Suku Mongondow: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menambahkan hal penting
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Hiperbolis}}{{ethnic group|
|group = Suku Mongondow <br> سوكو موڠوندو
|image =
| population = 304.292<ref>{{cite book|publisher =Badan Pusat Statistik|title = Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010|year=2011|isbn = 9789790644175|url = http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html}}</ref>
|poptime = 900.000 (1989) <ref>[http://archive.ethnologue.com/16/show_language.asp?code=mog Ethnologue]</ref>
|popplace = [[Sulawesi Utara]], [[Gorontalo]], dan [[Filipina]]
|langs = [[Bahasa Mongondow|Mongondow]], [[Bahasa Melayu Manado|Melayu Manado]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Sangir|Sangir]], [[Bahasa Kaidipang|Kaidipang]], [[Bahasa Lolak|Lolak]], [[Bahasa Ponosakan|Ponosakan]], [[Bahasa Bolango|Bolango]], [[Bahasa Bintauna|Bintauna]]
Baris 30:
Raja Jakobus Manoppo ialah [[raja]] [[Bolaang Mongondow]] yang pertama mendapatkan pendidikan di Hoofden School [[Ternate]], karena ia telah dibawa oleh pedagang V.O.C. sesudah melalui persetujuan ayahnya raja Loloda Mokoagow (datu Binangkang). Jakobus Manoppo adalah raja ke-10 yang memerintah pada tahun 1691-1720, yang diangkat oleh V.O.C., walaupun pengangkatannya sebagai raja tidak direstui oleh ayahnya. Jakobus Manoppo pada saat dilantik menjadi raja beragama Roma [[Katolik]].
 
Pada zaman pemerintahan raja Cornelius Manoppo, raja ke-16 ([[1832]]), agama [[Islam]] masuk daerah [[Bolaang Mongondow]] melalui [[Palu]] dan [[Gorontalo]] yang dibawa oleh [[Syarif]] ([[Ejaan Republik|Aloewi]]) atau [[Syarif]] Alwi Al-gaus<ref>{{Cite journal|date=2021-06-30|url=http://dx.doi.org/10.22515/isnad.v2i1|journal=Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities|volume=2|issue=1|doi=10.22515/isnad.v2i1|issn=2798-3110}}</ref>, menurut dari kalam para keluarga keturunan syarif Alwi algaus bahwa kekekKakek Datuk' mereka (Syarif Alwi algaus) tidak memiliki pusar, wallahu a'lam. dan depercaya banyak karamat nya. dan di dalam Journal Ariel C. Lopez, pada “Conversion and Colonialism: Islam and Christianity in North Sulawesi, c. 1700-1900”<ref>{{Cite web|title=Islam and Christianity in South-East Asia 1600-1700|url=http://dx.doi.org/10.1163/2451-9537_cmrii_com_30306|website=Christian-Muslim Relations 1500 - 1900|access-date=2024-01-10}}</ref>.
 
Marga Al-gaus banyak tersebar di [[Makkah|Mekah]] dan [[Ta'if|Thaif]] Pengucapan atau penulisan marga ini bervariasi meskipun memiliki makna dan berakar sama yaitu Al -Ghaits, AlghoutAl-Ghauts, AlghawhtAl-ghout, Al-Ghayth, Al-ghawht. dari Al Hasani (bersambung ke sayyidina Hasan) itu dibuktikan dengan adanya [[Naskah beriluminasi|manuscript]] silsilah keluarga yang menggunakan penulisan Arab Pegon<ref>{{Cite journal|last=Wijaya|first=Lukman Hakim|last2=Zulkarnain|first2=Ismail Abdurrazzaq|last3=Nurfitri|first3=Khoiru|date=2021-04-07|title=PEGON-GLIPH GAME PENGENALAN DAN PEMBELAJARAN ARAB PEGON BERBASIS ANDROID|url=http://dx.doi.org/10.24269/jkt.v5i1.685|journal=KOMPUTEK|volume=5|issue=1|pages=77|doi=10.24269/jkt.v5i1.685|issn=2614-0977}}</ref> yang bersambung kepada Sayyidina Hasan r.a dan memang tidak semua orang di perlihatkan manuscript tersebut. hanya saja keturunan [[Syarif]] ini banyak dari mereka menyembunyikan diri serta berbaur dan menikah dengan masyarakat lokal lainnya, serta mereka tidak ingin di ketahui atau di hormati apalagi untuk membanggakan leluhurnya, datuk' -datuk' mereka menyampaikan dan mengajarkan pada mereka (anak cucu nya) bahwa mereka masih [[Syarif]] dan tidak boleh sembarangan berucap apalagi sampai bersumpah serapah, dalam pesan kakek mereka semua manusia sama di mata Allah swt, yang membedakan hanyalah ketaqwaan, dan wasiat itu turun temurun dari orang tua mereka sampaikan kepada anak cucunya, sampai dengan sekarang. Syarif Alwi yang menikah dengan putri raja bernama Bua' Sarah itu tahun [[1866|(1866]]) dan melahirkan anak bernama [[Syarif]] Hasan bin Alwi Algaus Kotabagon, masyarakat kotabangon mengenal nya dengan nama Tuan Syarif<ref>{{Cite book|last=Kohnstamm|first=Rita|date=2011|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-90-313-8157-9_1|title=Ieder mensenkind wordt te vroeg geboren|location=Houten|publisher=Bohn Stafleu van Loghum|isbn=978-90-313-8156-2|pages=8–11}}</ref> yang dimakamkan di desa Langgagon.
 
