Agung Sejagat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox country
| micronation = yes
| conventional_long_name = Keraton Agung Sejagat
| status =
| image_flag = Majapahit fictitious flag.svg
| image_flag2 = Flag of Indonesia.svg
| image_coat
| symbol_type =
| national_motto = Mari kita ngelestarike budoyo Jowo<br>{{small|([[Bahasa Indonesia|Indonesia]]: "Mari kita melestarikan budaya Jawa")}}
| national_anthem = [[Indonesia Raya]]<br>{{center|[[Berkas:Indonesia Raya Simfoni dan Vokal 1 Bait.ogg]]}}
|
| caption =
| government_type = [[Monarki|Monarki
| leader_title1 = '''[[Raja]]'''
| leader_name1
| established_event1 = '''[[Kemerdekaan|Deklarasi Kemerdekaan]]'''
| established_date1 = [[01 Maret]] [[2018]]
| area_km2 = 1.091,49▼
| established_event2 = '''Pembubaran'''
| area_footnote = <ref name="SBS"/>▼
| established_date2 = [[21 Januari]] [[2020]]<ref>{{Cite web|url=https://jatengdaily.com/2020/kerajaan-keraton-agung-sejagad-resmi-dibubarkan-totok-wangsit-itu-hanya-halusinasi-saya/|title=Kerajaan Keraton Agung Sejagad Resmi Dibubarkan, Totok: Wangsit itu Hanya Halusinasi Saya|date=2020-01-21|website=jatengdaily.com|language=id-ID|access-date=24 Februari 2023}}</ref>
| population = ▼
▲| area_km2 = 1.091,49
| official_languages = [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]]▼
▲| area_footnote = <ref name="SBS"/>
| religion = ▼
▲| population =
| currency = [[Rupiah]]▼
▲| official_languages = [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]]
| currency_code = ▼
▲| religion =
| capital = [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]]▼
▲| currency = [[Rupiah]]
▲| currency_code =
| demonym = ▼
▲| capital = [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]]
| GDP_nominal =▼
| ethnic_groups = [[Jawa]] [[Sunda]]
| time_zone = [[Waktu Indonesia Barat]]▼
▲| demonym =
| utc_offset = +7▼
▲| GDP_nominal =
▲| time_zone = [[Waktu Indonesia Barat]]
▲| utc_offset = +7
}}
'''Keraton Agung Sejagat''' ({{lang-jv|ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦲꦒꦸꦁꦱꦗꦒꦢ꧀|Karaton Agung Sajagad}}) atau '''Agung Sejagat''' adalah sebuah [[bangsa mikro|negara fiktif]] yang dimulai dengan munculnya sebuah gerakan kultural mistis yang berpusat di [[Kabupaten Purworejo]]. Gerakan ini didirikan oleh R. Toto Santoso.<ref>{{Cite web|url=https://indopolitika.com/toto-santoso-raja-keraton-agung-sejagat-ternyata-ber-ktp-jakarta/|title=Toto Santoso Raja Keraton Agung Sejagat Ternyata Ber-KTP Jakarta|date=2020-01-16|website=Indopolitika.com|language=id-ID|access-date=18 Januari 2020}}</ref>
== Kronologi kejadian ==
=== Pendirian ===
Toto Santoso mendapat wangsit (amanah/perintah dalam bentuk mimpi) untuk mendirikan sebuah kerajaan yang mewarisi kekuasaan Majapahit pada tahun 2018. Gerakan ini mendasarkan pada perjanjian pengalihan kekuasaan oleh Dyah Ranawijaya yang tak lain adalah raja dari kerajaan [[Majapahit]] yang melepaskan kekuasannya kepada [[Portugal|Portugis]] pada tahun 1518 Masehi dengan syarat, [[Portugal|Portugis]] harus mengembalikan kekuasaan tersebut 500 tahun kemudian.<ref>{{Cite
=== Beberapa Imajinasi ===
Baris 41 ⟶ 44:
=== Kasus dan pembubaran ===
Pada tanggal 15 Januari 2020, para pengikut gerakan ini mengadakan acara ''Wilujengan'' dan Kirab budaya di Desa [[Pogung Juru Tengah, Bayan, Purworejo|Pogung Juru Tengah, Bayan, Kabupaten Purworejo]]. Acara tersebut menimbulkan keresahan warga desa sehingga banyak dari mereka yang melaporkan hal itu kepada pihak kepolisian. Tak lama selepas itu, polisi mendatangi tempat acara ''Wilujengan'' tersebut pada tanggal 13 Januari 2020 untuk melakukan klarifikasi dan mencari data tentang gerakan tersebut. Hingga pada akhirnya, Toto Santoso dan Dyah Gitarja ditangkap paksa pada tanggal 14 Januari oleh Ditreskrimum Polda Jawa Tengah di [[Kulonprogo]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta.]] Toto Santoso dan Dyah Gitarja pun kemudian dibawa ke [[Semarang]] dan ditetapkan menjadi tersangka penipuan pada hari Rabu, 15 Januari 2020.<ref>{{Cite
