Invasi Indonesia ke Timor Leste: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wiz Qyurei (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k Mengembalikan suntingan oleh 2001:448A:5069:32B1:41D5:AFDA:E61B:3AB8 (bicara) ke revisi terakhir oleh Apri DAV
Tag: Pengembalian
 
(102 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{vlindungi}}
{{Infobox military conflict
| conflict = Invasi IndonesiaTimor keLeste Timoroleh TimurIndonesia<br />Operasi Seroja
| partof = [[Perang Dingin]] dan [[Dekolonisasi Asia]]
| image = Timor - Indonesian Invasion.png
| image_size = 300px
| caption = Peta bahasa Inggris =yang menunjukkan daerah yang diinvasi oleh Indonesia
| date = 7 Desember 1975 – 17 Juli 1976<br />(7 bulan, 1 minggu dan 3 hari)
| place = [[Timor TimurLeste]]
| coordinates =
| map_type =
| map_relief =
| map_size =
| map_caption =
| result = Kemenangan Indonesia
* Pendudukan IndonesiaTimor diLeste Timoroleh TimurIndonesia sampai tahun 1999
* [[Genosida Timor TimurLeste]]
| territory = [[Pendudukan IndonesiaTimor diLeste Timoroleh TimurIndonesia|Timor TimurLeste diduduki oleh Indonesia]]<br />&nbsp;'''∟'''[[Timor Timur|Provinsi Timor Timur]]
| combatant1 = {{flagicon|Indonesia}} [[Orde Baru|Indonesia]]
* {{flagicon image|Flag of the Indonesian National Armed Forces (until 1999).png}} [[ABRI]]
* [[File:Logo ABRI.svg|20px]] [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Pemerintah Sementara Timor Timur|PSTT]]
----
* [[File:UDT{{flagicon Logoimage| Flag_of_the_UDT_Party.jpg|20px]]svg}} [[Uni Demokrasi Timor|UDT]]<ref>Indonesia (1977), p. 31.</ref><br />
* [[Partai Apodeti|APODETI]]
 
