Rasa Sayange: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 16 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 41:
 
== Kontroversi ==
Lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata [[Malaysia]] untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar bulan [[Oktober 2007]]. Sementara Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu kepulauan Nusantara (Malay archipelago),.<ref>[https://web.archive.org/web/20081112091909/http://www.antara.co.id/arc/2007/10/3/malaysia-akan-terus-gunakan-rasa-sayange-bagi-kampanye-pariwisata/ Malaysia Akan Terus Gunakan "Rasa Sayange" Bagi Kampanye Pariwisata, antara.co.id] diambil 2007-10-05.</ref> Namun, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersikeras bahwa lagu "Rasa Sayange" adalah milik Indonesia karena ialagu tersebut merupakan lagu rakyat yang telah membudayamenjadi budaya di provinsi Maluku sejak zaman leluhur, sehingga klaim Malaysia itu adalah salah"mengada-ngada".<ref>[https://web.archive.org/web/20071116095523/http://www.antara.co.id/arc/2007/10/3/gubernur-maluku-bersikeras-lagu-rasa-sayange-milik-indonesia/ Gubernur Maluku Bersikeras Lagu "Rasa Sayange" Milik Indonesia, antara.co.id] diambil 2007-10-05.</ref> DenganPencipta penciptanyalagu Rasa Sayange diyakini bernama Paulus Pea yang lahir tahun 1907 dan berprofesi sebagai guru sekolah.<ref name="detiknews 2007 k605">{{cite web | title=Paulus Pea Diyakini Pencipta Lagu Rasa Sayange | website=detiknews | date=2007-10-04 | url=https://news.detik.com/berita/d-837990/paulus-pea-diyakini-pencipta-lagu-rasa-sayange | language=id | access-date=2023-12-30 | archive-date=2023-11-26 | archive-url=https://web.archive.org/web/20231126060310/https://news.detik.com/berita/d-837990/paulus-pea-diyakini-pencipta-lagu-rasa-sayange | dead-url=no }}</ref> Gubernur melihatKarel menganggap ada bukti otentik bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Maluku, dan setelah bukti tersebut terkumpul, akan diberikan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.

Menteri Pariwisata Malaysia [[Adnan Tengku Mansor]] menyatakan bahwa rakyat Indonesia tidak bisa membuktikan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Indonesia. Bagaimanapun, bukti tersebut akhirnya ditemukan. 'Rasa Sayange' diketahui direkam pertama kali di perusahaan rekaman Lokananta Solo 1962.<ref name="kompas.com">[https://web.archive.org/web/20130708075710/http://www.kompas.com/ver1/Hiburan/0710/09/162051.htm Kompas Cybermedia: Lagu Rasa Sayange Direkam di Lokananta] diambil 2007-11-02.</ref> Pada tanggal 11 November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, [[Rais Yatim]], mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia.<ref>[https://web.archive.org/web/20240525125849/https://banjarmasin.tribunnews.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6974&Itemid=1 Malaysia Akui Rasa Sayange Milik Indonesia, Banjarmasin Post], diambil 2007-11-14.</ref> Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Malaysia menyebutkan bahwa mereka mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik bersama, antara Indonesia dan Malaysia.<ref>[https://web.archive.org/web/20080421182711/http://www.antara.co.id/arc/2007/11/11/malaysia-akhirnya-akui-rasa-sayange-sebagai-milik-bersama/ Malaysia Akhirnya Akui "Rasa Sayange" Sebagai Milik Bersama, antara.co.id], diambil 2007-11-14.</ref>
 
Lagu ''Rasa Sayange'' memiliki unsur bahasa Melayu Maluku ([[bahasa Melayu Maluku Utara]] atau [[Bahasa Ambon|bahasa Melayu Ambon]]), yakni khususnya pada akhiran -e. Akhiran ini adalah [[akhiran]] yang dikenal dan digunakan dalam bahasa Melayu Maluku. Akhiran ini juga dipakai di beberapa kata lainnya seperti, ''Ambon Manise'' atau ''Nona Manise''. Akan tetapi, pada lirik lagu Rasa Sayange gubahan Malaysia, akhiran -e diganti dengan ''hey'' sehingga menjadi ''Rasa Sayang Hey''.<ref>{{Cite book|last=SUJUDI|first=ACHMAD|date=2011-09-08|url=https://books.google.com/books?id=n6_aDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA313&dq=sejarah+rasa+sayange&hl=id|title=DARI PULAU BURU KE CIPINANG: SEBUAH SEJARAH KECIL|publisher=PT. Rayyana Komunikasindo|isbn=978-602-8561-18-1|language=id|access-date=2021-04-07|archive-date=2024-05-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20240525125845/https://books.google.com/books?id=n6_aDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA313&dq=sejarah+rasa+sayange&hl=id#v=onepage&q=sejarah%20rasa%20sayange&f=false|dead-url=no}}</ref>
Baris 68 ⟶ 70:
Mana kancil akan dikejar, kedalam pasar cobalah cari... {{br}}
Masih kecil rajin belajar, sudah besar senanglah diri
 
Si Amat mengaji tamat, mengaji Qur'an di waktu fajar... {{br}}
Biar lambat asal selamat, tak kan lari gunung dikejar
 
Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi{{br}}Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi</i>