== Tanggapan ==
=== Dari keluarga Kesultanan Yogyakarta ===
Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, [[Hamengkubuwana X]], hanya menanggapi "kerajaan palsu" ini dengan tertawa seraya berkata: "''Lho'', saya kan tidak tahu."<ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4858489/sultan-yogya-tertawa-dengar-keraton-agung-sejagat-di-purworejo|title=Sultan Yogya Tertawa Dengar Keraton Agung Sejagat di Purworejo|last=S|first=Jauh Hari Wawan|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=18 Januari 2020|date=2020-01-14}}</ref> Sementara itu, adik Hamengkubuwana X, [[Prabukusuma]], menanggapi polemik ini seraya menjelaskan syarat membentuk sebuah "kerajaan" dalam suatu wilayah. Baginya, syarat untuk bisa membentuk sebuah kerajaan ada tiga yaitu keraton (jika diperintah oleh sultan, sunan, adipati), kepala suku (untuk sistem pemerintahan kesukuan di luar Jawa), serta trah (garis keturunan).<ref>{{Cite news|url=https://www.tribunnews.com/nasional/2020/01/17/kemunculan-keraton-agung-sejagat-adik-sultan-hamengkubuwono-x-pemerintah-harus-buat-3-kriteria|title=Kemunculan Keraton Agung Sejagat, Adik Sultan Hamengkubuwono X: Pemerintah Harus Buat 3 Kriteria|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]
=== Dari sejarawan ===
Sejumlah sejarawan menganggap bahwa klaim Keraton Agung Sejagat sangat tidak valid. Bondan Kanumoyoso, sejarawan dari [[Universitas Indonesia]], mengatakan pada awak media ''Kompas'' bahwa runtuhnya kerajaan Majapahit adalah sengkalan berbunyi: "Sirna ilang kertaning bumi" yang berarti 1400 Saka atau sekitar 1478 Masehi.<ref>{{Cite news|url=https://sains.kompas.com/read/2020/01/16/070651623/viral-keraton-agung-sejagat-sejarawan-bantah-klaim-penerus-majapahit|title=Viral Keraton Agung Sejagat, Sejarawan Bantah Klaim Penerus Majapahit|last=Sumartiningtyas|first=Holy Kartika Nurwigati|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=18 Januari 2020|editor-last=Sumartiningtyas|editor-first=Holy Kartika Nurwigati|date=2020-01-16}}</ref> Pram Prasetya, asisten III Sekretaris Daerah Purworejo menyatakan ada klaim sejarah yang "salah disampaikan oleh tersangka. Tidak ada fakta sejarah yang membahas mengenai perjanjian Majapahit dengan Portugis pada 1518."<ref name="Okezone"/>
=== Dari FSKN ===
[[Arief Natadiningrat|PRA Arief Natadiningrat]], Sultan Sepuh Cirebon, juga Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara, sangat menyesalkan keberadaan Keraton Agung Sejagat. Menurutnya, berdirinya Keraton Agung Sejagat dianggap mencoreng nama baik keraton Nusantara, seraya berkata: "Hari [be]gini masih ada keraton?" Padahal, menurut Natadiningrat, keraton-keraton bersejarah Indonesia masih terus berjuang agar tidak punah ditelan zaman, peradaban, dan modernisasi. Natadiningrat juga mengakui bahwa salah satu elemen penting keraton adalah "magersari": mereka adalah masyarakat yang tinggal dan dibina oleh keraton.<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/forum-keraton-kaget-ada-nama-keraton-agung-sejagat-esQw|title=Forum Keraton Kaget Ada Nama Keraton Agung Sejagat|last=Antara|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=18 Januari 2020}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2020/01/15/16231861/ketua-fskn-keraton-agung-sejagat-rusak-nama-baik-keraton-se-nusantara|title=Ketua FSKN: Keraton Agung Sejagat Rusak Nama Baik Keraton Se-Nusantara|last=Romdhon|first=Muhamad Syahri|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=18 Januari 2020|editor-last=Assifa|editor-first=Farid|date=2020-01-15}}</ref>
== Lihat pula ==
*
== Referensi ==
Baris 66 ⟶ 69:
[[Kategori:Organisasi di Indonesia]]
[[Kategori:Negara fiktif]]
[[Kategori:
[[Kategori:Kerajaan fiktif]]
|