Baris 30:
* {{flagcountry|Korea Selatan|1949}}<ref name="auto3"/>
* {{flagcountry|Taiwan}}<ref name="auto3"/>
| combatant2 = {{flagicon image|Flag of East Timor.svg}} [[Timor Leste]]
* {{flagicon image|Flag of FRETILIN (East Timor).svg}} [[Fretilin|FRETILIN]]
* {{flagicon image|FalintilFlag.png}} [[Falintil|FALINTIL]]
Baris 40:
* {{flagcountry|Tiongkok}}<ref name="auto1">''A Dangerous Place'', Little Brown, 1980, p. 247</ref>
* {{flagcountry|Uni Soviet}}<ref name="auto2">Jolliffe, pp. 208–216; Indonesia (1977), p. 37.</ref>
| commander1 = {{plainlist|
* {{flagicon|Indonesia}} [[Soeharto|Suharto]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Maraden Panggabean]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Widjojo Soejono|Wijoyo Suyono]]<ref>{{cite news |last=Ginting |first=Selamat |date=17 April 2021 |title=Pukulan Jenderal Komando ke Perut Wartawan|url=https://www.republika.co.id/berita/qrofhu484/pukulan-jenderal-komando-ke-perut-wartawan|work=Republika |location= |access-date=26 Mei 2022|quote=Kendali operasi Timor Timur ada dalam genggamannya (Wijoyo Suyono).}}</ref>
* {{flagicon|Indonesia}} [[Leonardus Benyamin Moerdani|L. B. MurdaniMoerdani]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Dading Kalbuadi]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[PrabowoJohny SubiantoLumintang]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[José Abílio Osório Soares|José Osorio SoaresWiranto]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[José Abílio Osório Soares]]
}}
{{flagicon|Indonesia}} [[Luhut Binsar Pandjaitan]]
| commander2 = {{plainlist|
* {{flagicon image|Flag of FRETILIN (East Timor).svg}} [[Francisco Xavier do Amaral]] {{Surrender}}
* {{flagicon image|Flag of FRETILIN (East Timor).svg}} {{flagicon image|FalintilFlag.png}} [[Nicolau dos Reis Lobato]] {{KIA}}}}
| strength1 = 35.000 tentara
{{flagicon image|FalintilFlag.png}} [[Xanana Gusmão]]<br />
| strength2 = 2520.000 pasukan reguler<br>milisi
{{flagicon image|FalintilFlag.png}} [[Ma'huno Bulerek Karathayano]]<br />
| casualties1 = 1.000 tewas, terluka atau ditangkap<ref>[http://www.hawaii.edu/powerkills/SOD.TAB14.1C.GIF Power Kills] R.J. Rummel</ref><ref>Eckhardt, William, in World Military and Social Expenditures 1987–88 (12th ed., 1987) by [[Ruth Leger Sivard]].</ref>
{{flagicon image|FalintilFlag.png}} [[Nino Konis Santana]]<br />
| casualties2 = 185.000+ tewas, terluka atau ditangkap (1974–19991975–1999)<ref name="Chega!">[http://www.cavr-timorleste.org/en/chegaReport.htm „Chega!“-Report] of [[Commission for Reception, Truth and Reconciliation in East Timor]] (CAVR)</ref><br /><small>(termasuk warga sipil)</small>
{{flagicon image|FalintilFlag.png}} [[Taur Matan Ruak]]
| strength1 = 35.000 tentara
| strength2 = 25.000 pasukan reguler<br>
70.000 milisi<br>
5.000 cadangan<br>
Total 100.000
| casualties1 = 1.000 tewas, terluka atau ditangkap<ref>[http://www.hawaii.edu/powerkills/SOD.TAB14.1C.GIF Power Kills] R.J. Rummel</ref><ref>Eckhardt, William, in World Military and Social Expenditures 1987–88 (12th ed., 1987) by [[Ruth Leger Sivard]].</ref>
| casualties2 = 185.000+ tewas, terluka atau ditangkap (1974–1999)<ref name="Chega!">[http://www.cavr-timorleste.org/en/chegaReport.htm „Chega!“-Report] of [[Commission for Reception, Truth and Reconciliation in East Timor]] (CAVR)</ref><br /><small>(termasuk warga sipil)</small>
}}
'''Invasi IndonesiaTimor keLeste Timoroleh TimurIndonesia''', lebih dikenal sebagai '''Operasi Seroja''' atau '''Perang Timor Leste''', dimulai pada tanggal 7 Desember 1975 ketika [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|militer Indonesia]] masuk ke [[Timor TimurLeste]] dengan dalih [[AntiimperialismeAnti-imperialisme|antikolonialismeanti-kolonialisme]] dan [[antikomunismeanti-komunisme]] untuk menggulingkan rezim [[Fretilin]] yang [[Revolusi Anyelir|muncul pada tahun 1974]].<ref name="Klein2018">{{cite book|author=Dennis B. Klein|title=Societies Emerging from Conflict: The Aftermath of Atrocity|url=https://books.google.com/books?id=QvlVDwAAQBAJ&pg=PA156|date=18 April 2018|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-5275-1041-8|pages=156–}}</ref> Penggulingan pemerintah yang dipimpin secara singkat oleh Fretilin memicu [[Pendudukan IndonesiaTimor diLeste Timoroleh TimurIndonesia|pendudukan dengan kekerasan selama seperempat abad]] di mana sekitar 100.000–180.000 tentara dan warga sipil diperkirakan telah terbunuh atau mati kelaparan.<ref name="Chega!"/> [[Komisi Pengakuan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi di Timor Leste]] (CAVR) mendokumentasikan perkiraan minimum sebesar 102.000 kematian terkait konflik di Timor TimurLeste selama periode 1974 hingga 1999, termasuk 18.600 pembunuhan dengan kekerasan dan 84.200 kematian akibat penyakit dan kelaparan; pasukan Indonesia dan gabungan pasukan pembantunya bertanggung jawab atas 70% dari total pembunuhan.<ref>{{cite web|url=http://www.cavr-timorleste.org/updateFiles/english/CONFLICT-RELATED%20DEATHS.pdf|title=Conflict-Related Deaths in Timor-Leste 1974–1999: The Findings of the CAVR Report ''Chega!''|work=Final Report of the Commission for Reception, Truth and Reconciliation in East Timor (CAVR)|access-date=26 Mei 2022}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.etan.org/etanpdf/2006/CAVR/07.2_Unlawful_Killings_and_Enforced_Disappearances.pdf|title=Unlawful Killings and Enforced Disappearances|work=Final Report of the Commission for Reception, Truth and Reconciliation in East Timor (CAVR)|page=6|access-date=26 Mei 2022}}</ref>
 
