=Administrasi Pemerintahan ''Gemeente'' di Salatiga 1917–1942|url=https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/64|journal=Walasuji|volume=11|issue=1|pages=|doi=|issn=2502-2229|ref={{sfnref|Rohman|2020}}|access-date=2020-06-18|archive-date=2020-06-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20200618142759/https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/64|dead-url=yes}}
{{refend}}
 
Baris 138 ⟶ 139:
* [https://galeribukujakarta.com/puisi-puisi-arthur-rimbaud/ Puisi-Puisi Arthur Rimbaud] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200920140210/https://galeribukujakarta.com/puisi-puisi-arthur-rimbaud/ |date=2020-09-20 }}
* [https://www.sastra.xyz/2018/02/puisi-modern-prancis-baudelaire-rimbaud-verlaine-mallarme.html Puisi-Puisi Modern Prancis] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200927012034/https://www.sastra.xyz/2018/02/puisi-modern-prancis-baudelaire-rimbaud-verlaine-mallarme.html |date=2020-09-27 }}
* [http://www.jualbukusastra.com/2012/12/semusim-di-neraka-kumpulan-puisi-arthur.html Semusim di Neraka Cetakan ke-1] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211101145951/http://www.jualbukusastra.com/2012/12/semusim-di-neraka-kumpulan-puisi-arthur.html |date=2021-11-01 }}
* [http://www.jualbukusastra.com/2020/03/semusim-di-neraka-kumpulan-puisi-arthur.html Semusim di Neraka Cetakan ke-2] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211101145950/http://www.jualbukusastra.com/2020/03/semusim-di-neraka-kumpulan-puisi-arthur.html |date=2021-11-01 }}
* [https://medium.com/@SirDandy/total-eclipse-kemesraan-di-antara-arthur-rimbaud-dan-paul-verlaine-d1e9586fc8ff Total Eclipse: Kemesraan Arthur Rimbaud dan Paul Verlaine]
* [https://www.rimbaudverlaine.org/en/ Yayasan Rimbaud & Verlaine]
 
{{Authority control}}
 
{{artikel bagus}}
 
[[Kategori:Puisi]]
[[Kategori:Sastra Prancis]]
{{artikel bagus}}