Islam di Jambi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Membatalkan 1 suntingan by 182.253.55.212 (bicara) (🕵️♂️) Tag: Pembatalan |
||
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Islam di Jambi''' telah berkembang sejak masa [[Kerajaan Sriwijaya]] pada akhir abad ke-7 M. Perkembangannya berlanjut hingga pendirian [[Kesultanan Jambi]] pada abad ke-16 Masehi. Islam telah mengalami [[akulturasi]] dengan budaya [[masyarakat]] di [[Jambi]].
==
Pada abad ke-7 Masehi, [[Kekhalifahan Umayyah]] telah menjalin hubungan dengan [[Kerajaan Sriwijaya]] di [[Jambi]]. Tercatat salah seorang bernama Muara Sabak yang telah menjadi [[muslim]]. Kegiatan [[Korespondensi|surat-menyurat]] mengenai Islam telah dilakukan oleh Khalifah [[Umar bin Abdul-Aziz|Umar bin Abdul Aziz]] dengan Sri Maharaja Lomasyarakatmarwan.<ref name=":0">{{Cite book|last=Ridwan, N. K., dkk.|date=2015|url=http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25395/2/Ridwan%20dkk%20-%20Islam%20Nusantara.pdf|title=Gerakan Kultural Islam Nusantara|location=Sleman|publisher=Jamaah Nuhdilyin Mataram|isbn=978-602-18092-9-7|editor-last=Jibril FM., dkk.|pages=42|url-status=live}}</ref> Raja Sriwijaya yang menjadi penerusnya di Jambi kemudian diberitakan telah menjadi muslim. Raja ini bernama Sri Maharaja [[Sri Indrawarman]].<ref>{{Cite book|last=Pongsibanne|first=Lebba Kadorre|date=2017|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43069/3/Islam%20dan%20Budaya%20Lokal.pdf|title=Islam dan Budaya Lokal: Kajian Antropologi Agama|location=Bantul|publisher=Kaukaba Dipantara|isbn=978-602-1508-83-1|editor-last=Mansur|editor-first=M. Fatih|pages=103|url-status=live}}</ref> Dokumen persuratan ini disimpan di Museum Spanyol di [[Madrid]]. Namun, wilayah Jambi kemudian terpengaruh oleh [[Dinasti dalam sejarah Tiongkok|Kekaisaran Tiongkok]] yang menganut agama [[Mahāyāna|Buddha Mahayana]]. Orang-orang muslim di Kerajaan Sriwijaya kemudian dikalahkan pengaruhnya melalui perdagangan [[lada]].<ref name=":0" /> ▼
=== Masa Kesultanan Jambi ===▼
[[Kesultanan Jambi]] merupakan sebuah kesultanan yang didirikan pada abad ke-16 M. Wilayahnya meliputi wilayah Provinsi [[Jambi]]. Awal mula Kesultanan Jambi memiliki hikayat dan tradisi lisan yang berbeda-beda di Masyarakat Jambi. Versi termahsyur menyebutkan bahwa leluhur dari raja-raja Kesultanan Jambi adalah seorang putri bernama Putri Selaro Pinang Masak. Ia adalah anak dari Raja Baremah yang berkuasa di [[Kerajaan Pagaruyung]]. Putri Selaro Pinang Masak kembali ke tanah leluhurnya di Jambi dan menikah dengan Ahmad Salim yang bergelar [[Datuk Paduko Berhalo]]. Suaminya merupakan seorang pendakwah Islam dari [[Istanbul]], [[Turki]]. Mereka menikah di Ujung Jabung di bagian hilir [[Sungai Batanghari]]. Dari pernikahan mereka, lahir empat orang anak yang terdiri dari seorang putri dan tiga orang putra. Nama putrinya adalah Rangkayo Gemuk, sedangkan nama putra-putranya adalah Rangkayo Pingai, Rangkayo Kedataran, dan [[Orang Kayo Hitam|Rangkayo Hitam]]. Mereka diyakini sebagai leluhur dari para raja dan [[priyayi]] dalam Kesultanan Jambi. Ketiga putra ini menjadi Raja Jambi selama akhir abad ke-15 M hingga abad awal abad ke-16 M.<ref>{{Cite book|last=Sunliensyar|first=Hafiful Hadi|date=2019|url=https://www.academia.edu/57832851/Tanah_Kuasa_dan_Niaga_Dinamika_Relasi_antara_Orang_Kerinci_dan_Kerajaan_Kerajaan_Islam_di_Sekitarnya_Abad_XVI_XIX_M|title=Tanah, Kuasa Dan Niaga: Dinamika Relasi Antara Orang Kerinci Dan Kerajaan-Kerajaan Islam Di Sekitarnya Dari Abad XVII Hingga Abad XIX|location=Jakarta|publisher=Perpustakaan Nasional Republik Indonesia|isbn=978-623-7871-19-4|pages=21-22|url-status=live}}</ref>▼