Selama bulanBulan-bulan pertama pendudukan, militer Indonesia menghadapi perlawanan pemberontakan yang berat di pedalaman pegunungan pulau tersebut, tetapi dari tahun 1977-1978, militer memperoleh persenjataan canggih baru dari [[Amerika Serikat]], [[Australia]], dan negara-negara lain, untuk menghancurkan basis Fretilin.<ref>Taylor, p. 84</ref> Dua dekade terakhir abad ini menyaksikan bentrokan terus menerus antara kelompok Indonesia dan Timor TimurLeste mengenai status Timor TimurLeste,<ref>{{Cite journal|last=Fernandes|first=Clinton|date=2021|title=Indonesia's war against East Timor: how it ended|url=https://doi.org/10.1080/09592318.2021.1911103|journal=Small Wars & Insurgencies|volume=32|issue=6|pages=867–886|doi=10.1080/09592318.2021.1911103|s2cid=234831894|issn=0959-2318}}</ref> sampai tahun 1999, ketika mayoritas rakyat Timor TimurLeste memilih untuk merdeka (pilihan alternatifnya adalah "otonomi khusus" sementara tetap menjadi bagian dari Indonesia). Setelah dua setengah tahun transisi lebih lanjut di bawah naungan tiga misi PBB yang berbeda, Timor TimurLeste berhasil merdeka pada tanggal 20 Mei 2002.<ref>[https://www.un.org/apps/news/storyAr.asp?NewsID=3714&Cr=timor&Cr1= "New country, East Timor, is born; UN, which aided transition, vows continued help"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110710034213/http://www.un.org/apps/news/storyAr.asp?NewsID=3714&Cr=timor&Cr1= |date=10 July 2011 }}. ''UN News Centre''. 19 Mei 2002. Diakses tanggal 26 Mei 2022.</ref>
'''Invasi Indonesia ke Timor Timur''', lebih dikenal sebagai '''Operasi Seroja''', dimulai pada tanggal 7 Desember 1975 ketika [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|militer Indonesia]] masuk ke [[Timor Timur]] dengan dalih [[Antiimperialisme|antikolonialisme]] dan [[antikomunisme]] untuk menggulingkan rezim [[Fretilin]] yang [[Revolusi Anyelir|muncul pada tahun 1974]].<ref name="Klein2018">{{cite book|author=Dennis B. Klein|title=Societies Emerging from Conflict: The Aftermath of Atrocity|url=https://books.google.com/books?id=QvlVDwAAQBAJ&pg=PA156|date=18 April 2018|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-5275-1041-8|pages=156–}}</ref> Penggulingan pemerintah yang dipimpin secara singkat oleh Fretilin memicu [[Pendudukan Indonesia di Timor Timur|pendudukan kekerasan selama seperempat abad]] di mana sekitar 100.000–180.000 tentara dan warga sipil diperkirakan telah terbunuh atau mati kelaparan.<ref name="Chega!"/> [[Komisi Pengakuan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi di Timor Leste]] (CAVR) mendokumentasikan perkiraan minimum sebesar 102.000 kematian terkait konflik di Timor Timur selama periode 1974 hingga 1999, termasuk 18.600 pembunuhan dengan kekerasan dan 84.200 kematian akibat penyakit dan kelaparan; pasukan Indonesia dan gabungan pasukan pembantunya bertanggung jawab atas 70% dari total pembunuhan.<ref>{{cite web|url=http://www.cavr-timorleste.org/updateFiles/english/CONFLICT-RELATED%20DEATHS.pdf|title=Conflict-Related Deaths in Timor-Leste 1974–1999: The Findings of the CAVR Report ''Chega!''|work=Final Report of the Commission for Reception, Truth and Reconciliation in East Timor (CAVR)|access-date=26 Mei 2022}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.etan.org/etanpdf/2006/CAVR/07.2_Unlawful_Killings_and_Enforced_Disappearances.pdf|title=Unlawful Killings and Enforced Disappearances|work=Final Report of the Commission for Reception, Truth and Reconciliation in East Timor (CAVR)|page=6|access-date=26 Mei 2022}}</ref>
 
Selama bulan-bulan pertama pendudukan, militer Indonesia menghadapi perlawanan pemberontakan yang berat di pedalaman pegunungan pulau, tetapi dari tahun 1977-1978, militer memperoleh persenjataan canggih baru dari [[Amerika Serikat]], [[Australia]], dan negara-negara lain, untuk menghancurkan basis Fretilin.<ref>Taylor, p. 84</ref> Dua dekade terakhir abad ini menyaksikan bentrokan terus menerus antara kelompok Indonesia dan Timor Timur mengenai status Timor Timur,<ref>{{Cite journal|last=Fernandes|first=Clinton|date=2021|title=Indonesia's war against East Timor: how it ended|url=https://doi.org/10.1080/09592318.2021.1911103|journal=Small Wars & Insurgencies|volume=32|issue=6|pages=867–886|doi=10.1080/09592318.2021.1911103|s2cid=234831894|issn=0959-2318}}</ref> sampai tahun 1999, ketika mayoritas rakyat Timor Timur memilih untuk merdeka (pilihan alternatifnya adalah "otonomi khusus" sementara tetap menjadi bagian dari Indonesia). Setelah dua setengah tahun transisi lebih lanjut di bawah naungan tiga misi PBB yang berbeda, Timor Timur berhasil merdeka pada 20 Mei 2002.<ref>[https://www.un.org/apps/news/storyAr.asp?NewsID=3714&Cr=timor&Cr1= "New country, East Timor, is born; UN, which aided transition, vows continued help"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110710034213/http://www.un.org/apps/news/storyAr.asp?NewsID=3714&Cr=timor&Cr1= |date=10 July 2011 }}. ''UN News Centre''. 19 Mei 2002. Diakses tanggal 26 Mei 2022.</ref>
 