Tuan Syarif Hasan bin Alwi Algaus memkliki 4 orang anak yang melanjutkan dengan marga istri nya yaitu Bua' Zaenab Makalalag.
Baris 38:
Berikut beberapa faktor dan alasan pergantian marga:
* Ahlul bait<ref>{{Cite journal|last=Suib|first=Muhammad|date=2023-12-05|title=Makna Ahlul Bait dalam Al-Qur’an Menurut Ulama Tafsir Nusantara|url=http://dx.doi.org/10.58578/anwarul.v4i1.2215|journal=ANWARUL|volume=4|issue=1|pages=81–100|doi=10.58578/anwarul.v4i1.2215|issn=2808-7895}}</ref> Nabi ini terjadi sejak zaman Bani Umayyah dan Bani Abbas, diburu dan dibunuh oleh penguasa terutama para ulamanya, ini berlangsung kurang lebih sekitar 750 tahun.
* Mahal nya pajak untuk para Syarif, dan pedagang arab pada masa kerajaan/dan beberapa alasan yang tidak di sebutkan.Disamping itu masyarakat suku bolango yang bermukim di Bolaang Oeki pada zaman kolonial menyebut/memanggil dengan [[Syarif]] Algaus. tanpa menyebut kan nama (alwi), mereka menjaga adab dengan tidak menyebutkan nama Alwi, Dan Karena keluarga kerajaan sebelum raja Cornelius Manoppo memeluk agama [[Islam]], maka agama itu dianggap sebagai [[agama]] [[raja]], sehingga sebagian besar penduduk [[Bolaang Mongondow]] memeluk agama [[Islam]] juga telah turut memengaruhi perkembangan kebudayaan dalam beberapa segi kehidupan masyarakat.
* Mahal nya pajak untuk para Syarif, dan pedagang arab pada masa kerajaan/dan beberapa alasan yang tidak di sebutkan.
Disamping itu masyarakat suku bolango yang bermukim di Bolaang Oeki pada zaman kolonial menyebut/memanggil dengan [[Syarif]] Algaus. tanpa menyebut kan nama (alwi), mereka menjaga adab dengan tidak menyebutkan nama Alwi, Dan Karena keluarga kerajaan sebelum raja Cornelius Manoppo memeluk agama [[Islam]], maka agama itu dianggap sebagai [[agama]] [[raja]], sehingga sebagian besar penduduk [[Bolaang Mongondow]] memeluk agama [[Islam]] juga telah turut memengaruhi perkembangan kebudayaan dalam beberapa segi kehidupan masyarakat.
 
* Ariel C. Lopez, “Conversion and Colonialism: Islam and Christianity in North Sulawesi, c. 1700-1900”,Dissertation (Leiden: Universiteit Leiden, 2018), 88. ⁷⁰
* Over de Vorsten van [[Bolaang Mongondow]] [[1949]]
*
* Een Mongondowsh verhaaal met vertaling en aanteekeningen 1911
* De voornaamwoorden in het Bolaang Mongondows