== Akulturasi budaya ==▼
Ajaran Islam telah menjadi bagian dari budaya [[masyarakat adat]] di Jambi. Ini tercermin pada pepatah jambi yaitu “adat bersendi Syarak, Syarak bersendi Kitabullah” dan "Syarak Mengato, Adat Memakai”.<ref>{{Cite book|last=Rahman, A.dkk.|date=2017|url=https://simlitbangdiklat.kemenag.go.id/simlitbang/assets_front/pdf/15943678574_inskripsi_OK_2.pdf|title=Inskripsi Islam Nusantara Edisi Revisi|location=Jakarta Pusat|publisher=Litbangdiklat Press|isbn=978-602-51270-0-7|editor-last=Saefullah|editor-first=Asep|pages=306|url-status=live}}</ref>▼
==Demografi==
===Distribusi geografi===
Berikut merupakan jumlah umat Muslim di Provinsi Jambi menurut data dari [[Badan Pusat Statistik|Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi]] pada tahun 2015.<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://jambi.bps.go.id/indicator/156/1727/2/persentase-penduduk-menurut-agama-yang-dianut.html|website=jambi.bps.go.id|access-date=2023-09-29}}</ref>
{| class="wikitable sortable"
Baris 12 ⟶ 21:
|-
|[[Kabupaten Kerinci|Kerinci]]
|253
|99
|-
|[[Kabupaten Merangin|Merangin]]
|338
|98
|-
|[[Kabupaten Sarolangun|Sarolangun]]
|239
|96
|-
|[[Kabupaten Batanghari|Batanghari]]
|264
|97
|-
|[[Kabupaten Muaro Jambi|Muaro Jambi]]
|366
|96
|-
|[[Kabupaten Tanjung Jabung Timur|Tanjung Jabung Timur]]
|227
|97
|-
|[[Kabupaten Tanjung Jabung Barat|Tanjung Jabung Barat]]
|284
|95
|-
|[[Kabupaten Tebo|Tebo]]
|323
|97
|-
|[[Kabupaten Bungo|Bungo]]
|319
|95
|-
|[[Kota Jambi]]
|581
|86
|-
|[[Kota Sungai Penuh]]
|97
|98
|-
|'''Total'''
|'''3
|'''95
|}
===
Tabel ini menyajikan jumlah tempat ibadah umat Islam, seperti [[masjid]] dan [[Musala|musholla]] di provinsi Jambi menurut Badan Pusat Statistik Jambi (2022).<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://jambi.bps.go.id/indicator/156/1685/1/tempat-peribadatan-.html|website=jambi.bps.go.id|access-date=2023-09-30}}</ref>
{| class="wikitable sortable"
|+
▲Pada abad ke-7 Masehi, [[Kekhalifahan Umayyah]] telah menjalin hubungan dengan [[Kerajaan Sriwijaya]] di [[Jambi]]. Tercatat salah seorang bernama Muara Sabak yang telah menjadi [[muslim]]. Kegiatan [[Korespondensi|surat-menyurat]] mengenai Islam telah dilakukan oleh Khalifah [[Umar bin Abdul-Aziz|Umar bin Abdul Aziz]] dengan Sri Maharaja Lomasyarakatmarwan.<ref name=":0">{{Cite book|last=Ridwan, N. K., dkk.|date=2015|url=http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25395/2/Ridwan%20dkk%20-%20Islam%20Nusantara.pdf|title=Gerakan Kultural Islam Nusantara|location=Sleman|publisher=Jamaah Nuhdilyin Mataram|isbn=978-602-18092-9-7|editor-last=Jibril FM., dkk.|pages=42|url-status=live}}</ref> Raja Sriwijaya yang menjadi penerusnya di Jambi kemudian diberitakan telah menjadi muslim. Raja ini bernama Sri Maharaja [[Sri Indrawarman]].<ref>{{Cite book|last=Pongsibanne|first=Lebba Kadorre|date=2017|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43069/3/Islam%20dan%20Budaya%20Lokal.pdf|title=Islam dan Budaya Lokal: Kajian Antropologi Agama|location=Bantul|publisher=Kaukaba Dipantara|isbn=978-602-1508-83-1|editor-last=Mansur|editor-first=M. Fatih|pages=103|url-status=live}}</ref> Dokumen persuratan ini disimpan di Museum Spanyol di [[Madrid]]. Namun, wilayah Jambi kemudian terpengaruh oleh [[Dinasti dalam sejarah Tiongkok|Kekaisaran Tiongkok]] yang menganut agama [[Mahāyāna|Buddha Mahayana]]. Orang-orang muslim di Kerajaan Sriwijaya kemudian dikalahkan pengaruhnya melalui perdagangan [[lada]].<ref name=":0" />