== Latar belakang ==
Timor Leste berutangmendapatkan kekhasan teritorialnya dari pembagian [[Pulau Timor]], dan kepulauan Indonesia secara keseluruhan, jugaserta fakta bahwa wilayah itutersebut dijajah oleh [[Portugis]], bukan orang [[Belanda]]. (kesepakatanKesepakatan untuk membagi pulau antara duakedua kekuatan ini ditandatangani pada tahun 1915).<ref>Ramos-Horta, p. 18</ref> Pemerintahan kolonial digantikan oleh [[Jepang]] selama [[Perang Dunia II]], yang kemudian melahirkan gerakan perlawanan yang mengakibatkan kematian dari 60.000 orang Timor, atau 13 persen dari seluruh penduduk pada saat itu. Setelah perang, [[Hindia Belanda]] menjamin kemerdekaannya independen sebagai Republik Indonesia. Dan Portugis sementara itu kembali mendirikan kontrol atas Timor Timur. Ketika Timor Timur diserbu oleh Indonesia pada bulan Desember 1975, beberapa sebelumnya terkait untuk menjadi bagian dari nusantara. Namun, sebagai bekas koloni Portugis, ia tidak memiliki pengalaman kolonial bersama seperti di daerah lain."<ref>Bertrand, p. 136</ref>
 
=== Penarikan Portugis dan perang saudara ===
Baris 81 ⟶ 75:
Pada April 1975, konflik internal membagi kepemimpinan UDT, dengan Lopes da Cruz memimpin faksi yang ingin meninggalkan Fretilin. Lopes da Cruz khawatir bahwa sayap radikal Fretilin akan mengubah Timor Timur ke front komunis. Namun, Fretilin menyebut tuduhan ini konspirasi Indonesia, sebagai sayap radikal yang tidak memiliki basis kekuatan.<ref name="Ramos-Horta, p. 53">Ramos-Horta, p. 53</ref> Pada tanggal 11 Agustus, Fretilin menerima surat dari pemimpin UDT untuk mengakhiri koalisi.<ref name="Ramos-Horta, p. 53"/>
 
Kudeta UDT adalah "operasi rapi", di mana unjuk kekuatan di jalanan diikuti oleh pengambilalihan infrastruktur vital, seperti stasiun radio, sistem komunikasi internasional, bandara, kantor polisi, dan lain-lain.<ref name=RH54>Ramos-Horta, p. 54</ref> Selama menghasilkan perang saudara, para pemimpin di setiap sisi "kehilangan kontrol atas perilaku pendukung mereka", dan sementara pemimpin UDT dan Fretilin berperilaku dengan pengendalian diri, para pendukung tak terkendali mengatur berbagai pembersihan berdarah dan pembunuhan.<ref name=RH55>Ramos-Horta, p. 55</ref> Pemimpin UDT menangkap lebih dari 80 anggota Fretilin, termasuk pemimpin masa depan [[Xanana Gusmão]]. Anggota UDT membunuh lusinan anggota Fretilin di empat lokasi. Para korban termasuk anggota pendiri Fretilin, dan saudara dari wakil presiden, [[Nicolau Lobato]]. Fretilin menanggapi dengan berhasil menarik ke unit militer Timor Timur Portugis terlatih.<ref name=RH54/> UDTPengambilalihan pengambilalihandengan kekerasan sehinggaoleh UDT yang memicu perang saudara tiga minggu yang panjang, dalamdengan pittingperbandingan kekuatan 1.500 perusahaan pasukantentara melawan 2.000 pasukan reguler sekarangyang dipimpin oleh komandan Fretilin.{{Citation needed|date=December 2010}} Ketika militer Timor Timur Portugis yang terlatih beralih kesetiaan kepada Fretilin, menjadi dikenal sebagai Falintil.<ref>Conboy, pp. 209–10</ref>
 
