Museum Tsunami Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 5:
| caption = Foto Museum Tsunami Aceh
| imagesize =
| established = 26 Desember 20092008
| dissolved =
| location = [[Banda Aceh]], [[Indonesia]]
Baris 26:
Museum Tsunami di Banda Aceh yang dirancang oleh arsitek asal [[Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Ridwan Kamil]] ini merupakan desain yang memenangkan sayembara tingkat internasional yang diselenggarakan pada 2007 dalam rangka memperingati musibah tsunami 2004 dan juga memberikan edukasi mengenai [[bencana alam]], serta pentingnya [[Mitigasi bencana|mitigasi]] dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Bangunan tersebut berkonsep ''rumoh'' Aceh dan ''on escape hill'' dan sebagai referensi utamanya adalah nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan abstraksi tsunami.<ref>{{cite book|last=Kamil|first=Ridwan|title=Mengubah Dunia Bareng-Bareng|publisher=Penerbit Kaifa|date=|location=Bandung|pages=30|url=http://mizanpublishing.com/|isbn=978-602-7870-85-7|year=2015}}</ref>
 
Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Saat mmemasukimemasuki museum, pengunjung disambut oleh suasana yang menyejukkan namun mengharukan. Pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi.
 
Sepanjang lorong, suara gemuruh air dan panggilan azan berkumandang, menciptakan pengalaman emosional yang mendalam bagi setiap pengunjung, untuk merensonasikan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami terjadi. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari [[Saman]], sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius [[suku Aceh]].<ref name="WAN-Tsunami-Museum" /> Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip [[Rumah adat Aceh|rumah panggung tradisional Aceh]] yang selamat dari terjangan tsunami.<ref name="BBC-Williamson2009-02-23" /> Bagian ''rooftop'' bangunan Museum Tsunami Aceh pun dirancang sebagai ''escape roof'', yakni area evakuasi jika terjadi bencana banjir atau tsunami di kemudian hari.<ref>{{Cite web|url=https://holamigo.id/menggali-ingatan-di-museum-tsunami-aceh/|title=Menggali Ingatan di Museum Tsunami Aceh|date=2019-10-15|website=Holamigo - Portal Travel Indonesia|language=en-US|access-date=2019-10-21|archive-date=2019-10-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20191021081602/https://holamigo.id/menggali-ingatan-di-museum-tsunami-aceh/|dead-url=yes}}</ref> Salah satu bagian Museum yang paling berkesan ialah sumur doa, dimana bagian ini merupakan dinding tinggi yang berbentuk lingkaran dengan bagian dalam yang menghimpun nama-nama korban Tsunami Aceh 2004.