!Kota/kabupaten
!Masjid
▲=== Masa Kesultanan Jambi ===
!Musholla
▲[[Kesultanan Jambi]] merupakan sebuah kesultanan yang didirikan pada abad ke-16 M. Wilayahnya meliputi wilayah Provinsi [[Jambi]]. Awal mula Kesultanan Jambi memiliki hikayat dan tradisi lisan yang berbeda-beda di Masyarakat Jambi. Versi termahsyur menyebutkan bahwa leluhur dari raja-raja Kesultanan Jambi adalah seorang putri bernama Putri Selaro Pinang Masak. Ia adalah anak dari Raja Baremah yang berkuasa di [[Kerajaan Pagaruyung]]. Putri Selaro Pinang Masak kembali ke tanah leluhurnya di Jambi dan menikah dengan Ahmad Salim yang bergelar [[Datuk Paduko Berhalo]]. Suaminya merupakan seorang pendakwah Islam dari [[Istanbul]], [[Turki]]. Mereka menikah di Ujung Jabung di bagian hilir [[Sungai Batanghari]]. Dari pernikahan mereka, lahir empat orang anak yang terdiri dari seorang putri dan tiga orang putra. Nama putrinya adalah Rangkayo Gemuk, sedangkan nama putra-putranya adalah Rangkayo Pingai, Rangkayo Kedataran, dan [[Orang Kayo Hitam|Rangkayo Hitam]]. Mereka diyakini sebagai leluhur dari para raja dan [[priyayi]] dalam Kesultanan Jambi. Ketiga putra ini menjadi Raja Jambi selama akhir abad ke-15 M hingga abad awal abad ke-16 M.<ref>{{Cite book|last=Sunliensyar|first=Hafiful Hadi|date=2019|url=https://www.academia.edu/57832851/Tanah_Kuasa_dan_Niaga_Dinamika_Relasi_antara_Orang_Kerinci_dan_Kerajaan_Kerajaan_Islam_di_Sekitarnya_Abad_XVI_XIX_M|title=Tanah, Kuasa Dan Niaga: Dinamika Relasi Antara Orang Kerinci Dan Kerajaan-Kerajaan Islam Di Sekitarnya Dari Abad XVII Hingga Abad XIX|location=Jakarta|publisher=Perpustakaan Nasional Republik Indonesia|isbn=978-623-7871-19-4|pages=21-22|url-status=live}}</ref>
|-
|[[Kabupaten Kerinci|Kerinci]]
▲== Akulturasi budaya ==
|348
▲Ajaran Islam telah menjadi bagian dari budaya [[masyarakat adat]] di Jambi. Ini tercermin pada pepatah jambi yaitu “adat bersendi Syarak, Syarak bersendi Kitabullah” dan "Syarak Mengato, Adat Memakai”.<ref>{{Cite book|last=Rahman, A.dkk.|date=2017|url=https://simlitbangdiklat.kemenag.go.id/simlitbang/assets_front/pdf/15943678574_inskripsi_OK_2.pdf|title=Inskripsi Islam Nusantara Edisi Revisi|location=Jakarta Pusat|publisher=Litbangdiklat Press|isbn=978-602-51270-0-7|editor-last=Saefullah|editor-first=Asep|pages=306|url-status=live}}</ref>
|83
|-
|[[Kabupaten Merangin|Merangin]]
|510
|816
|-
|[[Kabupaten Sarolangun|Sarolangun]]
|474
|395
|-
|[[Kabupaten Batanghari|Batanghari]]
|347
|211
|-
|[[Kabupaten Muaro Jambi|Muaro Jambi]]
|514
|110
|-
|[[Kabupaten Tanjung Jabung Timur|Tanjung Jabung Timur]]
|426
|340
|-
|[[Kabupaten Tanjung Jabung Barat|Tanjung Jabung Barat]]
|358
|411
|-
|[[Kabupaten Tebo|Tebo]]
|565
|852
|-
|[[Kabupaten Bungo|Bungo]]
|349
|606
|-
|[[Kota Jambi]]
|489
|397
|-
|[[Kota Sungai Penuh]]
|85
|90
|-
|'''Total'''
|'''4,465'''
|'''4,321'''
|}
== Referensi ==
|