Pada akhir Agustus, sisa-sisa UDT mundur menuju perbatasan Indonesia. Sekelompok UDT sekitar 900 menyeberang ke Timor Barat pada tanggal 24 September 1975, diikuti oleh lebih dari seribu orang lain, meninggalkan Fretilin yang menguasai Timor Timur untuk tiga bulan berikutnya. Jumlah korban tewas dalam perang saudara dilaporkan termasuk empat ratus orang di [[Dili]] dan mungkin enam ratus di perbukitan.<ref name=RH55/> Setelah kejadian itu, banyak pendukung UDT dipukuli dan dipenjara oleh pemenang Fretilin.<ref>{{Cite web|last=Sulindo|first=Redaksi|date=2017-12-06|title=Timor: Dari Anyelir, Flamboyan, hingga Seroja - Koran Sulindo|url=https://koransulindo.com/timor-dari-anyelir-flamboyan-hingga-seroja/|language=id-ID|access-date=2022-05-25}}</ref>
Baris 90 ⟶ 84:
Pertimbangan tersebut, rupanya menjadi bayang-bayang kekhawatiran Indonesia dan Barat bahwa kemenangan bagi sayap kiri Fretilin akan mengarah pada pembentukan negara komunis di perbatasan Indonesia yang dapat digunakan sebagai dasar untuk serangan oleh kekuatan yang tidak bersahabat ke Indonesia, dan potensi ancaman bagi kapal selam Barat. Itu juga diiringi oleh rasa takut bahwa Timor Timur yang merdeka dalam Nusantara bisa menginspirasi sentimen separatis di provinsi lain di Indonesia. Keprihatinan ini berhasil digunakan untuk menggalang dukungan dari negara-negara Barat yang ingin menjaga hubungan baik dengan Indonesia, khususnya [[Amerika Serikat]], yang pada saat itu sedang menyelesaikan penarikan pasukan dari [[Indocina]].<ref>Schwarz (1994), p. 207.</ref> Organisasi intelijen militer awalnya mencari strategi aneksasi non-militer, berniat untuk menggunakan [[Partai Apodeti|APODETI]] sebagai kendaraan integrasi.<ref name="Schwarz 1994, p. 201"/> Penguasa "Orde Baru" Indonesia direncanakan untuk menginvasi Timor Timur. Tidak ada kebebasan berekspresi di "[[Orde Baru]]" Indonesia dan dengan demikian tidak perlu terlihat untuk berkonsultasi dengan Timor Timur secara baik.<ref>{{cite book|last=Taylor|first=Jean Gelman|title=Indonesia: Peoples and Histories|url=https://archive.org/details/indonesiapeoples00tayl|publisher=Yale University Press|year=2003|location= New Haven and London|isbn=0-300-10518-5|page=[https://archive.org/details/indonesiapeoples00tayl/page/n399 377]}}</ref>
 
Pada awal September, sebanyak dua ratus [[pasukan khusus]] tentara, [[KOPASSANDHA]] bersama UDT dan [[Partai Apodeti|APODETI]] yang sebelumnya sudah berlatih bersama tentara Indonesia melancarkan serangan, yang dicatat oleh intelijen AS, dan pada bulan Oktober, serangan militer konvensional mengikuti. Lima wartawan, yang dikenal sebagai [[Balibo Five]], yang bekerja untuk jaringan berita Australia dieksekusi oleh tentara Indonesia di kota perbatasan [[Balibo]] pada tanggal 16 Oktober.<ref>{{cite web|url=http://www.converge.org.nz/pma/etjour.htm |title=Eyewitness account of 1975 murder of journalists |publisher=Converge.org.nz |date=28 April 2000 |accessdate=28 December 2010}}</ref><ref>{{Cite webnews|last=Sari|first=Amanda Puspita|title=Kasus Balibo, Jangan Salahkan Kopassus|url=https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141023125240-119-7635/kasus-balibo-jangan-salahkan-kopassus|websitework=internasional[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2020-12-03|date=2014-10-23}}</ref>
 
== Invasi ==
Baris 107 ⟶ 101:
=== Jalan buntu ===
[[Berkas:Capture of Portuguese flag.jpg|jmpl|kiri|Tentara Indonesia berpose pada November 1975 di Timor Leste dengan bendera Portugis yang dirampas.]]
Meskipun militer Indonesia terdepan di Timor Timur, sebagian besar penduduk meninggalkan kota-kota dan desa-desa menyerbu masuk di wilayah pesisir dan di setiap bagian pegunungan. Pasukan Falintil, yang terdiri dari 2.500 pasukan reguler bekas dari tentara kolonial Portugis, Tropas ([[:en:Portuguese_ParatroopersPortuguese Paratroopers|Portuguese Paratroopers]]), yang dilengkapi persenjataan dengan baik oleh Portugal sangat membatasi kemampuan tentara Indonesia untuk membuat kemajuan.<ref name=Taylor70>Taylor, p. 70</ref> Dengan demikian, selama bulan-bulan awal invasi, kontrol Indonesia terutama terbatas pada kota-kota besar dan desa-desa seperti Dili, Baucau, Aileu dan Same.{{Citation needed|date=December 2010}}
 
Sepanjang tahun 1976, militer Indonesia menggunakan strategi di mana tentara berusaha untuk berpindah ke pedalaman dari wilayah pesisir untuk kemudian bergabung dengan pasukan yang diterjunkan lebih jauh ke pedalaman. Namun, strategi ini tidak berhasil dan pasukan menerima perlawanan keras dari Falintil. Misalnya, butuh 3.000 pasukan Indonesia dan empat bulan untuk menguasai kota [[Suai]], sebuah kota di selatan yang berjarak hanya tiga kilometer dari pantai.<ref name="Taylor, p. 71"/> Militer terus membatasi semua orang asing dan Timor Barat memasuki Timor Timur, dan Suharto mengakui pada bulan Agustus 1976 bahwa Fretilin "masih memiliki beberapa kekuatan di sana-sini."<ref>"Indonesia admits Fretilin still active," The Times (London), 26 August 1976.</ref>
Baris 114 ⟶ 108:
 
=== Pengepungan, pemusnahan, dan pembersihan akhir (1977–1978) ===
Pada bulan-bulan awal tahun 1977, Angkatan Laut Indonesia memesan rudal, penembak patroli, dan kapal dari [[Amerika Serikat]], [[Australia]], [[Belanda]], [[Korea Selatan]], dan [[Taiwan]], serta kapal selam dari [[Jerman Barat]].<ref>See H. McDonald, Age (Melbourne), 2 February 1977, although Fretilin transmissions did not report their use until 13 May.</ref> Pada bulan Februari 1977, Indonesia juga menerima tiga belas pesawat [[OV-10 Bronco]] dari ''Rockwell International Corporation'' dengan bantuan dari ''Foreign Military Sales'' resmi milik AS. Bronco adalah pesawat yang ideal untuk invasi Timor Timur, yang khusus dirancang untuk operasi kontra-insurjensi di daerah yang sulit dijangkau.<ref>Taylor, p. 90<name="auto3"/ref>
 
Pada awal Februari 1977, setidaknya enam dari 13 pesawat Bronco beroperasi di Timor Timur, dan membantu militer Indonesia menentukan posisi Fretilin.<ref>"Big Build-up by Indonesian navy," Canberra Times, 4 February 1977.</ref> Seiring dengan persenjataan baru, tambahan 10.000 tentara dikirim untuk memulai kampanye baru yang dikenal sebagai 'solusi akhir'.<ref>Taylor, p. 91</ref>
Baris 162 ⟶ 156:
Pada September 2000 Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia merilis sebelumnya tentang file rahasia yang menunjukkan bahwa komentar oleh Pemerintah Buruh Whitlam mungkin telah mendorong rezim Suharto untuk menyerang Timor Timur.<ref>{{cite news|title=Fed: Cables show Australia knew of Indon invasion of Timor|url=http://www.highbeam.com/doc/1P1-31689348.html|publisher=AAP General News (Australia)|date=13 September 2000|accessdate=3 January 2008}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Meskipun tidak populernya peristiwa di Timor Timur dalam beberapa segmen dari masyarakat Australia, pemerintah Fraser, Hawke dan Keating diduga bekerja sama dengan militer Indonesia dan Presiden Soeharto untuk rincian yang jelas tentang kondisi di Timor Timur dan untuk melestarikan kekuasaan Indonesia dari wilayah tersebut.<ref name="Fernandes, Clinton 2004">Fernandes, Clinton (2004) Reluctant Saviour: Australia, Indonesia and East Timor</ref> Ada beberapa keresahan terhadap kebijakan dengan masyarakat Australia, karena kematian wartawan Australia dan bisa dibilang juga karena tindakan rakyat Timor dalam mendukung pasukan Australia selama [[Pertempuran Timor (1942–43)|Pertempuran Timor]] dalam Perang Dunia Kedua yang tidak terlupakan. Protes terjadi di Australia melawan masyarakat, dan beberapa warga negara Australia berpartisipasi dalam gerakan perlawanan.{{Citation needed|date=December 2009}}
 
Pemerintah Australia melihat hubungan baik dan stabilitas di Indonesia (tetangga terbesar di Australia) yang menyediakan penyangga keamanan penting untuk utara Australia.<ref name="primeministers.naa.gov.au">{{Cite web |url=http://primeministers.naa.gov.au/primeministers/keating/in-office.aspx |title=Salinan arsip |access-date=2014-12-05 |archive-date=2010-12-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101202031451/http://primeministers.naa.gov.au/primeministers/keating/in-office.aspx |dead-url=yes }}</ref> Namun demikian, Australia memberikan perlindungan penting untuk pendukung kemerdekaan Timor Timur seperti [[José Ramos-Horta]] (yang bermarkas di Australia selama pengasingannya). Jatuhnya Presiden Indonesia Soeharto dan pergeseran dalam kebijakan Australia oleh Pemerintahan Howard pada tahun 1998 membantu memicu proposal untuk referendum mengenai masalah kemerdekaan Timor Timur.<ref name="abc.net.au">{{cite web|url=http://www.abc.net.au/news/howardyears/content/s2422684.htm|archiveurl=https://web.archive.org/web/20100923201217/http://www.abc.net.au/news/howardyears/content/s2422684.htm|title=The Howard Years: Episode 2: "Whatever It Takes"|work=Program Transcript|date=24 November 2008|archivedate=2010-09-23|publisher=Australian Broadcasting Commission|accessdate=19 October 2014|dead-url=no}}</ref> Pada akhir tahun 1998, pemerintah Australia menulis surat ke Indonesia tentang pengaturan sebuah perubahan kebijakan Australia, menunjukkan bahwa Timor Timur akan diberi kesempatan untuk memilih kemerdekaan dalam satu dekade. Surat itu mengacaukan Presiden Indonesia [[Bacharuddin Jusuf Habibie|BJ Habibie]], yang melihat bahwa Indonesia menyiratkan "kekuatan kolonial" dan ia memutuskan untuk mengumumkan referendum sekejap setelahnya.<ref name="abc.net.au"/> Sebuah referendum yang disponsori oleh PBB diselenggarakan pada tahun 1999 menunjukkan persetujuan yang luar biasa untuk sebuah kemerdekaan, tetapi diikuti oleh bentrokan dan krisis keamanan, dihasut oleh milisi anti-kemerdekaan. Australia kemudian memimpin Pasukan Internasional PBB yang didukung untuk Timor Timur untuk mengakhiri kekerasan dan ketertiban dipulihkan. Sementara intervensi itu akhirnya berhasil, hubungan Australia-Indonesia memakan waktu beberapa tahun untuk kembali pulih.<ref name="abc.net.au"/><ref name="ReferenceA">http://works.bepress.com/cgi/viewcontent.cgi?article=1001&context=robert_cribb{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
=== Keterlibatan Inggris ===
Baris 172 ⟶ 166:
Pada tanggal 22 Desember 1975, [[Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Dewan Keamanan PBB]] bertemu dan mengeluarkan resolusi yang sama dengan Majelis. Resolusi Dewan menyerukan kepada [[Sekretaris Jenderal PBB]] "untuk mengirim darurat perwakilan khusus ke Timor Timur dengan tujuan membuat penilaian situasi di lapangan yang sedang terjadi dan membangun kontak dengan semua pihak di wilayah tersebut dan semua negara yang bersangkutan untuk memastikan pelaksanaan resolusi saat ini.<ref name="Nevins, p. 70"/>
 
[[Daniel Patrick Moynihan]], Duta Besar AS untuk PBB pada saat itu, menulis dalam otobiografinya bahwa "Amerika Serikat berharap hal-hal berubah seperti yang mereka lakukan, dan bekerja untuk membawa persoalan ini. Departemen Luar Negeri menginginkan bahwa PBB ternyata sama sekali tidak efektif dalam tindakan-tindakan apa pun yang dilakukan [berkaitan dengan invasi Timor Timur]. Tugas ini diberikan kepada saya, dan saya membawanya ke depan dengan tidak berarti tanpa sukses".<ref>''A Dangerous Place'', Little Brown, 1980, p. 247<name="auto1"/ref> Kemudian, Moynihan mengakui bahwa, sebagai duta besar AS untuk PBB, ia telah membela dengan "tidak tahu malu" mengenai kebijakan Perang Dingin terhadap Timor Timur.
 
==Monumen==
Sebuah monumen untuk memperingati Operasi Seroja didirikan di [[Halilulik]], [[Tasifeto Barat, Belu|Tasifeto Barat]], [[Kabupaten Belu]], [[Nusa Tenggara Timur]]. Monumen berupa patung tentara dan relief berisi ilustrasi operasi tersebut mulai dibangun pada Juni 1990 dan diresmikan oleh Bupati KDH II Belu Kol (Inf). [[Ignatius Sumantri]] pada tanggal 17 Agustus 1990.<ref>{{cite web |last1=Mengkaka |first1=Blasius |year=2014 |title=Monumen Seroja di Salore, Desa Natimu, Belu, NTT |url=https://www.kompasiana.com/1b3las-mk/54f6d96da333113b528b4a93/monumen-seroja-di-salore-desa-natimu-belu-ntt |website=Kompasiana |access-date=25 Februari 2021}}</ref>
 
Monumen Seroja dibangun oleh pemerintahan [[Megawati Soekarnoputri]] pada Juni 2002<ref>{{cite webCite news|title=Monumen Seroja Menghabiskan Dana Rp 5 Miliar |year=2002 |url=https://www.liputan6.com/news/read/35584/monumen-seroja-menghabiskan-dana-rp-5-miliar |websitework=[[Liputan6.com]] |access-date=25 Februari 2021}}</ref><ref>{{cite webCite news|title=Presiden Meresmikan Monumen Seroja |year=2002 |url=https://www.liputan6.com/news/read/44742/presiden-meresmikan-monumen-seroja |websitework=[[Liputan6.com]] |access-date=25 Februari 2021}}</ref> sebagai monumen bagi para tentara dan sipil yang gugur pada Operasi Seroja. Monumen tersebut, yang menghabiskan biaya Rp 5 miliar, berada di dalam kompleks markas besar TNI di [[Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur|Cilangkap]], [[Jakarta Timur]].<ref>{{cite web |title=Monumen Seroja - Seroja Monument |year=2006 |url=http://sejarah-tni.mil.id/wp-content/uploads/2017/01/BUKU-PANDUAN-7-MONUMEN-SEROJA.pdf |website=Pusat Sejarah TNI |access-date=25 Februari 2021 |archive-date=2021-01-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210119022422/http://sejarah-tni.mil.id/wp-content/uploads/2017/01/BUKU-PANDUAN-7-MONUMEN-SEROJA.pdf |dead-url=yes }}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Timor Timur|Provinsi Timor Timur]]
* [[Pendudukan Timor Leste oleh Indonesia]]
* [[Genosida Timor Leste]]
* [[Pembantaian Santa Cruz]]
* [[Krisis Timor TimurLeste 1999]]
* [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999]]
* [[Perang Dingin]]
Baris 189 ⟶ 185:
{{reflist|3}}
 
== PustakaDaftar pustaka ==
* {{cite book|last=Bertrand|first=Jacques|year=2004|title=Nationalism and Ethnic Conflict in Indonesia|url=https://archive.org/details/nationalismethni0000bert|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-52441-5}}
* {{cite book|last=Dunn|first=James|year=1996|title=Timor: A People Betrayed|url=https://archive.org/details/timorpeoplebetra0000dunn_o9b7|isbn=0-7333-0537-7}}
* {{cite book|last=ed. Emmerson|first= Donald|year=1999|title=Indonesia Beyond Suharto|publisher=East Gate Books|isbn=1-56324-889-1}}
* {{cite book|last=ed. Gellately, Robert & Ben Kiernan|year=2003|title=The Specter of Genocide: Mass Murder in the Historical Perspective|url=https://archive.org/details/specterofgenocid00robe|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-52750-3}}
* {{cite book|last=Nevins|first=Joseph|year=2005|title=A Not-So-Distant Horror: Mass Violence in East Timor|url=https://archive.org/details/notsodistanthorr00nevi|publisher=Cornell University Press|isbn=978-0-8014-8984-6}}
* {{cite book|last=Ramos-Horta|first=Jose|year=1987|title=Funu: The Unfinished Saga of East Timor|url=https://archive.org/details/funuunfinishedsa00jose|publisher=Red Sea Press|isbn=0-932415-14-8}}
* {{cite book|last=Schwarz|first=A.|year=1994|title=A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s|url=https://archive.org/details/nationinwaitingi00schw|publisher=Westview Press|isbn=1-86373-635-2}}
Baris 203 ⟶ 199:
 
== Pranala luar ==
* [http://cip.cornell.edu/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1132335834 IndonesianKorban CasualtiesTewas inPihak EastIndonesia di Timor Leste, 1975–1999: Analysis ofAnalisis anterhadap OfficialDaftar ListResmi.]
* [http://www.gendercide.org/case_timor.html Gendercide Watch. CaseStudi StudyKasus: East Timor Leste (1975–99)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924021358/http://www.gendercide.org/case_timor.html |date=2015-09-24 }}
* [https://web.archive.org/web/20050224004036/http://www.solidamor.org/english/content/history/invades.htm History of EastSejarah Timor LesteIndonesiainvasi invadesoleh Indonesia]
* [http://www.copi.com/articles/etimorus.html USINGMENGGUNAKAN ATROCITIESKEKEJAMAN: U.S.Tanggung Responsibilityjawab forAS theatas SLAUGHTERSPEMBANTAIAN INDI INDONESIA and EASTDAN TIMOR LESTE] ( Peter Dale Scott, PhD)
* [http://www.yale.edu/gsp/east_timor/03-263_Ch_09.pdf WarPerang, GenocideGenosida, anddan ResistancePerlawanan in Eastdi Timor Leste, 1975–99: ComparativeRefleksi ReflectionsKomparatif onterkait CambodiaKamboja] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051106181057/http://www.yale.edu/gsp/east_timor/03-263_Ch_09.pdf |date=2005-11-06 }} (Ben Kiernan)
 
[[Kategori:Invasi Timor TimurLeste|Indonesia]]
[[Kategori:Invasi oleh Indonesia|Timor Leste]]
[[Kategori:Sejarah Timor Leste]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan PortugisTimor Leste]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Indonesia]]
[[Kategori:Orde Baru]]
[[Kategori:Pendudukan IndonesiaTimor diLeste Timoroleh TimurIndonesia]]
[[Kategori:Perang Dingin]]